SCRIPT 00:01 [GANDHEWA]
1. PART 1

1. INT. RUANGAN GELAP – MALAM

AARON menarik busur panah pada dua laki-laki paruh baya yang disorot cahaya. Ia menghela napas dengan cucuran keringat. Matanya penuh dendam memandang LELAKI#1 menatapnya dan tak peduli dengan LELAKI#2 yang membelakanginya.

 

AARON (V.O)

(GERAM)

Kembalikan masa kecilku.

Kembalikan hidupku.

 

LELAKI#1 menatapnya santai.

 

AARON (V.O)(CONT'D)

(GERAM)

Aku benci aliran darah tubuh ini.

(MENGHELA NAPAS)

Mari kita akhiri lelucon ini (sambil menarik busur panahnya).

 

LELAKI#1

(BINGUNG, MENGIBA)

Aaron …

 

Sapaan itu membuat AARON bimbang untuk melesatkan anak panahnya.

 

AARON (V.O)

Ibu, haruskah aku arahkan pada diriku sendiri?

 

AARON memperhatikan punggung LELAKI#2 yang membelakanginya dan menunduk pasrah. Perlahan air mata AARON menetes, muak dengan semuanya. Busur panahnya yang ditarik sekuat tenaga mulai bergetar.

 

AARON (V.O) (CONT'D)

Mbak Ambarsari, tolong aku…

 

Terdengar suara dering handphone dan seluruh ruangan mendadak gelap.

CUT TO:

 

2. INT. KAMAR – MALAM

Mata AARON terbuka dan menatap langit-langit kamar dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Napasnya terengah-engah. Segera ia mengangkat panggilan AMBARSARI.

 

AARON

Kau menyelamatkanku lagi, Mbak.

 

S.P.F.X: Bola mata AARON menghadap kamera. Perlahan menjadi awan hitam di malam hari. Kemudian malam bergerak cepat menjadi pagi hari.

 

3. INT. KAMAR – PAGI

Aaron berdiri di depan cermin setinggi tubuhnya 183 cm. Ia memakai kaos putih dengan jaket bomber. Handphonenya memutar berita live di YouTube. 

 

PENYIAR BERITA (O.S)

Selamat pagi pemirsa. Pagi ini, Perusahaan Arfox yang telah lama berkiprah dalam bidang bisnis properti dan kesehatan telah mengalami kenaikan saham drastis. Galang Mahendra, CEO Perusahaan Arfox berhasil menempati kedudukan orang terkaya dan berpengaruh di Indonesia nomor 4. Bisnis hunian Fox City yang telah berkembang pesat dalam tujuh tahun ini telah berkontribusi banyak dalam persentase kenaikan saham tersebut.

 

Tatapan AARON kosong pada cermin. Kemudian ia menatap dua bingkai foto yang berada di atas cermin. Ada bingkai foto ibunya dan satunya bingkai tanpa foto, hanya tertulis nama APSARINI.

 

AARON (V.O)

Apa aku bisa bertahan lebih lama lagi?

 

AARON cukup lama memandang foto ibunya penuh rindu dan gelisah. Tiba-tiba ada email masuk. Ia membacanya.

 

EMAIL

MrsA <MrsA@gmail.com>

Teruntuk Pangeran Ivan,

Putri yang terkekang menginginkan kebebasan. Namun yang terkekang, tak terjerat ingin. Muslihat perang.

Selamat bercita rasa manis bersama roti panggang dan susu hangat pagi.

 

AARON membaca beberapa email sebelumnya. Ia memicingkan mata, bingung.

 

EMAIL

MrsA <MrsA@gmail.com>

Siang malam hanya penanda waktu dan kamulah penanda piawai sejarahmu.

 

MrsA <MrsA@gmail.com>

Sibuk melawan arus adalah kelemahan nyata. Melangkahlah.

 

MrsA <MrsA@gmail.com>

Teruntuk manusia yang merindukan kebebasan, ku sebut kau Pangeran Ivan.

 

AARON tak acuh dengan email itu. Ia melanjutkan kembali memutar berita tadi.

 

EMAIL

Kenaikan saham Perusahaan Arfox secara otomatis menggeser posisi kekayaan CEO Bourjuis Mall ke posisi nomor 5, yang telah meresmikan cabangnya di Bandung satu bulan yang lalu. Dan posisi selanjutnya adalah Perusahaan …

 

AARON melihat layar handphone yang menampilkan peringkat kekayaan CEO di indonesia. CEO Restoran Ningrat masuk dalam peringkat 10 besar. Ia tak peduli dan mematikannya lalu pergi keluar menutup pintu rumah

CUT TO:

 

4. EXT. ZEBRA CROSS – PAGI

AARON berdiri di dekat zebra cross, menunggu lampu merah menyala untuk menyeberang. Ia gelisah seorang diri di tengah banyak orang.

 

AARON (V.O)

Konyol. Ingatan mana yang bisa kurekam komplet saat pertama kali belajar berjalan.

 

Lampu merah menyala. AARON menyeberang bersama banyak orang. Di tengah keramaian, ada seseorang yang menabrak MENTARI sehingga semua buku dan lembaran tugas yang dibawanya berserakan di atas zebra cross. MENTARI segera membereskannya.

MENTARI

(MENGGERUTU)

Kenapa harus jatuh disini?

 

Tiga buku sudah ada di tangan MENTARI. Ia membereskan lembarannya. Tiba-tiba AARON membantunya.

MENTARI (CONT’D)

(MENGGERUTU)

Aku tidak suka menyumpahi, tapi karma pasti berlaku.

 

MENTARI sekilas memeriksa lampu merah dan beberapa mobil yang menunggu lampu hijau.

 

MENTARI (CONT’D)

(KESAL)

Argh….!

 

Tiba-tiba AARON membantu membereskannya tanpa menyapa maupun melihat MENTARI terlebih dahulu.

 

MENTARI (V.O) (CONT’D)

Sumpah, hidupnya akan bahagia

 

AARON membereskannya dan menyerahkan lembaran yang ia kumpulkan pada MENTARI. Semua lembaran sudah terkumpul. AARON pergi tanpa pamit kemudian lampu hijau menyala. Semua orang yang menyeberang berpencar. Sedangkan MENTARI mengejar AARON tapi tidak bisa.

 

MENTARI (CONT’D)

(TERIAK)

Terima kasih… (AARON tidak menoleh).

FADE TO:

 

***

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar