3. MIDWAY #3

INT. RUMAH SATYA - SIANG

Abisatya duduk di meja makan sembari merokok dia membaca lembarang-lembaran kertas, Cahya datang membawa dua gelas berisi susu, salah satunya dia berikan ke Abisatya dan Cahya duduk di seberang Abisatya. Kini diatas meja ada lembaran-lembaran kertas, dua gelas susu dan asbak.

ABISATYA

Jadi kita harus mencuri uang

dari orang thailand itu?

CAHYA

Iya, biar bisa buat

bahan penyelidikan selanjutnya.

ABISATYA

Lalu satuan polisi bakal menyerbu gudangnya.

rencana yang bagus dan kalau

bisa berhasil bakal jadi prestasi besar.

CAHYA

Inget Sat, bukan cuma instansi yang

bakal dapat prestasinya, kita juga dapat,

asik gak tuh naik jabatan belum kalau gajih kita naik.

ABISATYA

Buat gua yang penting cepet beres aja.

Oh iya..Cahya..tentang Joko.

CAHYA

Tenang gua udah dapat izin kok.

Cahya berdiri lalu berjalan menuju kamar.

Abisatya meminum segelas susu, saat Abisatya sedang minum tiba-tiba terdengar suara senjata api dikokang ternyata Cahya keluar dari kamar sambil membawa senjata api berupa pistol dan mengarahkannya ke Abisatya. Melihat itu Abisatya kaget hingga memuntahkan kembali susu yang sedang dia minum dan terlihat akan bersembunyi di bawah meja.

ABISATYA

Bodo! gimana kalau gua ke tembak.

CAHYA

Santai aja kali orang kosong, nih.

Pistol itu mengeluarkan suara tembakan yang cukup kencang dan membuat lubang di tembok rumah, Cahya dan Abisatya dibuat kaget karenanya.

CAHYA

Lah yang ngisi siapa?

ABISATYA

Gua semalam.

CAHYA

Ya kenapa lu isi?

ABISATYA

Niatnya biar bisa langsung pake.

CAHYA

Ya iya sih langsung ke pake.

Tetangga rumah Abisatya yang tidak jauh dari rumahnya mengetuk pintu rumah Abisatya.

TETANGGA

NAK ADA APA!?

ABISATYA

OH BUKAN APA-APA BU.

Abisatya melirik ke arah Cahya sembari menunjukan ekspresi bahwa semua ini salah Cahya.

INT. KONTRAKAN DEWI - SAME TIME

Joko sedang bersiap-siap sambil memeriksa kembali tasnya terlihat satu senjata api beserta satu handphone khusus untuk berkomunikasi dengan Bos dan Mafia Thailand, di lain ruangan terdengar Dewi sedang menyiapkan makanan, Joko berniat untuk pergi berangkat.

DEWI

Mau kemana?

JOKO

Urusan dulu, nanti pulang kok.

DEWI

Nanti kapan? tahun depan?

JOKO

Aku kan udah janji semalam,

aku gak akan kemana-mana.

DEWI

Aku gak percaya sama kamu.

JOKO

Ya gak apa apa kok, Aku yakin kamu bakal

baik baik aja tanpa aku.

DEWI

...Janji kalau ini kerjaan terakhir dari Pa Rahmat?

JOKO

Janji.

Dewi mengalihkan pandangannya dari Joko, melihat itu Joko kembali berjalan menuju pintu rumah.

DEWI

Makan dulu.

Joko berhenti berjalan.

JOKO

Hah..Oh iya.

Joko tersenyum mendengar perkataan Dewi, akhirnya dia makan terlebih dahulu.

INT. GUDANG - SORE

Joko memasuki gudang persembunyian, terlihat tidak ada siapa-siapa. Dia lalu membuat minuman dan merokok sambil menunggu Pa Rahmat bos mafianya. Teringat kembali kalau di dalam tasnya terdapat senjata api, Joko membuka kembali tasnya karena ingin melihat kembali senjata api yang dia bawa, namun setelah melihat kembali. Joko justru terlihat panik sambil teringat kejadian saat di kota dulu.

INT. BANGUNAN KOSONG - MALAM (Flashback)

Joko dan dua orang lagi memasuki bangunan, Joko dengan koper hitam yang dibawanya dijaga oleh dua orang yang berjalan di sisi kiri dan kanan. Joko melihat sekeliling bangunan yang isinya hanyalah kardus dan kotak kayu yang berserakan, memiliki jendela kecil namun sulit dijangkau karena tinggi dan pintu yang hanya ada dua. Satu digunakan oleh Joko untuk masuk dan satu lagi yang berada di seberangnya.

JOKO

Jam berapa ini?

MAFIA 1

Jam 11 malam pas jok.

JOKO

Harusnya mereka udah di sini,

fokus jangan sampai lengah.

Tempat ini berbahaya jika

kita sampai terkepung.

Tidak lama kemudian pintu yang ada di seberang Joko terbuka, terlihat tiga orang masuk.

PEMBELI

Sesuai perjanjian.

JOKO

Ya.

Pembeli melemparkan tasnya ke arah Joko, kemudian kedua teman Joko mengambilnya dan memeriksa isinya.

MAFIA 1

Ya sesuai.

Joko menaruh kopernya di bawah dan dengan dorongan kakinya koper tersebut tergeser hingga dapat diterima oleh si pembeli. Si Pembeli pun memeriksa isi koper tersebut akan tetapi saat si Pembeli memeriksanya, Joko menyadari gerak-gerik yang mencurigakan dari salah satu teman si Pembeli, untuk berjaga-jaga tangan Joko sudah bersiap untuk mengambil senjata api. Si Pembeli memeriksa bungkus narkoba terakhir dari koper tersebut tidak lama kemudian Si Pembeli merapihkan isi koper dan menutupnya.

PEMBELI

Aman..

Dengan cepatnya salah satu teman si Pembeli mengeluarkan senjata api dan ingin menembak si Pembeli namun Joko sudah menyadari itu. Si Pembeli terkejut melihat temannya menodongnya dengan senjata api namun sebelum dapat menembak si Pembeli, Joko berhasil menembaknya terlebih dahulu.

Semua orang terkejut, bahkan Joko terlihat terkejut dengan yang dilakukannya. Seketika sirine polisi terdengar.

INT. GUDANG - SORE

Joko menutup kembali tas yang dia bawa, saat itu juga pintu gudang terbuka dan Cahya masuk. Cahya berjalan menuju tempat duduk Joko lalu duduk di seberangnya.

CAHYA

Yo, dari kapan disini?

JOKO

Baru aja.

CAHYA

Bos belum datang?

Joko menggelengkan kepalanya.

CAHYA

Mobil udah siap, gua parkirin

di depan gudang.

JOKO

Hmmm.

Cahya tersenyum mendengar jawaban singkat dari Joko.

CAHYA

Gua denger lu kakaknya Dewi

yang kerja di Pom Bensin.

Joko menatap serius Cahya.

JOKO

Kenapa emangnya?

CAHYA

Santai bro, gua gak ada niat apa-apa.

JOKO

Terus ngapain lu ngomong gitu?

CAHYA

Gak ada apa-apa kok, Dewi temen gua.

Cuma gua ngerasa kasian aja sama Dewi

yang lu tinggalin gitu

aja dan gak ngasih kabar apa-apa.

Joko memegang kerah baju Cahya, Joko terlihat marah karena ucapan Cahya tentang Dewi.

JOKO

Jangan asal ngomong, kalau lu

gabisa nerima imbasnya!.

CAHYA

Coba aja.

Saat Joko hendak memukul Cahya, suara mobil datang terdengar dari dalam, Joko yang menyadari itu melepas genggamannya. Dari pintu masuk terlihat Bos masuk bersama Bodyguardnya. Bos berdiri di samping mereka, tidak lama kemudian Bodyguard membawa kursi untuk Bos.

BOS

Wah ternyata sudah sampai ya.

Maaf terlambat ada urusan dulu,

gimana sudah nunggu lama?

JOKO

Enggak pak.

BOS

Rapihkan baju mu.

Bos memegang kerah baju Cahya dengan maksud menunjukan bahwa kerahnya kusut.

BOS

Tadi sampai mana ya...Oh iya,

gimana persiapannya.

Udah kalian kerjakan?

CAHYA

Sudah, untuk mobil pick up

sudah saya siapkan.

BOS

Bagus, kalau kamu Joko?

JOKO

Barang yang diminta sudah disiapkan,

tinggal menunggu barang sampai dari pabrik.

BOS

Kalian ke tempat yang sudah

dijanjikan saja dulu.

Tunggu disana sampai tengah malam.

JOKO

Iya pak.

CAHYA

Baik.

BOS

Tidak usah membawa senjata,

kerjakan sesuai perintah

dan jangan ada kesalahan.

Sekarang kalian berangkat.

Bos berdiri dari tempat duduknya, diikuti oleh Cahya dan Joko. Saat Cahya dan Joko berjalan melewati Bos, saat itu juga Bos memukul pelan pundak Joko.

BOS

Lakukan sesuai perintah.

Joko memahami perkataan Bos, karena itu dia mengagguk dan berjalan kembali bersama Cahya.

INT. MOBIL CAHYA - SORE (CONTINUOUS)

Joko menyetir mobil pickup sedangkan Cahya duduk di sebelahnya.

CAHYA

Isi bensin dulu.

Joko melihat bahwa isi bensin di mobil itu hanya tersisa sedikit.

JOKO

Harusnya lu isi dulu sebelum dipakai.

Sesaat mereka sampai di dekat pom bensin, Joko menyalakan sen kiri lalu membelokan mobilnya. Di bagian pengisian bensin untuk mobil terdapat satu mobil yang sedang mengisi bensin.

CAHYA

Gua beli rokok dulu, lu mau nitip gak.

Joko hanya melihat kearah pom bensin mencari apakah Dewi sedang bekerja.

JOKO

Gak.

Cahya keluar dari mobil.

INT. WARKOP - CONTINUOUS

Abisatya yang sedang berjaga di warkop melihat Cahya yang sedang berjalan, saat itu warkop sedang ada beberapa pengunjung.

CAHYA

Sat, Rokok sebungkus.

ABISATYA

Rokok lu ada di belakang.

Cahya berjalan ke belakang dan masuk ke dalam ruangan, Cahya mengambil bungkus dari kertas coklat. Saat Cahya mengambil isi dari bungkus tersebut, Cahya mengambil sebungkus rokok, korek dan senjata api yang telah diisi. Cahya memasukan senjata api itu kedalam saku dalam di jaketnya lalu Cahya keluar dari ruangan tersebut.

CAHYA

Nanti tengah malam gua bayar.

ABISATYA

Ya.

Cahya keluar dari warkop sambil membawa sebungkus rokok beserta koreknya yang dia bawa di tangannya.

INT. POM BENSIN - CONTINUOUS

Joko selesai mengisi bensin, melihat Cahya yang sedang berjalan membawa sebungkus rokok. Joko meraba tasnya, memastikan kembali apakah ada senjata api di dalamnya. Sesaat sesudah itu Joko memberhentikan mobilnya agar Cahya dapat masuk, setelah Cahya masuk mereka langsung berangkat kembali.

INT. WARKOP - CONTINUOUS

Abisatya memperhatikan mobil pickup hingga tidak terlihat kembali.

INT. MOBIL CAHYA - CONTINUOUS

Cahya membuka sebungkus rokok yang dia bawa, dia mengambil sebatang dan menyimpannya di mulutnya lalu membakarnya. Setelah rokok Cahya menyala dia memberikan bungkus rokok beserta koreknya ke Joko. Joko menerimanya dan membakar sebatang rokok. Kemudian mereka memasuki jalan yang mengarah ke hutan hingga mereka menemukan saung yang bisa terlihat dari jalan. Joko menepikan mobilnya.

CAHYA

Keliatannya udah ada orang disana.

JOKO

Mereka memastikan kalau gak ada

yang mencurigakan di sekitar sini.

Cahya keluar dari mobil, diikuti Joko yang terlihat membawa tasnya.

INT. SAUNG - SORE MENUJU MALAM

Wisnu dan Yanto yang pernah bermain kartu poker dengan Cahya sebelumnya, ada di saung. Mereka sedang duduk dan Cahya bersama Joko menghampiri mereka berdua.

YANTO

Yo, Cah.

CAHYA

Gua gak tau kalau lu yang ditugasin.

WISNU

Kenapa emangnya Cah?

CAHYA

Gua gak nyangka aja.

JOKO

Barangnya udah siap?

WISNU

Nanti malam datangnya.

YANTO

Duduk dulu lah..kalo berempat gini kan

jadinya cukup buat main kartu.

Yanto mengeluarkan kartu dari tas kecil yang dia bawa, Cahya melihat ada senjata di dalamnya.

CAHYA

Lu udah niat dari awal ya.

YANTO

Gua udah ada firasat kalau

malam ini bakal begadang.

Yanto mengocok kartu.

JOKO

Gua gak akan ikut.

WISNU

Santai aja, tugas tinggal dijalanin

udah siap semua kok.

CAHYA

Gua udah pasti menang ini.

YANTO

Lu jangan kepedean. Lu gak tau apa

yang bakal terjadi, siapa tau gua yang menang.

CAHYA

Haha coba aja.

Yanto membagikan kartu, Joko pada akhirnya ikut bermain kartu.

INT. SAUNG - MALAM

Mereka sudah bermain putaran yang ke sekian kali hingga malam tiba, Cahya kembali menang.

CAHYA

Bosen menang, dari tadi gua

yang paling sering menang.

JOKO

Sehabis ini gua udahan.

Wisnu mengocok kartunya.

WISNU

Oke putaran terakhir.

Wisnu membagikan kartu hingga habis, Cahya melihat kartu yang dia dapat.

CAHYA

Gua lagi beruntung banget malam ini.

WISNU

Main ini gak cuma karena lu beruntung

tapi harus bisa menipu lawan

dengan ekspresi wajah, semakin gerak-gerik lu

ga keliatan lu bisa menang.

YANTO

Jago juga lu Cah, nyembunyiin wajah lu.

CAHYA

Seperti pepatah, lu gak bisa

menilai orang dari luarnya.

WISNU

Tapi gua yakin perlahan bakal ketauan,

sampai bisa terbaca jelas gerak-geriknya.

YANTO

Pass.

Mereka berbincang sambil bermain, dalam putaran ini Cahya sedang unggul.

WISNU (CONT'D)

Kalau sekalinya ada celah

dan terlihat jelas,

perlahan lu bakal jatuh

dari tempat lu sekarang.

Joko mengembalikan keadaan dan menjadikannya lebih unggul dari Cahya.

WISNU (CONT'D)

Dan seseorang bakal mengalahkan lu.

Joko terus unggul hingga Cahya tidak dapat membalasnya, pada akhirnya putaran tersebut dimenangkan Joko.

CAHYA

Hmmm...Ya mungkin lu benar.

Terdengar suara motor datang, saat sudah dekat saung terlihat jelas bahwa seseorang yang mengendarainya adalah Raka. Raka membawa narkoba yang akan diberikan dan satu botol minuman. Raka memarkirkan motornya dan mengangkut barang ke mobil pickup, setelah itu Raka bergabung dengan yang lain.

RAKA

Barangnya udah gua simpen di mobil.

Raka memberikannya ke Joko, Joko menerimanya dan langsung memasukannya kedalam tas yang dia bawa.

RAKA

Buat yang satu ini..

Raka menunjukan botol minumannya, dia terlihat bersemangat mendengar apa yang akan dikatakan oleh teman-temannya.

RAKA

Satu ini buat penghangat.

WISNU

Buka aja langusng.

CAHYA

Lu ditugasin juga Raka?

RAKA

Iya.

Raka membalas pertanyaan Cahya dengan raut wajah seperti menggambarkan bahwa Raka malas berbicara dengan Cahya.

JOKO

Lagi tugas gini lu

seenaknya bawa minuman.

RAKA

Santai aja kali.

Raka menatap Joko dengan serius.

JOKO

Terserah lu aja.

WISNU

Gimana gak akan lanjut lagi?

CAHYA

Gua diganti Raka dulu.

RAKA

Yaudah, kalau lu gak mau main

kasih kartunya ke yang lain.

CAHYA

Nih, lu yang ngocok kartunya.

RAKA

Baru ikut main udah ngocok lagi.

Raka ikut duduk di dalam saung, Raka mengocok kartu dan membagikannya.

CAHYA

Gua mau kencing dulu.

Setelah Cahya pergi. Wisnu, Yanto dan Raka saling menatap satu sama lain. Raka juga menatap Joko namun Joko membalasnya dengan tatapan yang serius.

INT. POM BENSIN - MALAM

Di dalam pom bensin ada Danu dan Dewi yang sedang bekerja, Danu sedang mengisi bensin motor seorang pembeli begitu pula Dewi.

DANU

Gimana sama kakak lu, gak ribut di jalan kan?

DEWI

Kesel gua Nu.

DANU

Kenapa Dew?.

Mereka berdua telah selesai mengisi bensin pelanggan.

DEWI

Datang tiba-tiba terus ngeajak ke Kota coba,

pergi gak ngasih kabar ke mana.

Sampe sekarang aja gua gak tau,

dia selama ngilang diem di mana.

DANU

Kota? Seriusan?, Duit dari mana?

Emang dia waktu itu izin

ke elunya gimana?

DEWI

Serius.., Duit dia dapet dari kerjaan dari Pa Rahmat.

Nah gara-gara itu dia ngilang Nu,

Gara-gara kerjaan dari Pa Rahmat.

Gua udah nanya ke Pa Rahmat gak dikasih jawaban yang jelas.

DANU

Tapi lu hati-hati sama Pa Rahmat,

banyak kabar gak baik dari dia.

DEWI

Gua juga tau, Nu. Makannya gua khawatir

tapi dianya malah seenaknya.

DANU

Yaudah seenggaknya...

Tiba-tiba beberapa sepeda motor dan beberapa mobil Jeep melewati pom bensin dengan kecepatan penuh, membuat Danu dan Dewi bertanya-tanya.

DANU

Rame banget ada apaan ya?

DEWI

Gak tau.

Dewi melihat Abisatya keluar dari warkopnya untuk melihat lebih jelas rombongan kendaraan yang baru saja lewat, setelah melihatnya Abisatya terlihat resah dan masuk kembali kedalam warkop.

INT. WARKOP - CONTINUOUS

Abisatya masuk kedalam warkop, keadaan warkop sedang sepi tidak ada pelanggan. Abisatya melihat jam yang menunjukan pukul jam 12 malam, Dia langsung masuk kedalam gudang dan mengambil senjata api miliknya setelahnya dia mengambil hp yang terlihat jadul dan mulai menelepon Bosnya di kepolisian. Namun sebelum panggilan itu diterima, Dewi masuk kedalam warkop.

DEWI

Satya?

Dari dalam gudang Abisatya menjawab.

ABISATYA (V.O)

Iya Dew sebentar gua lagi

ngerapihin barang dulu.

Dewi duduk sambil menunggu Abisatya keluar. Di dalam gudang.

ABISATYA

Pak, Pa Rahmat mengirimkan rombongan

kendaraan yang sepertinya

mengarah ke tempat transaksi.

KEPALA KEPOLISIAN (V.O)

Bersenjata?

ABISATYA

Tidak tau pak.

KEPALA KEPOLISIAN (V.O)

Hmmm.. Kamu stand by saja, laporkan jika terjadi

sesuatu yang mencurigakan lagi.

Jika terjadi hal yang tidak terduga,

kita akan mengirimkan bantuan.

ABISATYA

Baik pak.

Abisatya mengakhiri panggilan dan menghampiri Dewi.

DEWI

Gua lihat tadi lu keliatan panik pas

rombongan yang tadi lewat.

ABISATYA

Kirain gua geng motor ternyata

rombongan pekerjanya Pa Rahmat.

DEWI

Oh iya? Tau dari mana?

ABISATYA

Ohh itu..eh dari Cahya.

DEWI

Oh iya Cahya kerja di Pa Rahmat juga ya.

Kerjaan apa sih katanya ngurusin sawah tapi

Joko sampai pergi gak ngasih kabar,

sebetulnya gua curiga sama Pa Rahmat.

ABISATYA

Kakak lu kan lebih lama dari Cahya,

gua juga gak banyaka tanya ke Cahya.

DEWI

Gua takutnya ada apa-apa.

ABISATYA

Ya semoga aja bukan apa-apa.

DEWI

Ya moga aja, Sat. Rokok sebungkus

sama kopi buat si Danu.

ABISATYA

Siap..

Abisatya mulai menyiapkan pesanan Dewi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar