Daftar Bagian
1. Scene #1
Ucapan Adalah Doa
2. Scene #2
Aku Mencintainya
3. Scene #3
Pagi Yang Indah
4. Scene #4
Kegiatan Pertama
5. Scene #5
Bergosip
6. Scene #6
Bercanda denganmu
7. Scene #7
Rasa Aneh
8. Scene #8
Fitting
9. Scene #9
Berjanjilah Padaku
10. Scene #10
Kamu Terlihat Berbeda
11. Scene #11
Tangis Bahagia
12. Scene #12
GElagat Aneh Dimas
13. Scene #13
Andai Saja
14. Scene #14
Tugas Mendadak
15. Scene #15
Cerita Denganmu
16. Scene #16
Kemungkinan Terburuk
17. Scene #17
Tugas Mendadak
18. Scene #18
Harapan Nadin
19. Scene #19
Rencana Izin Kerja
20. Scene #20
Hmm, okelah, Dim. Goodluck besok ya.
21. Scene #21
RAFA?
22. Scene #22
Coba Telepon Lagi
23. Scene #23
Dia Rara, Anakku
24. Scene #24
Persiapan Di Mulai
25. Scene #25
Pucat Pasi
26. Scene #26
Kuceritakan Segalanya Pada Sahabat
27. Scene #27
Arumi Dan Mia
28. Scene #28
Kejutan Malam Hari
29. Scene #29
Jujur Padamu
30. Scene #30
Surat Kecil Untukmu
31. Scene #31
Kekecewaan Keisya
32. Scene #32
Ajakan Paksa
33. Scene #33
Bergerak Ke TKP
34. Scene #34
Tertusuk
35. Scene #35
Tanpa Dimas
36. Scene #36
Lu Harus Kuat, Dim
37. Scene #37
Kenyataan Pahit Di Ulang Tahun Keisya
38. Scene #38
Tempat Berbeda Di Hari Ulang Tahun
39. Scene #39
Jangan tinggalin aku, Dim. Kamu harus bangun.
40. Scene #40
Itu Lebih Baik
41. Scene #41
Hadiah Untukmu
42. Scene #42
Percepat Resepsinya
43. Scene #43
Persiapan Akad Nikah
44. Scene #44
Akhirnya
45. Scene #45
Ijab Qabul
46. Scene #46
RESEPSI
47. Scene #47
Hari-Hari Pasca Menikah
48. Scene #48
Cerita Bersama Nadin
49. Scene #49
Berita Penusukan Calon Legislatif
50. Scene #50
Kekhawatirn Dimas Dengan keluarganya
51. Scene #51
Konsekuensi Menikah Dengan Lelaki Angkatan
52. Scene #52
Arumi Meminta Keisya Untuk Melakukan Tespack
53. Scene #53
Firasat Aneh Keisya
54. Scene #54
Dimas dan Keisya Melakukan Sholat Berjamaah Terakhir
55. Scene #55
Tingkah Aneh Dimas
56. Scene #56
Pembicaraan Dimas dan Niko
57. Scene #57
Permintaan Terakhir Dimas Ke Dikta
58. Scene #58
Pelukan Terakhir Dimas ke Arumi
59. Scene #59
Meninggalnya Calon Legislatif
60. Scene #60
Pertemuan Terakhir Keisya dan Dimas
61. Scene #61
Kabar Kehamilan Keisya
62. Scene #62
Rencana Siaga Untuk Pengamanan
63. Scene #63
Sesosok Mayang
64. Scene #64
Dimas Tertembak Di saat Bertugas
65. Scene #65
Kabar Mengenai Kondisi Dimas Yang Kritis
66. Scene #66
Dimas Menghembuskan Nafas Terakhir
67. Scene #67
Suasana Pemakaman Dimas
68. Scene #68
Keisya Mengalami Depresi Yang Hebat Yang Berdampak Pada Kehamilannya
69. Scene #69
Keisya Mengalami Keguguran
70. Scene #70
Permintaan Keisya Untuk Segera Menjual Rumah
71. Scene #71
Flashback Kenangan Bersama Dimas
72. Scene #72
Support System Dari Temen-Temen Keisya
73. Scene #73
Rencana Keisya Untuk Menyumbangkan Seluruh Uang Penjualan Rumah Sesuai Permintaan Terakhir Dimas
74. Scene #74
Penyerahan Sumbangan Ke Mesjid
75. Scene #75
Rahasia di Balik Isi Buku Diary Keisya
76. Scene #76
Hari Baru Untuk Awal Yang Baru di Kehidupan Keisya
77. Scene #77
Rafa? Siapakah Rafa?
78. Scene #78
Aldi Menyerahkan Barang Barang Peninggalan Terakhirnya Dimas
79. Scene #79
Keisya Sangat Bersyukur Karena Dimas Membawanya Masuk Ke Keluarga Yang Penuh Dengan Cinta
80. Scene #80
Kecelakaan Yang Mengalami Keisya Menghembuskan Nafas Terakhirnya
81. Scene #81
Keisya Menepati Janjinya Untuk Menjadi Istri Terbaik Di Dunia Untuk Suami Dimas Andrian Dirgantara
82. Scene #82
Ending
73. Scene #73

EXT. INT. RUMAH MIA. PAGI

Pintu terbuka, dan terlihat Mia berdiri menyambut Keisya yang datang seorang diri. Mia langsung memeluknya erat, dan memanggil sang suami yang langsung ke luar dari rumah dan bergantian memeluk Keisya. 

Ketiganya masuk ke dalam dan duduk di sofa di depan ruang tv. 

MIA

Kenapa gak bilang mau datang, Kei. Kan mama sama papa bisa jemput kamu di rumah. 

KEISYA

(tersenyum)

Keisya bukan anak kecil lagi, Ma. Keisya bisa sendiri. Lagian, Kei kangen sama mama dan papa. 

MIA

(mengusap rambut Keisya)

Kamu baik-baik aja, Sayang? Wajah kamu pucat. Dan kamu, udah bisa bawa mobil sendirian?

KEISYA

(mengangguk)

Siapa lagi yang bisa ngantarin Keisya ke mana-mana? Mau gak mau, Keisya harus melakukannya sendiri kan, Ma? Lagian, Kei baik-baik aja.

DAVE

Kei, cerita sama mama dan papa. Jangan dipendam sendirian. 

KEISYA

Gak ada yang ingin Keisya ceritain, Pa. Keisya datang cuma rindu. Rasanya, pengen dimanjain mama sama papa lagi kayak dulu. 

Mia memeluknya erat. 

MIA

Mama tau semua ini berat untuk kamu, Sayang. Tapi biar gimana pun, kamu masih punya mama, kamu masih punya papa. Jangan pernah menganggap kamu sendirian ya, Sayang?

KEISYA

Keisya juga masih punya Dimas, Ma. Meski pun saat ini dia hanya bisa menjaga Kei dari tempatnya sekarang, tapi Kei yakin, Dimas selalu ada untuk Kei. 

Mia mengangguk, Dave mendaratkan kecupan di puncak kepala Keisya. 

KEISYA

Pa, papa ingat sama mesjid yang sedang dalam pembangunan di dekat rumah Kei dan Dimas?

DAVE

Iya, papa ingat. Ada apa, Sayang?

KEISYA

Bisa temanin Keisya ke sana? Keisya mau ngasih sumbangan atas nama Dimas dan Gilang. Keisya dan Dikta berhasil menjual rumah Dimas, dan Dimas berpesan untuk memberikan uang itu sebagian ke panti asuhan dan sebagian lagi ke mesjid itu. Papa bisa kan temani Kei hari ini?

MIA

Sayang, apa gak sebaiknya uang itu untuk kamu simpan. Kamu pasti butuh biaya untuk hidup kamu ke depannya kan?

KEISYA

(menggeleng)

Kei gak membutuhkannya, Ma. 

(beralih ke Dave)

Bisa kan, Pa?

DAVE

Bisa, Sayang. Papa siap-siap dulu ya?

Keisya mengangguk, Dave langsung beranjak ke kamarnya meninggalkan Mia yang kembali meyakinkan Keisya untuk tidak melakukannya. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar