CUCI KUPING
1. ACT I - III

1. INT. RUMAH RAKA - DAPUR - SIANG

Pintu depan terbuka lebar. Didalam rumah semua lampu ruangan dimatikan. Hanya mengandalkan pencahayaan dari luar dan jendela.

Dari arah dapur, terdengar suara benturan panci dan air mengalir dari keran. Tidak lama keran air itu dimatikan oleh Tilah (45). Cucian piring terlihat tersusun rapih. Tilah mengelap tangannya yang basah kedaster berwarna merah dengan corak bunga-bunga.

Tilah mengeluarkan semua pakaian dari dalam keranjang pakaian. Memasukan kembali kedalam sebuah tas cucian yang berukuran besar, memiliki gambar logo mini market.

Suara anak laki-laki berteriak seperti memenangkan pertandingan terdengar dari dalam rumah.

2. EXT. RUMAH RAKA - TERAS - SIANG

Raka (16) duduk dikursi plastik diteras rumah. Mengangkat satu kaki, kedua tangannya memegang ponsel, sebelah tangan berpangku dilutut, dan kabel earphone yang tergantung dilehernya. Raka asik bermain game online. Berkomunikasi dengan temannya yang juga bermain dengannya.

RAKA

Ah tolol lu! Harusnya lu serang dulu itu monsternya. Jangan gue sendiri.

TEMAN#1 (V.O.)

Gue ambil powernya dulu goblok! Bisa main nggak sih?

Raut wajah Raka berubah. Keningnya berkerut dan alisnya seperti beradu. Raka terus mengendus kesal karena tidak bisa mengejar ketertinggalan.

RAKA

Elah... gue mati lagi kan.

Tilah berjalan keluar dengan membawa tas berisiskan pakaian kotor kedepan. Menepuk pundak Raka yang tidak sadar dari tadi dipanggil.

TILAH

Dipanggil dari tadi bukan nyaut...

Raka hanya menengok. Lalu kembali fokus pada gamenya.

TILAH

Tolongin ke laundry koin gih. Deterjen sama pewanginya didalem.

RAKA

Nanggung Bu. Nanti aja.

TILAH

Cepet Ka... Nanti Ibu kasih upah.

Setelah mendengar itu. Raka dengan sigap mematikan ponselnya.

TILAH

Nih uang buat laundrynya.

Raka menerima uang. Mengangkat tas itu. Mengenakan sendal jepitnya. Dan berjalan meninggalkan rumah.

3. EXT. GANG MENUJU LAUNDRY - SIANG

Raka berjalan malas-malasan. Earphone masih menggantung dilehernya. Suara tv dan musik dari rumah-rumah warga terdengar. Ditambah suara bunyi ketukan mangkok tukang bakso. Sesekali Ia melihat ponselnya.

4. INT. LAUNDRY KOIN - SIANG

Tampak depan ruko laundry koin yang cukup besar. Mesin cuci berukuran besar bertumpuk. Keranjang panjang berisi cucian pelanggan terlihat berbaris. Meja-meja putih panjang dengan kursi. Diisi oleh pelanggan yang sedang menunggu cucian dan ada yang sedang melipat pakaian yang sudah selesai dikeringkan. 

Suasana tidak terlalu terdengar sepi. Rata-rata diisi dengan suara mesin. Dan pelanggan yang sedang bercengkrama.

ANAK KOS#1

Heran gue, tiap nyuci kaos kaki selalu ilang sebelah. Perasaan tadi gue masukin ada dua.

ANAK KOS#2

Gue aja tiap bulan beli kaos kaki. Tetep aja ada yang ilang.

Suasana pindah menyoroti empat ibu-ibu yang sedang duduk berhadapan.

IBU#1

Ibu besok ikut ke acara partai?

IBU#2

Dapet pulus?

IBU#1

Engga tau kalau itu. Cuman saya tadi diajakin sama Bu Siska.

IBU#3

Tadi saya dikasih tahu dapet lima puluh ribu sama sembako.

IBU#4

Sembako kemarin-kemarin tuh... minyak gorengnya kayak oplosan. Masa saya buat masak kayak bukan minyak. Meletuk-meletuk.

IBU#2

Sama saya juga merasa gitu. Kayak kalau kita masak pakai minyak biasa terus ada air dari makan yang digoreng.

Ditengah perdebatan ibu-ibu itu. Raka datang. Dengan kebingungan. Menghampiri Yani (27) yang berada di meja kasir.

RAKA

Mba, mau ngelaundry bagaimana caranya?

YANI

Taro tas cuciannya diatas timbangan.

Raka menaruh keatas timbangan. Angka berat cucian keluar dari timbangan.

YANI

Cuci kering atau cuci aja?

RAKA

Aduh, nggak dikasih tahu Ibu. dua puluh ribu bisa sampai mana?

YANI

(terkekeh)
Cukup buat cuci kering. Bawa detergen sama pewanginya kan?

RAKA

Bawa. Terus ini bagaimana?

Raka merasa seperti malu dan aneh. Karena Ia tidak pernah melakukan pekerjaan yang ibunya lakukan.

Yani menunjuk pada petujuk yang tercetak di mesin cuci. Raka hanya perlu mengikuti petunjuk itu.

MONTAGE :

- Raka membaca petunjuk pertama. Membuka penutup mesin cuci dan memasukan seluruh pakaian yang dibawa. Dan menutup mesin dengan kencang.

- Kembali membaca petunjuk kedua. Memasukan ditergen dan pewangi kedalam kotak yang ada dimesin.

- Memasukan koin. Dan mesin mulai berputar.

- Raka melihat kursi yang kosong. Duduk, mengeluarkan ponsel, memasang earphone, dan melanjutkan bermain game.

- Dua ibu-ibu datang untuk laundry. Raka tampak hanya terpaku sama ponselnya padahal di kanan kirinya orang sedang saling bencengkrama.

- Ponsel Raka menandakan akan kehabisan batrei. Raka mematikan ponsel. Tapi earphone masih terpasang pada ponsel dan telinganya. Raka menatap lurus ke mesin cuci yang berputar. Seakan sedang tenggelam dalam lamunan perputaran mesin.

END MONTAGE.

CUT TO:

Disebelah Raka ada sepasang kekasih yang duduk saling berhadapan.

PACAR COWO

Kamu udah dapet panggilan interview lagi?

PACAR CEWEK

Belom. Yang dua minggu lalu interview aja, udah aku follow-up nanya hasil interview. Nggak ada jawaban.

(menunjukan ponsel)

Liat nih lowongan. Harus bisa bahasa inggris, harus ngerti fashion, harus ngerti kasir, dan kontrak satu tahun. Tapi gaji cuman seratus ribu sehari. Gila kan!

PACAR COWO

Seratus ribu sehari cuma bisa buat ongkos sama makan aja itu mah...

PACAR CEWEK

Buat aku yang masih harus bantu orang tua dan nabung mana cukup. Mana harga skincare sama make up mahal.

PACAR COWO

Sekarang kayaknya bukan lowongan kerja yang diperbanyak. Tapi standar gaji yang diturunin.

Raka yang diam-diam mendengarkan dari balik earphone yang tidak ada gunanya itu.

Lalu sayup-sayup suara ibu-ibu mulai masuk ke dalam telinga Raka saat nama temannya terdengar. Ia melepaskan earphone dan memusatkan pendengarnya kedalam percakapan itu.

NURMA

Si Dani juga lepas dot pas kelas tiga. Itu juga sama bapaknya dikasih puyer dotnya biar dia lepas.

Raka terlihat menahan tawa.

Seorang ibu-ibu datang bergabung ikut berbincang. Kini perbincangan menjadi serius.

SARI

Bu Nurma udah bayar arisan? Minggu depan kan ya ngocoknya?

DEVI

(bisik-bisik)

Udah denger belum, Bu. Masalah ibu yang itu? Yang pegang arisan.

NURMA

Masalah pinjol itu ya?

SARI

Iya... Katanya uang arisan kita dipakai buat bayar tagihan pinjol. Kayaknya gali lobang tutup lobang

NURMA

Saya beberapa hari lalu lewat rumahnya. Liat dia ngobrol sama orang. Kayak orang penagih gitu. Jangan-jangan pas itu dia lagi ditagih.

Mesin cuci Raka berbunyi dan berhenti.

Raka memindahkan cucian basah ke mesin pengering yang ada diatas mesin cuci. Memasukan kembali koin-koin kedalam mesin. Raka kembali ke kursinya.

SARI

(memandang keluar)

Pak Wahyu tuh... Nempel terus sama istrinya.

5. EXT. LAUNDRY KOIN - SIANG

Ibu-ibu yang lain ikut melihat keluar. Memperhatikan Wahyu (50) dan Salma (50) berjalan berdua sambil bertegur sapa dengan orang-orang yang berpapasan dengan mereka.

6. INT. LAUNDRY KOIN - SIANG

Raka juga ikut melihat.

NURMA

Suami idaman banget itu. Kerjaan rumah aja dikerjain. Kerja nafkahin keluarga aja masih jalan.

Raka terlihat semakin menikmati percakapan itu sampai selesai.

7. INT. RUMAH RAKA - RUANG TAMU - SORE

Di ruang tamu, TV menyala kencang. Tilah duduk di sofa, mata terpaku ke layar sambil menggulir ponsel.

Raka memberikan tas cucian kepada Tilah. Tilah menyerahkan selembar uang sepuluh ribu yang lusuh.

TILAH

Nih...

Tanpa ada banyak percakapan. Tilah megambil tas cucian itu. Mengeluarkan pakaian. Melipat sambil fokus melihat tv.

RAKA

Bu, Raka masak mie ya?

Tilah tidak menoleh hanya bergumam singkat.

TILAH

Ya.

Raka pergi ke dapur dan memasak mie.

8. INT. RUMAH RAKA - RUANG TAMU - SORE

Raka menaruh piring berisi mie diatas meja ruang tamu. Ia duduk dibawah sambil scroll instagram.

Tilah tetap asik melipat pakaian sambil menonton tv.

9. INT. RUMAH RAKA - KAMAR RAKA - SORE

Kamar sempit. Poster band pudar diberbagai sisi kamar. Sunyi. Raka berbaring menatap langit-langit.

Raka memejamkan mata. Bayangan suasana laundry koin masih terngiang. Lalu Ia teringat dengan akun instagram milik komplek. Wajahnya seakan menemukan ide brilliant saat itu.

CU - Layar ponsel : Akun Instagram Lambe Komplek

Raka mengetik dikolom pesan.

RAKA (V.O.)

Info terkini! Ada ketua arisan yang nilep uang arisan untuk pinjol.

(jeda)

Rahasiakan identitas gue.

Jempol menekan tombol KIRIM.

10. INT. KANTIN SEKOLAH - SIANG

Keramaian jam istirahat. Raka dan empat temannya duduk bersama dipangku panja yang terbuat dari kayu. Sambil memakan cemilan dan minuman es. Mereka bercengkrama.

TEMAN#1

Lu pada tau nggak, kalau Pak Salim mau pindah ngajar?

Beberapa anak menggeleng. Raka tersenyum menyeringai.

RAKA

Gue udah tahu itu kemarin. Gue juga tau kalau anak kelas tiga yang keluar dari sekolah karena udah tekdung dulu.

TEMAN#2

Sok tau lu...

RAKA

Yah, kalau gue bilangin. Dani baru lepas dot kelas tiga sd aja gue tau.

(angkat dagu)

Gue sebenernya banyak tau. Cuman diem aja. Pura-pura bego.

TEMAN#2

Terus lu tau apa lagi?

Raka sambil pura-pura berfikir.

RAKA

Lu tau nggak.... Ibu pkk yang pegang arisan komplek gue, katanya pakai uang arisan buat pinjol.

TEMAN#2

Tetangga gue tuh suka disamperin orang pinjol.

TEMAN#1

Sampai gosip begituan lu tau Ka? Sekarang jadi si paling tau nih?

Raka hanya tersenyum miring. Menikmati rasa “Si Paling Tahu.”

11. INT. RUMAH RAKA - SORE

Langit sore menjelang magrib berwarna biru bercampur orange. Tilah menenteng tas cucian. Raka yang sedang bermain ponsel teralihkan.

RAKA

Bu, mau ke laundry?

Langkah Tilah berhenti.

TILAH

Iya. Mau nyuruh kamu pasti nggak mau.

RAKA

Yaudah sini Raka aja Bu.

Tilah menatap curiga tapi tetap memberikan uang dan tas cucian kepada Raka.

TILAH

Tumben kamu mau disuruh tanpa upah.

RAKA

Mau mabar sama Mba Yani.

Tanpa banyak omong lagi. Raka keluar rumah dengan membawa tas cuci penuh semangat.

CUT TO:

12. INT. LAUNDRY KOIN - SORE

Raka tiba ditempat laundry. Tapi suasana tidak seperti yang diharapakannya. Suasana sangat sepi, hanya terdengar suara mesin. Disana hanya ada Raka dan Yani si penjaga yang sedang mengepel.

Raka duduk, menatap kosong. Tak ada gosip, tak ada tawa.

RAKA

Mba kok tumben sepi?

YANI

Udah mau magrib begini mah kaga ada yang dateng pasti.

Raka hanya menghela nafas.

Seorang bapak-bapak berjaket dan masker datang dan langsung menghampiri Yani.

Raka hanya melirik. Lalu berfikir seperti orang yang dikenalnya. Mata Raka melebar saat mengingat sosok yang dipikirannya. Orang itu adalah Pak Wahyu.

Wahyu memberikan tas cucian kepada Yani.

WAHYU

Tolong cuci kering ya... Tapi saya tinggal. Takut dicariin istri saya.

YANI

Baik Pak. Totalnya dua puluh ribu.

Wahyu memberikan selembar uang dua puluh ribu. Lalu meninggalkan tempat laundry.

Yani mengeluarkan pakaian di dalam tas tersebut satu persatu. Memeriksa setiap kantong dipakaian tersebut. Yani mengeluarkan kumpulan struk dari dalam celana panjang hitam. Beberapa struk jatuh berhamburan tepat didepan Raka.

Raka membantu merapihkan struk tersebut.

YANI

(lirih, refleks)

Hotel Rich Surabaya? Victoria...

Raka menoleh cepat. Lalu Ia melihat struk yang ada ditangannya. Matanya menangkap nama hotel yang berbeda dari yang Yani ucapkan. Lalu dengan cepat Raka mengambil gambar dari struk-struk yang dipeggangnya. Dan mengambil gambar samar yang terlihat tangan Yani. 

Raka memberikan struk itu kepada Yani. 

13. INT. LAUNDRY KOIN - SORE/MALAM

Adzan magrib sudah selesai berkumandang. Langit mulai gelap. Wahyu kembali. Masih dengan penampilan yang sama seperti sebelumnya.

Raka mencoba mendengar pembicaraan mereka. Tapi mereka melakukan percakaPan dengan bisik-bisik. Yang Raka lihat. Wahyu mengeluarkan dompet dan mengeluarkan sejumlah uang. Lalu memberikan kepada Yani seperti sembunyi-sembunyi.

Wahyu membawa tas pakaian dan pergi. Yani terlihat merobek struk-struk yang dikumpulkan tadi.

CU - Raka tersenyum kecil.

Ia mengeluarkan ponsel dari saku. Jarinya bergerak.

CU - Layar Ponsel Raka

Raka mengetik ke pesan Instagram Lambe Komplek. Raka juga melampirkan sebuah foto.

RAKA (V.O.)

Berita besar! Sosok terhomat kampung yang terlihat sayang istri. Punya skandal sering check in hotel. Bukti sudah ada.

Tombol KIRIM sudah ditekan.

CU - Raka yang tersenyum puas

DISSOLVE TO:

14. EXT. JALANAN KOMPLEK - SIANG

Raka masih mengenakan seragam sekolah. Jalan bersama temannya. Tawa mengiri langkah mereka.

Dari kejauhan, kerumanan terihat di depan ruko Laundry Koin.

RAKA

Wah rame apa tuh? Liat yuk...

Raka berjalan cepat penuh penasaran.

15. EXT/INT. LAUNDRY KOIN - SIANG

Kerumunan warga memenuhi area teras ruko.

Di tengah, Salma dengan penuh emosi sedang marah-marah kepada Yani yang terlihat kebingungan.

SALMA

Jadi bener, mba? Nerima duit buat tutup mulut dari suami saya yang selingkuh?

Yani gemetar, mencoba menjawab setenang mungkin.

YANI

Bu, saya nggak tahu apa-apa. Saya hanya kasih unjuk struk yang saya temukan. Tapi Pak Wahyu kasih uang. Karena saya udah bantu cuciannya sampai kering.

Salma menunjukan bukti foto dari akun Lambe Komplek.

SALMA

Ini saya ada buktinya loh.

Suara warga saling bersautan bertanya apa yang terjadi.

WARGA#1

Infonya dari instagram lambe komplek. Terus ternyata bu Salma selama ini juga lagi curiga sama suaminya.

Raka mendekatkan diri ke temannya dan berbicara berbisik.

RAKA

Kan gue bilang juga apa. Berita gue itu A1 banget.

Raka berdiri di pinggir. Menahan senyum kecil. Merasakan sensai perhatian secara tidak langsung.

CUT TO:

16. EXT. RUMAH RAKA - TERAS - SIANG

Raka hampir sampai di depan rumahnya. Ia melihat seorang laki-laki bertubuh besar dengan perawakan seperti orang timur berdiri di depan rumahnya bersama Tilah.

Raka melihat itu seperti merasa deja vu.

Raka berjalan melewati pria itu dan Tilah dengan sopan. Lalu masuk kedalam rumah.

17. INT. RUMAH RAKA - DAPUR - SIANG

Raka keluar dari kamar sudah mengenakan pakaian rumahan. Pergi ke dapur dan melihat tumpukan pakaian yang sepertinya sedang dirapihkan Tilah.

Tilah menghampiri Raka.

TILAH

Ka, tolong ngelaundry ya...

RAKA

Iya bu.

(ragu)

Bu, yang tadi siapa?

TILAH

Orang kenalan ibu.

Raka hanya mengangguk, ragu untuk banyak bertanya.

18. INT. LAUNDRY KOIN - SORE

Raka memindahkan cucian ke mesin pengering. Suasana yang tadinya sepi, tiba-tiba ramai. Ibu-ibu yang datang beberapa hari lalu datang kembali. Raka terlihat semangat.

Raka menutup mesin dan kembali duduk siap menyimak gosip yang didengarnya.

NURMA

Tadi saya liat itu laki-laki penagih pinjolnya.

SARI

Yang bener?

NURMA

Bener bu. Saya liat itu laki-laki kasih surat tebel gitu.

MARIA

Ini lagi ngomongin siapa?

SARI

(berbisik)
Ibu Tilah... Ketua arisan.

NURMA

Masa ngga tahu sih bu? Kan udah sampai lambe komplek.

MARIA

Lah, jangan gede-gede itu ada anaknya.

Raka mendengar itu langsung kaget. Mengepalkan tangan, wajahnya memerah.

CU - Raka yang menahan amarah, dan mengatur nafas.

Raka hanya diam berpikir.

Raka mengetik dengan serius dan wajahnya seperti merasa marah bercampur bersalah.

RAKA (V.O.)

INFO! Berita uang arisan untuk pinjol itu hoax! 

Suara ketikan berhenti. Raka menghela nafas setelah menekan tombol kirim.

Suara mesin pengering dan berhenti berputar. Raka mengambil baju yang sudah kering itu dengan kasar tanpa dilipat. Seluruh pakaian masuk kedalam tas cucian.

Raka menahan nafas. Raka melangkah ke meja ibu-ibu itu.

RAKA

(dengan nada sopan)
Maaf ya bu, jangan nyebarin berita yang tidak benar.

SARI

Ah, kamu anak kecil tau apa!

MARIA

Mangkanya Raka, jangan kebanyakan jajan. Orang tua jadi pakai segala cara untuk anak.

Raka mencengkram tas cucian erat-erat hingga kuku jarinya memutih. Ia ingin membantah, tapi suaranya tercekat di tenggorokan. Raka masih mencoba sopan dan berjalan pergi. 

19. INT. RUMAH RAKA - RUANG TAMU - SORE

Raka meletakan tas cucian. Menghampiri Tilah yang sedang menonton tv.

RAKA

Ibu aku mau tanya. Yang tadi kerumah itu orang penagih pinjol ya?

TILAH

Ngaco. Itu orang partai yang abis bantu ibu Parni cari kamar rumah sakit buat anaknya. Kamu, denger omongan dari mana kayak gitu?

RAKA

Ibu nggak tau kalau lagi digosipin? katanya ibu pakai uang setoran arisan buat bayar pinjol. 

TILAH

(tersenyum)
Santai aja... Namanya kan gosip. Bukan fakta.

RAKA

Tapi kan nama ibu jadi jelek.

Tilah mengubah posisi duduk. Pandangannya masih pada tontonannya di tv.

TILAH

Nggak usah dipikirin. Perputaran gosip gitu udah biasa. Nanti juga bersih sendiri. Ibu-ibu butuh topik yang diomongin. Bosen kan yang diomongin suami dan anak aja.

Tilah menoleh sebentar melihat ekspresi bingung Raka.

TILAH

Tumben banget perhatian sama ibu.

Raka terdiam.

Raka memasang earphone dan bermain game. Menaikan volume game-nya ke maximal. Tapi suara putaran air dan bunyi mesin cuci seperti terngiang dikuping Raka tanpa henti. 

FADE TO BLACK.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)