Without Me
1. Chapter #1 Berita Mengejutkan

1. INT - RUMAH TAMI — DAY

CAST : TAMI (30 tahun)

ESTABLISH SHOOT: Keheningan pagi yang nampak damai. Lalu lalang kendaraan di jalanan terdengar jauh di sudut rumah TAMI yang asri. Ketenangan pagi itu rupanya tak berlangsung lama, karena tak berapa lama kemudian terdengar benda pecah yang cukup memekakkan telinga.

PYARR....

KAMERA menyapu sudut rumah TAMI. Sebuah vas bunga pecah berserakan di lantainya yang bersih. Sementara TAMI berdiri di sana membawa sebuah kertas yang sepertinya baru saja dirobeknya.

TAMI
Kamu gak bisa pergi seperti ini Maya.
Pakai minta pisah segala. Apa maksudnya ini?

Wajah TAMI nampak memerah menahan amarah. Tangannya terkepal kuat ketika diambilnya ponsel dan memencet sebuah nomor. TAMI menunggu dengan kesal.

TAMI
Angkat telponnya, May. Kamu ada di mana sekarang? Maya...

Tak ada jawaban dari seberang sana. TAMI makin kesal hingga tangannya menghantam meja di sampingnya. Aww, TAMI mengaduh kesakitan. Rupanya, TAMI tak sengaja menghantam pecahan vas yang tadi dibantingnya. TAMI geram, laki-laki itu terus berusaha menghubungi sang istri tanpa menyerah.

CUT TO

2. INT - SEBUAH RUMAH - KAMAR TIDUR — DAY

CAST : MAYA, TAMI

SFX : suara dering ponsel yang terus terdengar.

MAYA rupanya sedang menangis sambil memandangi ponselnya yang dari tadi terus berdering. MAYA tahu siapa yang menelponnya, tapi tak berani mengangkatnya.

MAYA
Maafin aku mas. Aku gak bermaksud membuatmu panik begini. Aku
terpaksa melakukan semua ini, demi kamu.

MAYA menarik nafasnya perlahan. Menghapus air matanya dan mengambil ponsel di atas kasur dengan tangan gemetar. Sepertinya MAYA sudah siap menjawab telpon dari sang suami.

MAYA
Hallo...
TAMI (OS)
Maya... kenapa kamu baru angkat telponku sekarang. Dimana kamu,
pulang May... pulang!
MAYA
Maaf mas, aku gak bisa pulang.
TAMI (OS)
Gak bisa pulang gimana. Dimana kamu, sebutkan lokasinya, biar
aku jemput.
MAYA
Gak usah mas. Aku gak akan pulang. Jadi sebaiknya mas Tami gak
perlu nyariin aku.

Jeda sebentar. MAYA tahu jika suaminya itu sedang menahan amarah sambil mengepalkan tangannya dengan kuat. Kebiasaan TAMI yang sudah dihafalnya. Mudah marah dan selalu mengepalkan tangannya. Air mata MAYA mengalir lagi.

TAMI (OS)
Oke, kalau kamu gak mau pulang sekarang. Setidaknya kasih tahu
aku dimana kamu, kita bisa bicara baik-baik kan sayang. Gak
perlu pakai surat.

MAYA menangis lagi. Tak kuasa dirinya menjawab pertanyaan sang suami di seberang sana. MAYA mengambil tissu untuk menyamarkan suaranya, tapi percuma. Sepertinya TAMI mendengar sesenggukannya yang berusaha dia tutupi sekuat tenaga.

PARALEL CUT TO

3. INT. RUMAH TAMI - RUANG TAMU — DAY

CAST : TAMI, MAYA

Amarah TAMI surut ketika didengarnya suara tangisan istrinya di seberang sana. TAMI memelankan suaranya. Berharap istrinya itu mau cerita apapun yang terjadi padanya.

TAMI
Aku tahu kamu gak serius nulis surat itu kan sayang. Apa kamu
lagi pengen bikin lelucon denganku, tapi ini bukan hari ulang
tahunku. Atau jangan-jangan...
MAYA (OS)
Aku serius mas, aku beneran ingin pisah dari kamu. Maafin aku,
keputusanku sudah bulat.

DEG. Jantung TAMI seakan mau copot mendengar ucapan tegas MAYA. Wajahnya pun kembali menegang.

TAMI
Tapi kenapa? Apa salahku sampai kamu ingin kita pisah?
MAYA (OS)
Gak ada mas, kamu gak salah. Aku yang salah. Maafin aku, udah
ya. Jangan hubungi aku lagi. Selamat tinggal mas.
Assalammualaikum...

Tuuut..... Tuuut.... Tuuutt....

TAMI lemas ketika sambungan telpon diputus istrinya dengan sengaja. Kekuatannya runtuh, amarahnya melebur bersama udara yang merambat panas.

TAMI
Kenapa kamu ngelakuin ini May. Kita baru satu tahun jalani
rumah tangga ini, dan selama ini kita gak pernah bertengkar.
Kenapa tiba-tiba kamu...

Mata TAMI berkaca-kaca. Tapi sesaat kemudian dihapusnya. Tangannya kembali terkepal dan rahangnya mengeras.

TAMI
Aku gak bisa diam saja. Gak mungkin Maya minta pisah kalau gak
ada apa-apa. Aku harus cari tahu...

TAMI menganggukkan kepalanya dengan mantap. Lalu bergegas keluar rumah dengan langkah berat.

CUT TO

4. EXT - JALAN RAYA - MOBIL TAMI — DAY

CAST : MAYA, TAMI, WARGA (BEBERAPA ORANG), DOKTER KANDUNGAN

TAMI mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Pikirannya sedang tak tenang sekarang. Bayangan tentang pernikahannya dengan MAYA seolah baru terjadi kemaren sore. Semuanya nampak bahagia dan baik-baik saja.

FLASH IN

TAMI dan MAYA melangsungkan ijab qabul di depan penghulu. Semua mengatakan sah, kebahagiaan terpancar di wajah kedua mempelai dan para undangan. (pernikahan berlangsung sebelum pandemi. Jadi masih boleh berkerumun dan tidak ada yang memakai masker) TAMI menempati rumahnya yang baru. MAYA tersenyum bahagia sambil menggandeng tangannya memasuki rumah. MAYA mengabarkan kalau dirinya hamil. TAMI senang sekali. Keduanya berpelukan dengan penuh sayang. MAYA terjatuh di dapur saat kandungannya mulai membesar. Darah keluar dari balik selangkangannya, MAYA menangis. TAMI panik melihat istrinya kehilangan calon buah hati mereka.

FLASH OUT

TAMI terhenyak dari lamunan sesaatnya, lalu mulai menerka-nerka.

TAMI
Apa kamu pergi karena kamu gak bisa hamil lagi, May? Tapi
sepicik itukah? Aku tetap sayang kamu meskipun dokter bilang
kita gak bisa punya anak lagi.

TAMI terpukul. Di balik kemudinya, masih teringat jelas apa kata dokter ketika kandungan istrinya selesai diperiksa.

FLASHBACK

DOKTER KANDUNGAN
Maaf mas TAMI. Benturan di kandungan mbak Maya terlalu keras.
Rahimnya hancur, jadi terpaksa kami angkat.

MAYA nampak shock dan langsung pingsan.

BACK TO REAL

TAMI berteriak gila di balik kemudinya mengingat kenangan itu.

TAMI
Aku gak peduli kamu punya anak atau gak, May. Berapa kali aku
bilang itu semua gak akan ngilangin cinta aku ke kamu. Kenapa
kamu malah pergi. Kenapa May?

CIIIITTTT...

TAMI mengerem mendadak begitu sadar mobilnya menabrak sesuatu. Wajahnya menegang. Berharap bukan manusia yang menjadi korban.

CUT TO

5. EXT - PINGGIR JALAN — DAY

CAST : TAMI, WARGA (SATU BAPAK-BAPAK, 40 TAHUN),IBU TUA (EKSTRAS)

Ketegangan terjadi begitu cepat. TAMI keluar dari mobil disambut orang-orang yang hendak mengeroyoknya. Wajah mereka ditutupi masker. TAMI nampak panik, dan baru sadar kalau dirinya tak memakai masker.

WARGA (1 BAPAK-BAPAK)
Tanggung jawab kamu, nabrak orang seenaknya. Kalau nyetir yang
bener dong.

TAMI mengarahkan pandangannya dengan shock ke arah aspal jalanan, persis di depan bamper depan mobilnya.

INSERT : Nampak seorang ibu tua yang tergeletak setengah sadar di sana. Kepalanya berdarah. TAMI panik bukan main dan langsung menghampiri ibu itu.

TAMI
ya Allah. Maaf bu, saya gak sengaja nabrak ibu.
WARGA
Tanggung jawab kamu, bawa ke rumah sakit. Udah nyetir
sembarangan, gak pakai masker lagi. Ini kan jalanan umum. Harus
patuhi protokol kesehatan.
TAMI
Maaf pak. Saya bawa masker kok. (merogoh saku celananya dan
mengeluarkan masker dari sana, lalu memakainya) Saya pasti
tanggung jawab dan bawa ibu ini ke rumah sakit pak.

Ibu tua itu menggeleng kuat, lalu berkata dengan suara yang lirih.

IBU TUA
Tidak perlu nak, ibu tidak apa-apa.

TAMI memperhatikan wajah ibu itu dan mendadak dia teringat dengan ibunya. Rapuh dan keibuan. Saat itulah ponselnya berdering dan TAMI kaget karena nama ibunya yang muncul di layar ponsel.

INSERT TO CU : Nampak nama "IBU" muncul di layar ponsel TAMI.

TAMI
Masya Allah, panjang umur. Baru dipikirin langsung ibu nelpon.
(mengangkat telponnya) Assalammualaikum bu... (jeda) Apa! Ya
Allah... Oke, aku segera ke sana. Ibu jagain mbak SASI ya..

Kepanikan menghinggapi wajah TAMI. Kabar buruk yang baru saja didengarnya membuatnya harus segera pergi dari kerumunan itu. Tapi warga yang masih marah menahannya.

WARGA (satu bapak-bapak)
Eh jangan kabur lo, tanggung jawab sama ibu itu.
TAMI
Tapi pak, kakak saya sedang kritis. Saya harus segera bawa
kakak saya ke rumah sakit.
WARGA
ya udah, sekalian bawa ibu ini juga. Tanggung jawab kamu ini.

TAMI nampak kebingungan. Terlebih karena ibu tua itu pingsan lagi. Akhirnya TAMI mengangkat ibu tua itu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melesat pergi menuju rumah ibunya.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar