Two S and The Balcony
2. Scene 5 - 8

5. INT – BALKON - MALAM HARI

CAST: SELVI, SERVAN

Selvi duduk di sebuah kursi sembari melihat pemandangan yang ada di luar. Sesekali dia melihat foto keluarganya yang pecah. Ia menangis pelan. Sedangkan Servan diam-diam mengamati Selvi dengan malas.

Selvi
Kenapa Ayah sama Mama bisa tengkar si? (beat) Dan kenapa Ayah bisa setega itu sama Mama sampek Ayah berani ngelukain Mama sama Selvi?

Selvi menangis dan memeluk foto yang retak.

Servan memutar bola matanya malas, ia pun memutuskan untuk menekan tombol kembali.

Servan
Back to-

Servan hampir menekan tombol back. Namun, terhenti ketika Selvi mengatakan sesuatu. Ia melihat Selvi heran

Selvi
Andai aja Gue punya kakak. Pasti Gue bisa cerita banyak sama dia.

Selvi mengepalkan tangan kanannya dan memukulkannya ke meja di hadapannya

VO SERVAN: Cari tau masalah korban dan apa yang dirasakan. Bisa dijadiin bahan penelitian kan? Wah lumayan (Servan menyeringai dan memencet tombol cancel)

Servan
Adapted to this situation.

Servan berbicara lirih

SFX: Begin on 1,2,3

Setelah hitungan ke tiga, Servan bisa terlihat oleh Selvi. Dirinya tersenyum puas dan segera berjalan ke dekat Selvi. Sesampainya di belakang Selvi, Servan menepuk pundak.

Servan
Permisi

Servan menepuk pundak Selvi

Selvi
Hah?! Siapa Lo? (Selvi terkejut). (Beat) Oh Gue ngerti, Lo mau maling ya. Dasar maling! Awas Lo! Sini Lo!

Selvi memukul Servan dan berteriak dengan kencang. Servan langsung membungkam mulut Selvi dari arah belakang.

Servan
Hssstttt.. berisik. Diem dulu deh! Jangan asal nyolot!

Servan berkata lirih di telinga Selvi. Selvi melepaskan diri dari bungkaman Servan. Namun Servan memegang erat kedua tangan Selvi.

Selvi
Ya terus Lo siapa? Kenapa bisa sampek ke balkon Gue? Lo ngerayap kaya cicak, ya? Lo mau jahatin Gue, ya? Lo mau ambil duit Bokap sama nyokap Gue?

Selvi mengerutkan dahi dan ketakutan. Sesekali ia berusaha melepaskan diri dari genggaman Servan.

Servan
Banyak persepsi banget si, Lo? Denger deh, (beat) Gue bakal ceritain semuanya kalo Lo diem dan ga teriak-teriak? Deal ga?

Servan melirik ke arah Selvi. Selvi memandang Servan sebentar dengan wajah ketakutan. Namun, ia mengatur nafasnya dan akhirnya mengangguk pelan.

Servan
Anak pintar

Servan melepaskan tangan Selvi. Selvi kembali ke tempat duduknya. Sedangkan Servan duduk di sebelahnya.

Servan
Jadi.. Gue.. Gue..

Servan terbata-bata mengucapkannya

Selvi
Gue maknya maling kundang? Gue artis? Gue manusia jadi-jadian? Apa sih?! Ngomong yang jelas dong.
Servan
Gue bingung jelasinnya. Karena Gue yakin Lo ga bakal percaya.

Servan menggaruk kepalanya dan melihat malas ke arah Selvi

Selvi
So, Lo punya dua pilihan sekarang. Mau ngebuktiin kalo Lo ga jahat? Ato Gue panggil Pak Satpam ke sini? Pilih mana?
Servan
Eh.. jangan-jangan. Gini deh, sekarang Gue nanya. Lo percaya ngga? Kehidupan masa sekarang itu bisa berjalan berdampingan sama masa depan?
Selvi
Ngga dong, Masa depan itu pasti ada. Dan setiap orang, pasti pada akhirnya akan sampai pada kehidupan masa depan. Kalo masa sekarang, ya masa yang kita jalanin. Kaya sekarang Gue dengerin Lo yang ngomong ga jelas dan punya pemikiran aneh.
Servan
Kan, udah Gue bilang kalo Lo ga bakal percaya. Gini deh, Lo liat sekarang apa yang bisa Gue lakukan biar Lo percaya

Servan menyeringai ke arah Selvi. Servan mengeluarkan layar i-pad nya dari dalam jaket hoodynya.

Servan
Ini adalah layar I-Pad yang ajaib. Liat nih ya.

Servan membuka layarnya dan dia mengetukkan jarinya. Seketika Servan Hilang. Selvi yang melihatnya terkejut dan mengerutkan dahinya.

Selvi
Hah? Sumpah demi apa? Bisa ilang beneran? Wah keren banget.

Selvi terkekeh pelan dan berdiri. Namun, di saat itu foto yang dia pangku jatuh. Selvi mengambilnya dan melihatnya lagi dan untuk sesaat, dia menitikkan air mata kembali.

CU: Servan melihat Selvi yang menitikkan air mata

Servan
Gue kembali

Servan tiba-tiba muncul di samping Selvi. Mereka berdua kembali duduk. Selvi buru-buru menghapus air matanya.

CU: Servan melihat foto keluarga yang retak

Servan
Itu foto siapa?
Selvi
Enggak, bukan foto siapa-siapa. Eh, btw Lo kenapa bisa tau Gue?

Selvi menaruh foto itu terbalik sehingga Servan tak bisa melihatnya.

Servan
Oh.. panjang ceritanya (beat)

Servan memutar bola matanya malas

VO SERVAN: Sebenernya nih, kalo Gue cerita Lo. Yang ada Lo males dong sama Gue. Terus, kalo Lo males? Gimana Gue nyelesaiin penelitian Gue coba? Bisa-bisa Gue ngulang satu matkul!       

Selvi
Dari sekian juta penduduk di bumi. Kenapa Lo bisa ke sini?

Selvi melirik ke arah Servan 

Servan
O.. soal itu. Tadi, tadi Gue ga sengaja nabrak portal, dan tiba-tiba Gue ke sini deh

VO SERVAN: Ya kalo aslinya sih, Gue ogah ketemu sama Lo. Gue ke sini juga terpaksa. Dih!

Selvi
Eh bentar deh, Lo kan dari masa depan nih? Di masa depan itu ada alien ga sih? Terus, di masa depan masih ada film tentang zombie ga si? Dan apa mungkin, kalo di masa depan ada eksperimen penelitian buat jadiin manusia kaya zombie? Kaya di film-film tuh
Servan
Lo mau nanya? Apa mau bikin Gue keliatan bego karena Gue ngga ngerti jawabannya apa?

Servan memutar bola matanya malas

Selvi
Heheh.. Gue salah nanya ya

Selvi menggarukkan kepalanya dan tersenyum malu

Selvi
Gue penasaran, kalo Lo dari masa depan? Apa Lo bisa lihat keadaan Lo yang sekarang?

Selvi mengerutkan dahi. Servan yang mendengar itu memalingkan muka

Servan
Gue… ga ada yang seru di kehidupan Gue yang dulu. Dan Gue ga mau balik ke masa-masa itu!

Servan menjawabnya dengan wajah datar.

Selvi
Ups.. sorry. Gue ngga ada maksud apa-apa kok
Servan
Udahlah, Lo bikin Gue muak tau ga! Gue mau balik ke portal aja!

Servan berdiri dan melangkah pergi. Selvi mengejarnya, namun terlambat. Servan telah pergi dan kembali ke dunianya.

Selvi
Aduh, dia sensitif banget ya orangnya? Ah dahlah, palingan dia juga ga bakal balik ke sini

Selvi kembali dan membawa foto keluarganya. Ia melangkah masuk ke dalam kamarnya

FADE OUT

FADE IN

6. INT - KAMAR SERVAN - MALAM HARI

CAST: SERVAN

Servan berdiri di dinding kamarnya kembali. Ia melangkah ke depan kaca kamar dan membuka tirai jendela. Dia pun mengambil kursi dan duduk menghadap ke luar jendela.

Servan
Kenapa si? Tu anak baru ketemu aja udah njengkelin? Mana nanya-nanya ga jelas lagi?

Servan membuang nafas kasar. Dia melihat sekilas ke arah foto keluarga yang ada di meja.

CU: Foto keluarga Servan di meja

Servan
Ayah… andai Ayah di sini. Servan rindu Ayah

Servan menitikkan air matanya. Ia pun mengambil foto itu dan tersenyum lirih

CUT TO FLASHBACK

7. EXT - TAMAN - PAGI HARI

CAST: SERVAN KECIL (15 THN), AYAH SERVAN (39 TAHUN)

Servan kecil duduk di taman dengan Ayahnya. Di depan mereka, terdapat sebuah sepeda pancal berwarna hitam.

Servan
Ayah.. Servan kalo udah dewasa, pingin banget kaya Ayah

Servan tersenyum bangga melihat ayahnya

Ayah Servan
Servan.. kamu ngga perlu menjadi seperti Ayah (beat). Kamu hanya perlu menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri
Servan
Servan bakal lakuin itu buat Ayah. Servan ngga mau jadi Bunda, Bunda jahat sama Ayah

Servan berkata dengan sebal

Ayah Servan
Servan.. kamu jangan pernah membenci Bunda. Bunda mu bisa seperti itu karena dia tumbuh di keluarga yang ngga sayang sama dia Servan

Ayah Servan menitikkan air matanya

Servan
Tapi kalo Bunda baik? Kenapa waktu itu dia berani ninggalin kita berdua Yah? Bunda juga ngga pernah ada waktu buat Servan sekarang, Bunda selalu sibuk sama urusannya sendiri. Dan dia selalu berbuat jahat sama Ayah. Servan benci Bunda

Servan berkata sambil marah

Ayah Servan
Servan, Bunda sayang sama kamu Nak. Jangan pernah membenci dia. Bagaimanapun, kamu lahir dari Bundamu Nak.

Ayah Servan berbicara dengan tenang dan suara yang lembut

Servan
Tapi Servan selalu dipukul sama Bunda, dilarang ini itu dan selalu dikurung di rumah Ayah. Servan benci Bunda

Servan marah dan meninggalkan Ayahnya. Ayah Servan menangis pelan.

CUT TO BACK

8. INT - KAMAR SELVI - MALAM HARI

CAST: SELVI

Selvi duduk di kamar sembari membenahi foto keluarganya. Ia menyatukan kembali robekan dari foto itu hingga semuanya lengkap. Setelah semuanya selesai, Selvi tersenyum dan menyimpannya di laci mejanya.

Selvi
Duh.. kok jadi kepikiran sama dia ya?

Selvi menggigit jemarinya sendiri

Selvi
Tadi Gue keterlaluan ga si ngomongnya? (beat) Tapi kan? Gue cuman nanya?

Selvi menepuk jidatnya. Dia menghembuskan nafas kasar.

Selvi
Duh gimana dong? Em.. apa Gue chat aja ya tu anak?

Selvi mengeluarkan hp dari laci mejanya.

Selvi
Eh.. Gue kan ga punya kontaknya? Duh, bodo banget si Gue?

Selvi meletakkan hpnya kembali ke laci dan menuju kasurnya

CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Gokil!🤣🤣🤣🤣ngakak banget... Ndek awal chapter kayae serius. Sekarang jadi ngelawak ..
1 tahun 9 bulan lalu