Mom War
8. Scene 71-83 (Berakhir)

71.INT. RUMAH CITRA. RUANG TENGAH. SORE                  

Citra duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya. Wajahnya masih tampak kesal. Di belakangnya Bowo mengikuti bersama Bayu.

BOWO

Bay, kamu naik ke kamar dulu ya. Papa sama mama mau ngobrol sebentar.

Bayu mengangguk dan berjalan ke arah anak tangga. Sedangkan Bowo menghampiri Citra dan duduk di depannya.

CITRA

Sofi tuh bener-bener ngeselin deh, Mas!

BOWO

Apapun masalahnya, kalian harus bisa selesain dengan kepala dingin. Kalian udah dewasa. Apalagi kamu dan Sofi udah sahabatan lama.
(beat)
Terus tadi kenapa kamu ngomong kasar kayak gitu sama Sofi?

Citra melihat ke wajah Bowo dengan kesal.

CITRA

Mas, kenapa kamu malah jadi belain Sofi sih?

BOWO

Aku bukannya belain Sofi. Masalahnya, apa yang kamu lakuin itu enggak pantes. Di sana ada aku sama Indra. Belum lagi anak-anak yang menyaksikan pertengkaran kamu dan Sofi. Emangnya pantes kayak gitu?

Citra tidak menjawab. Dia malah berdiri dengan mata memerah. Dia meninggalkan Bowo begitu saja menuju kamarnya.

CUT TO:

72.INT. RUMAH CITRA. KAMAR CITRA. SORE                    

Tampak Citra yang sedang tiduran menyamping sambil menangis. Tubuhnya sedikit bergetar. Bowo berjalan pelan dan duduk di samping Citra. Bowo mengusap pelan kepala Citra.

BOWO

Aku minta maaf ya. Aku enggak bermaksud belain Sofi dan menghakimi kamu.

Citra bangkit dan menatap Bowo dengan tajam.

CITRA

Nggak ngebelain gimana? Kamu terang-terangan nyalahin aku tadi.

BOWO

(Dengan suara pelan)

Iya, aku salah. Aku minta maaf. Sekarang boleh aku kasih tau sesuatu ke kamu?

Citra hanya diam. Dia sedang berusaha membersihkan air mata di pipinya.

BOWO (CONT’D)

Aku cuma mau kamu tau, kalau kamu itu nggak sendiri.

Citra membuang muka. Bowo tersenyum, lalu memegang tangan Citra.

BOWO (CONT’D)

Aku minta maaf karena kurang peka sama apa yang kamu alami sampai kamu berubah begini. Kamu mau kan maafin aku?

Citra menatap Bowo, lalu Bowo merentangkan tangannya hendak memeluk Citra. Mereka pun berpelukan. Bowo mengelus rambut belakang Citra. Tidak lama kemudian, Bowo melepasnya dan memandang Citra serius.

BOWO (CONT’D)

Sekarang kita udah bisa diskusi secara baik-baik?

CITRA

Diskusi apa?

BOWO

Dengan semua kesibukan dan pencapaian kamu sekarang, apa kamu bahagia?

Citra tampak membuka mulut untuk menjawab, tapi Bowo lebih dulu melanjutkan.

BOWO (CONT’D)

Kamu jangan jawab sekarang. Aku mau kamu pikirin dulu baik-baik dan objektif. Apa kehidupan kamu yang sekarang ini membuatmu lebih bahagia dibandingkan dengan apa yang sudah kita jalani sebelumnya?

Citra hanya menatap Bowo tanpa berkata apa-apa. Bowo memegang kedua tangan Citra dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.

BOWO (CONT’D)

Aku juga mau ngingetin, kalau dulu kamu sendiri yang minta berhenti kerja untuk fokus mengurus keluarga. Sekarang kamu istirahat dulu. Aku mau ke kamar Bayu. Dia pasti kaget lihat kamu kayak tadi.

Bowo mendaratkan kecupan di kening Citra sebelum pergi. Baru beberapa langkah Bowo pergi, Citra menghentikannya dengan mengatakan sesuatu.

CITRA

Mas ...

Bowo berbalik menghadap Citra.

BOWO

Ada apa?

CITRA

Kamu enggak tanya, ada masalah apa sebenarnya aku dan Sofi?

BOWO

Aku tau. Tanpa kamu jelaskan aku udah tau. Sekarang kamu cuma perlu pikirin baik-baik semua ucapan ku tadi. Oke?

Citra mengangguk pelam. Kemudian Bowo baru benar-benar keluar dari kamar.

CUT TO:

72.INT. RUMAH SOFI. KAMAR SOFI. MALAM                      

Tampak Sofi yang sedang duduk di pinggir tempat tidur dan Indra duduk di sebelahnya. Indra memegang tangan Sofi dan meletakkan di pangkuannya.

INDRA

Sekarang ceritain semuanya ke aku. Ada hal apa yang bisa bikin persahabatan kamu sama Citra jadi bermasalah kayak gitu?

SOFI

Citra marah sama aku karena pernah bilang hal yang bikin dia tersinggung.

INDRA

Emangnya kamu bilang apa ke Citra?

SOFI

Aku cuma banding-bandingin soal kerjaan IRT dan wanita karir. Aku pikir, Citra enggak akan semarah itu. Tapi buktinya tadi dia sensi karena kata-kataku waktu itu. Dan aku juga baru engeh sikap sinis dia dari kemaren, ya karena itu juga.

INDRA

Dan alasan kamu berbicara hal yang bikin Citra tersinggung itu, karena apa?

SOFI

Aku … Aku iri sama Citra. Via sering banding-bandingin aku sama Citra. Bayu selalu dibawain bekal masakan Citra, sementara Via nggak.
(beat)
Sekali dua kali aku biasa aja, Mas, tapi kalo keseringan aku kesel juga. Pasti Citra ngomongin sesuatu ke Bayu dan Bayu akhirnya ngomong ke Via.

INDRA

Jadi, itu alasan kamu berbicara hal kayak gitu ke Citra?

SOFI

Iya.


INDRA (CONT'D)

Aku udah sering bilang kalau aku nggak pernah nuntut kamu untuk bisa masak atau ngelakuin kerjaan lain di rumah, karena kita sudah sepakat sejak awal. Soal Via, harusnya kamu bisa lebih bijak nanggepinnya.

Sofi mengerutkan dahi karena tidak terima dengan ucapan Indra.

INDRA (CONT’D)

Aku yakin apa yang terjadi antara kamu dan Citra itu kesalahpahaman. Kalian udah kenal baik begitu lama, pasti sudah tau bagaimana satu sama lain.
(beat)
Aku ke Via dulu ya. Tadi pasti dia kaget melihat kamu dan Citra berdebat kayak gitu.

Sofi hanya mengangguk. Indra pun keluar kamar.

DISSOLVE TO:

73.EXT. SEKOLAH. HALAMAN SEKOLAH. PAGI                    

Tampak Citra dan Sofi yang sedang duduk bersisian di bangku tunggu. Suasana mereka terlihat canggung.

SOFI

Gue minta maaf atas kata-kata gue kemarin, Cit. Gue nggak ada maksud untuk nyinggung elo.

Citra menunduk dan tidak berkomentar apa-apa. Dia hanya sedang memainkan kuku jarinya.

SOFI (CONT’D)

Gue cuma sedikit iri sama elo yang bisa banyak waktu untuk keluarga. Ditambah kita jarang ada waktu buat jalan kayak dulu lagi. Tapi pas gue udah enggak kerja, ternyata gue baru bisa ngerasain jadi IRT itu emang enggak sesulit itu. Malah gue udah nyaman karena sering ada di rumah.

CITRA

(sedikit sewot)

Nyaman apanya?

SOFI

Gue jadi punya banyak waktu buat belajar masak. Bisa nememin Via main dan belajar. Via juga jadi deket sama gue. Gue baru sadar, kalau ternyata uang itu bukan segalanya.

CITRA

(Sinis)

Udah? Itu doang yang mau elo omongin?

SOFI

(Bingung)

Lho, kok elo gitu, Cit?

CITRA

Udah deh, Sof. Enggak usah pura-pura lagi. Emangnya nggak cukup elo udah bikin gue kelihatan buruk? Dulu di depan wali murid, temen-temen kampus, dan kemarin di depan keluarga gue sendiri.

SOFI

Elo itu salah paham, Cit. Gue nggak ada maksud ….

Citra memotong ucapan Sofi.

CITRA

Enggak ada maksud? Dari dulu elo juga nggak pernah mau kalah. Gue yang ngalah terus sama elo karena mandang persahabatan kita. Mending sekarang elo pikir sendiri aja deh. Percuma gue ngomong panjang lebar kalo elonya tetep enggak ngerti.

Citra bangkit dan pergi meninggalkan Sofi.

SOFI

(mendumal)

Citra kenapa jadi nyebelin gitu sih?!

CUT TO:

74.EXT/INT. MOBIL. DALAM PERJALANAN. SORE                      

Tampak Sofi sedang melamun. Dia duduk di bangku tengah bersama Via di sebelahnya. Sofi mengingat kembali UCAPAN-UCAPANNYA YANG KETERLALUAN ke Citra.

INSERT : SCENE 25, 26, 29, 30.

Sofi terlihat merasa bersalah. Dia juga tampak bingung dan frustrasi.

CUT TO:

75.INT. RUMAH CITRA. DAPUR. SORE

Kita melihat Citra sedang memotong bahan makanan. Dia tampak tidak fokus karena sedang memikirkan persahabatannya dengan Sofi yang hampir hancur. Citra melamun sampai akhirnya jari telunjuknya tergores pisau. Citra meringis kesakitan dan langsung menghampiri wastafel untuk mencuci lukanya.

CUT TO

76.INT. RUMAH CITRA. WARUNG. SORE                         

Tampak Citra sedang melayani DUA GADIS (18) yang belanja di warungnya. Keduanya tampak kompak mengenakan baju bermotif sama, hanya warnanya saja yang beda.

GADIS 1&2

Soda kalengnya dua ya. Rasanya yang stroberi semua.

Melihat kekompakan mereka, Citra teringat masa-masa indahnya bersama Sofi. Citra melamun.

INSERT : SCENE 1

GADIS 1

Bu! Ada nggak sodanya?

Citra tampak kaget dan langsung mengambil pesanan dua gadis itu. Wajah kedua gadis itu tampak senang. Setelah mereka membayar, keduanya pergi. Tidak lama setelahnya mobil Sofi berhenti di depan gerbang rumah Citra. Sofi keluar dari sana dan menghampiri Citra di warung. Citra tampak kaget.

SOFI

Hai, Cit. Sori gue dateng nggak bilang dulu.
(beat)
Gue ... bener-bener mau minta maaf atas sikap ucapan gue yang keterlaluan selama ini.

Citra masih diam dan tatapan matanya masih dingin. Mata Citra mulai merah. Tampak Citra juga tengah menahan emosinya.

SOFI (CONT’D)

Kalau elo masih marah sama gue, gue bisa ngerti. Tapi gue harap kita masih bisa kayak dulu lagi setelah elo bisa maafin gue.

Sofi melihat ke Citra yang masih diam dan tampak tidak peduli. Kita bisa melihat mata Citra yang sudah berkaca-kaca. Tapi Citra berusaha untuk tidak menangis di depan Sofi.

CITRA

Kalo udah enggak ada yang perlu elo omongin, gue masih banyak kerjaan yang harus diurus. Karena jadi IRT bukan cuma perihal dapur, kamar, sumur.

SOFI

Cit ...

Citra pergi ke arah dalam, meninggalkan Sofi yang semakin bingung dan pasrah.

DISSOLVE TO:

77.INT. SEKOLAH. RUANG GURU. PAGI                         

Tampak Citra sedang duduk berseberangan dengan Bu Santika.

BU SANTIKA

Mengenai tur kelas 4, saya ingin menyampaikan, kalau Bayu mendapatkan bantuan untuk biaya turnya. Ibu hanya harus membayar separuhnya saja.

CITRA

(terkejut)

Bantuan? Bantuan dari siapa, Bu?

BU SANTIKA

Mohon maaf, Bu, tapi saya tidak bisa menyebutkan sumbernya.

CITRA

Saya juga minta maaf, karena saya nggak bisa menerima bantuan dari orang yang tidak dikenal. Bayu tetap tidak akan pergi.

BU SANTIKA

Tapi Ibu kenal kok sama pemberi bantuannya. Wali murid kelas 4 juga.

CITRA

Iya, siapa?

BU SANTIKA

Saya akan kasih tau, tapi tolong dirahasiakan ya, Bu. Yang memberi bantuan Ibu Sofi, maminya Via.

Citra terkejut. Wajahnya menegang dengan tangan yang terkepal kuat. Kita tahu kalau Citra malah semakin marah dengan Sofi.

CUT TO:

78.EXT/INT. RUMAH SOFI. SIANG                              

MONTAGE Citra baru turun dari mobil yang terparkir di depan rumah Sofi. Dia menekan bel berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Terdengar samar-samar suara Sofi berteriak minta tolong. Citra panik dan mencoba membuka pintu yang ternyata tidak dikunci. Citra segera masuk ke rumah Sofi dan memanggilmanggil nama Sofi. Dari arah dapur ada kepulan asap. Di sana juga terdengar suara Sofi yang terbatuk-batuk. Dia mendekat sambil mengibas-ngibas tangan di udara mengusir asap. Citra melihat Sofi yang berposisi telungkup dengan kaki tertimpa kursi tinggi. Citra terkejut bukan main dan buru-buru menolong Sofi berdiri.

Sofi menunjuk kompornya yang masih menyala, Citra buru-buru mematikan kompor. Dia menyambar kain lap dan mengguyurnya dengan air, lalu menutupi penggorengan yang menyala. Setelahnya Citra kembali mendekati Sofi dan memapahnya untuk pindah ke ruangan lain. Rupanya kaki Sofi terkilir akibat terjatuh.

CUT TO:

79.INT. RUMAH SOFI. RUANG TENGAH. SIANG (MOMENTS LATER)     

Citra membantu Sofi untuk duduk di sofa panjang dan berselonjor. Citra tampak cemas melihat Sofi yang terus meringis kesakitan.

CITRA

Bentar, ya. Gue ambilin air sama es buat kompres kaki elo.

Tidak lama kemudian Citra datang membawa segelas air putih dan sebuah wadah berisi es dan kain. Citra memberikan air itu pada Sofi

CITRA (CONT’D)

Minum dulu.

SOFI

Thanks.

Citra duduk di dekat kaki Sofi, lalu membungkus beberapa es batu dengan kain dan mulai mengompres kaki Sofi.

CITRA

Kok bisa ada kejadian kayak tadi sih, Sof? Emang elo lagi ngapain? Terus ART lo ke mana?

SOFI

Tadi gue lagi goreng ayam, terus ada telepon. Gue tinggal dulu, deh. Si bibik lagi ke pasar.

Citra diam saja dan tidak menanggapi cerita Sofi. Namun Citra terlihat cemas melihat Sofi.

SOFI (CONT’D)

Thanks ya, Cit. Kalo elo enggak dateng tadi, enggak tau deh apa yang terjadi sama gue.

CITRA

Iya.

SOFI

Ternyata jadi IRT enggak gampang. Semua ucapan gue kemarin bener-bener kayak sampah yang perlu dibuang jauh-jauh.

CITRA

Elo yang kasih bantuan buat Bayu biar bisa ikut tur?

Sofi tampak terkejut, lalu menghela napas.

SOFI

(Bergumam)

Dasar Bu Santika! Enggak bisa jaga rahasia.
(beat)
Elo jangan salah paham dulu, Cit. Gue nggak bermaksud jelek, kok. Gue cuma mau Bayu bisa ikut tur. Sumpah, gue enggak ada niat buat ...

Citra memotong ucapan Sofi.

CITRA

Sorry, Sof ...

SOFI

Ya ampun, Cit. Kenapa sih, harus nolak niat baik gue?

CITRA

Gue belum selesai ngomong. Gue minta maaf karena terlalu egois dan keras kepala. Dan gue juga berterimakasih karena elo udah peduli sama Bayu.

Wajah Sofi tampak berseri. Dia tersenyum, diikuti dengan Citra yang juga tersenyum. Mata Sofi tampak berkaca-kaca sambil mencebikan bibirnya ke bawah, seperti akan menangis.

SOFI

Aaah, Citra. Kenapa gue jadi mau nangis gini sih?

Citra pun mendekat ke Sofi dan memeluknya. Mereka sudah berbaikan.

CUT TO:

80.INT. RUMAH CITRA. KAMAR. MALAM                         

Kita melihat Bowo sedang menutup laptop di meja kerjanya. Sedangkan Citra duduk di ujung ranjang. Sebelumnya Citra sudah menceritakan semuanya ke Bowo tentang kejadian hari ini.

BOWO

Keputusan kalian udah benar buat menyelesaikan pertengkaran kemarin. Memang sudah seharusnya itu yang kalian lakuin.

Bowo berdiri dari kursi kerjanya menghampiri Citra di ujung ranjang. Bowo duduk di sebelah Citra.

CITRA

Iya, Mas. Kalau dipikir-pikir akunya juga yang terlalu berprasangka dan emosional.

BOWO

Terus apa keputusan kamu soal tur itu?

Citra memandang Bowo dengan serius. Lalu Citra menggeleng sambil tersenyum simpul.

CITRA

Bayu tetep enggak ikut, Mas. Aku nolak bantuan dari Sofi secara baik-baik dan Sofi mau ngerti. Semua hasil warung dan jualan online ku kemarin biar aku masukin tabungan.

Bowo tersenyum senang. Lalu menarik tubuh Citra ke dalam pelukannya.

BOWO

Aku bangga sama kamu.

DISSOLVE TO:

81.INT. RESTORAN. SORE                                    

Kita melihat Citra dan Sofi sedang kumpul-kumpul lagi sama teman-teman alumni kampusnya. Suasana yang sebelumnya ramai jadi sedikit sepi. Kita fokus pada Fira yang tampak murung. Sedangkan teman-temannya yang lain sedang fokus padanya seperti habis mendengar cerita kurang baik.

META

Udahlah, Fir. Jangan cemberut gitu terus. Mending sekarang elo fokus sama kehamilan kedua elo ini.

TEMAN 1

Iya, bener. Manfaatin deh tuh metime di rumah. Anak lo yang pertama kan, juga udah bisa diajak ngobrol. Pasti enggak sepi juga.

FIRA

Tapi gue masih pengen kerja. Dan kayaknya gue juga butuh waktu buat beradaptasi sama kebiasaan gue sebelumnya. Apalagi gue juga enggak mau cuma jadi IRT yang terkurung di rumah aja.

CITRA

Eh, Fir. Dari pada elo takut ini itu, mending elo jalanin aja dulu. Jadi IRT enggak semengerikan yang elo pikirin. Asal elo happy jalaninnya. Tapi jangan dianggap remeh juga. Kerjaan IRT tuh, enggak ada abisnya.

Citra melirik ke Sofi sambil tersenyum. Sofi pun juga membalas senyuman itu dengan baik.

SOFI

Setuju! Pokoknya elo enggak akan nyesel jadi IRT. Jadi IRT ataupun wanita karir, itu sama-sama keren kok. Semuanya untuk keluarga dan yang paling penting kita juga enjoy jalaninnya.

Semua yang mendengarkan Sofi mengangguk setuju. Wajah Fira pun berubah cerah.

CUT TO:

82.EXT/INT. RUMAH SOFI. HALAMAN BELAKANG. PAGI            

Kita melihat Indra sedang fokus ke layar tabletnya. Lalu terdengar suara Sofi yang berteriak memanggilnya dari arah dalam.

SOFI

Mas! Mas!

Terlihat Sofi menghampiri Indra dengan setengah berlari. Sofi langsung duduk di sebelah Indra. Sofi membawa ponsel dalam genggamannya.

INDRA

Ada apa? Kamu abis beli tas limited edition?

SOFI

Bukan itu, Mas. Tapi aku dapet tawaran kerja. Di perusahaan lain tapi posisi aku sebagai manajer HRD. Menurut kamu gimana?

INDRA

Kok tanya aku? Kamu kan, yang jalanin. Apapun keputusan kamu, aku selalu dukung.

Ekspresi wajah Sofi mendadak berubah jadi bingung.

SOFI

Tapi entah kenapa aku udah nyaman dengan posisi aku sekarang. Aku suka ada di rumah begini.

INDRA

Coba kamu pertimbangkan lagi. Jangan sampai kamu ulangin kesalahan yang sama. Oke?

Sofi mengangguk, tapi dia masih tampak bimbang.

DISSOLVE TO:

83.EXT. SEKOLAH. PAGI

ESTABLISH : SUASANA SEKOLAH YANG RAMAI

Kita melihat Citra baru saja mengantar Bayu, dan Sofi mengantar Via. Lalu Citra dan Sofi saling mendekat. Tampak Sofi berpakaian formal.

CITRA

Elo mau langsung berangkat atau kita bisa ngopi dulu sebentar?

Sofi melihat jam di pergelangan tangannya. Dia tampak berpikir seperti akan menolak. Tapi kemudian dia tersenyum.

SOFI

Bisa, yuk. Masih ada waktu setengah jam lagi. Tapi elo emangnya enggak buka warung? Kerjaan rumah udah beres?

Citra tersenyum.

CITRA

Gue bisa kerjain semuanya nanti abis kita ngobrol. Kerjaan rumah kan, bisa nunggu. Nanti juga selesai kok. Yang penting jangan sampe bikin masakan gosong.

Mereka tertawa bersamaan.

FADE TO BLACK.






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar