ARZAMINE
1. APA? MENIKAH?

INT. RUANG KELUARGA RUMAH CITRA — SIANG


CITRA menggebrak meja makan setelah dia dan papanya selesai makan dan papanya baru saja mengutarakan keinginannya.

CITRA
(Shock) Apa, Pa? Nikah? (beat)
Papa becanda, kan?


Daru
(Menggeleng) Kamu tahu Papa tidak bisa becanda untuk urusan masa depan kamu. (beat)
 Bukannya kamu udah setuju? Nanti sore mereka akan datang untuk melamar.


CITRA
(Makin shock) Hah? 


Citra nggak habis pikir akan mengalami kejadian mengerikan seperti ini dalam hidupnya. Nanti sore? Rasanya dia ingin berteriak HIDUP INI TIDAK ADIL!


CITRA (Cont’d)
Berarti Papa bohong?
Papa ajak Citra ke kota terpencil yang nggak ada di peta ini bukan untuk liburan (beat)
Tapi untuk menikahkan Citra, GITU? (menggeleng-geleng merasa dibodohi)


DARU
Yaah, sambil menyelam minum air kan boleh dong? (menahan senyum)

CITRA
Pa, pliiiis. Citra tahu Papa nggak mau Citra ikut Papa. Tapi kan Citra bisa jaga diri, Pa. Temen-temen Citra aja banyak yang ngekos kok.


DARU
(menggeleng lagi) Kalau ada yang bersedia menjaga kamu untuk Papa, mana ada pilihan lain?


Citra lemas di kursinya, tidak tahu lagi harus bagaimana membantah Papa. Karena sudah beberapa minggu yang lalu, saat Papanya meminta untuk menerima perjodohan ini, Citra hanya mengiyakan sambil lalu. Dia pikir realisasi pernikahan ini akan terjadi beberapa tahun kemudian setelah dia lulus SMA. Namun ternyata... Papa memintanya saat dia masih menjadi siswi SMA!


CITRA
Justru kalau Citra nikah sekarang, berarti Papa udah hancurin masa depan Citra! Citra nggak mau, titik!


Citra meninggalkan Papanya menuju kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan keras.

CUT TO


EXT. HALAMAN RUMAH SAMPAI JALAN RAYA — SORE

Citra memutuskan untuk kabur dari rumah. Sambil membawa ransel dia keluar rumah melalui jendela. Berhubung Papanya sedang asyik menerima telepon di ruang tengah, Citra bisa dengan mudah lolos untuk kabur.


CITRA (O.S)

(Berlari ke jalanan dan tujuannya adalah pangkalan ojek untuk menuju terminal) Namaku Citra. Di usiaku yang baru akan menjajaki kelas 12, aku harus menikah dengan jodoh pilihan Papa yang sama sekali belum aku kenal. Bayangin... MENIKAH! M-E-N-I-K-A-H! Nggak masuk akal, kan? Hanya karena Papa nggak mau membiarkan aku sendirian sementara dia bertugas di wilayah berbahaya, dia memaksa aku untuk menikah! Alasan lainnya memang karena saudara-saudara pada di luar Negeri, jadi aku nggak bisa menumpang di rumah mereka. Tapi kan nggak masuk akal untuk menikahkan anak SMA. Ya, kan? Kayaknya sih memang akal-akalan Papa aja sih ini. Dan Fix, gue bego banget kalau mau.

CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar