Club Deal
2. RATING : INVESTMENT GRADE

INT. KANTOR INTERNATIONAL BANK OF INDONESIA (IBI) RUANG RAPAT CORPORATE BANKING — DAY

Virgo

Fan, lo kenapa bisa cantik dan sepercaya diri gitu sih?

Tifanny menoleh dari fokusnya ke materi presentasi di laptop.

Tiffany

Kenapa nih, Mbak? Kok tiba-tiba nanya gitu?

Virgo

Krisis kepercayaan diri nih gue

Tiffany

Karena habis berantem sama Mas Bram? Menurut gue, lo nggak salah sih Mbak. Mas Bram yang emang mulutnya nggak bisa bedain mana kata jahat, mana kata baik.
Virgo
Bukan perkara Bram. (beat) Gue lagi insecure sama pernikahan gue dan Indra nih. Mau nikah, tapi jadi ragu.
Tiffany
Waduh, Mas Indra kenapa Mbak?
Virgo
Bukan dianya, tapi gue. (beat) Ibarat rating perusahaan,rating gue tuh anjlok dari investment grade ke non-investment grade
Tiffany
Ih, Mbak! Jangan gitu ah! Mbak tuh panutan gue banget. Udah cantik, tunangannya ganteng, masih bisa kerja dengan rajin dan teliti lagi.
Virgo
(terkikik) Itu yang lo sebutin, nggak ada yang nyambung satu sama lain tahu.

Pak Rufus masuk ke ruangan. Rico (asisten Rufus) mengikuti Rufus di belakangnya. Tiffany dan Rico bertukar pandang dan Tiffany mengalihkan perhatian cepat-cepat.

Virgo mencondongkan tubuh ke Tiffany dan berbisik.

Virgo
Lo beneran nggak ada apa-apa sama Rico, Fan? Gosipnya yang ber--
Tiffany
Nggak ada apa-apa, Mbak. Rico bukan tipe gue, kok.

Tiffany tersenyum penuh arti ke arah Rufus yang berdeham sebelum memulai rapat.

CUT TO:

INT. APARTEMEN TIFFANY — NIGHT

Tiffany bergelung di kasur sambil menyendok yogurt. Tiffany melakukan panggilan video dengan Langga yang ada di mess pegawai nasabah kelolaannya di Meulaboh.

Tiffany
Terus lo diomelin Bram?

INTERCUT TO:

INT. MESS PEGAWAI DI TENGAH KEBUN SAWIT MEULABOH — NIGHT

Langga baru saja selesai mandi dan duduk di kasur. Handuk tersampir di bahunya dan dia memakai kaus hitam oblong, sedang menelepon Tiffany.

Langga
(memutar mata) Bukan diomelin lagi, rasanya lebih baik dicincang terus dijadiin gulai deh gue tadi. Nyindirnya itu loh,udah kayak emak-emak julid, asli!
Tiffany
(terbahak-bahak) Lo sama julidnya kayak Bram barusan. Aslilah! Lagian drama banget pake acara salah bandara! Percuma peringkat pegawai teladan, kalau bangun tidur otak lo konslet!
Langga
Iya, iya, miss perfect yang selalu jadi incaran boss-boss!

Tiffany memelotot dan meletakkan yogurt-nya di meja. Dia mengubah posisi tidurannya menjadi duduk sambil memeluk bantal. Jemarinya dengan kuku yang dipoles kuteks warna nude,menyugar rambut yang mulai jatuh ke wajah.

Tiffany
Eh, lambe ya lambe, tolong dijaga itu! Jangan turah-turah! (memutar mata) Omongan lo bikin gue berasa kayak bitch banget!
Langga
Bukannya emang iya?
Tiffany
Sialan lo! Dasar jomlo!

Mata Langga berkaca-kaca, mulutnya memberengut. Langga membuang muka dan memeluk bantal. Air mata Langga menetes.

Tiffany
Maapin gue, Lang. Nggak maksud.
Langga
Jahat lo! Padahal gue pikir kali ini gue beneran akan menuju jenjang yang lebih serius, padahal ... padahal ...
Tiffany
Sorry, sorry, gue lupa lo sensitif banget perkara ini.Nanti pulang gue traktir lo. Please jangan nangis lagi, gue kan jadi nggak tega ...
Langga
Ya habisnya lo ngebahas itu lagi! Ngenes banget gue, udahlah diomelin Bram, diputusin sepihak di tengah kebon sawit! Sekalian aja ketemu macan biar gue dicaplok!
Tiffany
Hush! Hati-hati lo, omongan itu doa!
Langga
Sekalian gue sebut nama lo dalam setiap dosa yang gue perbuat!
Tiffany
Yang bener doa bukan dosa, bego!

Satu panggilan masuk ke ponsel Tiffany. Ada tulisan 'Him' dengan emot love di notifikasi layar ponsel Tiffany.

Tiffany
Eh Lang, udahan dulu ya, gue ada telepon. Lo nggak usah cengeng ah di sana, inget lagi di kebun, ngomongnya dijaga. Ntar lo kenapa-napa malah gue ikutan bingung! Dah ya, nggak usah nangis,ntar balik gue tratktir lo mau ke strip-club juga gue temenin! Bye!

Tiffany menggeser layar ponselnya dan mengangkat telepon video dari penelepon berikutnya. Wajahnya jadi cerah dan senyum terkembang lebar.

Tiffany
Tiap ngangkat panggilan teleponmu, aku deg-degan banget. (tertawa pelan) Gimana rapatnya? Barusan selesai?

Di layar ponsel Tiffany ada sosok Rufus yang tersenyum.

Rufus
Iya, memang kadang-kadang Pak Wildan susah banget dinego. Padahal susah-susah kita approach ke nasabah, kan?
Tiffany
Stop, jangan lanjutin bahas kerjaanya, Mas. (SENYUM) Oh ya, besok Rabu masih on schedule kan agenda dinner kita?

Rufus mengangguk dalam diam. Dia tersenyum teduh.

Suasana berubah hening. Mereka berdua bertatapan intens.

Tiffany (V.O.)
Halo, gue Tiffany. Laki-laki ini adalah bos gue di kantor. Bukan atasan langsung, tapi berhubungan hampir tiap hari sama gue.

Rufus menghela napas panjang dan melihat macetnya jalanan dari jendela mobilnya.

Tiffany (V.O.) (CONT'D)
And yeah, gue menjalin hubungan terlarang sama dia. We didn't sleep together. Ummm ... not yet.

Tiffany menggigit bibir bawahnya, salah fokus dengan bibir Rufus yang sedikit kering.

Tiffany (V.O.) (CONT'D)
Yes, he's a daddy of 5-years-old. Jangan ditanya about the wife, cakepnya nggak ketulungan. And yeah, he's 15 years older than me.
Tiffany
But, love comes at the right time with right person, isn't it?

Rufus berdeham. Wajahnya berubah serius dan memandang Tiffany lekat-lekat dengan alis tertaut.

Rufus
Fan, kamu nggak ada rencana membuat hubungan ini lebih serius?
Tiffany
Maksudnya gimana?
Rufus
Kamu mau nggak jadi istri keduaku?

Tiffany melongo, mulutnya terbuka.

Tiffany (V.O.)
Atau gue salah selama ini ... Sekarang saatnya benar-benar tidak tepat, Rufus!
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar