TERNAMA NAMA
Daftar Bagian
1. Kantor Perbankan
NAMA (V.O) Prolog:Di kehidupan ini, seringkali ku
2. Kafe
FLASH BACK - SATU TAHUN YANG LALUSCENE 2 : INT/EXT
3. Pinggir Jalanan Kota
SCENE 3 : EXT, PINGGIRAN JALANAN KOTA MALAMCAS
4. Pom Bensin Kota
SCENE 4 : EXT, POM BENSIN KOTA MALAMCast. NAMA
5. Kantor Perbankan
Scene 5 : EXT/INT, Pelataran Parkir Bank, Kantor P
6. Balkon Kafe
Scene 6 : EXT, Balkon Kafe, Parkiran Kafe Sore
7. Kamar Nama
Scene 7 : INT, Kamar Nama - MalamCast. NamaNuansa
8. Taman Kota
Scene 8 : EXT, Taman Kota - PagiCast. Nama, Langit
9. Pelataran Rumah Nama
Scene 9 : EXT/ INT, Pelataran Rumah Nama, Dapur -
10. Kantor Perbankan
Scene 10 : INT, Kantor Perbankan - PagiCast. Mbak
11. Balkon Kafe
Scene 11 : EXT, Balkon Kafe Sore, MalamCast. N
12. Taman Kota
Scene 12 : EXT, Taman kota, Jalanan Kota Malam
13. Pelataran Rumah Nama
Scene 13 : EXT/INT, Pelataran Rumah Nama, Kamar Na
14. Rumah Langit
FADE IN.Scene 14 : INT, Rumah Langit, Ruang makan,
15. Balkon Kafe
Scene 15 : EXT, Balkon Kafe - SoreCast. Nama, Mbak
16. Pusat Kota
Scene 16 : EXT/INT, Pusat Kota, Kedai Kopi- Sore
17. Rumah Langit
Scene 17 : INT, Rumah Langit - Sore menjelang mala
18. Komplek Perumahan Nama
Scene 18 : EXT, Komplek Perumahan Nama MalamCa
19. Kantor Perbankan
JUMP CUT TO.1 Tahun KemudianScene 19 : INT, Kantor
20. Pelataran Rumah Nama
Scene 20 : EXT, Pelataran Rumah Nama - SoreCast. N
21. Balkon Kafe
Scene 21 : EXT, Balkon Kafe Sore, MalamCast. N
22. Sebuah Bukit
Scene 25 : EXT, Sebuah Bukit - MalamCast. Langit,
23. Rumah Nama
Scene 28 : EXT, Rumah Nama - Pagi Cast. Nama, Lang
24. Sebuah Kantor Pencakar Langit
Scene 29 : EXT, Sebuah Kantor Pencakar Langit - Pa
25. Balkon Kafe
Scene 30 : EXT, Balkon Kafe SoreCast. Mbak Uci
26. Taman Kota
Scene 31 : EXT, Taman Kota MalamCast. Nama, Ko
27. Pemakaman Sentosa
FADE INScene 32 : EXT, Pemakaman Sentosa - Pagi Ca
28. Rumah Nama
FADE OUTScene 33 : EXT, Rumah Nama - Pagi Cast. Na
29. Sebuah Bukit
Scene 36 : EXT, Sebuah Bukit - SoreCast. Nama, Lan
30. Extended
EXTENDED:FADE IN.Scene 37 : EXT, KOTA ANTAH BERANT
27. Pemakaman Sentosa

FADE IN

Scene 32 : EXT, Pemakaman Sentosa - Pagi

Cast. Mbak Uci, Nama, Bintang, Bumi

Mbak Uci yang tampak berpakaian serba hitam menelpon Nama. Matanya lebam karena terus terusan menangis.

Mbak Uci
Hallo, Nam... Langittt...

Nada bicaranya terbata-bata. Menangis terisak-isak.


INTERCUT TELEPON UCI DAN NAMA

Nama
Hallo mbak, kenapa mbak Langit udah pulang dia?

Nama kaget, bangun dari tempat tidurnya seketika.

Mbak Uci
Iyah dia udah pulang

Mbak Uci semakin menangis menjadi-jadi.

Nama
Mbak kenapa mbak? Kok nangis mbak?
Mbak Uci
Langit udah meninggal Ma!
Nama
Mbak bohong kan mbak...

Sikap Nama terlihat terpukul. Matanya menatap kosong. Air matanya menetes.

Mbak Uci
Gara-gara aku semua ini pokoknya Ma...
Nama
Mbak kok ngomongnya gitu mbak? Jangan ngomong gitu mbak, semua ini cuman mimpi kan mbak

Nama tetap bersikeras tak percaya.

Mbak Uci
Kamu nanti datang aja ke sini yah, Dipemakaman Sentosa yah. Aku berharap emang ini beneran mimpi Nam

Mbak Uci menutup telponnya.

Nama menangis terisak-isak, masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi. Nama bersiap-siap diri. Nama mengenakan pakaian serba hitam menuju ke pemakaman Sentosa.


CONT’D

Nama tiba dilokasi pemakaman. Ia datang ditemani dengan seorang laki-laki yang tampak mengenakan serba hitam beserta kacamatanya. Nama saat itu langsung memeluk tubuh Mbak Uci sesaat tiba di lokasi, tangisnya pecah. Suasana sangat menyedihkan.

Mbak Uci
Maafin semua kesalahan adik aku yah Ma

Mbak Uci berbicara pada Nama namun tatapannya mengarah ke batu nisan bertuliskan Langit Purnama.

Nama sontak menjerit sesaat melihat nama panjang dari batu nisan itu. Ia bersimpuh didekat makam itu, mencium batu nisan seraya mengusapnya.

Nama
Jadi ini maksud kamu? Nama aku emang bersemayam di antara nama kamu?

Nama berbicara diikuti tangisnya. Nama menjerit hingga tak lama dari itu ia terjatuh pingsan.

Seluruh orang dipemakaman dihebohkan dengan seorang wanita cantik yang pingsan itu. Pergi meninggalkan makam dan fokus mengurus beberapa wanita yang ikut pula pingsan. Begitupun dengan laki-laki yang pergi menemaninya, ia terlihat khawatir dengan wanita itu. Namun, selepas menggendong Nama, Bintang tampak tak asing oleh seseorang yang datang terakhir ke pemakaman. Dari arah kejauhan, Bintang melihat laki-laki dengan gaya nyeleneh tampak menangis dihadapan makam.

Bintang
Aku titip dulu Nama yah, mas-mbak...

Bintang menitipkan Nama pada orang-orang yang berkerumun di sana. Bintang berjalan perlahan ke arah makam dan mengejutkan orang yang menangis di depan makam itu.

Bintang
ELU...?

Bintang sangat terkejut sesaat menepuk bahu laki-laki yang sedang berjongkok dan menoleh ke arahnya. Telunjuk menunjuk ke arah wajah laki-laki itu.

Bumi

Ntang...

Bintang
Lu udah mati sialan, ngapain lu ada di sini sih! Ini bukan lagi tempat lu

Saking kagetnya, Bintang memundurkan tubuhnya hingga terjatuh.

Bumi
Gua mau ngetawain wajah ketakutan lu, tapi gimana yah... Abisnya orang ini ternyata hari ini baliknya, bukan momen untuk tertawa juga sih

Bumi menolehkan pandangannya ke arah makam Langit lagi.

Bintang
Lu jadi hantu Mi, sekarang?

Bumi tertawa kecil. Menyirami makam dengan air dan berlanjut menaburi bunga. Kemudian, Bumi berdiri dan menghampiri laki-laki yang masih menunjukkan rasa takutnya.

Bumi
Lu jangan sakitin cewek itu!

Bumi menunjuk ke arah Nama yang masih tak sadarkan diri.

Bintang
Nama maksud lu?
Bumi
Bilangin sama dia, nanti pergi ke alamat ini kalau udah bangun (Bumi memberikan kertas kecil)
Bintang
Hah? Tempat ini?
Bumi
Yupsss... Villa satu-satunya di bukit, yang selalu gua ceritain tapi lu gak pernah sama sekali tahu keberadaannya kan?
Bintang
Kapan gua harus ke sana?
Bumi
Bukan lu! Tapi dia! Itu juga sih, kalau dia emang beneran udah siap nerima kebenaran lain dari semua ini!

Bumi menepuk celananya yang tampak kotor dipenuhi oleh tanah. Bumi kemudian berangsur pergi meninggalkan tempat itu.

Bintang
Kok lu bisa kenal sama Bumi?

Bintang berbicara pada makam yang dihiasi oleh bunga-bunga.

Terlihat sebuah makam bertuliskan Langit Purnama. Suasana di tempat itu sangat memukul hati semua orang. Isak tangis, ketidakpercayaan, semua tertuju pada makam dengan nama tersebut. Orang-orang dipemakaman itu kemudian satu persatu mulai pergi.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar