Ada di antara Mereka
7. ACT 3 - Kembalinya Detektif Jack

CUT TO:

138. INT. RUANG KELUARGA – MALAM

Semuanya berkumpul di ruang keluarga. Terlihat kayu bakar terbakar perlahan oleh api di perapian. ANI duduk dekat perapian, terus menangis, FATMA memeluknya. RERE menghisap rokoknya, menghadap ke luar jendela. Angin kencang membuat batang ranting pepohonan bergoyang, daun-daunnya berjatuhan, hordeng jendela juga berkibar-kibar. RERE berulang kali menahan daun jendela yang terdorong hendak tertutup karena angin dengan tangannya. Tidak terlihat bintang maupun bulan di langit malam yang mulai tertutup awan hitam. YUDHI duduk memainkan HPnya dengan gestur khasnya. RANI berjalan mondar-mandir tidak jelas di dekat pintu. MAWAR memeriksa HPnya berulang kali.


RERE
Berapa lama lagi Detektif itu sampai? Jangan sampai Aku menghabiskan sebungkus rokok hanya untuk menunggunya.

ANI
Apa Jack sudah benar-benar menemukan pelakunya?! Hatiku sudah tidak kuat lagi!


MAWAR mendapat pesan dari JACK, "Aku sudah di sini."


MAWAR
Ia sudah di sini!


MAWAR hendak keluar tetapi terhalang oleh LARAS yang ingin memasuki ruangan. MAWAR mundur mengalah. LARAS masuk. Di belakang LARAS sudah ada JACK yang mengikutinya. JACK membuka topinya, terlihat senyum percaya diri dari JACK.


JACK
Selamat malam! Maaf ada hal yang harus Aku selidiki sebelumnya.

ANI
Dari mana saja Kau? Kejadian buruk demi kejadian burukpun terjadi Detektif!

FATMA
Aku harap Kau sudah siap dengan penjelasanmu maupun bukti yang kuat Detektif agar tidak ada lagi korban jiwa dalam tragedi yang beruntun ini.

JACK
Baiklah.


YUDHI memasukkan HPnya ke saku, duduk sendiri di single sofa. RERE masih bersender di jendela. FATMA dan ANI duduk di double sofa dekat perapian. LARAS, RANI, dan MAWAR juga duduk di triple sofa dekat perapian. JACK berdiri di tengah-tengah ruangan, memperhatikan semuanya, berjalan mendekat ke jendela. RERE menyingkir dari jendela, menyender di dinding dekat jendela. JACK menengok ke luar, mengecek kanan kiri, menutup jendela dan hordengnya juga. JACK berjalan balik ke pintu ruang keluarga dan mengunci pintu. JACK berdiri tenang di depan semuanya. Semua orang di dalam ruangan menatap JACK dengan tegang.


JACK
Pertama-tama, Aku turut berduka atas kepergian Bapak Tua Surya dan tragedi Frans juga. Aku meminta maaf sedalam-dalamnya karena tidak dapat mencegah korban lainnya yang berjatuhan dalam kasus ini. Namun, Kalian bisa memegang perkataanku. Aku akan memastikan siapa pembunuh Adhi sebelum siapapun di antara Kita berjalan keluar dari ruangan ini satu langkahpun. (Jeda) Jadi, silahkan Laras. Kau ingin menyampaikan sesuatu pada mereka semuakan? Yang sebelumnya sudah Kau beritahu padaku dahulu tadi.


Semuanya menatap LARAS. LARAS takut, canggung. LARAS meremas roknya amat kuat, gemetar mengambil sesuatu dari kantung bajunya. Sesuatu tersebut adalah bungkusan putih kecil berisi bubuk putih, dibungkus lagi oleh bungkusan transparan yang lebih besar.


LARAS
Aku ..., menemukan ini di toilet lantai dua.

RERE
APA ITU?!

FATMA
Jangan bilang, itu adalah ....

JACK
Ya. Itu adalah barang bukti sianida yang dipakai untuk membunuh Adhi.


Semuanya terkaget dan panik. RERE mendekat ke arah perapian. RANI berdiri, menjaga jarak dari LARAS.


RANI
APA? KAU MEMEGANG BARANG BUKTI TERSEBUT? BAGAIMANA BISA?

JACK
Tenang semuanya. Tenang! Dengarkan dahulu penjelasan Laras!

LARAS
Bungkusan putih di dalamnya terdapat sidik jari dari Frans.

YUDHI
APA!?


CUT TO:

139. INT. LORONG LANTAI DUA – SIANG (FLASHBACK)

FRANS masuk ke toilet lantai dua terlihat oleh LARAS yang sedang bersih-bersih di lorong lantai dua. FRANS keluar dari toilet setelah beberapa lama, terlihat oleh LARAS juga.


LARAS (V.O.)
Aku selalu memperhatikan gerak-gerik Frans yang aneh sejak kedatangannya di rumah ini. Frans terlalu lama berada di toilet lantai dua.


CUT TO:

140. INT. KAMAR LARAS – MALAM (FLASHBACK)

LARAS memalingkan badannya dari JACK dan MAWAR saat malam tragedi terjadi. LARAS menaiki tangga dan masuk ke kamarnya, merebahkan badan. Beberapa saat lumayan lama, LARAS yang masih terjaga bangun dari kasurnya, keluar dari kamarnya.


LARAS (V.O.)
Saat malam setelah tragedi itu terjadi, setelah selesai bertemu dengan Jack dan Mawar, Akupun terpikirkan oleh hal tersebut dan menunggu waktu yang tepat untuk mengecek toilet lantai dua.


CUT TO:

141. INT. TOILET LANTAI DUA – KONTINU

LARAS masuk, mencari-cari segala sudut, sisi dinding toilet. LARAS melihat ke arah plafon toilet, menaiki toilet duduk, membuka plafon toilet lantai dua. LARAS menemukan beberapa bungkusan putih kecil berisikan bubuk putih sianida.


LARAS (V.O.)
Akupun mengecek seluruh sisi toilet. Saat Aku mengecek plafon, di sanalah Aku menemukan beberapa bungkusan putih dengan sianida di dalamnya beserta dengan sidik jari dari Frans juga.


CUT TO:

142. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


ANI
Mengapa Kau tidak langsung memberitahukannya pada polisi dasar bodoh!

FATMA
Sudah Aku tebak pasti Frans yang malang itulah biang dari segala tragedi ini!

RANI
Kita harus melaporkannya langsung pada pihak kepolisian!


RANI hendak berjalan keluar tetapi JACK menghadangnya.


JACK
Sebentar Nona. Kasus ini belum sepenuhnya terpecahkan.

RANI
Apa maksudmu detektif? Kita sudah punya bukti kuatnya.


MAWAR menatap JACK heran sedangkan LARAS, ANI, dan FATMA melakukan kontak mata. JACK tersenyum licik.

 

JACK
Perkataan Laras tadi ada benarnya. Ia tetap terjaga di malam tragedi pembunuhan Adhi dan Aku sempat melihatnya berlalu lalang di lorong lantai dua.


CUT TO:

143. INT. LORONG KAMAR LANTAI DUA – MALAM (FLASHBACK)

JACK muncul dari tangga, berlari kecil, mengintip dari tembok ke arah lorong kamar lantai dua. JACK mencurigai sesuatu.


CUT TO:

144. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Apa yang Kau lakukan Laras?

FATMA
(Berdiri menyambar) Tapi apa gunanya sekarang detektif!? Frans telah tiada. Adhi telah tiada. Ayahpun juga. Rafi sedang menjadi buronan. Semuanya sudah terlambat!

ANI
Aku sudah mencurigai Franslah yang membunuh Suamiku dari awal karena masalah hubungan belakangnya dengan Elena. Hal itupun pasti yang membuat Rafi dengan tega menancapkan pisaunya tepat ke jantung Frans juga!

JACK
Tidak Ibu Ani (Menatap Ani dengan tajam lalu berjalan bolak balik) Sebelumnya ada hal penting lagi yang ingin Aku jelaskan pada Kalian mengenai kejadian sebenarnya yang terjadi di perpustakaan. Aku sempat berbicara dengan ELENA saat kondisinya sudah membaik tadi.

MAWAR
(Berbisik pada Rani) Apakah penjelasan Jack akan sama dengan penjelasanmu di kamar tadi Rani.

RANI
(Hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu)

JACK
Awalnya Rafi kecewa karena telah mengetahui bocoran dari Laras bahwa Elena telah bermain belakang dengan Frans. Tetapi Elena sejujurnya adalah Istri yang setia. Elena berusaha menjelaskan pada Rafi bahwa hal itu tidak seperti yang Suaminya itu pikirkan.


CUT TO:

145. INT. KAMAR RAFI – MALAM (FLASHBACK)


RAFI
Ada hal yang ingin Aku bicarakan denganmu. (Jeda) Katakan padaku sejujurnya, Aku sudah mengetahuinya dari Laras.

ELENA
Apa?

RAFI
Jangan berlagak tidak tahu. Hubunganmu dengan FRANS.

ELENA
Hah? Jangan mengungkit-ungkit lagi masa lalu Mas. Aku sudah menjadi Istrimu. Mengapa Kau menanyakan lagi mengenai itu?

RAFI
Sudahlah katakan saja. Adhi sebenarnya mengetahuinya juga kan?


ELENA mendekat dan menggenggam tangan RAFI.


ELENA
Percayalah padaku Mas. Aku tidak akan bermain di belakangmu. Hal apa lagi yang harus Aku tunjukkan atau katakan padamu supaya Kau tidak mengacuhkanku Mas! Kita berjanji untuk bahagia bersama hingga tua nanti, sampai maut memisahkan Kita Mas!

 

RAFI diam dalam hening dan tidak sekalipun menatap mata ELENA.


ELENA (cont’d)
Aku sudah melayanimu, selalu mencoba menjadi Istri yang baik untukmu. Katakan apa kekuranganku Mas!

RAFI
Ya, dahulu Kita pernah bahagia. Saat ini entahlah. (Baru berani menatap Elena) Aku merasa tidak mencintaimu lagi Elena. Maafkan Aku. Seandainya dahulu Kau lebih baik bersama Frans saja.


RAFI berdiri meninggalkan ELENA yang menunduk diam lemas. RAFI berjalan keluar dari kamar tanpa menengok sedikitpun. Saat RAFI membuka pintu, RAFI bertemu MAWAR dan RANI yang sudah berada di depan pintu kamarnya.

 

CUT TO:

146. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
(Menatap Laras) Elena adalah Istri yang baik. Ia tidak pernah sekalipun berniat untuk melukai perasaan Rafi sedikitpun. Namun, apa yang terjadi di perpustakaan adalah di luar kendali Kita semua.


CUT TO:

147. INT. PERPUSTAKAAN RUMAH – MALAM (FLASHBACK)


JACK (V.O)
Tragedi di perpustakaan telah berada di luar ambang batas kesabaran Rafi.


Setetes air mata ELENA turun di pipinya, ELENA langsung buru-buru menghapusnya. Terdengar suara langkah kaki, ternyata itu adalah FRANS. FRANS dengan mata berkaca-kaca dan muka yang merah penuh emosi bertemu ELENA. FRANS hampir-hampir menangis di depan ELENA.

 

FRANS
Elena?

ELANA
Mengapa Kau kesini? Aku kira Kalian sedang merapatkan harta warisan.


FRANS duduk membanting tubuhnya di kursi depan ELENA. FRANS memegangi kepalanya, mengacak-acak rambutnya, berusaha menahan air matanya tidak keluar.


ELANA
Ada apa Frans? Apa yang terjadi?


FRANS menggeleng-gelengkan kepalanya yang rasanya seperti akan meledak. FRANS menunduk tidak kuasa menahan kesedihan, menangis, menjambak rambutnya sendiri.


FRANS
(Terisak) Ahaha. Mereka semua bersekongkol menuduhku pelakunya! TAPI BUKAN AKU YANG MEMBUNUH ADHI! Kau percayakan Elena?!


ELENA heran. FRANS berdiri menutup pintu ruang perpustakaan rapat-rapat. FRANS menarik tangan ELENA dengan kuat, membuat ELENA berdiri dari kursinya.


ELANA
Lepaskan tanganku! Apa yang Kau lakukan?

 

Tangan ELENA terlepas.


FRANS
(Menangis depresi) Mereka semua pasti merencakan semua ini! Membunuh Adhi agar harta itu bisa mereka bagi rata dan menendangku keluar dari Keluarga Ini! Apa salahku?!


FRANS kembali mencoba meraih tangan ELENA.


FRANS
(Bersimpuh memohon) Tolong Elena.

ELANA
LEPASKAN!!!


ELENA hendak berjalan keluar dari ruang perpustakaan. FRANS menghalanginya.


FRANS
TOLONG DENGARKAN AKU DULU.

 

ELENA terdiam takut.


FRANS
Aku tak menyangka Saudara Saudariku yang akan mencebloskanku ke penjara. Tolong bantu Aku ELENA. Kau percayakan bahwa bukan Aku pelakunya?

ELENA
Itu adalah urusan polisi Frans!

FRANS
Tapi bagaimana kalau polisi juga sudah dibayar oleh mereka untuk membuat kasus ini seolah-olah adalah Aku yang melakukan pembunuhan itu!

ELENA
Apa yang Kau bicarakan? Kau mulai mengigau!

FRANS
Dengarkan dulu Elena! Kaulah satu-satunya harapanku yang dapat membuat pernyataan bahwa Aku tidak akan melakukan perbuatan keji itu, menaruh racun pada Kakakku sendiri! Kau mengenalkukan? Dari dahulu sejak lama?


RAFI mulai mendekat ke arah perpustakaan.


ELENA
CUKUP FRANS! Sudahi semuanya!

FRANS
Mengapa Kau berubah? Aku tetaplah Frans yang dulu Kau kenal Elena. Please Kau harus membantuku.

 

ELENA hendak berjalan keluar lagi tetapi FRANS mencengkeram kuat tangannya kali ini.


FRANS
TOLONGLAH! Aku tidak ingin berakhir di penjara! PERCAYA PADAKU!

ELENA
LEPASKAN! TOLon-

 

FRANS membungkam mulut ELENA. ELENA terjatuh terlentang. FRANS berada di atasnya sekuat tenaga menutup mulut ELENA. RAFI membuka pintu perpustakaan. RAFI melihat ELENA dan FRANS dalam posisi seperti itu. RAFI marah besar. Mata RAFI langsung tertuju pada pisau di atas meja dekat pintu, bekas ELENA memotong kulit apel tadi. RAFI mengambil pisau itu. RAFI mendorong FRANS dengan sekuat tenaga. FRANS terjatuh dengan posisi terlentang. (Slow motion) RAFI melayangkan hujaman pisau tajam ke arah FRANS. STABBB!!!

 

DISSOLVE TO:

148. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Itulah yang sebenarnya terjadi. Dan Aku akan mengatakan sesuatu yang mungkin beberapa di antara Kalian tidak setuju mendengarnya. (Menatap Laras, Ani, dan Fatma bergantian secara perlahan) Frans bukanlah pembunuh Adhi.

 

Semuanya terheran.


LARAS
Lalu bungkus sianida yang kutemukan dengan sidik jari Frans?

RANI
Ya! Kalau bukan Frans lalu siapa Detektif?


YUDHI yang dari tadi diam, kemudian berdiri.

 

YUDHI
Baiklah detektif. Cukup berputar-putarnya! Banyak sekali waktu dan energi yang terbuang! Cepat tangkap pelakunya dan biarkan Kami menjalani aktivitas kehidupan Kami yang dahulu.

Jack
Tidak secepat itu Yudhi. Lagipula, Kau sudah akan menikmati masa pensiunmu sebentar lagi bukan? Tidak perlu terburu-buru. Semuanya harus dijelaskan perlahan agar tidak ada yang terlewatkan.

RERE
Pensiun? Mengapa Kau pensiun Yudhi?

YUDHI
(Syok) Dari mana Kau tahu Detektif? Kau memata-mataikukah?!

JACK
Tidak perlu memata-mataimu. Aku sudah tahu dari pertama Kita bertemu di teras samping.


CUT TO:

149. EXT. TERAS SAMPING – PAGI (FLASHBACK)

YUDHI masih menelepon, JACK fokus memperhatikan YUDHI.


JACK (V.O.)
Pagi itu Kau mengangkat panggilan telepon dari rekan kerjamu dan membahas mengenai pensiunmu itukan?

 

JACK memperhatikan bayangan bibir YUDHI terpantul pada vas bunga kaca yang mengkilap di dekat YUDHI.


YUDHI
Ya ya ya Aku mengambil cuti beberapa hari ke depan untuk mengurus berkas pensiunku. Jadi tolong diatur saja ya! Keputusanku sudah bulat untuk pensiun!


CUT TO:

150. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Saat tragedi Adhi terjadi, saat itulah Kau memutuskan untuk pensiun. Kau berpikir untuk lepas dari pekerjaanmu yang membosankan itu. Lebih baik mengambil uang pensiun dini, menggantikan Adhi mengurus bisnis Keluarga Surya, dan menikmati sisa umurmu dengan harta warisan Bapak Surya. Kau mendapatkan porsi harta warisan lumayan besar dari yang lainnyakan karena Kau adalah pemegang pembagian harta warisan saat ini setelah Adhi dan Bapak Tua Surya meninggal.

YUDHI
Ahahaha. Baiklah Aku mengakui saja, Aku memang tidak mencintai pekerjaanku dan lebih baik memilih untuk pensiun.

RERE
(Menjelaskan dengan sangat hati-hati) Sebentar Detektif! Katamu pembunuhnya bukanlah Frans. Jikalau memang bukan Frans, apakah itu berarti, Yudhilah yang membunuh Adhi, agar Ia mendapatkan pemegang pembagian harta warisan?

 

Semuanya diam, menatap YUDHI penuh curiga. RERE menatap YUDHI juga dengan penuh emosi.


RERE
SIALAN KAU YUDHI DASAR PEMBUNUH!


RERE menghampiri YUDHI dan akan menamparnya. JACK menengahi mereka.


YUDHI
Apa maksudmu Rere?!

JACK
Sayangnya, bukan Yudhi juga pelakunya. Namun, Yudhi memang benar adalah seorang pembunuh.


Semuanya semakin bingung menatap JACK.


JACK (cont'd)
Namun bukan Adhi yang Yudhi bunuh, melainkan Bapak Tua Surya.

RANI
Apa?!

ANI
Apa itu benar Yudhi?!

MAWAR
Bagaimana bisa Jack?


YUDHI menghempaskan badannya ke kursi dengan lemas.


YUDHI
Tidak, itu tidak benar!

JACK
Saat kabar kematian Bapak Tua Surya tadi sore, Aku mendapatkan beberapa hal yang mendadak masuk dalam benak pikiranku.


CUT TO:

151. INT. KAMAR RUMAH SAKIT – SORE (FLASHBACK)

Terlihat dari CCTV, SUSTER perawat BAPAK TUA SURYA masuk membawa makan siang dan obat untuk BAPAK TUA SURYA. SUSTER itu mengecek keadaan sekitar, melepas alat bantu napas BAPAK TUA SURYA. BAPAK TUA SURYA kejang-kejang dan terdiam. SUSTER memasang kembali alat bantu napas BAPAK TUA SURYA.

 

JACK (V.O.)
Aku pergi menuju rumah sakit mengecek CCTV kamar rawat Bapak Tua Surya.


CUT TO:

152. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Suster di rumah sakit itu telah menyepakati kerjasama dengan Yudhi. Suster itu telah lama bekerja di sana tetapi belum juga menjadi pegawai tetap. Yudhipun menjanjikan pada Suster tersebut melalui koneksinya untuk memberikan Suster itu status sebagai PNS.

YUDHI
(Berdiri) Itu tidak mungkin! (Menunjuk Jack) Jangan percaya detektif gila ini! KAU HANYA MENGIGAU!

JACK
Kau sendiri yang mengatakan padaku mengenai rencanamu itu Yudhi.


CUT TO:

153. EXT. TERAS SAMPING – PAGI (FLASHBACK)

 

YUDHI
Buat apa Aku membunuh Adhi? Seharusnya Aku membunuh Ayahku lebih dulu baru membunuh Adhi bukannya begitu?


CUT TO:

154. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Kau bukanlah pembunuh Adhi tetapi saat Adhi meninggal, Kau langsung mengambil kesempatan itu untuk melakukan kontak dan perjanjian dengan Suster perawat Bapak Tua Surya untuk membunuh Ayahmu sendiri agar dirimu menjadi pemegang pembagian harta warisan. Rekaman CCTV di rumah sakit akan terhapus otomatis setelah seminggu, tidak akan ada yang curiga mengecek CCTV, dan kematian Bapak Tua Suryapun seperti kematian normal biasanya. Rencanamupun sukses!

YUDHI
(kembali duduk lesu) Tidak tidak tidak! Ini tidak boleh terjadi padaku. (Menutupi mukanya dan mulai bersandiwara menangis) Maafkan Aku semuanya.


Semua orang diam membisu. YUDHI tiba-tiba berdiri, lari kabur dari ruangan, membuka pintu ruang keluarga yang terkunci dari dalam. JACK tidak sempat mencegahnya.

 

CUT TO:

155. INT. DEPAN RUANG KELUARGA – KONTINU

PRAS dan HENDRA yang berjaga, melihat YUDHI berlari ke arah mereka. PRAS dan HENDRA menghadang YUDHI.


YUDHI
TOLONG INI SEMUA BUKAN SALAHKU!


PRAS dan HENDRA menangkap YUDHI, membawanya menjauh dari ruang keluarga. JACK melihat dari pintu ruang keluarga dan kembali ke dalam ruang keluarga.

 

CUT TO:

156. INT. RUANG KELUARGA – KONTINU

RANI mencoba menyusul YUDHI tetapi JACK mengunci kembali pintu ruang keluarga.


RANI
Jadi, kematian Ayah adalah karena Yudhi .... (Menangis)

 

MAWAR merangkul RANI sembari menatap JACK dengan menggelengkan kepalanya sedikit. ANI bersandar lemas di tubuh gemuk FATMA. FATMA diam dengan tatapan kosong ke depan.


RERE
Aku tidak habis pikir.

MAWAR
(Berbicara dengan suara pelan pada Jack) Cepat sudahi ini Jack.

JACK
Baiklah. Aku akan kembali ke masalah utama. (Menatap Laras) Lalu siapa pembunuhnya bila itu bukan Frans dan bukan Yudhi? Mengapa Laras memegang bukti bungkusan sianida dengan sidik jari Frans? Lebih baik Kau mengatakan yang sebenarnya Laras apa yang Kau lakukan saat malam setelah tragedi terjadi sehabis Kau pulang ke rumah mengantarkan si kembar.

LARAS
Aku sudah mengatakannya padamu, Aku memeriksa toilet lantai dua dan menemukan ini.

JACK
(Menyambar) Tidak Kau tidak.

LARAS
Maksudmu Aku berbohong?

JACK
Malam itu meskipun Aku tidak tidur sama sekali tetapi pikiranku tetap jelas sejernih air.


CUT TO:

157. INT. LORONG KAMAR LANTAI DUA – MALAM (FLASHBACK)

JACK melihat LARAS keluar dari kamar FRANS dan masuk kembali ke kamarnya.


JACK (V.O.)
Aku melihatmu menyelinap masuk ke kamar Frans dan kembali masuk ke kamarmu.


CUT TO:

158. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Malam itu Frans kembali keluar dan tidak tidur di kamarnya. Apa yang Kau lakukan Laras?


LARAS hanya diam dengan tegang.


JACK (cont’d)
Aku mencurigai bahwa Kau memiliki suatu dendam pada Frans.


LARAS mengingat kembali kejadian di ruang laundri.


CUT TO:

159. INT. RUANG LAUNDRI – MALAM (FLASHBACK)


FRANS
Good night hitam manisku.


Tangan FRANS memegang bokong LARAS. LARAS menyingkirkan tangan FRANS. FRANS keluar dari ruang laundri tanpa rasa bersalah. LARAS amat marah karena dilecehkan


CUT TO:

160. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK (cont’d)
... sehingga Kau berani untuk memberikan keterangan palsu bahwa Kau menemukan bungkusan sianida putih di toilet lantai dua hanya demi memfitnah Frans. Lalu darimana Kau mendapatkan sidik jari tersebut? Naluriku mengantarkanku pada aktivitas Frans yang mencurigakan juga di setapak tanah kosong belakang dapur. Apa yang dia lakukan di sana???


CUT TO:

161. INT. SETAPAK TANAH KOSONG BELAKANG DAPUR – MALAM (FLASHBACK)

Terlihat FRANS sedang merokok. Frans mengambil suatu bungkusan putih dari jaketnya yang berisi serbuk putih. FRANS menghisap serbuk tersebut dengan cepat dan tidak memperdulikan bungkusannya. Bungkus tersebut tertiup angin dan masuk ke semak-semak.

 

JACK (V.O.)
Frans ternyata tidak hanya sekedar merokok tetapi Ia juga menggunakan suatu jenis narkoba diam-diam.

 

JUMP CUT TO:

162. INT. SETAPAK TANAH KOSONG BELAKANG DAPUR – SORE (FLASHBACK)

Bungkusan putih milik FRANS ditemukan JACK yang sedang menyelidiki setapak tanah kosong belakang dapur.


CUT TO:

163. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Itulah yang membuat Frans panik setengah mati setelah Kalian semua menuduhnya membunuh Adhi. Frans takut pemeriksaan pada dirinya akan membongkar bisnis narkobanya juga sehingga Iapun panik dan membuat efek domino terjadinya kejadian di perpustakaan tadi. Lalu, Akupun menemukan ini juga.


JACK mengeluarkan bungkusan putih milik FRANS. LARAS tidak menyangka.


JACK (cont’d)
Bungkusan putih kecil ini juga terdapat sidik jari dari Frans. Namun, yang membedakan adalah bungkusan yang Aku pegang mungkin masih terdapat sisa bubuk narkoba yang Frans gunakan. Sedangkan bungkusan putih yang Kau pegang Laras, dan juga bungkusan putih lainnya yang sudah kau atur dan taruh di plafon toilet lantai dua, bersih tidak terdapat sedikitpun ada zat narkoba, hanya terisi dengan sianida.


CUT TO:

164. INT. TOILET LANTAI DUA – KONTINU

Terlihat plafon toilet lantai dua sudah dipenuhi beberapa bungkusan putih berisi zat sianida.


CUT TO:

165. INT. RUANG KELUARGA – KONTINU


JACK
(Pada Laras) Kau telah mengetahui kegiatan tersembunyi Frans itu lumayan lama.


CUT TO:

166. INT. KAMAR FRANS – PAGI (FLASHBACK WAKTU LAMPAU)

LARAS membersihkan kamar FRANS menemukan suatu ubin tersembunyi di bawah lemari pakaian. LARAS menemukan uang yang lumayan banyak yang dikaretkan, suatu bubuk putih (narkoba) di bungkusan putih kecil, dan juga bungkusan putih kecil yang masih baru dan kosong. LARAS lalu dengan cepat menutup ubin tersebut.

 

JACK (V.O.)
Frans diam-diam mempunyai pekerjaan sampingan itu untuk menambah pemasukannya. Kaupun mendapat ide untuk menggunakan bungkusan putih kecil milik Frans yang tidak terpakai itu.


CUT TO:

167. INT. KAMAR FRANS – MALAM (FLASHBACK MALAM TRAGEDI)

LARAS membuka ubin rahasia milik FRANS. mengambil beberapa bungkusan putih kecil yang tidak terpakai. Di dalam ubin juga sudah tidak terdapat narkoba milik FRANS.

 

JACK (V.O.)
Malam itu Kau mengambil diam-diam beberapa bungkusan putih kecil milik Frans itu.

 

CUT TO:

168. INT. KAMAR LARAS – KONTINU

LARAS memasukkan bubuk putih sianida ke dalam bungkusan putih tersebut dengan hati-hati. LARAS mengecek sidik jari FRANS yang tertempel di bungkusan putih tersebut.

 

JACK (V.O.)
Kemudian Kaupun memasukan sianida ke dalam bungkusan putih tersebut.


CUT TO:

169. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Dan Kau berhasil mendapatkannya. Akan tetapi Kau tidak akan bertindak sejauh itu hanya demi membalaskan perbuatan Frans padamukan? Ada hal yang jauh lebih penting untukmu Laras, tidak, maksudku bagi Kalian, yang harus Kalian lindungi bersama-sama. Kau Laras, Ibu Ani, dan Fatma sengaja memfitnah Frans sebagai pembunuh Adhi.


LARAS ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak bisa mengelak lagi. Sementara semuanya masih menatap, menyimak JACK dengan tegang. JACK semakin bergairah untuk mengungkapkan kesimpulannya.


JACK
Dari awal Aku sudah mencurigai beberapa kejanggalan yang Kalian lakukan. Berawal dari keberangkatan si kembar yang tiba-tiba.


FLASH CUT TO:

170. INT. GARASI SAMPING – MALAM (FLASHBACK)

JACK melirik sejenak ke arah mobil. JACK melihat mobil yang dipakai LARAS mengatarkan si kembar ke bandara terlihat kotor dan becek.


JACK (cont’d) (V.O.)
... lalu kondisi mobil yang Laras gunakan untuk mengantar si kembar setelah pulang. Mobil itu terlihat seperti habis melewati daerah yang terkena hujan.


CUT TO:

171. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)


JACK
Sementara saat malam Aku tiba di kota ini yang hanya mempunyai satu bandara saja, malam itu kondisi bandara sangat cerah dan tidak ada hujan sama sekali.


CUT TO:

172. INT. RUANG MAKAN UTAMA – MALAM (FLASHBACK)

JACK melihat tajam seluruh bagian TKP dari luar garis polisi. Cangkir-cangkir bekas minuman pembuka, makanan, dan letak piring serta semua benda yang ada di atas meja makan. Terlihat piring dan gelas di kedua tempat duduk si kembar hanya satu yang habis sedangkan yang satu lainnya masih utuh.


JACK (V.O.)
Juga keadaan meja makan.


CUT TO:

173. INT. RUANG KELUARGA – MALAM (PRESENT)

 

JACK
Awalnya Aku mempunyai suatu kesimpulan kuat tetapi terdistraksi dengan keterangan-keterangan yang Kalian jelaskan. Aku rasa itu hampir mustahil. Namun, akhirnya Aku mendapati suatu jalan terang dari kasus ini. Seandainya Kalian mengatakan yang sebenarnya dari awal, mungkin nyawa-nyawa yang sudah terlanjur tiada bisa Kita selamatkan bersama. Tetapi yang lalu biarlah berlalu.


JACK membuka kunci pintu, dan mengetuknya satu kali, disusul dengan dua ketukan lainnya dengan cepat. Pintu terbuka, LARA memasuki ruangan wawancara ditemani oleh PRAS dan HENDRA.

 

JACK (cont’d)
Terima kasih Pras dan Hendra.

 

PRAS dan HENDRA tetap di dalam. Pintu ditutup kembali tetapi PRAS dan HENDRA lupa menguncinya. Terdengar suara petir menggelegar, semua kaget melihat kehadiran LARA. LARA melihat ke arah ANI dan langsung menunduk.


MAWAR
Me-mengapa Lara ada di sini?

 

ANI masih menatap LARA. LARA yang takut dengan tatapan ANI melihat ke LARAS, berlari memeluk LARAS, membenamkan mukanya dalam pelukan LARAS.

 

JACK
Pelakunya adalah Lara.

 

Terdengar suara petir lagi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar