Selepas Senja
12. Tentang pilihan

Prolog

Dulu, sebelum Hengkara datang, setiap kali aku pacaran, aku selalu teringat dengan sosok Dya, yang dulu belum terselesaikan. Mungkin itu sebabnya aku selalu gagal untuk bertahan dengan yang lain. Tapi semenjak Dya mengisyaratkan saat pertemuan terakhir di Bandung untuk menyelesaikan rasa yang terjebak dan terkunci untuk dilepas dan dibuka, dan He nama panggilan untuk Hengkara, yang adalah pdkt-an yang sedang aku galaukan saat ada Dya waktu itu datang, aku sudah paham. Sungguh kali ini aku mengerti. Aku harus benar-benar menempatkan Dya sebagai masa lalu yang indah. Masa laluku adalah milik mereka yang pernah bersamaku, dan He adalah masa depan yang indah. Masa depanku adalah milik He.

Scene 72 diapartemen she, she membuka hatinya untuk Hengkara yang ia kenal dari salah satu temannya di sosial media dan hendak bertemu di apartemen she

Hengkara: selamat sore, she

She: (membuka pintu) hai, selamat sore hengkara, silahkan masuk yuk.. akhirnya kita ketemu ya..

Hengkara: terima kasih, iya akhirnya kamu mau ketemu aku ya..

Mereka mengobrol semakin intens..

Hengkara: she, gimana ceritanya bisa kuliah di bandung?

She: jadi, aku tu kan harus ikut pmdk dari sekolah aku, ya pas aku keterima nya yang di bandung, terus pacar aku yang saat itu tu mau kuliah di bandung juga, jadi ya udah mama papa semakin yakin deh.

Hengkara: terus pacar kamu itu kemana sekarang?

She: aku udah putus sama dia, karena sama-sama sibuk aja sama ya ga cocok lah

Hengkara: oo, orang tua kamu dekat sama pacar kamu ya kayaknya?

She: iya, kita udah deket, udah ketemuan juga, ya tapi kalo emang ga cocok kan ga bisa dipaksa juga kan ya. Kalo kamu gimana ceritanya?

Hengkara: kalau aku si tadinya mau jadi dokter di UI tapi ga diterima, diterima nya di jurusan hukum disini, terus ketemu kamu deh, hehe

She: keluarga kamu dimana?

Hengkara: sebagian keluarga aku memang di bandung, kakakku di bandung, tapi mama papa ku di jakarta. Terus kamu sekarang single? Atau udah punya pacar lagi?

She: belum ada pacar lagi, cape hati. Kalau kamu?

Hengkara: cape hati kenapa? Aku juga single, sama baru putus juga.

She: cape hati karena kayak udah yakin hati aku buat dia, eh putus-putus terus kan cape berkali-kali gitu. Apalagi kalau udah nyangkut sama yang beda. Kamu putus kenapa?

Hengkara: beda maksudnya? emang udah berapa kali pacaran? Aku putus karena ga bisa LDR dianya.

She: beda keyakinan. banyak lah, hmm mungkin empat belas. Kamu berapa kali?

Hengkara: ooo.. (raut muka sedikit berubah) wah banyak pantes cape.. aku cuma empat kayaknya.. ga sebanyak kamu hehe.. by the way, tipe laki-laki yang kamu suka itu seperti apa sih?

She: hmm, yang penting seiman. Dulu, aku mikir, yaudah jalanin dulu, ternyata bener-bener buang waktu, dan cape hati itu. Aku jadi belajar, pacaran itu jangan untuk hanya sebatas dijalanin aja, karena semakin lama kita akan serius, semakin bingung kita kalau terjebak. Apalagi kalau jebakannya terlalu dalam. Kalau jebakannya cetek si, mungkin masih bisa diperbaiki. Terus dulu, aku mikir itu harus ganteng dulu, tapi ternyata, banyak orang ganteng, mantan-mantan aku lumayan semua tuh, tapi pada nyakitin, ninggalin.. jadi, akhirnya ya ganteng itu harus disertai sama sifat nya juga yang baik, lembut, sabar, penyayang, bertanggung jawab. Gitu deh. Kamu gimana?

Hengkara: aku? Tipe aku, kamu. Aku bakal jadi sama kayak kamu.

She: maksudnya sama? Singkat jelas banget jawabannya hehe.

Hengkara: iya, satu-satunya yang belum tercapai dari tipe kamu itu, karena aku belum sama dengan kamu.

She: oo.. kamu yakin? Aku memang lelah berpacaran dengan yang berbeda, tapi aku ga mau karena aku, kamu jadi berpindah.

Hengkara: dulu aku juga pernah di keyakinan kamu, ya keluarga ku itu multikultur, mereka membebaskan kita, ada yang muslim, katolik, kristen, apapun, selama itu mengajarkan hal baik. Aku menjadi seperti keyakinan sekarang, karena orang tua saja. Tapi aku yakin dengan apa yang akan aku pilih, karena aku mengerti.

Mereka bicara hingga malam semakin larut dan hengkara pulang.

Hengkara: she, maaf ya aku kemaleman nih banyak ngorbol sama kamu

She: ga apa-apa he, santai aja

Hengkara: yaudah aku pamit pulang dulu ya, oya, besok pulang kuliah, ada acara?

She: hmm ngga sih, kenapa?

Hengkara: aku boleh jalan sama kamu?

She: okei boleh, agak sore aja ya kita ketemu

Hengkara: okei siap besok aku jemput kamu di apartemen kamu ya.

She: oke, bye he..

Scene 73 she dan hengkara janjian untuk pergi ke mall untuk makan dan nonton. Awalnya he mulai menggandeng she, namun she masih menolaknya secara halus. Namun setelah he beberapa kali usaha, akhirnya she menyambut tangan he. Sesudahnya, hengkara mengantar she pulang ke apartemen nya..

Scene 74 di apartemen she

Hengkara: she, boleh aku mampir sebentar ke apartemen kamu?

She: boleh yuk kita masuk.

Diruang tv dengan tv yang menyala dan suara musik pelan mengalun..

Hengkara: she, aku mau bicara sesuatu sama kamu

She: apa itu he?

Hengkara: hmm, mungkin bagi kamu ini terlalu cepat, karena kita baru ketemuan, tapi aku rasa kita sudah cukup mengenal lewat telepon dan chat yang cukup intens selama satu bulan ini.. saat pertama kali bertemu kamu, aku rasa aku akan cocok sama kamu, ya rasa suka itu timbul dengan kamu she. Apakah kamu mau jadi pacar aku?

She: hmm he.. aku rasa aku harus menceritakan semuanya ini dengan kamu. Mengapa selama ini aku sulit mau diajak bertemu dengan kamu, karena aku rasa kemarin belum tepat. Pertama aku baru putus dengan mantanku. Kedua aku pun baru saja menyelesaikan rasa ku yang menggantung selama dua tahun dengan mantanku yang bernama Dya..

Prolog

Kuceritakan detail tentang kehidupanku, kehidupan cintaku tanpa ada yang aku tutupi dengannya.. dan ia pun juga menceritakan kisahnya..

She: Aku sekarang dalam posisi lelah berpacaran, lelah untuk membuka hati, dan harus menutup hati, begitu terus karena itu menyakitkan untukku. Jadi, aku harus memastikan, kalau aku sama kamu itu, aku benar-benar bisa membuka hatiku, begitu juga dengan kamu, kamu benar-benar serius dengan aku.

Dulu, aku adalah perempuan yang suka berganti-ganti pacar, mungkin bertolak belakang sama kamu. Tapi bukan berarti aku matre. Aku cuma ingin mengenal seperti apa rasa itu, aku cuma ingin menemukan rasa itu, yang banyak orang diluar sana juga rasakan. Jadi setiap laki-laki yang menembak aku, jika aku suka, pasti aku akan terima dia. Dan sampai suatu hari, aku merasa sudah menemukan rasa yang pas dan cocok dengan aku, namun ternyata itu pun salah sasaran. Itupun penuh perjuangan untuk melupakan dia, menutup hati dengan dia. Sehingga sampai dititik aku menjadi jenuh dan lelah itu. Jadi maaf, bukan aku mempermainkan hati kamu, tapi justru sebaliknya, supaya kita sama-sama tidak kecewa diakhirnya.

Hengkara: waw, sungguh rumit ya kisah cinta perempuan kalau cantik ternyata.. ya memang, kisah cinta ku memang tidak rumit seperti kamu. Aku tidak berganti-ganti pacar, masih bisa dihitung memakai satu tangan yang ada lima jari di dalamnya. Aku pun tidak pernah seperti kamu, yang memiliki perasaan yang sangat dalam yang sulit untuk dilupakan.

Tapi aku juga ingin menceritakan sesuatu dengan kamu. Bahwa aku ini, adalah laki-laki yang jauh dari sempurna. Akupun pernah berbuat salah. Ketika aku berpacaran dengan pacarku, aku malah jalan dengan perempuan lain, dan itu adalah sahabat kamu. Ya perasaanku datar saja dengan mereka sehingga tidak sampai dibawa ke hati. Sampai pacarku akhirnya tahu, dan kita putus. Tapi sebenarnya aku dekat dengan sahabat kamu bukan karena ada rasa, cuma nyambung aja kalau ngorbol, jadi timbul rasa nyaman.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar