I Call You, Mei
1. 1. PERKENALAN


FADE IN

1. INT. KAMAR TIDUR — PAGI

Kamar bernuansa pastel seluas 6x6 meter yang berisikan sebuah ranjang ukurang queen size yang berada di tengah ruangan dan diapit oleh dua buah meja belajar di sisi kiri dan kanannya. Maya yang menggunakan baju handuk terlihat sedang membuka sebuah lemari putih yang berdiri tepat di depan ranjang.

MAYA
(Berteriak)
Ca! lo liat nggak dimana almet gue?

Suara pintu terbuka kemudian tertutup kemudian terdengar. Caca masuk menggunakan sebuah baju mandi yang sama dengan Maya terlihat. Caca terlihat kesal, sebelum akhirnya melangkah mendekati Maya dan menggeser tubuh Maya ke samping untuk memberinya ruang untuk mencari.

CACA
(Mendengkus)
Nyari itu pake mata, bukan pake mulut!

Caca mengeluarkan almamater berwarna hijau muda dari dalam lemari kemudian memberikannya kepada Maya. Setelah itu Caca memilih baju untuk ia pakai kuliah hari ini.

MAYA
(Tersenyum)
Thanks beb, btw hari ini Romeo jemput?
CACA
(Menggeleng)
Romeo, skip dulu lah. Btw, tumben banget lo nyariin almet, perasaan semenjak kuliah lo sama sekali nggak pernah sentuh tu atribut.
MAYA
(Mengedikkan bahu)
Gue dengar sih, hari ini kelas drama bakalan di teater tertutup dan kalo mau masuk kesitu wajib banget pake almet. Btw, tumbenan lo nggak bareng Romeo, biasanya nempel mulu. Kenapa? Lagi berantem?


CUT TO

2. INT. RUANGAN MUSIK — PAGI

FX — SUARA PERMAINAN GITAR ACAK

Di dalam sebuah ruangan yang minim cahaya dan terdapat beberapa alat musik seperti drum, gitar, keybord juga beberapa sofa. Ada 3 orang pria yang sedang duduk sambil memperhatikan seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam tengah mamainkan gitar.

Tiga pemuda yang duduk di sofa itu antara lain Dewa, Kale dan Semesta. Sedangkan lelaki yang tadi bermain gitar dan kini tengah berjalan ke arah tiga temannya adalah Romeo. Romeo berjalan disambut tawa ketiga temannya.

KALE
(Meledek)
Main lo kacau banget Ga, kenapa? Caca nggak ngasih jatah?

Serentak, Romeo dan Semesta menoleh dan menatap tajam ke arah Kale. Kale yang sama sekali tak menyadari jika kedua kawannya tak senang dengan kalimatnya masih melanjutkan tawa. Dewa yang sedari tadi pura-pura tak tau sambil memainkan ponsel mau tak mau turun tangan. Di letakkannya ponsel yang masih menyala.

INSERT:

Profil instagram: Aurora Mayalovie Raneena.

DEWA
(Santai)
Mau sampai kapan sih playboy kita ini nggak peka sama keadaan sekitar? Pantes aja lo kejebak sahabat zone...

Kalimat Dewa disambut suara tawa Semesta, sedangkan Romeo kembali sibuk dengan ponselnya.

DEWA
(Meledek)
Wah! wah! santai bro, gue cuma bercanda. Btw, mau sampai kapan sih lo kejebak dalam status "sahabat" itu?

Dewa sengaja memberi gesture tanda kutip dengan tangannya pada kalimat sahabat. Belum sempat Kale menanggapi kalimat Dewa, pintu ruangan musik terbuka dari luar. Arya dan Natasya berjalan masuk ke dalam. Semua berubah hening. Dewa bergeser mendekati Kale, merangkul pundak Kale mendekatkan wajahnya pada telinga Kale.

DEWA
(Berbisik)
Sahabat lo dateng tuh, ditemenin pacarnya

Dewa tersenyum mengejek. Ia bangkit kemudian memberi sinyal pada Semesta dan Romeo untuk meninggalkan ruangan lewat kedipan mata. Orang yang diberi sinyal langsung sadar dan bangkit mengikuti Dewa.

NATASYA
(Bingung)
Loh, mau pada kemana? bukannya mau latihan?

Dewa, Semesta dan Romeo berhenti melangkah saat jarak mereka terpaut dua langkah dari tempat Natasya dan Arya berdiri. Ketiga lelaki itu melempar senyum pada Arya kemudian melakukan tos bergantian. Semesta dan Romeo berbincang ringan dengan Arya sejenak. Sedangkan Dewa sesekali melirik Kale dan Natasya bergantian..

DEWA
Gue baru ingat hari ini kelas gue sama anak sastra a digabung. Sepuluh menit lagi kelas dimulai. Sagara sama Semesta juga kayaknya ada kelas, deh. Iya kan Ta, Ga?

Romeo dan Semesta yang masih bercerita dengan Arya langsung menoleh. Keduanya mengangguk kaku karena tak mendengar kalimat Dewa tadi.

ARYA
Kelasnya pak Zai?

Dewa mengangguk. Ia melihat lagi ke arah Kale. Kali ini Kale sudah berpindah tempat, lelaki itu sudah berjalan menghampiri mereka.

KALE
(Merasa tak enak)
Sorry, Nat. Gue lupa ngabarin lo kalo latihannya nggak jadi. Dewa juga baru ngasih tau tadi pagi.

Saat Kale sampai di hadapan Natasya dan keempat lelaki itu kalimat Kale telah selesai. Kale menatap kaitan tangan Natasya dan Arya sekilas, kemudian terseyum pada Arya.

KALE
(Bicara dengan nada santai)
Jadi, kapan lo balik ke kontrakan. Kontrakan sepi nggak ada lo, Ar.

Kale berdiri di sebelah kanan Arya merangkulnya dan tangan panjang Kale secara sengaja menyentuh pundak Natasya yang berada di sebelah kiri Arya. Membuat Natasya refleks menjauh dan melepaskan tautan tangannya dari Arya. Apa yang Kale lakukan tak luput dari pandangan Dewa.

ARYA
Tadinya, gue mau balik awal bulan depan. Tapi, mendadak bokap minta gue buat tinggal di rumah. Jadi, untuk dua bulan ke depan gue titip kamar ke lo, ya Ga.

Romeo mengangguk, kemudian menatap Dewa yang wajahnya tiba-tiba berubah datar. Pandangan Romeo teralihkan mendengar suara ponsel yang berasal dari saku celana Semesta. Semesta merogoh ponselnya dan menjawab telepon.

SEMESTA
Halo, May...

Dewa menoleh cepat ke arah Semesta saat mendengar nama Maya disebut.

MAYA
(ON PHONE)
Bang Ata, gue laper... tadi buru-buru nggak sempat beli makan. Tolongin gue dong.


SEMESTA
Lo dimana?


MAYA
(ON PHONE)
Teater tertutup bang. lagi nungguin dosen gue, takut ntar kalo gue keluar beli makan dia datang.


Dewa masih mengamati dan terlihat penasaran. Ia bahkan bergeser mendekat pada Semesta.

DEWA
(Berbisik)
Maya kenapa bang?

Semesta melirik ke arah Dewa sebentar, kemudian melihat Kale, Arya dan Natasya yang sudah bergerak menjauh dari tempat Semesta, Romeo dan Dewa berdiri.

SEMESTA
(mengomel)
Kebiasaan lo May, bisa-bisanya lupa makan. Makan itu hal yang penting untuk bertahan hidup, harusnya lo nggak segampang itu lupa.


MAYA
(ON PHONE)
(Tertawa)
Iya, bawel. Sorry deh, jadi gimana? tolongin gue ya bang. Atau kalo nggak mau juga gapapa sih, paling kalo gue sakit lo juga yang repot.


SEMESTA
(Menggerutu)
Padahal yang butuh bantuan itu elo, tapi kenapa gue yang diancam sih? Yaudah, tunggu di sana.

Semesta memutus sambungan teleponnya. Menyimpan ponsel di saku dan menatap bingung pada Dewa yang masih berdiri di dekatnya dengan tatapan penasaran.

SEMESTA
Maya lupa sarapan. Dia punya magh, jadi gue harus ke sana, nganterin tuan putri makanan.

Dewa menggelengkan kepala dengan telunjuk yang bergerak kekiri dan kanan. Ia menghadang langkah Semesta yang hendak pergi.

DEWA
(Riang)
Hari ini kelas gue sama Maya gabung. Biar gue aja yang beliin makanannya.


FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar