Warkop Asoy Mati Dem Asak Top
1. #1 Berpagut di Dahan Rapuh
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

WARKOP ASOY Mati Dem Asak Top

The Webseries - Eps 01 Cerita/Skenario : Holyfool Arif

“BERPAGUT DI DAHAN RAPUH”

==========================================================


FADE INI:


  1. EXT. ESTABLISHED - PASAR – PAGI


Kamera mengayun pelan dari ketinggian jalanan utama/jalan kampung memperlihatkan keramaian orang-orang menuju ke pasar. Kemudian “menusuk” ke arah gerbang pasar dan kita mendapati suasana riuh pasar di pagi hari. Orang-orang bertransaksi dan kuli panggul berseliweran mengangkat barang-barang. Sebuah colt bak terbuka tak henti-henti menyeruarakan klakson karena di kiri kanan jalanan tersumbat emperan pedagang sayur. Juga terlihat seorang berseragam kelurahan mengutip retribusi dari para pedagang.    


DISSOLVE TO


  1. EXT. WARUNG BIK EM – SIANG 

CAST : BIK EM, EKSTRAS ORANG-ORANG PASAR DAN PARA PEMBELI


Bik Em tampak keluar dari warunnya. Melongo kiri kanan. Sedikit gundah. Seperti menunggu seseorang yang belum datang. Lehernya dipanjangkan dan sesekali dia menyapu pandang ke seluruh sudut pasar. 


CUT TO 


  1. EXT. WARUNG BIK EM - SISI KANAN – SIANG 

CAST : PETUGAS PENAGIH, PEDAGANG I


Seorang lelaki berkacamata hitam, berseragam kelurahan dengan gelang akar bahar dan jari-jari dipenuhi batu akik warna-warni menyobekkan karcis retribusi tanpa satu pun kalimat keluar dari mulutnya. Angkuh. Dan terkesan memaksa. Pedagang I, seorang ibu-ibu, yang berjualan serba ikan kering, sedang menghalau lalat dengan daun yang dikoyak sedemikian rupa tampak murung. Warungnya sepi. Dan tiba-tiba keluar dari mulutnya seperti sumpah serapah.     


PEDAGANG I 

Dasar! Getah basah nian! Dak tau warung belum ado penglaris, tapi lah datang tukang rebuis!


Ibu itu langsung mengeluarkan 2 lembar uang kertas 3000 rupiah, menyodorkan pada lelaki penagih. Lelaki penagih yang menerima uang langsung mengernyitkan hidungnya. Menolak aroma dari uang yang diterimanya.  


PETUGAS PENAGIH

Embau balur!  


PEDAGANG I 

Iyolah! Nak wangi sano duit tukang parfum!


Lelaki Penagih melangkah pergi. Pedagang I masih cemberut dan menghela nafas kesal. 

CUT TO 


  1. INT. WARUNG BIK EM - BAGIAN DALAM – SIANG 

CAST : BIK EM


Bik Em mengoyak “kalender sobek” ala Tiongkok yang tergantung di warungnya. Dia kaget kalender itu sisa selembar bertanggal 31 Desember 2022. 


BIK EM

Nah, lah di ujung taun. Tapi maseh mak inilah… Cacam! Nasib nian. 


Bik Em kembali memanjangkan lehernya ke arah luar. 


BIK EM

Kemano pulok duo bedengkang Mas War dan Wak Mad? Apo lah dipindahtugaskan? 



Betapapun, batin Bik Em, dua orang pelanggan itu sudah berkontribusi membesarkan warung kopi miliknya. Meski sering ngutang, tapi peran keduanya tak terbantahkan: ikut memperkokoh bisnisnya. 


"Punya dua pelanggan yang tukang ngutang saja jadilah. Eh kini mau pindah."


Bik Em ingat betul kala bintangnya anjlok, semua pelanggan lari, hanya Mas War dan Wak Mad yang setia nongkrong di Warkop Asoy miliknya. Saat orang takut dicap sebagai underbouw Bik Em sadar orang menghindar darinya, sebab pada perang dagang periode sebelumnya ia tegak di garis lawan. Bik Em pun sudah merasakan 'buah Dosa' karena ikut bergerak menggunting …


FREEZE


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar