Kutukan Dari Balik Halimun
1. Act #1

ACT 1

1             EXT. SEBUAH RUMAH YANG DIKELILINGI POHON YANG RIMBUN – HALAMAN RUMAH – MALAM HARI

Suasana gelap gulita. Hujan gerimis turun disertai angin. Dari kejauhan terdengar lolongan anjing liar. Sedangkan dari dalam rumah terdengar seorang wanita melantunkan kidung jawa.

Wanita (O.S)

Ana kidung rumekso ing wengi, teguh ayu luputa ing lelara, luputa bilahi kabeh, jin setan datan purun, peneluhan tan ana wani, miwah panggawe ala, gunaning wong luput, geni atemahan tirta, maling adoh tan ana ngarah mring mami, guna duduk pan sirna.

               Angin berhembus sedikit kencang, hingga membuka salah satu jendela kamar. Jendela itu membuka dan menutup beberapa kali. Dari celah jendela, terlihat seorang wanita yang membelakangi jendela. Tangannya sibuk mengusap kepala seorang gadis kecil yang tertidur pulas di atas kasur. Dari bibirnya terdengar lantunan kidung Jawa, Mantra Wedha.

DISSOLVE TO

2             INT. RUMAH – RUANG TAMU – MALAM HARI

               Ruang itu hanya diterangi oleh cahaya lampu yang redup. Di atas meja terlihat sebuah batu merah delima yang memancar di dalam sebuah gelas berisikan air putih. Ada tiga pria yang duduk mengelilingi meja itu. Yoda dan Widi tampak memandangi batu merah delima itu dengan tatapan takjub sekaligus heran. Sedangkan Gilang bersandar di kursi sambil tersenyum bangga.

Gilang

Keren kan. Batu ini oleh-oleh dari sepupu gue yang pergi ke air terjun lembah Ebuh.

Yoda (Mengerutkan kening)

Tau nggak sih lo, air terjun itu cuma mitos?

Gilang(Menunjuk isi gelas)

Di depan lo itu, bukti keberadaan dari air terjun itu.

Widi

Mungkin sepupu lo dapet dari tempat lain.

Decakan keluar dari bibir Gilang. Sulit sekali meyakinkan kedua orang temannya itu. Dia pun akhirnya mengeluarkan HP dari saku jaket dan menyalakannya. Mencari sebuah foto di dalam galerinya untuk meyakinkan kedua orang di depannya itu.

Gilang(Meletakkan HP ke atas meja)

Kalo kek gini masih tidak percaya?

Yoda dan Widi saling bertukar pandang. Wajah mereka masih tampak tidak percaya, tapi foto di dalam HP Gilang bukan sekedar editan belaka. Di HP itu terlihat seorang pria tengah berdiri di depan air terjun.

Gilang

Jadi gimana? Mau nggak kita liburan ke tempat itu bareng sepupu gue?

Widi

Lo yakin tempat itu aman, nggak ada yang aneh-aneh?

Gilang

Kagak lah. Sepupu gue masih hidup sampe sekarang. Cerita keangkeran lembah Ebuh, itu cuma mitos. Biar orang nggak ngambilin batu-batu berharga yang banyak ditemukan di sana.

Yoda dan Widi tampak berpikir. Widi melirik Yoda meminta keputusan. Walau bagaimanapun sebagai pecinta alam, mereka penasaran dengan lembah Ebuh. Terutama untuk membuktikan dasas-desus mitos yang sering mereka dengar selama ini. Setelah menimbang cukup matang, akhirnya Yoda buka suara.

Yoda

Oke deh. Kita ke sana akhir pekan ini. Gue hubungin Sekar sama Rinjani, mereka pasti mau ikut ke tempat baru kayak gitu.

Gilang

Sip. Gue hubungin sepupu gue buat jadi pemandu. Makin banyak yang ikut, pasti makin seru.

Mereka melanjutkan pembicaraan menyusun rencana pergi ke lembah Ebuh, lembah yang selalu menjadi mitos di kalangan pecinta alam. Kalau mereka berhasil menaklukkan tempat itu, sudah dipastikan kelompok mereka akan disegani oleh kelompok lain dan itu akan menjadi kebanggan tersendiri.

DISSOLVE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar