Tiba-tiba Menikah!
1. Lamaran di Tengah Pesta

FADE IN

 

ESTABLISHED GEDUNG RESEPSI PERNIKAHAN NAMIRA – MALAM

 

1.   INT. GEDUNG RESEPSI. BALLROOM - MALAM

Cast : Zalina, Kalila, Namira, MC resepsi Pernikahan, Bintang, Tamu Undangan.

Di depan sana, pengantin sedang berdansa, diiringi alunan musik romantis dari band pengiring acara pernikahan. Sementara itu, di salah satu meja bulat d sudut ruangan, Zalina duduk makan es krim sambil menatap layar HP. Dia terlihat galau karena chatnya kepada Bintang belum dibalas sejak dua hari lalu. Saking galaunya, Zalina sampai tidak menyadari kalau pengantin sudah selesai berdansa dan acara kembali diambil alih oleh MC.

 

MC

Yang masih jomlo, ayo ngumpul di depan sini. Enggak usah malu.

  

Suara tawa tamu undangan terdengar saat Zalina sedang makan eskrim sambil menatap foto-fotonya bersama Bintang di ponselnya. Dari arah pelaminan, Kalila tergopoh-gopoh menghampiri Zalina. Dengan penuh semangat, dia menarik tangan Zalina yang sedang menyendokkan es krim ke mulut. Es krim Zalina tumpah dan mengotori gaun bridesmaid-nya. Zalina terlihat semakin kesal. 

KALILA

Za, buruan! Namira mau lempar bunga!

 

Kalila menyadari raut kesal Zalina karena gaunnya kotor. Kalila meringis dengan wajah tanpa dosa. Ketika Zalina akan buka mulut untuk ngomel, Kalila langsung menempelkan telunjuknya ke bibir Zalina.

 

KALILA

Sssttt! Ada yang lebih penting ketimbang noda di gaun kamu. Kita enggak boleh ketinggalan momen ini!

 

Zalina menepis tangan Kalila dari bibirnya. Dia berusaha membersihkan noda es krim di gaunnya.

 

ZALINA

Kamu aja sana, La.

 

KALILA

Enggak bisa. Kamu harus ikut!

 

Kalila menarik paksa Zalina. Zalina akhirnya pasrah mengikuti Kalila. Mereka berhenti di depan pelaminan yang sudah ramai. Kalila merengut.

 

KALILA

Tuh kan, kamu kelamaan sih. Udah banyak saingan nih kita.

 

Zalina ngelihatin Kalila dengan ekspresi pengin jitak.

 

ZALINA

Yaelah! Ngebet amat dapat bunga. Udah kebelet nikah ya?

 

Kalila ngelirik Zalina sambil senyum-senyum godain.

 

KALILA

Bukan aku, tapi kamu. Aku sih, cuma mau bantuin. Kan kamu yang udah ngebet pengen dilamar Bintang. Secara ya, udah sepuluh tahun pacaran tapi enggak dilamar-lamar. (cekikikan) Ngomong-ngomong, itu pacaran atau cicilan rumah?

 

Kalila tertawa. Zalina memonyongkan bibir dan melipat tangan di depan dada, lalu menghela napas.

 

ZALINA

Aku berhasil dapet bunga juga enggak ngaruh deh kayaknya. (jeda) Kamu kan tahu, gimana dedikasinya buat mengabdi pada nusa, bangsa, dan negara. Sainganku berat, Beb! Buat dia, negara nomor satu.

 

Zalina nunjukin HP-nya ke Kalila.

 

ZALINA

Nih, chat-ku aja enggak dibales dari kapan tahu.

 

KALILA

Sabar ya. Namanya juga prajurit angkatan udara. Siapa tahu dia lagi nyetirin pesawat tempur.

 

Kalila membela Bintang. Dia nepuk-nepuk lengan Zalina dengan ekspresi prihatin.

 

ZALINA

Yakalik nerbangin pesawat dua hari dua malam nggak pake jeda.

 

Zalina masih merengut. Kalila malah meringis.

 

MC

Siap-siap ya, sebentar lagi mempelai wanita bakal ngelemparin bunganya. Kira-kira, siapa yang beruntung mendapatkannya?

 

KALILA

Eh, maju yuk!

 

Kalila semangat narik Zalina menerobos kerumunan. Kalila tidak peduli meski mereka mendapat tatapan kesal dari wanita lainnya yang sudah lebih dulu standby. Kalila dan Zalina berhenti di barisan paling depan.

 

MC

Yak, bunga siap dilemparkan. Satu … dua … ti …

 

Di atas pelaminan, Namira sudah membalikkan tubuh dan mengambil ancang-ancang untuk melempar bunga ke hadirin di belakangnya.

 

MC

Ti … ga!

 

Para wanita yang menunggu di bawah pelaminan sudah heboh mau nangkap bunga. Namun gerakan Namira justru terhenti. Dia malah membalikkan badan ke arah hadirin sambil senyum. Zalina membalas senyuman Namira, sahabatnya. Dia mengerutkan kening saat melihat Namira turun dari pelaminan dan berjalan menuju ke arahnya dan Kalila.

 

NAMIRA

Buat kamu, Za.

 

Suara musik romantis terdengar. Namira menyerahkan buket bunganya secara sukarela kepada Zalina. Zalina menerima buket bunganya dengan wajah bingung. Dia menoleh ke arah Kalila. Kalila juga tersenyum penuh arti, sama seperti Namira.

 

NAMIRA

Ada yang mau ngomong sama kamu.

 

Namira memegang bahu Zalina dan mengarahkannya untuk membalikkan badan. Zalina terkejut ketika melihat Bintang berjalan gagah ke arahnya dengan seragam loreng kebanggaannya. Zalina semakin terkejut saat melihat Bintang berlutut sambil mengulurkan kotak cincin kepadanya.

 

 BINTANG

 Zalina Putri, will you marry me?

 

Suara riuh tepuk tangan hadirin terdengar. Zalina menutup mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan. Matanya terlihat berkaca-kaca. Mulut Zalina terbuka, hendak menjawab.

 

DISSOLVE TO 

2. INT. ALAM BAWAH SADAR ZALINA

Cast : Zalina

Suara riuh tepuk tangan terdengar semakin samar dan perlahan berganti dengan suara samar seseorang yang sedang memanggil namanya. Zalina panik. Dia tersesat di ruangan gelap. Dia mencari-cari Bintang.

 

ZALINA

Bintang, kamu di mana? Bintang?

 

CUT TO REALITY

 3.   INT. ICU RUMAH SAKIT - SIANG

Cast : Zalina, Surya, Perawat, Dokter

 

Surya duduk di samping tempat tidur sambil menggenggam tangan Zalina. Kondisi Zalina sedang tidak sadarkan diri. Di tubuhnya terpasang ventilator dan berbagai alat medis. Terdengar suara bedsides monitor. Zalina membuka mata perlahan. Awalnya buram, lama-lama dia bisa melihat dengan samar. Zalina ingin bersuara, tetapi tidak bisa karena dia masih menggunakan ventilator. Zalina menyadari ada laki-laki duduk di samping tempat tidurnya. Dia mengira laki-laki itu Bintang.

 

ZALINA VO.

Bin … tang?

 

Jari-jari Zalina bergerak pelan. Surya menyadarinya. Dia mencondongkan tubuh mendekati Zalina.

 

SURYA

Za? Kamu udah bangun?

 

Pandangan Zalina mulai jelas. Dia terkejut saat menyadari bahwa lelaki yang sedang menggenggam tangannya adalah Surya, kakak Bintang. Zalina berusaha melepaskan genggaman Surya, tetapi dia tidak punya tenaga.

 

ZALINA VO.

(heran) Mas … Surya?

 

Zalina mengerjap-ngerjapkan mata, mengusir rasa pusing, sambil terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Surya. Surya memanggil seorang perawat yang lewat.

 

SURYA

Sus, Zalina sudah sadar.

 

PERAWAT

Bu? Bu Zalina?

 

Perawat memeriksa kondisi Zalina, lalu menoleh ke arah Surya.

 

PERAWAT

Saya panggilkan dokter dulu ya, Pak.

 

Perawat bergegas meninggalkan bed Zalina, lalu kembali lagi bersama dokter jaga. Dokter memeriksa Zalina, mengarahkan senter kecil ke matanya. Zalina mengerang karena cahaya senter menyilaukan matanya.

 

DOKTER

Bu Zalina bisa dengar suara saya?

 

Zalina meresepons dengan mengangguk lemah. Dia berusaha bergerak dan berbicara, tetapi terhalang oleh berbagai peralatan medis. Dokter dan perawat sibuk melakukan pemeriksaan. Zalina merasa mengantuk. Pandangannya kembali buram. Dia kembali menutup mata dan tidur.

 

DISSOLVE TO

 

4.   INT. ICU RUMAH SAKIT – MALAM

 Cast : Zalina, Surya, Perawat, Dokter

Zalina kembali membuka mata. Tubuhnya masih terhubung dengan bedsides monitor. Alat bantu pernapasannya sudah diganti dengan selang kecil yang dimasukkan ke hidung. Tingkat kesadaran Zalina lebih baik dari sebelumnya. Dia memerhatikan ruangan tempatnya dirawat dan menyadari kalau dia sedang berada di ICU. Surya datang dan senang saat melihat Zalina kembali sadar.

 

SURYA

Za?

 

ZALINA

(Lirih) Aku kenapa? Mana Bin … tang?

 

SURYA

(Heran) Bintang? Kenapa kamu nanyain Bintang, Sayang?

 

ZALINA

(Menatap Surya dengan pandangan tidak suka) Ma…na Bin…tang?

 

SURYA

(Masih heran) Sayang?

 

ZALINA

(Mulai hiteris dan berontak) Jangan panggil aku sayang! Mana Bintang?

 

Surya kebingungan karena Zalina terus mencari Bintang. Perawat dan dokter jaga datang menghampiri.

 

SURYA

(Khawatir) Dok, istri saya kenapa, Dok?

 

ZALINA VO.

Is … tri?

 

Zalina semakin panik dan histeris ketika Surya menggenggam tangannya. Zalina segera menepis genggaman Surya.

 

ZALINA

(Marah) Jangan pegang aku! Mana Bintang? Aku mau Bintang sekarang!

 

DOKTER

Pak, tolong Bapak tunggu di luar saja.

 

SURYA

Tapi, Dok?

 

DOKTER

(Bicara tegas, sambil berusaha menenangkan Zalina) Pak, tolong keluar dulu ya, Pak!

 

Surya menurut. Dia keluar. Dari jendela kaca, dia melihat dokter sedang berusaha menenangkan Zalina. Wajah Surya terlihat kusut dan khawatir.

 

INTERCUT

 

5.   INT. RUANG KONSULTASI DOKTER - SIANG

Cast : Surya, Dokter

Wajah Surya terlihat sangat terkejut.

SURYA

Am … nesia, Dok?

 

Dokter mengangguk.

 

SURYA

Ta … tapi kata dokter waktu itu, kondisi Zalina stabil?

 

DOKTER

Pak Surya, begini (jeda). Otak adalah salah satu organ manusia yang paling misterius. Kerusakan otak tidak mudah diprediksi. (Jeda, membenarkan posisi kacamata). Seperti yang Bapak ketahui, kecelakaan itu menyebabkan terjadinya pendarahan intrakranial.

 

CUT TO

 

6. EXT. RUMAH SAKIT. KORIDOR – SIANG

Cast : Surya, Ektrass

Surya berjalan gontai di lorong rumah sakit, menuju kamar perawatan Zalina. Ucapan dokter masih terngiang-ngiang.

 

DOKTER VO.

Upaya kita untuk mempertahankan Ibu Zalina dalam kondisi koma selama tiga minggu kemarin, diharapkan dapat menenangkan sistem syaraf dan memberi waktu pada otak untuk pulih dengan sendirinya, selagi pembengkakan mereda.

CUT TO

 

7. INT. RUMAH SAKIT. RUANG RADIOLOGI – SIANG

Cast : Surya, Dokter Radiologi

Dokter menunjuk area gelap pada hasil CT Scan Zalina.

 

DOKTER

Tapi bisa dilihat di sini, sepertinya jaringan yang membengkak, tertekan oleh tulang tengkorak, sehingga mengakibatkan beberapa kerusakan. Kondisi ini membuatnya kehilangan sebagian memorinya

 

Surya memerhatikan penjelasan dokter dengan saksama.

 

CUT TO

8.   INT. DEPAN KAMAR PERAWATAN - SIANG

Cast : Surya

 

Surya sampai di depan kamar perawatan Zalina. Dia memegang gagang pintu, tetapi gerakannya terhenti. Dia kembali mengingat percakapannya dengan dokter barusan.

 

SURYA VO.

Tapi, bagaimana bisa, Dok? Dia masih mengenal orang tuanya, dia mengenal dirinya sendiri, dan dia mengenal saya. Hanya saja ... Dia tidak ingat kalau kami sudah menikah.

 

Surya perlahan membuka pintu.

INTERCUT TO

9.   INT. KAMAR PERAWATAN - SIANG

Cast : Surya, Zalina, Papa Zalina, Mama Zalina, Perawat.

Di dalam, Zalina sedang tertidur. Perawat sedang mengganti cairan infus yang habis. Mama Zalina duduk di samping tempat tidur. Papa Zalina melipat kedua lengannya dan menatap jendela. Surya berdiri di depan pintu, menatap Zalina.

FLASH BACK

INT. RUANG KONSULTASI DOKTER - SIANG

Cast : Surya, Dokter

Dokter memberi penjelasan kepada Surya.

 

DOKTER

 Amnesia retrograde.(Jeda). Pada keadaan ini, pasien tidak bisa mengingat seluruh atau sebagian informasi serta kejadian di masa lalu. Dalam kasus Bu Zalina short-term memory-nya mengalami gangguan dan memori yang hilang hanya sebagian. Ingatan terakhirnya berhenti di tahun 2013 

Mendengar penjelasan itu, Surya tertegun.

 

BACK TO REALITY

Surya masih tertegun menatap ke Zalina, dia menghela nafas dalam. Perawat sudah selesai mengganti cairan infus yang habis. Dia pamit meninggalkan ruangan. Surya mendekat ke ranjang Zalina, tangannya bertumpu di tepi ranjang, pandangan tertuju ke Zalina. Mama Zalina menangis iba, menatap Surya. Papa Zalina mendekat dan menepuk-nepuk punggung Surya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar