Andai Esok Tak Pernah Datang
Daftar Bagian
1. Air Mata Lea
Mereka tuh nggak pernah nganggep aku ada. Sejak rencana awal, semuanya diobrolin berduaan aja, bahka
2. Lea Bertemu Yusuf
Yusuf berjalan mendekat dengan ketampanan dan kewibawaan yang menonjol.
3. Cinta Dalam Sekejap Mata
Tapi kecantikanmu tidak kalah dengan pengantinnya. Kamu lihat, dirimu jadi sorotan Nduk. Aku jadi...
4. Di Pernikahan Lia
Apa aku pantas untukmu, itu yang ada di dalam batinku Nduk.
5. Masalah Mulai Datang
Astagfirullahaladzim Mbaak! Ya aku minta maaf udah ngelangkahin kamu. Tapi aku nggak ngambil semuany
6. Isi Hati Wahyu
Saya sayang sama Sarah, tapi lebih kepada sayang seorang kakak buat adiknya. Saya nikahin Sarah kare
7. Ternyata Begini Rasanya
Ye, gua udah nggak jomblo tau! Udah sebulanan dong jadi pacar orang.
8. Cinta yang Lain
Nggak papa tante. Jason cuma mau bilang Jason cinta sama Timun mas, eh, Hillea.
9. Lea dan Sarah Berbaikan
Apa lo nggak sadar, kalo panggilan lo ke Mas Wahyu itu mungkin aja bikin dia nggak nyaman?
10. Lea di Salatiga
Lho kok buat apa. Kamu kan yang akan ngurusin anak-anak saya nantinya. Wajar dong kalo saya perlu ta
11. Kembali Untuk Sebuah Pernikahan
Tapi gua nggak mau ada rame-rame, cukup nikah KUA aja. Dan gua punya syarat yang harus lo penuhi, at
12. Lea Menikah
Saya terima nikah dan kawinnya Hillea Subrata binti Daud Subrata dengan maskawin tersebut tunai.
13. Sarah Melahirkan, Jason Kecelakaan
Sarah terbaring di ranjang. Tubuhnya miring ke kiri, menahan sakit. Tangannya dipasangi infus.
14. Andai Esok Tak Pernah Datang
Kita tidak pernah tahu apa yang akan kita temui di depan sana. Meski demikian, jangan pernah berkata
1. Air Mata Lea

Para Pemain:

1. Hillea Subrata alias Lea, 25

2. Julia Subrata alias Lia, 22, adik Lea

3. Lidia Subrata, 47, ibu Lea dan Lia

4. Wahyu Adhitama, 28, sepupu Lea dan Lia

5. Sarah Arina, 25, sahabat Lea, istri Wahyu

6. Yusuf Trihananta, 37, kekasih Lea

7. Jason Hadianto, 22, teman sekelas Lia

8. Dina Oktaria, 30, mantan istri Yusuf

9. Harun Sanjaya, 25, suami Lia

10. Daud Subrata, 45, ayah Lea dan Lia, diceritakan sudah almarhum.

FADE IN

1. INT. RUMAH LEA - RUANG KELUARGA - MALAM

MONTAGE: Menampilkan foto-foto keluarga di dinding dan lemari buffet, menggambarkan kedekatan tiap anggota keluarga. Daud Subrata menggendong Hillea kecil dari belakang. Lidia Subrata memangku Julia kecil. Beberapa foto DISSOLVE TO adegan nyata.

FADE OUT

FADE IN

2. INT. KAMAR LEA - MALAM

Tampak sebuah bantal yang di bawahnya terselip selembar undangan cantik. Tangan Lea meraih undangan itu dan membukanya. BCU: nama Julia Subrata yang basah oleh tetes demi tetes air mata. Terdengar ucapan ibu dan adiknya beberapa waktu yang lalu.

LIDIA (OS)

Mencari suami itu mudah. Yang susah itu menemukan jodoh. Kalau ternyata adikmu sudah ketemu jodohnya duluan. Ya sudah, ndak apa-apa. Nanti kalau sudah waktunya, jodohmu juga pasti datang.

Isak tangis Lea semakin terdengar. 

JULIA (OS)

Yang terdahulu akan jadi yang terkemudian (disertai kikik tawa kecil - BEAT)

Lea melipat undangan dan mengembalikannya ke bawah bantal (BCU: tulisan YESA Wedding Organizer) lalu menjatuhkan kepalanya ke kasur sambil menangis - INSERT: adegan Daud Subrata memeluk Lea (SLOW MOTION)

LEA

Papaaa (terisak-isak - BEAT)

DISSOLVE TO:

3. EXT. TERAS RUMAH - SIANG

Lidia membukakan pintu untuk Lea yang baru pulang kerja. Sementara Lea mencium tangan Lidia, Lia datang membawa contoh undangan yang sudah jadi.

LIA

Maa. Nih, undangannya, udah jadi. Bagus kan. Desainnya Mas Harun loh.

LIDIA

Waah. Mantu Mama jago desain rupanya. Ini unik loh. Kayak ada jendelanya.

Lea memalingkan wajah.

LIA

Mbak. Ini, undangan pertama, buat kamu.

DISSOLVE TO:

4. INT. KAMAR LEA - MALAM

Lea menghapus air mata, meraih ponsel dan mengirim chat pada Wahyu untuk meneleponnya. Tak lama ponselnya berdering.

WAHYU (OS)

Ya Ley.

LEA

(Sambil menangis) Mas... (BEAT)

WAHYU (OS)

Lea? Kamu kenapa? (tangisan Lea tambah kencang) ya-ya udah, kita ketemu. Di taman, gimana?

LEA

Iya.

Tampak jam meja menunjukkan pukul tujuh.

FADE OUT

FADE IN

5. EXT - TAMAN PERUMAHAN - MALAM

ESTABLISH: Lea (memakai jaket) duduk di bundaran. Ada beberapa pasangan memadu kasih, gerobak bakso, nasi goreng, dan beberapa penjual makanan kecil di sekitaran. Banyak manusia lalu lalang. Wahyu datang mengendarai sepeda motor, tanpa helm.

WAHYU

Udah lama?

Lea menggeleng. Matanya bengkak. Wahyu duduk di samping kanan. Mata Lea mengikuti pergerakan Wahyu, bibirnya bergetar menahan tangis. Wahyu menatap dalam, lalu merangkul dengan sebelah tangan.

WAHYU

Soal pernikahan Lia?

Lea mengangguk (BEAT). Wahyu menghela napas dalam. Menatap langit.

WAHYU (CONT'D)

Mas tau, ini berat buat kamu lewatin. Mas cuma bisa bilang, sabar (mengusap bahu Lea. Lea kembali menangis).

LEA

Mas. Aku udah ikhlas dilangkahin. Bukan itu masalahnya.

WAHYU

Terus?

CUT TO:

6. INT. RUMAH LEA - RUANG KELUARGA - MALAM

LIDIA

Mbakyumu kemana to, Nduk? Kok di kamarnya ndak ada? (Mengintip jendela) motornya juga ndak ada.

LIA

(Sibuk mencorat-coret buku berisi daftar nama undangan) Tadi keluar pake jaket. Nggak bilang sama Lia.

LIDIA

Kebiasaan. Kayak punya dunia sendiri. Ndak mikir keluarga khawatir.

LIA

Biarin aja. Ntar juga pulang.

CUT BACK TO:

7. EXT. TAMAN PERUMAHAN - MALAM

LEA

Mereka tuh nggak pernah nganggep aku ada. Sejak rencana awal, semuanya diobrolin berduaan aja, bahkan ketika aku ada di antara mereka! Kalo masih ada Papa, pasti aku udah lari ke pelukan Papa, karena cuma Papa yang sayang sama aku! (terus terisak - BEAT)

WAHYU

Hmm. Gimana, ya. Mungkin mereka nggak enak, takut salah, atau merasa serba salah. Tapi Mas yakin, Mama dan Lia juga sayang banget sama kamu.

LEA

Sayang itu harus ditunjukin, bukan dicuekin. Kenapa juga harus merasa nggak enak,takut salah, serba salah? Seolah-olah "dilangkah" adalah sebuah aib besar yang penderitanya harus diasingkan dan dijauhkan dari proses menuju pernikahan. Kenapa sih? Bikin sial, gitu? 

WAHYU

Hahaha. Mikirmu kejauhan, anak manis (memencet hidung Lea). Udah ah. Mas kira ada apa. Ternyata cuma baper.

LEA

Baper gimana? Mas belum lupa kan, mereka lamaran di tanggal yang sama saat aku liburan sama Sarah. Itupun aku taunya dari sisa-sisa bekas acara lamaran yang ngampar di rumah, bukan dari mulut mereka.

WAHYU

Bukan lamaran, hanya perkenalan kedua orang tua, sekalian tukar cincin. Kebetulan jatuh di tanggal yang sama, karena mereka dapat tiketnya di tanggal segitu, bukan sengaja dibikin pas kamu pergi.

LEA

Ya apa namanya kalau bukan lamaran. Mas aja sampai didaulat untuk mewakili Papa. Kenapa aku yang kakaknya malah nggak tau?

WAHYU

Mamamu sengaja nggak mau kasih tau kamu...

LEA

Tuh, kan?

WAHYU

Bukan, bukan apa-apa. Cuma takut ganggu acara kamu. Takut kamu malah nggak jadi pergi, padahal acara itu kan udah kamu jadwalin dari jauh-jauh hari, dan kamu excited banget. Lagipula andai kamu ada, emang kamu kuat ngeliat adegan pemasangan cincin, cium tangan, ten...

LEA

Aah udah udah udah! Nggak usah dilanjutin (Wahyu tersenyum geli). Jangan ketawa!

WAHYU

Ya udah. Sekarang yang penting, gimana caranya biar acaranya berjalan sukses. Kamu juga harus punya persiapan untuk hari esok, hari di mana kalian jadi tuan rumah untuk sebuah perhelatan besar (penuh semangat).

LEA

Andai esok tak pernah datang, Mas. Nggak tau deh. Perasaanku campur aduk. Ikhlas, sih, tapi aku males ngadepin semua kemungkinan di hari esok.

WAHYU

Andai esok tak pernah datang, aku juga nggak akan pernah mendengar berita kecelakaan pesawat itu. Dan aku nggak akan kehilangan kedua orang tua di usia muda (BEAT).

WAHYU (CONT'D)

Akan selalu ada hari esok, di mana kita diperhadapkan dengan teka-teki dan misteri. Siapa yang tau akan ada apa di hari esok. Who knows, itu adalah hari di mana kamu ketemu jodohmu (Lea tersenyum). Semangat semangaat! Semangat hoy! (menggoyang-goyang dan mengangkat tangan Lea -BEAT).

LEA

(Agak lemah, tapi senyum) semangat! (BEAT).

FADE OUT

FADE IN

8. INT. RUMAH WAHYU - MALAM

Sarah duduk di meja makan. Mulutnya tak berhenti mengunyah sambil mengupas apel. Wahyu masuk dan mencium kening Sarah, lalu memegangi perut buncitnya.

WAHYU

Apa kabar, jagoan kecil, Papa kangen nih!

SARAH

Baru pulang Bek?

WAHYU

Ho'oh (mengambil minum di kulkas, lalu duduk di meja makan).

SARAH

Makan dulu. Gue udah ungkep ayam, kesukaan lo. Ampe bosen masaknya.

Wahyu mengangguk, mengambil peralatan makan dan mengambil nasi serta lauknya di meja dapur, lalu duduk berhadapan dengan Sarah.

WAHYU

(Setelah menyuap nasi) kalo ada waktu, lo ketemuan gih sama Lea. Kasihan, dia lagi butuh support.

(BEAT) Sarah tampak tak suka.

SARAH

Lo habis ketemu Lea?

WAHYU

Iya, di taman.

SARAH

Kenapa nggak ke rumahnya?

WAHYU

Nggak mungkinlah. Lea mana bisa cerita sambil nangis di depan Bulik sama Lia.

CUT TO:

9. INT. RUMAH LEA - RUANG KELUARGA - MALAM

Lidia dan Lia masih di ruang keluarga. Lidia masih menonton tv dan Lia masih sibuk memilah daftar tamu sambil sesekali bertanya pada ibunya. Lea masuk dan mendengarkan percakapan mereka.

LEA (VO)

Tanyain aku juga, please. Pada mikir nggak sih kalo aku sakit dicuekin gini (BEAT).

LIDIA

Darimana Nduk?

LEA

Beli pembalut.

LIDIA

Oh. Yowis ndang mandi, ma'em.

LEA

Iya (masuk kamar).

LIDIA

(Kepada Lia) Mbakmu kayak habis nangis Nduk. Matanya gembil-gembil¹.

LIA

Hmm. Sedih kali.

FADE OUT

FARE IN

10. INT. KAMAR WAHYU - MALAM

Wahyu dan Sarah berada di atas ranjang dengan pakaian tidur. Sarah sedang membaca buku tentang kehamilan, Wahyu memegang ponsel.

SARAH

Chattingan sama siapa Bek?

WAHYU

Sama Lea. Mastiin semua baik-baik aja.

SARAH

(Menutup buku, membetulkan posisi duduk). Bek. Jujur. Gue nggak nyaman lo terlalu intens berhubungan sama Lea.

WAHYU?

Lo cemburu ya Bek?

SARAH

Bukan. Tapi lo kan udah punya istri. Nggak enak dilihat orang. Gue juga nggak nyaman kalo suami gue deket-deket sama perempuan lain, walaupun itu sodara lo sendiri.

WAHYU

Kenapa? Lo takut gue jatuh cinta sama Lea, atau sebaliknya, gitu?

SARAH

Yaa sedikit banyak ada perasaan gitu sih.

WAHYU

Hahaha. Ya nggak mungkinlaah. Kalo Lea cinta sama gue, nggak mungkin dia jodohin kita setahun lalu.

WAHYU (CONT'D - VO)

Gue memang cinta sama Lea sejak ikut Bulik. Makanya gue pilih ngekost sambil kerja, sebelum cinta gue benar-benar meledak dan tak terbendung.

SARAH

Ya tapi gimanapun, lo hargailah perasaan gue sebagai istri.

WAHYU

(Tersenyum) Iya.

Sarah melanjutkan membaca. Wahyu meletakkan ponsel di meja lampu. Mengusap lutut Sarah. Mencium pipinya dengan lembut. Ketika hendak memeluk, Sarah menepis.

SARAH

Jangan atuh Bek. Takut kenapa-kenapa. Masih lima bulan ini.

WAHYU

Pelan-pelan.

SARAH

Nanti aja kalo udah sembilan bulan.

Wahyu tampak kecewa. Ia membenahi selimut dan tidur membelakangi Sarah. Membayangkan percakapan dengan Lea di taman tadi.

FLASHBACK TO: (MONTAGE) adegan di taman saat merangkul Lea, memencet hidungnya, mengangkat tangannya.

WAHYU (VO)

Menahan hasrat tidak lebih sulit daripada menahan cinta.

CUT TO:

11. INT. KAMAR LEA - MALAM

Lea sudah mandi dan berganti pakaian. Ia melihat kembali riwayat chat dengan Wahyu.

[Lea, sudah ya. Jangan nangis terus. Kamu harus senyum. Kamu harus bahagia. Mas sayang Lea]

Lea membalas dengan emoticon dua anak kecil berciuman.

Lea membayangkan wajah Wahyu dengan berbagai ekspresi, tersenyum, melongo, marah, sedih, tertawa geli.

Lea mengeratkan pelukannya pada guling, menggaruk kepala.

LEA (VO)

Andai Mas Wahyu bukan sepupuku. Andai Mama nggak mewanti-wanti supaya aku dan Mas Wahyu nggak saling jatuh cinta... Semoga aja beneran ketemu jodoh di resepsi Lia, biar bisa lupain Mas Wahyu.

FADE OUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar