Tomatouch
Daftar Bagian
1. BAG. 1 - PASARAN (scene#1-10)
1. EXT. TROTOAR KE TOKO BUKU SIANGJuli 202.NIK
2. BAG. 2 - PASARAN (scene#11-15)
11. INT. LORONG SUPERMARKET MALAMNIKI berdiri
3. BAG. 3 - BOCAH TENGIL (scene#16-22)
16. INT. RUANG TAMU RUMAH NIKI MALAMIAN bersia
4. BAG. 4 - BOCAH TENGIL (scene#23-26)
23. EXT. LAPANGAN SIANGSuasana lapangan riuh o
5. BAG. 5 - NAMA BARU (scene#27-30)
27. INT. APARTEMEN NIKO SORENIKO sedang bersan
6. BAG. 6 - NAMA BARU (scene#31-35)
31. INT. DEPAN KELAS SIANGNIKI sekarang berhad
7. BAG. 7 - NAMA BARU (scene#36-42)
36. INT. TOILET ISTIRAHAT SIANGANGGI berdiri m
8. BAG. 8 - MARAH (scene#43-49)
43. INT. APARTEMEN NIKO SORENIKO berdiri di am
9. BAG. 9 - MARAH (scene#50-56)
50. EXT. TROTOAR KE TOKO IAN MENJELANG SORENIK
10. BAG. 10 - BAIKAN (scene#57-62)
57. INT. DEPAN KELAS NIKO SELESAI ISTIRAHATRAV
11. BAG. 11 - BAIKAN (scene#63-67)
63. INT. APARTEMEN NIKO SORENIKI takjub meliha
12. BAG. 12 - BERTEMAN (scene#68-74)
68. INT. KANTIN ISTIRAHAT PAGINIKI, ANGGI, DIA
13. BAG. 13 - BERTEMAN (scene#75-83)
75. EXT. TAMAN ISTIRAHAT PAGINIKO dan NIKI mas
14. BAG. 14 - INTERAKSI (scene#84-92)
84. EXT. LOBI APARTEMEN NIKO SABTU SIANGNIKI b
15. BAG. 15 - INTERAKSI (scene#93-101)
93. INT. APARTEMEN NIKO SIANG YANG MENDUNG DAN
16. BAG. 16 - KISAH BARU (scene#102-107)
102. INT. KAMAR NIKO MALAMNIKO duduk menghadap
17. BAG. 17 - KISAH BARU (scene#108-113)
108. EXT. TERAS KELAS PAGINIKO duduk di teras
18. BAG. 18 - PACAR (scene#114-121)
114. EXT. TEMPAT PARKIR SIANGBeberapa jam sebe
19. BAG. 19 - PACAR (scene#122-132)
122. EXT. DEPAN RUMAH NIKI SOREAkhir pekan. NI
20. BAG. 20 - MARAHAN (scene#133-139)
133. INT. KANTIN SIANGNIKI dan VERA datang ke
21. BAG. 21 - MARAHAN (scene#140-145)
140. EXT. TROTOAR PUSAT KULINER MALAMNIKI bera
22. BAG. 22 - RASA (scene#146-152)
146. INT. KAMAR NIKI MALAMMONTAGE:1. NIKI seda
23. BAG. 23 - RASA (scene#153-158)
153. INT. KELAS NIKI PAGINIKI terkejut melihat
24. BAG. 24 - PEDULI (scene#159-165)
159. INT. RUANG MAKAN SABTU SOREIAN mengambil
25. BAG. 25 - PEDULI (scene#166-174)
166. INT. KAMAR RUMAH SAKIT MALAMIAN sudah dip
26. BAG. 26 - MASALAH (scene#175-184)
175. EXT. TERAS RUMAH VERA PAGIVERA masih meme
27. BAG. 27 - MASALAH (scene#185-193)
185. EXT. TAMAN SIANGNIKI duduk diam di bangku
28. BAG. 28 - KEPUTUSAN (scene#194-201)
194. INT. RUMAH NIKI SIANG MENJELANG SOREDi ru
29. BAG. 29 - KEPUTUSAN (scene#202-208)
202. INT. PUJASERA MAL MALAMDi salah satu meja
30. BAG. 30 - AKHIR KISAH (scene#209-218)
209. EXT. JALAN RAYA SORENIKO mengendarai moto
31. BAG. 31 - AKHIR KISAH (scene#219-223)
219. EXT. BAGIAN SAMPING RESTORAN MALAMVERA be
32. BAG. 32 - HILANG (scene#224-234)
224. INT. APARTEMEN NIKO MALAMPAPA NIKO duduk
33. BAG. 33 - HILANG (scene#235-243)
235. INT. KABIN PESAWAT SIANGSuasana cukup ram
34. BAG. 34 - MOVE ON (scene#244-251)
244. EXT. HALAMAN SEKOLAH SIANGNIKI dkk berjal
35. BAG. 35 - MOVE ON (scene#252-259)
252. INT. KAMAR NIKI PAGIBesoknya.NIKO (OS)Nah
36. BAG. 36 - PERJUMPAAN (scene#260-265) - END
260. INT. RUANG KAMAR NIKI SORENIKI dan VERA s
32. BAG. 32 - HILANG (scene#224-234)

224. INT. APARTEMEN NIKO — MALAM

PAPA NIKO duduk di sofa bersama TRISHA sedang berbincang. Ekspresi mereka tampak gelisah.


SFX: suara pintu terbuka.


PAPA NIKO berdiri, tampak ragu untuk bicara. NIKO menatap PAPA NIKO dan TRISHA.


NIKO

(heran)

Ada apa?

JUMP CUT TO:

Beberapa saat kemudian. NIKO sangat terkejut mendengar ucapan PAPA NIKO. TRISHA juga terlihat sedih.


PAPA NIKO

(sedih)

Maaf, Nik. Keadaannya mendadak begini.


Tubuh NIKO terasa lemas. Ia seperti orang linglung, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

FADE IN TO:

225. EXT. APARTEMEN NIKO — SUBUH

Besoknya. PAPA NIKO dan TRISHA sudah berada di luar. Masing-masing membawa koper dan tas besar. NIKO baru menutup pintu. Tangannya memegang koper dan bahunya memanggul ransel.


PAPA NIKO

(menatap NIKO)

Sudah?


NIKO mengangguk. Mereka bertiga lalu meninggalkan apartemen itu.

CUT TO:

226. EXT. JALAN RAYA — SUBUH

Mobil NIKO melaju di jalan raya yang sepi. NIKO duduk diam di jok belakang menatap jendela. PAPA NIKO dan TRISHA juga diam dengan pikiran masing-masing.

CUT TO:

227. INT. MOBIL — SUBUH

Beberapa menit kemudian. PAPA NIKO menoleh pada TRISHA yang mengangguk. NIKO masih diam di belakang dengan tangan memegang ponsel.

PAPA NIKO

(menatap spion depan)

Kita ke makam Mama dulu, lalu ke rumah kita. Baru ke bandara.


NIKO masih bergeming menatap keluar jendela.


PAPA NIKO (CONT'D)

Kamu nggak apa-apa?


NIKO

(ketus)

Apa aku punya pilihan?


TRISHA

(menoleh ke belakang)

Niko, maaf, ini semua memang mendadak, tapi ...


NIKO

(ketus)

Terserah apa pun alasan kalian.


TRISHA kembali ke posisinya dengan wajah sedih.

PAPA NIKO

Ada sesuatu yang harus kamu lihat di rumah.


NIKO tetap diam. Ia teringat kejadian di malam TRISHA mengatakan sesuatu tentang ibunya.

DISSOLVE TO:

228. INT. APARTEMEN NIKO — MALAM

TRISHA berlutut di depan NIKO. PAPA NIKO berusaha menariknya berdiri, tapi TRISHA menolak.


TRISHA

(menangis)

Ini juga pesan dari Mbak Dea ….


NIKO

(suara bergetar karena bingung)

A-apa maksudnya ...?


NIKO, PAPA NIKO, dan TRISHA saling pandang.

JUMP CUT TO:

NIKO terduduk lemas di sofa setelah mendengar ucapan TRISHA dan anggukan dari PAPA NIKO. Apa yang ia dengar menghancurkan hatinya.

PAPA NIKO

(menghela napas)

Kamu bisa mengetahuinya di rumah lama.

CUT BACK TO:

229. INT. MOBIL NIKO — SUBUH

NIKO mengalihkan pandang dari jendela ke ponsel yang menampilkan pesannya pada NIKI. Pikirannya kacau, sementara mobil terus melaju.

CUT TO:

230. INT. RUMAH NIKI — SIANG

NIKI dan IAN baru memasuki rumah setelah mengikuti ibadah Natal. IAN masuk ke kamar, lalu keluar lagi.


NIKI

(heran)

Kak Ian mau pergi lagi?


IAN

Iya. Kenapa?


NIKI

Aku ikut boleh?


CUT TO:

231. INT. MAL — SIANG

Di depan pertokoan, IAN tampak gelisah dan celingak-celinguk. Beberapa kali ia menatap ponsel, lalu pandangannya tertuju pada suatu tempat.


IAN

(ragu)

Nik ... anu ... aku mau ...


NIKI

(tersenyum)

Iya, pergi aja. Aku ikut karena ada urusan di sini. Sana pergi aja.


IAN

(bingung)

Emang kamu tau aku mau ngapain?


NIKI

(tersenyum jahil)

Tau lah. Dia, 'kan?


Telunjuk NIKI mengarah pada sosok gadis di kejauhan.


IAN

(terkejut)

Kok tau?


NIKI

(tersenyum)

Dah, aku pergi dulu. Nanti aku kabari kalau udah selesai. Aku nggak mau ganggu kalian.


NIKI lalu pergi, sementara IAN menghampiri gadis yang menunggunya.

CUT TO:

232. INT. TOKO AKSESORIS — SIANG

MONTAGE:

  1. NIKI melihat-lihat beberapa barang yang dipajang.
  2. NIKI mengambil yang menarik hati lalu dikembalikan lagi.
  3. NIKI berjalan lagi ke bagian yang lain.

MONTAGE END.

NIKI (VO)

(lesu)

Aku nggak tau apa kesukaannya. Kalau dipikir-pikir, aku sama sekali nggak tau apa-apa soal dia. Ultahnya pun aku nggak tau.


NIKI mengambil ponsel, membuka layar pesan NIKO dan mulai mengetik, lalu dihapus lagi.


NIKI (VO)

Nggak mungkin tanya juga, 'kan? Selama ini ditanya, juga nggak ngaku. Oh, iya, Vera pasti tau. (beat) Ah, mana bisa aku tanya dia setelah mereka putus.


NIKI berjalan lagi.


SFX: suara ponselnya bergetar.


INSERT: percakapan grup kelas NIKI.

BAGAS

Met hari lahir, Bro Niko. Semoga sukses di tempat baru.


TIAN

Hepi bday, Niko!


ANNE

Lho, Niko ultah? Sekarang?


SISSY

EH, deketan sama Niki dong! Niki 'kan kemarin!


IRENE

Wah, nggak cuma nama yang mirip, huruf sebelahan di keyboard. Ultah pun cuma selisih sehari.


BAGAS

Ya, ampun! Gua baru sadar!


TIAN

Ah, kamu emang lelet, Gas!


RADIT

Happy born day, Niko!


Ucapan-ucapan selamat lain bermunculan. Namun, tidak ada balasan dari NIKO maupun VERA.


NIKI terkejut dan langsung menelepon NIKO.

CUT TO:

233. INT. BANDARA — SIANG

Suasana ramai di hari libur. PAPA NIKO, dan TRISHA berjalan berdampingan sambil mendorong troley bandara ke area check in. NIKO berada di belakang mereka.


SFX: ponsel NIKO bergetar terus.


NIKO melihat banyak pesan masuk di ponselnya.

NIKO

(heran)

Apa-apaan mereka ini?


NIKO hendak menyimpan ponsel ke saku, tapi seseorang tidak sengaja menyenggolnya. Ponsel NIKO jatuh dan terlindas troley. Orang itu tidak menyadari dan terus berlalu.


MONTAGE:

  1. NIKO menghela napas lalu mengambil ponsel dari lantai.
  2. NIKO menatap sedih pada ponselnya yang sudah retak layarnya dan gelap.
  3. NIKO mencoba menyalakan ponsel itu, tapi tidak berhasil. Ponselnya rusak dan mati total.
  4. NIKO menggelengkan kepala dan membuang napas panjang ke arah orang tadi berlalu.
  5. NIKO berjalan ke arah PAPA NIKO dan TRISHA di meja check in.

MONTAGE END.

CUT TO:

234. INT. DEPAN TOKO — SIANG

NIKI berjalan mondar-mandir di depan toko sambil menelepon. Beberapa kali ia mencoba, telepon itu tidak tersambung.

NIKI

(menggerutu)

Di mana sih dia? Kenapa teleponnya dimatiin lagi? Kenapa pula dia nggak pernah cerita apa-apa ke aku? Katanya sahabat, tapi aku nggak tau apa-apa. Dia nggak pernah cerita.


NIKI berhenti mendadak dan berpegangan pada pagar di depan toko.


NIKI (CONT'D)

(bergumam sedih)

Kayaknya aku yang nggak pernah tanya-tanya. Ah, Niki, kenapa kamu bodoh banget sih?! (beat) Eh, tapi, kenapa dia bilang lahir duluan? Harusnya aku, 'kan?


NIKI menatap ponselnya lagi.


INSERT: layar percakapan grup.

TIAN

Kalian pasti nggak tau juga, kalau sebenernya Niko itu usianya di atas kita.


BAGAS

Masa? Jangan ngadi-ngadi lu!


TIAN

Serius! Beneran! Ngapain juga aku bohong?


ANNE

Eh, kalau dipikir-pikir, Niko keliatan lebih dewasa nggak sih?


SISSY

Ah, enggak juga. Kadang sama kolokannya kayak kita.


IRENE

Apalagi kalau sama Niki. Udah sama-sama keras kepala, nggak mau kalah pula. Heboh banget dua anak itu.


BAGAS

Emang dia pernah tinggal kelas?


TIAN

Gosipnya nih, dia pernah mogok sekolah waktu SMP setelah ibunya meninggal. Pas banget pemakamannya di hari ulang taun Niko.


RADIT

Oh, mungkin karena itu ya, dia nggak suka dan nggak mau ditanya-tanyain soal ultah. Kayak trauma banget gitu karena ngingetin masa lalunya.


ANNE

Ya, ampun. Pasti sedih banget, ya ....


IRENE

Kasihan banget Niko.


SISSY

Aku baru sadar, di balik sikap kolokan, ramenya dia, santainya dia, kayak nggak punya beban apa-apa, apalagi anak orang kaya. Ternyata punya kisah menyedihkan ....


NIKI tertegun. Air matanya menetes. Dadanya terasa sakit. Dihantam kenyataan yang baru diketahuinya, membuatnya merasa sangat bersalah.

CUT TO:









Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar