87. EXT. PEMANDANGAN KOTA JAKARTA - SIANG
(AERIAL DRONE SHOT): Tampak pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedung besar tinggi menjulang, situasi jalanan tampak orang-orang beraktivitas, kendaraan lalu lalang, beralih ke area pusat kota di mana ada mall, toko-toko, dan kafe-kafe.
CUT TO.
88. INT. TOKO BUKU – SIANG
CU: Sebuah buku di rak buku-buku novel berjudul “HARI INI, BESOK, DAN SETERUSNYA”, penulis: Bunga Wenika.
Tampak Bunga tersenyum semringah, matanya berkaca-kaca terharu melihat buku yang ada di rak itu.
Andra di samping Bunga tersenyum bangga melihat buku itu juga.
ANDRA
Keren banget Kak Bunga Wenika, penulis novel cantik yang udah sukses tembus penerbit mayor.
BUNGA
Alhamdulillah. Sedikit demi sedikit cita-cita aku berhasil terwujud, Andra. Buku karya aku udah terbit dan masuk toko buku. Aku terharu banget.
ANDRA
Iya, Sayang. Ini berkat kerja keras kamu. Gak ada cita-cita yang gak mungkin selama Allah menghendaki. Memang sudah rezeki kamu jadi penulis sukses dan istri serta ibu yang terbaik. Selamat ya.
Bunga menggandeng tangan Andra bahagia.
BUNGA
Masih kepingin lebih maju lagi, Ndra. Cita-cita aku dari dulu biar novel karyaku diangkat jadi film.
ANDRA
Aamiin. Semangat! Apa pun yang pingin kamu raih, aku bakal terus support kamu. Jangan takut dan gak perlu insecure. Kamu pasti bisa, Bunga.
BUNGA
Makasih ya, Andra.
ANDRA
Makasih juga, Bunga.
BUNGA
Andra juga gak boleh galak-galak lagi.
ANDRA
Gaklah. Aku gak galak selama kamu manis.
Makanya kamu juga jangan suka mancing emosi.
BUNGA
Ih, siapa yang suka mancing?
ANDRA
Ya udah. Kita jangan berantem lagi. Ntar stok berantemnya habis. Masih banyak rondenya.
BUNGA
Tuh, kan! Emang kamu senangnya berantem sama aku.
ANDRA
Kagak! Aku senangnya mesra-mesraan sama kamulah. Mana ada orang sukanya berantem sama istri sendiri.
BUNGA
(ajungin jari kelingking)
Janji ya gak boleh toxic?
ANDRA
(mengait jari kelingking Bunga dengan kelingkingnya)
Janji.
Andra dan Bunga saling memandang romantis.
CUT TO.
89. EXT. WARUNG SEMBAKO ANDRA – SIANG
Andra sedang merapikan barang belanjaan untuk warung sembako barunya di pinggir jalan. Andra begitu semangat menyusun galon-galon, gas-gas elpiji, dan jajanan.
Bunga datang bersama Tammy dan Naufal.
BUNGA
Alhamdulillah udah jadi juragan aja sekarang, Bang.
ANDRA
(senyum)
Alhamdulillah.
NAUFAL
Berarti Papa udah gak jadi driver online lagi dong. Gak dikerjain penumpang lagi.
TAMMY
Gak nyasar ke kuburan lagi.
Naufal dan Tammy tertawa.
ANDRA
Ya masih dong. Side job. Selama masih dikasi hidup, harus semangat dan rajin.
BUNGA
Cieee... yang udah rajin sekarang.
ANDRA
(tersenyum lembut ke Bunga)
Aku kan mau bahagiain kamu sama anak-anak.
Bunga balas tersenyum seraya mengacungkan jempol ke Andra.
Bunga, Naufal, dan Tammy membantu Andra merapikan warung sembako. Beberapa pembeli datang dan mereka melayani pembeli dengan semangat.
CUT TO.
90. EXT. JALANAN – SIANG
Tampak jalanan dan pemandangan kota besar Jakarta.
O.S. BUNGA
Masih ada cita-cita lain lagi, Andra. Aku pingin kita punya rumah, beli mobil, buka usaha, punya shelter buat stray cats. Terus apa lagi ya?
O.S. ANDRA
Iya, Sayang. Ntar kita bikin buku catatan khusus buat nge-list semua cita-cita kita ya.
O.S. BUNGA
(tertawa)
Ah, Andra. Yang serius dong!
O.S. ANDRA
Iya. Aku serius kok. Gak ada salahnya bermimpi. Semua berawal dari mimpi. Ntar siapa tahu satu demi satu bisa kesampaian. Tapi jangan terlalu ngarep juga. Ntar sakit. Ibarat orang lagi terbang tinggi banget, eh, malah jatuh kebanting. Sakit kan?
O.S. BUNGA
Sakit tinggal minta pijitan kamulah ....
O.S. ANDRA
Siap! Pijit-pijit plus plus tapi ya?
O.S. BUNGA
Ngarep!
Bunga dan Andra tertawa.
CUT TO.
91. EXT. DERMAGA PANTAI – SORE
Bunga dan Andra duduk berdua di dermaga dengan background matahari mulai tenggelam. Langit sudah berwarna jingga.
Andra dan Bunga saling bertatapan dan tersenyum.
ANDRA
I love you.
BUNGA
I love you more.
Andra merangkul Bunga dan mereka menatap ke arah pantai.
END