1. Ext. taman Kayla. Pagi hari.
Cast : Kayla, Ayah
(Kayla sedang menyirami tanaman di tamannya tapi sambil melamun)
Ayah
“Kayla! Kamu ini apa?”
Kayla
“hah? Apa? Yaa Allah maaf Yah, Kayla nggak sengaja”
(mematikan keran air)
Ayah
“kamu itu kenapa? Dari kemarin kok diem saja, murung, ada apa?”
Kayla
“enggak ada apa-apa yahh”
Ayah
“Cencen mana? Katanya dia ada masalah keluarga?”
Kayla
“iya yahh, kemarin ada masalah keluarga tapi nggak tahu sekarang dia dimana”
Ayah
“kemana? Kamu nggak boleh biarin dia pergi begitu saja Kay, dia jadi tanggung jawab Kayla. Kasihan dia, sekarang kamu cari dia bawa dia kesini lagi”
Kayla
“iyaa yaahh, Kayla mandi dulu”
(meninggalkan Ayah)
2. Int. Kamar Kayla dan kamar Mama. Pagi hari.
Cast : Kayla, Mama
(Kayla bersiap-siap untuk ke rumah Cencen)
Kayla
“dimana Cencen yaa? Ihh kenapa juga kemarin gua marah-marah nggak jelas ke dia? Sekarang gua yang repot cariin dia kan”
(HP Kayla berbunyi)
Dalam panggilan :
Kayla : Assalamualaikum?
Mama : Waaalaikumsalam
Kayla : maaf siapa ya ini?”
Mama : Mamanya Ratan Kay, bisa ngobrol sama mama nggak?
Kayla : ohh, maaf Maa, Kayla nggak tahu, soalnya Kayla simpennya yang nomor mama yang satunya itu
Mama : iya nggak papa
Kayla : mama sudah di rumah ya sekarang?
Mama : Iya Kay, bisa kita ketemu?
Kayla : bisa sih maa, tapi paling kalau nggak nanti sore ya malem, bagaimana ma?
Mama : oke nggak papa, mama tunggu nanti di Cafe Djo ya Kay?
Kayla : iyaa ma, nanti Kayla kesana
Kayla
“hmm, mama sudah tahu belum ya masalah aku sama Ratan? Kalau belum, hmm nggak tahu lah”
(berangkat ke rumah Cencen)
3. Ext. rumah Cencen. Siang hari.
Cast : Kayla, Ibu, Cencen
(Kayla sampai di rumah Cencen dan melihat Cencen di marahi di depan rumahnya oleh Ibunya)
Ibu
“kamu bilang apa sama bapak kamu? Kamu bilang kalau Ibu ketemu sama Om Adi? Iya? Apa bagusnya Cel??”
(marah-marah)
Cencen
“Buat apa juga ibu bohong, buat apa? Kalau ibu masih suka cari kebahagiaan sendiri, kenapa ibu maksain keluarga ini/
Kayla
‘Cenceen”
Cencen
“ngapainn lu disini?”
Ibu
“Ibu pergi!”
(meninggalkan Kayla dan Cencen)
Cencen
“ngapainn kesini? Katanya aku ngeribetin lu?”
Kayla
“gua minta maaf, lu tahu kan kemarin gua emosi, gua bener-bener nggak maksud buruk sama lu”
Cencen
“Sudah lu pergi sana, gua nggak butuh lu”
Kayla
“gua bener-bener minta maaf kalau ada kalimat gua yang nyakitin buat lu”
Kayla
“dan gua mau, lu ikut lagi sama gua, tinggal di rumah gua, gua nggak mau lu disini dan Cuma marah-marah berantem terus sama ibu lu”
Cencen
“nanti malem gua kesana, gua masih ada urusan”
Kayla
“bener ya?”
Cencen
“iya. Sudah lu sana, gua nanti menyusul’
Kayla
“gua duluan Cen”
Cencen
“yok, mari”
4. Int. Rumah Ratan. Siang hari.
Cast : Mama, Ratan, Reyman, Nenda
(mama sedang bersiap-siap)
Ratan
“mama mau kemana?”
Mama
“mama mau ketemu sama teman mama”
Reyman
“biar Rey anterin ya ma”
Mama
“nggak usah, mama pakai saja mobilnya”
Reyman
“mama masih inget jalannya?”
Mama
“masih lah. Nggak papa, nggak usah khawatir begitu”
Ratan
“katanya masih kangen sama Ratan sama Reyman, kok malah pergi sendiri”
Mama
“Ya Allah, Cuma sebentar lo”
(mengambil kunci dan meninggalkan Ratan Reyman)
Mama
“Mama pergi dulu”
(pergi dan bertemu dengan Nenda di depan kamarnya)
Nenda
“kamu mau kemana?”
Mama
“mau ketemu sama teman saya buk”
Nenda
“mau ketemu Kayla dimana?”
Mama
“ibuk tahu?”
Nenda
“mau ketemu dimana?”
Mama
“di cafe Djo buk, saya permisi dulu”
(meninggalkan rumah)
5. Int. Cafe Djo. Sore hari.
Cast : Kayla, Mama
(Kayla sudah sampai terlebih dahulu dan menunggu di salah satu kursi)
Mama
“Kayla!”
(memeluk Kayla)
Kayla
“Mama! Kayla kangen sama Mama”
Mama
“kamu sudah lama disininya?”
Kayla
“belum kok maa, lagian Kayla dari rumah teman Kayla terus sekalian mampir disini”
Mama
“Mama langsung ke intinya saja ya?”
Kayla
“iya maa. Kenapa?”
Mama
“bagaimana perasaan kamu ke Ratan?”
Kayla
“hah? Bagaimana ma?”
Mama
“mama tahu kamu ada masalah sama Ratan, dan pada akhirnya kamu diminta untuk pergi, iya kan?”
Kayla
“iya maa”
Mama
“coba kamu bilang sesuatu ke mama tentang hal itu”
Kayla
“Kayla jujur masih sayang sama Ratan maa, masih sama seperti dulu dua tahun lalu kami berpacaran, meskipun Ratan selalu bermain hati dengan perempuan lain, Kayla masih tetap mencintai Ratan maa. Setelah Ratan kembali ketika dia sedang sendiri, Kayla pikir, Kayla adalah rumah buat Ratan, ternyata nggak maa, Ratan hanya menganggap Kayla sebagai orang baik yang selalu bisa menyembuhkan lukanya”
Mama
“berarti kamu masih mengharapkan Ratan kembali?”
Kayla
“bukan berharap maa, tapi memang itu nyata ada di depan Kayla, dia selalu bilang akan pulang, akan kembali, dan selalu berjanji. Apa Kayla yang terlalu berharap?”
Mama
“Maafin Ratan ya Kay, Ratan memang salah”
Kayla
“nggak papa maa, Ratan juga sudah minta Kayla buat pergi jadi yaudah Kayla akan pergi dan menjauhi Ratan, sesuai dengan apa yang Ratan minta”
Mama
“tapi Mama yakin, Ratan memang akan kembali sama kamu, tapi bukan sekarang ini”
Kayla
“sudah maa, Kayla sudah capek sepertinya”
Mama
“kata Ratan, Kayla ingin merasakan jatuh cinta yang lain?”
Kayla
“iyaa ma! Siapa yang nggak ingin jatuh cinta, apalagi cinta yang indah, cinta yang sama-sama berjuang dan akhirnya akan sama-sama bahagia. Tapi nyatanya apa? Kayla nggak bisa ma! Kayla hanya bisa melakukan itu sama Ratan”
Mama
“jadi kamu benar mau menjauhi Ratan?”
Kayla
“iyaa, untuk sekarang”
(menangis)
Mama
“mama akan usahakan Ratan berubah dan akan menjaga kamu seutuhnya”
Kayla
“maksud mama?”
Mama
“Mama tahu dan mama yakin kalian masih bisa bersatu”
Kayla
“jangan bicara seperti itu maa, Kayla akan lebih berharap kalau Mama berkata demikian”
6. Int. Rumah Kayla. Malam hari.
Cast : Ayah, Bunda, Kayla, Cencen
(bunda datang dan ngobrol dengan ayah)
Ayah
“cen? Kok Kaylanya malah belum pulang?”
Cencen
“nggak tahu Yahh, paling masih ada urusan lain”
Bunda
“paling dia ketemu sama Ratan”
Ayah
“Ratan?”
Bunda
“iyaa, kenapa memang?”
Ayah
“mereka masih berhubungan”
Bunda
“masih, masih cukup baik”
(Kayla masuk rumah dengan muka sedih)
Ayah
“jangan masuk dulu”
Kayla
“ada apa yahh? Kayla capek”
Ayah
“duduk dulu”
Kayla
“ada apa sih bun?”
Bunda
“bunda juga nggak tahu”
Ayah
“dari mana?”
Kayla
“bertemu dengan mamanya Ratan”
Ayah
“ada perlu apa?”
Kayla
“nggak ada apa-apa, Cuma ngobrol sebentar”
Ayah
“kok kamu akhir-akhir ini sedih kenapa?”
Kayla
“nggak papa yahh, Cuma lagi banyak pikiran saja”
Ayah
“nggak usah banyak sanggahan, bilang kamu kenapa”
(kemudian Kayla menceritakan semuanya hingga ia menangis)
Ayah
“mulai hari ini, jangan lagi ada urusan sama yang namanya Ratan”
Kayla
“loh kok begitu sih yaah?”
Ayah
“kalau ayah bilang nggak ya enggak!”
Kayla
“kenapa sih Ayah itu nggak pernah ngedukung apa yang Kayla lakukan?”
Ayah
“kamu nggak tahu apapun tentang ayah. Sekarang masuk kamar tidur, dan jangan keluar rumah, semua mobil ayah sita”
Kayla
“baik, terserah ayah”
(masuk ke kamar dan menangis)