2. Menaklukan Ego

11.EXT. JOGJA - STASIUN KERETA API — DAY

Surat di tangan Lena dibolak-balik. Lena bingung karena tidak ada informasi lebih lanjut. Lena berbalik dan melihat Ibu dan Ijat menghampirinya. Lena sembunyikan surat ini. Di sini Lena tidak lagi bersanggul. Rambutnya digerai, dengan melati di telinganya, sepatu kets, rok panjang, dan sweater rajut.

LENA
Ibuk, Ijat, Lena pamit ya.

Ibu dan Ijat memeluk Lena. Terlihat Irfan dikejauhan dengan tas dan pakaian yang necis menghampiri Lena.

IBU
Iya nduk. Kamu harus hati-hati ya di sana.
IJAT
Mbak, pokoke kamu harus bisa gaul sama orang-orang di sana. Wes to, mereka sama aja seperti teman-teman di kampusmu kemarin.
LENA
Iya, iyaa. Lena bakal ati-ati Buk, Jat.

Lena menggapai tangan Irfan dan Irfan menggenggam tangan Lena.

LENA
Mas, aku percaya sama kamu. Aku titip adik-adik ya. Ndak papa wes seminggu sekali latihannya. Setelah kamu ngajar juga ndak papa..
IRFAN
Iya Na. Kamu sing ati-ati yo di sana. Nanti ada apa-apa telpon aku aja. Tak usahakan langsung nyusul ke Jakarta.
(beat)
Iki tak bawakan gelang keberuntungan.

Lena tersenyum dan membawa gelang buatan Irfan. Gelang anyaman dari tali yang dibuat Irfan.

Dari belakang terdengar suara pemberitahuan kereta akan segera berangkat. Lena menyiapkan tiket, ktp, dan kopernya. Lena berpamitan. Ibu, Irfan, dan Ijat menatap Lena dari jauh.

12.INT. JOGJA - GERBONG KERETA API — CONTINUOUS

Lena masuk ke dalam gerbong kereta dan duduk. Lena memasang earphone dan menyetel lagu.

LENA (V.O)
Perjalananku dimulai. Sekarang. Membuktikan bahwa aku layak di panggung yang lebih besar.

Lena menatap ke luar jendela. Lena membuka kembali surat itu, ia mulai curiga ada sesuatu yang ganjil dengan hasil castingnya.

LENA (V.O)
Aku yakin tapi keyakinanku hanyalah sekeping harapan dari banyaknya mimpi yang dibebankan orang lain ke diriku, ya, Lena. Anaknya bu Sabar, anak dari pemilik Kinanthi.

Lena membenarkan posisi duduknya, ia mulai mengantuk. Kita melihat kita ada di POV Lena yang sedang melihat sawah-sawah yang bergerak cepat kemudian perlahan berubah hitam.

DISSOLVE TO:

13.EXT. JAKARTA - STASIUN GAMBIR — CONTINUOUS

Lena berdiri di luar stasiun gambir, konsentrasi dengan ponselnya, terlihat menunggu seseorang.

Terdengar klakson mobil dari arah kanannya. Seseorang membuka jendela mobil, ialah PAK IRWAN (40), sutradara yang membuat Lena lolos casting.

PAK IRWAN
Lena? Lena bukan ya?

Lena menatap dan mengiyakan. Lalu pak Irwan keluar dari mobil.

PAK IRWAN
Wah, datang jauh-jauh dari Jogja ya kamu. Oh ya, saya Irwan. (menjabat tangan Lena)

Lena menyambut jabat tangan pak Irwan dan mereka berkenalan sebentar.

PAK IRWAN (CONT'D)
Keren banget kamu, Lena. Aku ngliatin akting kamu yang luar biasa. Aku ngliat potensi itu di diri kamu.
(beat)
Ah, ini ya barang-barangmu? Kita masukkan ke mobil dan langsung pergi ke tempat latihan ya.

Lena dan pak Irwan masih belum banyak bicara. Lena masih merasa canggung dengan situasi yang ia hadapi sekarang. Lena masih bingung harus bersikap bagaimana dengan pak Irwan dan beberapa artis yang akan dia temui nantinya.

14.INT. JAKARTA - RUMAH PERAN — CONTINUOUS

Kita melihat suasana tempat latihan akting yang asri, banyak pohon, dan luas. Semua serba kayu, di dalamnya banyak kaca. Tempat latihan yang benar-benar mewah. Di antara mereka ada JOCELYN (25), aktris dan influencer di film yang sama dengan Lena, dan RENDI (24). Mereka mengenakan pakaian simpel layaknya akan berolahraga.

Lena membawa tasnya dan menyapa semua yang ada di ruangan. Rendi menghampiri Lena dengan antusias. Pria berwajah tampan, mata sipit, berkulit putih, dan lebih tinggi dari Lena, seperti aktor Korea. Lena harus mendongak ketika berbicara dengannya. Kita akan tahu, Rendi adalah lawan main Lena.

Rendi menyapa.

RENDI
Hai, Lena! Gue udah nunggu lo buat dateng di sini. Gak sabar kita akting bareng.

Lena melihat ke arah Rendi dan tersenyum

RENDI (CONT'D)
Lu udah baca scriptnya kan? Yang paling latest dikirim sama bang Irwan.

Lena ragu menjawab, karena yang ia terima hanyalah surat lolos casting dari pak Irwan. Tidak ada lampiran apa-apa, sekarang Lena bingung.

LENA
Ah.. Aduh Rendi. Kayanya ketinggalan di rumah.
RENDI
Tapi lu udah sempet baca belom?
LENA
Emm.. Maaf Rendi, belum.

Rendi tetap tersenyum dan memberikan scriptnya ke Lena, ia berharap Lena membaca atau fotocopy. Lena menerima dan izin ganti baju.

Kemudian, Lena mulai latihan olah vokal, olah tubuh, olah rasa bersama teman-teman aktor lainnya. Kamera fokus pada Lena, bergerak memutar tubuh Lena dan berganti ke Lena lagi dengan latihan yang berbeda. Cuplikan beberapa kali latihan. Lena terlihat lebih menonjol di antara semua aktor.

Pak Irwan senang dengan potensi Lena di sini. Jocelyn terlihat iri. Wajah Jocelyn terlihat kesal. Semua aktor menyukai Lena. Mereka tampak lebih akrab dan berbicang bersama.

CUT TO:

15.INT. JAKARTA - RUMAH PERAN — NIGHT

Selama syuting Lena tinggal sementara di Rumah Peran. Lena bertemu RINA (23), aktor yang juga tinggal di sini. Lena mulai terbiasa dengan kehidupan di Jakarta, walau ia belum pernah keluar dari Rumah Peran.

Lena keluar dari kamarnya, menghampiri Rina dan duduk di taman. Terlihat Rina sedang membaca script.

LENA
Hai Rina.
RINA
Eh Lena. Hai. Gimana lu udah siap syuting besok?
LENA
Harus siap.
RINA
Ya udah besok lu dateng ke lokasi bareng sama gue ya. Kita ntar dijemput sama tim.
LENA
Okai.. Emm Rin, apa yang harus aku siapkan ya buat besok?

Rina melirik dan menjawab ketus pertanyaan Lena. Rina sudah merencanakan sesuatu.

RINA
Nggak ada kok. Santai aja, lu baca aja tuh semua scriptnya.
LENA
Okei. Makasih ya Rin, kamu udah mau jadi temanku di sini.
RINA
Iye. Ya udah yak, gue masuk dulu. Gue mau tidur awal. Byee

Rina pergi ke kamarnya. Lena duduk sendiri.

Lena tidak punya pengalaman syuting film sebelumnya, Lena merasa syuting film seperti pementasan teater. Walaupun Lena adalah pemeran utama di project ini, tapi ia merasa dirinya tidak terlalu diperhatikan. Lena duduk dan pura-pura menahan ketidaknyamanan yang ia rasakan.

Lena membuka ponselnya dan menelpon Irfan.

LENA
Hai, Fan..
IRFAN (O.S)
Haii.. Piye kabarmu, Na? Besok mulai syuting ya kamu..
LENA
Hmm.. Hooh Fan. Emm.. Sejujurnya aku ngrasa aneh
IRFAN (O.S)
Aneh piye, Na? Apa ada yang terjadi selama dua minggu kamu di sana?
LENA
Endak ada sih, Fan. Tapi, batinku ndak nyaman. Ada yang ndak beres di sini.
IRFAN (O.S)
Wes, sekarang kamu kudu berpikiran positif Na. Gak usah mikir sing gak kejadian. Kamu udah jauh di sana. Buktikno ae semua yang kamu bisa.
LENA
Hmm.. Yawes ya Fan. Aku tak baca scriptnya dulu. Deg-degan kaya mau pentas teater biasanya hahaha.
IRFAN (O.S)
Halah.. Lena kok dilawan. Wes sukses pokoke ya! Bismillah.

Lena mematikan telponnya. Ia mengambil foto lawas dirinya dan simbah. Lena bergeming lirih ke arah foto ini.

Dari arah dalam Rumah Peran, Rina terlihat mengawasi Lena. Rina pergi dan bergegas menuju kamarnya.

CUT TO:

16.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — DAY

Lena tidak yakin apa yang harus ia lakukan, tapi ia berusaha mengendalikan dirinya. Saat astrada mendekat, ia tidak basa-basi dan langsung melihat tim wardrobe dan makeup yang sepertinya siap mendadandani Lena. Lena pergi ke tim makeup. Jocelyn tertarik dengan apa yang ia lihat. Jocelyn mendekati astrada.

JOCELYN
Bro, lu masih ada dipihak gue kan?
ASTRADA
Aduh nyoyah rempong inih. Iya dong.
JOCELYN
Aman kan yang kemarin gue suruh?

Jocelyn memeriksa sekitar, memastikan tidak ada orang lain yang mendengarkan percakapan mereka berdua.

JOCELYN (CONT'D)
Pokoknya, selama pemeran utamanya masih Lena, gue gak mau tau. Dia gak boleh tau info apapun tentang syuting ini.
(beat)
Emangnya dia pantes dapetin role itu?! Bocah daerah kaya dia, gak pantes dikasih panggung.
ASTRADA
I.. iya.. Kemarin sih, pake akun samaran mba.. Cuman.. saya takut..
JOCELYN
Apa yang lu takutin?
ASTRADA
Saya takut ketahuan kalo itu bukan nomernya Lena.
JOCELYN
Selama ada gue, tenang aja. Mereka gak berani ngusik. Tinggal viralin aja beres.

Rendi datang mendekat ke arah tim makeup. Kita lihat Rendi dan Jocelyn bertatapan. Jelas terlihat ada sesuatu yang diketahui Rendi dari Jocelyn. Sekilas keduanya terlihat cukup mengenal satu dengan lainnya. Sebenarnya mereka sedang bersaing.

Rendi mendekat di mana Lena dirias.

RENDI
Pagi Lena.. Gimana, lu udah siap syuting hari pertama lu?

Lena terkejut ada Rendi di belakangnya.

LENA
Eh Rendi. Harus siap. Kalo ndak siap aku ndak ada di sini, Ren.
RENDI
Mantap. Ini gue bawain kopi, biar makin semangat pagi ini, ya nggak.
LENA
Wah Ren maakasih ya. Tapi maaf, aku ndak minum kopi. Saya biasanya hanya minum teh dan air putih saja. Kebetulan hari ini aku lagi tirakatan, Ren jadi minum air putih aja.
RENDI
Ou.. Interesting(menarik kursi dan duduk di samping Lena). Tirakatan? For what? I mean, buat apa lu tirakatan?
LENA
Ya kebiasan aku sebelum pentas kalo di daerah kaya gini, Ren.

Rendi melihat secawan melati di meja rias.

RENDI
Allright.. Gue paham. Termasuk itu juga?
LENA
Ohh, ini cuma buat wangi-wangi aja. Biar aku relax.
RENDI
Ooh gitu.
(beat)
Emm, by the way, lu kok di grup diem aja sih Len? Kemarin ditanyain sama bang Irwan. Lu slowrespons kah kalo lagi mau 'manggung'?

Lena hanya tersenyum kecil. Ia tidak mengerti apa maksud Rendi tentang grup ini. Ia tidak pernah diinvite dan dimasukkan ke satu grup tertentu selama dua minggu ini. Lena hanya menjalani latihan secara fisik dan bertatap muka. Tidak pernah ada pembicaraan setelahnya lewat sebuah grup. Kecurigaan Lena semakin tajam. Lena merasa ada yang ingin membuatnya gagal di hari pertama.

Rendi meninggalkan Lena di ruang makeup dan bicara basa-basi dengan crew yang lain. Mereka sangat akrab.

Lena melihat Rendi, Jocelyn, astrada, semuanya seperti tidak berpihak padanya. Kita melihat wajah Lena menoleh ke arah gerombolan orang ini. Lalu Lena memalingkan wajahnya ke arah kaca rias. Alisnya naik, matanya terbelalak, emosinya mulai naik, tapi ia tahan.

LENA
Seperti dugaanku, sesuatu pasti terjadi hari ini. Di dunia yang sedang aku bangun, setiap orang punya topengnya masing-masing..

Tim makeup telah selesai merias wajah Lena. Wajah Lena sangat cantik dan 'berubah'. Lena beranjak dari kursi rias dan segera berganti baju. Muka Lena masih tegang merasakan atmosfer di lokasi syuting yang tidak nyaman.

CUT TO:

Astrada memanggil Lena untuk masuk ke set. Lena berjalan ke arah sutradara, langkah terhenti karena Jocelyn.

JOCELYN
Semoga lu baek-baek ya di set hahaha.

Jocelyn mengejek Lena. Lena tidak mengerti apa maksud Jocelyn.

Dari jauh suara sutradara memanggil Lena.

PAK IRWAN (O.S)
Lena! Masuk ke set yuk!

Lena berlari ke set berusaha mengalihkan pikirannya dari ucapan Jocelyn.

LENA
Oke Pak Irwan. Saya sudah siap.
PAK IRWAN
Nice. Kostum dan makeup lu oke nih di kamera. Kalo udah ready kita langsung rolling ya Na.
LENA
Saya sudah siap kok, Pak..
PAK IRWAN
Mantap! Gini dong. Oke semuanya stanby ya!
ALL CREW
All set, pak!
PAK IRWAN
Oke, rolling.. and.. action!

Lena percaya diri mengucapkan kalimat dialognya persis seperti yang ada di script halaman pertama.

LENA
"Aku ngerti kenapa rumah ini rasanya sepi. Dua tahun lalu, iya, dua tahun lalu saat...."

Tiba-tiba Pak Irwan memotong monolog Lena.

PAK IRWAN (O.S)
CUT! CUT! CUT!

Lena bingung dengan keputusan pak Irwan yang tiba 'CUT' adegan monolog ini. Pak Irwan mendekati Lena. Lena berusaha tenang.

PAK IRWAN
Lena, gue tahu kamu mungkin bingung dan menganggap ini seperti pentas teater yang naskahnya dibaca dari depan.

Pak Irwan menenengkan dirinya sambil memberikan jadwal scene untuk hari ini. Lena dengan gelagapan membaca jadwal ini. Lena baru tahu ternyata hari pertama adalah scene yang dialognya diambil dari halaman tengah script. Setting dan propertinya memang sama tapi peristiwanya berbeda. Lena baru menyadari hal baru ini.

Dengan tatapan bingung Lena bertatapan dengan mata pak Irwan yang menahan kesal.

LENA
Pak.. Sejujurnya.. Saya ndak tahu.. Kalau hari ini.. Dialognya bukan dari halaman per.ta.ma..
PAK IRWAN
Gue gak mau marah di hari pertama syuting ya Lena. Info ini udah ada loh di grup.
(beat)
Makanya. Disimak ya.

Pak Irwan berpaling dari Lena dan meminta all crew break 10 menit.

PAK IRWAN
Guys, kita break dulu 10 menit ya!

Lena tajam menatapa Jocelyn, astrada, dan tim yang sepertinya mengerjai dirinya. Ia tahu merekalah yang membuat hari pertama Lena kacau. Lena meremas kertas yang ia bawa dengan kesal, kemudian pergi mengambil scriptnya di ruang talent.

CUT TO:

17.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING - RUANG TALENT — CONTINUOUS

Tiba di ruang talent, Lena tidak menemukan scriptnya. Di ruangan hanya ada Rendi. Lena menatap tajam Rendi seolah Rendi pelakunya. Sebelum Lena memarahi Rendi, Rendi memberikan scriptnya.

RENDI
Jujur gue takut banget ditatap kaya gitu. Gue paham kok, tadi gue ngeliat lu kesel di set.
(beat)
Ini ya, pake aja punya gue. Hari ini kita take bagian yang... ini
LENA
Ren, aku bisa percaya sama kamu kan?
RENDI
Elu sama gue ada di panggung yang sama Na. Ga mungkin gue mau jatuhin lo.
(beat)
Em tapi gue gak yakin lu bisa hafalin itu dalam 10 menit sih..... But, good luck Na.

Lena tidak peduli apa yang dibicarakan Rendy. Ia fokus membaca dan memahami naskahnya. Lena meyakini kali ini dia tidak melakukan kesalahan.

Kamera mengarah ke wajah Lena yang sedang membaca script, wajahnya berubah dari kesal menjadi tersenyum seolah dia tahu dia akan menang hari ini.

CUT TO:

18.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — CONTINUOUS

Tampak semua orang sudah siap dengan take kedua dari satu scene hari ini. Lena menuju ke keramaian kembali bertemu sutradara dan siap berperang.

PAK IRWAN
Udah beneran siap ya, Na?

Lena dengan wajahnya yang membawa rasa percaya diri mengangguk.

Kamera kembali di rolling. Lena memainkan dialog monolognya dengan ekspresi mendalam dan tatapan satire sekaligus tajam.

Kita melihat semua orang di ruangan merasakan emosi roller coaster yang diberikan Lena lewat dialognya. Beberapa meneteskan air mata. Beberapa tidak bisa berkata-kata. Pak Irwan kagum, merasa keputusannya tepat memilih Lena sebagai pemeran utama.

Dari belakang kameramen ada Rendy yang terpesona dengan akting Lena yang terlihat begitu alami. Dari posisinya, pandangannya bertemu langsung dengan tatapan Lena. Lena menatap Rendy dalam-dalam. Rendy merasa seolah bisa melihat diri Lena yang apa adanya, masuk ke dalam jiwanya.

LENA
"....begitu aku menyebut diriku yang siap pergi dari rumah ini. Tapi, suamiku.. Iya aku harus menunggunya pulang.."

Semua terdiam, tercengang dengan akting Lena. Pak Irwan segera cut adegan ini.

PAK IRWAN
And... CUT!

Semua orang di ruangan tepuk tangan dan kagum.

PAK IRWAN
Lena, Lena, Lena.. Luar biasa! Ini baru namanya bakal terpendam! Bener-bener mutiara dalam lumpur. Hahaha. Gue bangga ketemu sama lo!
(beat)
Jujur scene berat ini sengaja gue kasih di depan, supaya ni para aktor-aktor lain juga bisa belajar dari lo.
LENA
Terima kasih, Pak Irwan. Aku berusaha memberikan yang terbaik untuk setiap performanceku.
PAK IRWAN
Ya udah, Lena one take doang langsung oke gini. Bisa balik cepet nih kita. Abis ini next scene yak! Gue udah bisa release Lena ya sekarang. Thank you ya Na! See you tomorrow!

Pak Irwan menepuk pundak Lena, ia bangga. Lena merasa lega dan bahagia setelah pendalaman karakter yang ia lakukan selama 10 menit. Crew dan aktor lain mulai respect dengan Lena. Mereka mulai berkenalan dan bersikap baik.

Jocelyn mencibir kesal karena dia tahu dia pasti kesulitan merebut peran utama itu sekarang.

CUT TO:

19.INT. JAKARTA - RUMAH PERAN — NIGHT

Lena berjalan di ruang latihan mengenakan kebaya dan rambut yang ia sanggul dengan melati yang disematkan diantara gelungan rambutnya. Ia membawa script dan jadwal untuk syuting besok. Ia melihat Rendi dari pantulan kaca dan ia melihat apa yang sedang Rendi kerjakan. Menghafal dialog dan berjalan mondar-mandir di taman.

Saat Rendi sadar ia ditatap Lena dari dalam rumah peran, Rendi masuk menyusul Lena. Belum sempat berkata apa, Rendi berbicara lebih dulu.

RENDI
Na, lu cantik banget. Aslik!

Lena terkejut dengan respons Rendi yang tiba-tiba memuji kecantikannya.

LENA
Ou.. Matursuwun Rendi. Aku ndak tau kamu bisa ngomong aku cantik.
RENDI
Ngapain lu malem-malem pake kebaya dan apaan tuh ya? Konde? Masih tirakatan?
LENA
Oh, enggak kok. Aku emang suka aja pake. Di rumah kami sering pakai begini.

Rendi terdiam dan kagum dengan tampilan Lena malam ini. Lena tahu situasi ini canggung.

LENA (CONT'D)

Emm, gimana kalo kita latihan, Ren?
(beat)
Yaa, besok kan scene kita. Biar maksimal mungkin?

Rendi mendekat dan menatap Lena langsung, tanpa basa-basi.

RENDI
Sure.

Rendi dan Lena berlatih mereka saling menyentuh. Karakter Lena dan Rendi di film ini adalah suami istri. Mereka mencoba membangun chemistry diantara keduanya. Lena memang profesional dalam akting. Ia tahu betul bagaimana mengajari Rendi untuk lebih relax dan mendalami karakternya. Mereka melafalkan dialognya.

Kita melihat sebuah cuplikan memperlihatkan bagaimana mereka serius, kemudian bercanda, kembali serius, dan selesai.

Rendi kembali terkagum-kagum dengan pesona Lena.

RENDI
Na.. Gue berharap banget lu stay di sini abis kelar syuting. Gue belajar banyak dari lu hari ini.

Lena hanya tersenyum dan pamit istirahat.

Rendi menatap Lena yang berjalan menuju ruangan kamar talent. Rendi berkemas dan pulang ke rumahnya.

CUT TO:

20.INT. JAKARTA - STUDIO SYUTING — DAY

Kita melihat Lena dan Rendi selesai melakukan scene panjangnya dan semua crew bertepuk tangan. Rendi memeluk Lena karena mereka berhasil hanya dengan satu kali take. Lena terkejut.

Lena berusaha keluar dari kerumuman. Langkahnya terhenti karena Jocelyn di depannya. Jocelyn meyindir Lena dengan tatapn sinis.

JOCELYN
Wah wah wah.. Bocah kampung udah bisa nyuri perhatian semua orang ya sekarang. Keren banget.

Jocelyn mengeluarkan ponselnya dan memulai LIVE di instagramnya.

JOCELYN (CONT'D)
Guys, guys, lihat deh ada bocah kampung yang sok-sokan ngartis di set dan coba buat rebut my Rendi...

Lena yang tidak faham konteks langsung pergi meninggalkan Jocelyn. Wajah Lena kembali bingung. Sebenarnya apa yang direncakan Jocelyn. Jocelyn berlari ke arah Lena dan tiba-tiba mendorong Lena.

JOCELYN
Heh, lu gak usah sok keren deh di sini. Gak ada yang belain lu di sini! Lu tau gak sih, lu udah ngrebut panggung gue. Lu rebut semuanya dari gue.
(beat)
Peran utama harusnya gue, bukan elo! Oh apa jangan-jangan lo pake dukun ya biar bisa sampe di sini?! Iya?!

Lena gemetar dan gagal faham dengan apa yang dikatakan Jocelyn. Jocelyn kembali melakukan LIVE di instagramnya. Ia berusaha membuat Lena salah dan viral.

JOCELYN
Gue nemu melati-melatian ini! Gilak gak sih guys! Demi bisa lolos akting ini orang pake dukun! Liat tuh pake sesaji segala. Najis.

Badan Lena tiba-tiba dingin, sorot matanya tajam. Ia geram karena omongan Jocelyn sepenuhnya salah. Semua orang mulai berkerumun. Mereka berbicara lirih dan menatap Lena curiga.

Muncul pop-up postingan tentang Lena si pemeran utama ternyata pake dukun oleh beberapa orang, termasuk yang ada di studio syuting. Pop up muncul dengan wajah Lena yang ditutupi bunga melati. Ada juga pop-up dengan Lena yang dikelilingi bunga melati.

Kamera fokus dengan ketegangan di antara Lena dan Jocelyn.

LENA
Aku ndak ngerti sama omonganmu. Sopo yang pake dukung to sopo?!
JOCELYN
Maling mana ada yang mau ngaku coba hahaha.
Nih guuys, gue nemu ginian coba di mejanya Lena. Apa gak curiga gue. Pasti pake guna-guan ya lo buat bikin bang Irwan ketarik ama lo pas casting?!
LENA
Jaga ya omonganmu! ITU NDAK BENER SEMUA! FITNAH KAMU YA!
JOCELYN
Gimana guys, percaya ama gue, ato ama dia nih kalian? Hahaha. Orang kampung tuh biasa pake guna-guna buat sukses di kota. Cuih!

Jocelyn menyudahi LIVEnya dan menyenggol Lena sampai jatuh. Badannya tersungkur. Baru kali ini ia diperlakukan dan direndahkan seperti ini. Dunianya berguncang dan berputar. Semua orang yang ada di depannya berjalan cepat dan terasa blurry.

Dari belakang, Rendi membopong Lena. Membawanya ke mobil dan mengantar Lena pulang ke Rumah Peran.

SMASH CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar