SATIRE / Bagian 9 - Kwikku

SATIRE

Astri Anggraeni

Daftar Bagian

Adegan dibuka dengan Close up: Burung merpati yang beterbangan dari atap gedung penjara.

2.EXT. LAPANGAN TUGU BATU - PAGI SEKITAR PUKUL 8 Seorang wanita berpakaian reporter terdiam saat jur

3. INT. DI DALAM MOBIL TAHANAN- PAGI Semua orang di dalam mobil tahanan itu terdiam. Sang narapidana

4. INT. DI DALAM RUMAH- MALAM Flashback Di dalam rumah yang serupa gubuk, dengan dinding bambu yang

5.INT. DI DALAM RUMAH-SORE Flashback Di dalam dapur yang sebenarnya hanyalah salah satu bagian rumah

6.EXT. DI HALAMAN SEKOLAH-PAGI Flashback Pagi dengan cuaca yang cerah, di halaman sebuah SD yang di

7.INT. DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT-SORE Flashback Hujan rintik-rintik. Mendung bergelayut dan ang

8.INT. DI RUANG ADMINISTRASI RUMAH SAKIT-SORE Flashback Di sebuah lorong rumah sakit yang panjang ya

9. INT. DI DALAM MOBIL TAHANAN- PAGI Semua orang yang di dalam mobil itu terdiam, mereka semua menat

10. INT. DI DALAM SEBUAH RUANGAN MIRIP GARASI- PAGI Mobil yang dikawal oleh polisi itu akhirnya berh

11.EXT. DI LUAR GEDUNG-PAGI Yudha perlahan berjalan keluar dari gedung, melewati kerumunan wartawan

12.INT.EXT. DI DEPAN TOKO SEPATU-PAGI Entah sejak kapan Yudha berhenti di depan sebuah toko sepatu.

13. INT. RUANG RAWAT RUMAH SAKIT-SIANG BEBERAPA MINGGU SEBELUM EKSEKUSI BAMBANG WINARNO Flashback Se

14.EXT. DI TOKO SEPATU-PAGI Yudha memperlihatkan senyuman lebar di wajahnya, namun tanpa sadar sete

15.INT. DI SEBUAH GANG - TENGAH MALAM BEBERAPA TAHUN SEBELUM EKSEKUSI MATI BAMBANG WINARNO Flashbac

16.EXT. DI DEPAN TOKO SEPATU-PAGI Perlahan Yudha membuka matanya. Yudha terbangun dari lamunannya ka

17.INT. DI SEBUAH PENJARA-PAGI SEKITAR PUKUL 8 Sekelompok nara pidana berkumpul di salah satu sisi s

18.INT. DI RUANG KETUA KPK-PAGI SEKITAR PUKUL 9 Di sebuah ruangan itu, seorang pria muda dengan umur

19.INT. DI RUANG INTEROGASI-SEHARI SEBELUM EKSEKUSI-MALAM SEKITAR PUKUL 9 Flashback Di dalam ruangan

20.INT. DI RUANG KETUA KPK-PAGI SEKITAR PUKUL 9 Wijaya yang masih melihat ke jendela sambil melamun

21.EXT. DI LAPANGAN TUGU BATU-SEKITAR PUKUL 10 Wartawan dan masyarakat berkerumun disekitar lapangan

22.EXT. DI SEKITAR LAPANGAN TUGU BATU-SEKITAR PUKUL 10 Sarah yang telah memperbaiki rambut dan bajun

23.INT. DI SEBUAH LORONG RUMAH SAKIT-SEKITAR PUKUL 10 Di sebuah lorong rumah sakit seorang pria dan

24.INT. DI SEBUAH KOST TEMPAT TINGGAL SULIS- BEBERAPA HARI SEBELUM BAMBANG WINARNO MENYERAHKAN DIRI

25.INT. DI SEBUAH LORONG RUMAH SAKIT-SEKITAR PUKUL 10 Ganesa: "Mbak, tolong tenang dulu."

26.INT. DI SEBUAH RUANG RAWAT RUMAH SAKIT-SEKITAR PUKUL 10 Di ruangan itu seorang remaja terbaring d

27.EXT. DI TEMPAT EKSEKUSI-SEKITAR PUKUL 10.30 Ribuan masa berbondong-bondong mendekati lokasi eksek

28.INT. KANTOR MENTERI PENDIDIKAN-SEKITAR PUKUL 10.45 Di sebuah ruangan empat kali lima meter, seora

29.INT.RUMAH HADI PRIYANTO-MALAM HARI Di sebuah ruang belajar, Hadi dengan seksama melihat ke arah T

9. Bagian 9

9. INT. DI DALAM MOBIL TAHANAN- PAGI

Semua orang yang di dalam mobil itu terdiam, mereka semua menatap Bambang yang sedang bercerita dengan mata merah. Tak sedikit dari para abdi negara itu yang berusaha mengusap air mata mereka yang merembes keluar. Namun Yudha bukanlah salah satu dari mereka. Dia terus melihat Bambang dengan ekspresi rasa bersalah. Yudha mencoba menganggkat tangannya untuk menepuk pundak Bambang namun, sebelum dia sempat melakukannya dia menarik tangannya lagi.

Bambang: “Aku telah banyak membuat anak itu menderita, dan kini adalah saat di mana aku harus membayar semuanya.” (menghela nafas)

Yudha: “Tapi bapak tidak berhutang pada tikus-tikus itu kan?”

Bambang: “Aku memang tidak berhutang pada mereka, tapi pada semua orang penerima bantuan yang uangnya kuambil.”

Yudha: “Itu cuma satu M pak? Bapak mau mati hanya demi satu M. Para tikus itu malah mengambil triliyunan dari bapak. Apa bapak masih waras?” (nada kesal)

Bambang hanya tersenyum ke arah Yudha. Di dalam senyumannya terdapat ekspresi yang tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Yudha merasa dirinya diejek. Yudha berusaha berdiri tapi kemudian dia berubah pikiran. Yudha akhirnya duduk kembali di kursinya sambil menghela nafas. Tanpa sadar dia mengelus-elus luka di tangannya seakan teringat masa lalunya yang kelam.

Cut to

Suka

Bagikan

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar