FREKUENSI
1. Scene 1-3

SCENE 1

INT. DI RUMAH KELUARGA MAYSHIRA, RUANG SANTAI - PAGI

Cast. Mayshira, Kakek Romero, Ibu dan Ayah Shira, Albio, Zena, dan Rezo.

Zoom In

Dari deretan foto Mayshira dengan, ayah, ibu, dan kakeknya, serta teman-temannya, berakhir di kakek Romero yang sedang minum teh sembari melihat ke luar jendela yang besar.

SHIRA

(Datang dari kamarnya di lantai atas kemudian duduk di lantai dan menaruh dagunya di pangkuan sang kakek)

Kek, izinin Shira hiking ya masa dari semalem gak diizinin. Shira udah janji sama temen-temen loh (ekspresi memohon)

KAKEK ROMERO

Jawaban kakek tetep enggak! Untuk kali ini kamu harus nurut sama kakek untuk tidak naik gunung dulu. Firasat kakek gak enak, lagian kalau untuk ngerayain ulang tahun bisakan di rumah saja. Ajak teman-temanmu potong kue.

SHIRA

Kek, Shira bukan anak kecil lagi loh. Masa potong kue di rumah, kayak anak SD aja. (mengerutkan keningnya)

KAKEK ROMERO

(mengusap kepala Shira) Loh, kamu memang anak kecil, cucuk kakek satu-satunya.

SHIRA

Iya-iya, Shira kan emang cucu kesayangan kakek, makanya izinin ya kek, please! (menyatukan telapak tangan pertanda memohon). Atau gini aja, kakek izinin Shira buat hiking ,nanti Shira beliin jam tangan baru buat kakek. Biar kakek gak pake terus jam tangan itu yang udah sering rusak. (menunjuk jam tangan emas yang dikenakan kakek) Ya!

(Terdengar suara mobil datang, tidak lama Ibu Shira memanggil Shira)

SHIRA

Itu pasti mereka. Kek Shira pamit berangkat dulu ya, dah kakek.

(Shira menyalami kakek kemudian bergegas menghampiri ibunya)

SCENE 2

INT/EXT. RUANG TAMU RUMAH SHIRA

Albio, Rezo, dan Zena menyalami Ibu dan Ayah Shira yang juga menghampiri mereka.

IBU

Shiraa! Ada teman kamu.

SHIRA

Iya bu (Datang dengan menggendong tas) Shira berangkat dulu ya bu, yah. Nitip kakek ya.

AYAH

Iya cucu kesayangannya kakek, hati-hati ya nak! (menatap teman-teman Shira) Om titip Shira ya, tolong jagain Shira soalnya dia nak om satu-satunya, gak ada lagi”

REZO

Siap om! (membentuk tanda hormat)

(Seluruhnya tertawa, Shira hanya geleng-geleng kepala)

ALBIO

Yaudah om, tante kami pamit dulu

(Satu persatu mereka menyalami Ibu dan Ayah Shira kemudian mulai menaiki mobil. Ayah dan Ibu Shira mengantar mereka ke depan, sedangkan sang kakek hanya melihatnya dari balik jendela sembari mengusap-usap jam tangannya dengan cemas)

 

SCENE 3

INT. MOBIL BIO DI PERJALANAN

Posisi duduk : Bio di kursi kemudi, sebelahnya Zena, di kursi belakang ada Rez dan Shira

ZENA

Ih, kak Rifki random banget sih ngirim-ngirim video horror di grup MAPALA (menscroll layar hpnya)

REZO

Kak Rifki kan emang rada-rada (sambil ikut menscroll layar hp)

ZENA

Rada-rada apa?

REZO

Aneh (tangannya membentuk tanda peace)

SHIRA

(Menggeplak bahu Rez) Ngomong asal aja kamu Rez, eh. Bi kak Rifki anak kedokteran juga kan sama kayak kamu? Coba aslinya gimana dia?.

BIO

Orangnya humble dan humoris, cuman emang rada absurd dikit tapi kalau soal tugas dan tanggung jawab dia serius. (tidak menengok sedikitpun pandangan lurus ke depan)

SHIRA

Nah kan (menatap Rez)

REZO

Iya-iya ibu psikiater yang penuh logika

ZENA

Wah, Ra bawa-bawa jurusan segala, ngeledek lagi kurang ajar tuh dia.

SHIRA

Anak hukum kalau kalah debat gitu.

REZO

Wah, mulai bawa-bawa Fakultas juga nih

BIO

Udah, jangan gibah mulu. Persiapan buat bakar-bakar aman kan?

ZENA

Semuanya aman. Tapi aku penasaran, kalian itu cinta banget sama gunung ya sampe tiap ulang tahun dirayain di gunung?

REZO

Gunung itu sudah layaknya napas yang tak mungkin untuk tidak disinggahi.

ZENA

(Melemparkan tisu kea rah Rez) Euhh, dasar hiperbola.

REZO

Ngikutin bahasa anak sastra dong

SHIRA

Mulai ngeledek lagi nih Zen

ZENA

Emang harus dilemparin barang ni anak

(Zena dan Shira melampar setiap barang yang dilihatnya ke arah Rez)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar