Short Film Script Volume III
5. Tanah Yang Di Janjikan 2

EXT. DEPAN RUMAH NENEK - PAGI

Alat-alat berat bekerja, mengangkat puing-puing rumah kedalam Truk.

Disamping rumah, Rima memotong kayu dengan menggunakan parang.

Rima memasukkan parang itu kesarungnya dan meletakkan di belakangnya, kemudian ia mengambil tumpukkan kayu bakar dan berjalan kearah rumah --

Dari arah depan, sebuah mobil menuju rumah Nenek, mobil itu berhenti didepan rumah.

Faizal dan Pak Kades turun dari mobil, melihat Rima.

INT. RUANG TAMU - RUMAH NENEK - PAGI

Faizal bersandar di pintu, Pak Kades duduk bersebrangan dengan Nenek dan Rima.

PAK KADES

Mereka minta Nenek pindah hari ini.

Ada jeda diantara mereka.

FAIZAL

Kami udah kasih waktu lebih dari cukup, kalian harus keluar dari sini sekarang.

RIMA

(dingin)
Masih ada waktu beberapa hari lagi.

Faizal takjub dengan apa yang di katakan Rima.

FAIZAL

Apa itu penting?, mau satu atau dua hari lagi, kalian juga tetap keluar dari sini, kami hanya mempercepatnya.

Nenek berdiri --

NENEK

Kemasi barang-barang kita Rima.

Rima hanya melihat Nenek pergi, dalam diam.

FAIZAL

Kamu dengar apa yang Nenek kamu bilang.

INT. KAMAR RIMA - RUMAH NENEL - PAGI

Rima duduk di tempat tidur, ia melamun.

Kemudian, ia membuka lemari di depannya, ia mengambil pakaiannya dan meletakkan ditempat tidur.

Ia mengambil tas jinjing di bawah tempat tidurnya.

EXT/INT. DEPAN RUMAH NENEK/MOBIL- SIANG

Faizal dan Pak Kades menunggu di depan rumah.

Sebuah mobil mendekati rumah Nenek, berhenti didepan mobil lainnya.

Mandor keluar dari mobil dan berjalan mendekati Faizal dan Pak Kades.

Faizal melihatnya --

FAIZAL

Apa yang mereka bisa lakukan kalau sudah begini? Gak ada. Pasrah sudah menjadi bagian dari mereka.

Mandor hanya melihat kedalam rumah.

Rima dan Nenek keluar dari rumah, Pak Kades membantu Nenek membawakan tasnya.

Mereka berjalan menuju mobil yang terpakri didepan rumah.

Nenek dan Rima menaiki mobil itu.

Nenek dan Rima berada di dalam mobil. Pak Kades memberikan tas jinjing milik Nenek kepada Rima.

Faizal mendekat --

FAIZAL

Saya prihatin dengan apa yang terjadi sama kamu. Tapi gak ada yang bisa kalian lakukan, terhadap hukum yang pasti ini.

Rima melihat ke arah luar, ia melihat Mandor yang berdiri melihatnya.

Mereka bertukar pandang. Datar.

Mobil di hidupkan, dari luar Faizal melihat mereka pergi menjauh, begitu juga Pak Kades dan Mandor.

Didalam mobil, Rima melihat wajah Nenek, pandangannya kosong, sesuatu telah menghilang darinya.

Rima memalingkan wajahnya, melihat kearah lain. Mengusap air mata di wajahnya.

EXT/INT. DEPAN RUMAH/RUANG TAMU - RUMAH TUTI - SORE

Nenek duduk didepan rumah, hanya memandang ke sekitar dengan datar. Ia melamun.

Didalam rumah, Rima duduk, seseorang lewat di depannya, TUTI, duduk di sebelahnya.

TUTI

Untuk sementara kamu disini sama Nenek.

Tidak ada jawaban dari Rima, Ia melihat ke arah luar, melihat Nenek.

RIMA

Gak ada yang bisa aku lakuin buat Nenek.

TUTI

Itu bukan salah kamu, jangan salahkan diri kamu sendiri.

Diluar, Nenek masih melihat sekitar dengan datar, Rima keluar, mendekat ke Nenek.

Rima memanggil Nenek.

Nenek hanya diam.

Rima memanggil Nenek lagi. Menghadap Nenek.

RIMA

Nek?

Ada jeda diantara mereka.

NENEK

Kamu harus lindungin rumah kita apapun yang terjadi.

RIMA

Kita gak bisa lakukan apa-apa Nek, rumah itu bukan punya kita.

NENEK

(menggeleng)
Gak, rumah itu punya kita, mereka curi rumah kita.

Rima bingung dengan apa yang terjadi dengan Nenek.

NENEK

(memegang tangan Rima)
Mereka curi rumah kita, Anto, Anto, dia curi rumah kita... Kamu harus lindungin rumah kita.

Rima menahan tangisnya, ia menggeleng, ia melihat Tuti yang mendekat --

NENEK

(memegang erat Rima)
Mereka curi rumah kita. Mandor, Mandor... Anto... Anto curi rumah kita... Mandor... Mandor...

Nenek diam, pandangannya berubah menjadi kosong, Nenek melamun.

Rima menahan tangisnya, ia mendekat, memanggil Nenek --

NENEK

(pandangan kosong)
Rima, antarin Nenek, Kakek udah tungguin Nenek. Antarin Nenek pulang ya Nak. Nenek mau ketemu Kakek.

Tuti mempapah Nenek masuk kedalam rumah.

Rima hanya terdiam, ia menahan tangisnya, ia melihat kearah lain.

Rima menarik nafas dalam, membersihkan wajahnya dan masuk kedalam rumah.

INT. KAMAR - RUMAH TUTI - PAGI

Nenek berada ditempat tidur. Cahaya matahari masuk kedalam kamar melalui jendela.

Pintu kamar terbuka, Rima berjalan mendekati Nenek.

Ia memegang badan Nenek, memanggil nya.

Nenek tidak bergerak. Rima mencoba memanggilnya lagi --

Nenek tidak bergerak juga. Rima menggoncangkan tubuhnya --

Tubuh Nenek lemas tidak berdaya.

Rima terdiam melihat Nenek di depannya.

Dari belakang, Tuti masuk dan melihat apa yang terjadi di depannya.

Ia memeriksa Nenek, kemudian melihat Rima, ia memeluknya.

Rima masih dalam keadaan pandangan yang kosong, diam, kaku, tidak bergerak.

EXT. DEPAN RUMAH TUTI - PAGI

Sebuah mobil mendekati rumah Tuti.

Mobil itu berhenti didepan rumah. Pintu mobil terbuka, Mandor turun dari mobil.

Ia berjalan ke pintu rumah.

INT. KAMAR - RUMAH TUTI - PAGI

Rima berbaring di tempat tidur, ia melamun, tidak tidur.

Dari arah pintu, terdengar suara pintu yang di ketok, terdengar suara Tuti yang memanggil Rima.

Rima tidak bergerak, masih dalam posisi yang sama.

Pintu dibuka, Tuti masuk kedalam kamar, ia mendekat.

TUTI

Ada yang cari kamu, namanya Mandor.

Rima melihat Tuti, tak lama, ia bangun.

INT. RUANG TAMU - RUMAH TUTI - PAGI

Mandor dan Rima duduk di ruang tengah, mereka saling berhadapan.

Dari arah dapur, Tuti berada disana, melihat mereka.

Terlihat wajah Rima yang kurang tidur.

MANDOR

Saya turut berduka untuk Nenek.

Rima tidak menjawab.

Dari belakang, ada Tuti yang mendengar pembicaraan mereka.

RIMA

Benar rumah kami dirampas? Apa yang saya gak tahu?

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Anto, Bapak, dua nama itu dibilang Nenek.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Saya pikir Nenek hanya stres... Setelah saya pikir lagi, ada alasan kenapa Nenek begitu. Nenek bilang dia dibodohin orang lain.

MANDOR

Nenek kamu ditipu.

Ada jeda diantara mereka.

MANDOR

Faizal menyerahkan surat kuasa ke saya, saya baca... Isinya Nenek menyerahkan rumah dan tanah ke Anto, bapak kamu. Notaris membalikkan nama sertifikat tanah menjadi Anto, dan dia menyerahkan tanah dan rumah ke Faizal.

Rima melihat mandor, dingin.

MANDOR

Surat putusan pengadilan... itu palsu.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Bapak cerita ke Nenek?

MANDOR

Iya, saya bicara sama Nenek. Dia hanya diam, gak bilang apa-apa. Anto tahu Nenek gak bisa baca tulis.

RIMA

Kenapa Bapak peduli dengan Nenek?

MANDOR

Saya gak perlu untuk menjelaskan hal itu kepada siapapun, termasuk kamu.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Apa Pak Kades tahu ini?

MANDOR

Menurut kamu?

INT. KAMAR - RUMAH TUTI - SIANG

Rima berdiri di depan cermin, ia meletakkan parang dan sarungnya di belakang bajunya.

Ia berjalan keluar.

EXT. DEPAN RUMAH TUTI - SIANG

Tuti berdiri didepan rumah, ia melihat ke sekitar.

Dari dalam, Rima keluar, berdiri di samping Tuti.

TUTI

Apa yang mau kamu lakukan ke mereka?

Rima tidak menjawab. Ia hanya menatap sekitarnya.

TUTI

Hati-hati.

Rima berjalan, meninggalkan Tuti yang melihatnya menjauhi rumah.

INT. RUMAH PAK KADES - SORE

Pintu terbuka, Pak Kades berjalan masuk kedalam rumah, ia berjalan --

Ia melihat Rima duduk di ruang tengah, ia melihat Pak Kades.

Pak Kades duduk didepan Rima.

RIMA

Ada yang mau Bapak jelaskan ke saya tentang rumah Nenek?

Pak Kades hanya diam, tidak menjawab.

RIMA

Saya gak akan tanya alasan kenapa Bapak lakuin itu, karena kita tahu apa alasannya.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Bapak ketemu Anto?

PAK KADES

Iya.

RIMA

Ceritakan semuanya ke saya.

PAK KADES

Maafin saya, Rima.

RIMA

Tergantung dari cerita Bapak. Saya harus dengar dulu.

Pak Kades melihat Rima.

Tak lama kemudian, mata Pak Kades bergerak mengikuti pergerakan yang ia lihat, sementara, terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah Pak Kades.

EXT. DEPAN RUMAH NENEK - SORE

Tak terdengar suara alat berat yang bekerja, suasana hening sore itu.

Mobil terpakir di depan rumah Nenek. Seseorang berjaga tak jauh dari mobil, melihat sekitar.

Dari belakang, seseorang mendekat penjaga itu.

INT. RUANG TAMU - RUMAH NENEK - SORE

Didalam rumah, Faizal mengerjakan sesuatu, di atas meja, terdapat kertas-kertas bertebaran.

Dari arah pintu, terdengar suara langkah kaki, mendekat, pelan.

Faizal tidak menyadarinya, fokusnya masih di kertas-kertas itu.

Seseorang berdiri di depan pintu, kita tidak melihat siapa itu, karena tidak jelas dan hanya sebagian.

Faizal menyadari seseorang di depanya, ia menoleh --

Ada Rima di depan pintu. Ia memegang Parang, perlahan ia mendekat --

Ia duduk di meja, didepan Faizal. Rima meletakkan parang di tengah antara mereka.

FAIZAL

Mau apa kamu?

RIMA

Tentang kamu, Anto dan Rumah Nenek.

Ada jeda diantara mereka.

FAIZAL

Percuma, kamu gak akan dapat apa-apa.

RIMA

Setidaknya aku tahu ceritanya versi kamu, aku bisa bandingin dengan cerita Pak Kades.

Ada jeda diantara mereka.

Rima mengarahkan parang ke leher Faizal --

FAIZAL

Bunuh aku dan orang lain akan kejar kamu.

RIMA

Aku bisa lakukan ini sampai semuanya selesai. Cobalah.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Jangan melihat orangnya, tapi apa yang bisa ia lakukan. Kamu tahu rasanya punya kuasa atas orang lain?

Faizal tidak menjawab.

RIMA

Ini rasanya.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Kita jauh dari hukum, apapun bisa terjadi disini. Aku yakin ada orang yang ingatin kamu tentang itu.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Kamu mengira kamu serigala, padahal kamu hanya anjing yang menyalak diantara serigala.

Ada jeda diantara mereka.

RIMA

Sekarang kamu cerita. Dimana Anto?

EXT. DEPAN RUMAH NENEK - SORE

Rima keluar dari rumah Nenek. Dari dalam rumah, tak ada apa-apa, hening.

Ia berjalan menjauhi rumah itu.

Ia melewati mobil yang terparkir tadi dan ada seseorang terbaring di tanah.

Ada bercak di baju penjaga itu. Sesuatu mengalir dari tubuh penjaga itu.

Darah, membuat jalurnya sendiri, menjauh.

Rima hanya melewatinya dan berjalan lurus kedepan.

Terlihat parang dibelakang bajunya, tertutup sarung.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar