Daftar isi
#1
Prolog
#2
Puisi 1: Sirnalah dalam Seruan
#3
Cermin Hati
#4
Fana dalam Allah
#5
Apa Itu Tasawuf
#6
Apa Itu Tasawuf (2)
#7
Puisi 2: Cermin Hati Tak Terbatas
#8
Puisi 3: Milik Sufi Bukan Sekadar Huruf dan Tinta
#9
Puisi 4: Dari Mana Aku Datang?
#10
Puisi 5: Jadilah Kosong
#11
Puisi 6: Aku Bukan Milik Tubuh Dan Jiwaku
#12
Puisi 7: Kamu Bukanlah Kamu Saja
#13
Puisi 8: Di Manakah Tuhan?
#14
Di Manakah Tuhan? (2)
#15
Di Manakah Tuhan? (3)
#16
Puisi 9: Perjalanan Menemukan Allah
#17
Perjalanan Menuju Allah (2)
#18
Puisi 10: Cinta Sebagai Jalan Menuju Kepada-Nya
#19
Cinta sebagai Jalan Menuju Kepada-Nya (2)
#20
Puisi 11: Cinta Sebagai Luapan Kerinduan
#21
Apa Itu Cinta?
#22
Cinta sebagai Luapan Kerinduan (2)
#23
Cinta sebagai Luapan Kerinduan (3)
#24
Apa Itu Cinta? (2)
#25
Apa Itu Cinta? (3)
#26
Puisi 12: Menundukkan Nafsu
#27
Puisi 13: Mujahadah. Bagaimana cara berjalan menuju Allah? Apa saja metodenya?
#28
Epilog
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #19
Cinta sebagai Jalan Menuju Kepada-Nya (2)
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Seperti pada puisi-puisi sebelumnya, sekali lagi Rumi menggunakan metafor atau tamsil malam. Sudah saya jelaskan bahwa malam dicirikan oleh keindahan bintang-gemintang,...
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp2,000
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp35,000
Chapter Sebelumnya
Chapter 18
Puisi 10: Cinta Sebagai Jalan Menuju Kepada-Nya
Chapter Selanjutnya
Chapter 20
Puisi 11: Cinta Sebagai Luapan Kerinduan
Sedang Dibicarakan