STORY OF DIFFERENT HOME
Daftar Bagian
1. SODH (scene 1-10)
Allisya adalah mahasiswa akhir di fakultas hukum, dia menjalin hubungan dengan Reihan, yang berada d
2. SODH (scene 11-20)
Pernikahan yang diminta Reihan menimbulkan keraguan pada Allisya, hal itu juga berkaitan dengan perm
3. SODH (scene 21-30)
Allisya harus mengubur niatan Reihan untuk menikah, karena dia harus menjalani kehidupannya yang bar
4. SODH (scene 31-40)
Kenyataan sebagai anak yang lahir di luar pernikahan mulai tersebar di telinga teman-teman mahasiswa
5. SODH (scene 41-50)
Trauma atas masa lalunya membuat Mama Allisya depresi dan kehilangan kesehatan mentalnya.
6. SODH (scene 51-60)
Kenyataan bahwa Mama Allisya terkena penyakit gangguan kejiwaan membuat Allisya kembali terguncang,
7. SODH (scene 61-70)
Allisya memang selalu menutup rapat mengenai keluarganya dari siapapun termasuk Reihan. Tapi, dari k
8. SODH (scene 71-80)
Niatan Reihan untuk menikahi Allisya kembali diragukan oleh Reihan setelah Allisya menceritakan asal
9. SODH (scene 81-90)
Mengetahui Mamanya mengalami trauma, rasanya ini sebuah ketidakadilan untuk Allisya, dimana disatu s
10. SODH (scene 91-100)
Di hari wisuda Allisya, dia datang seorang diri, pada hari itu juga dia mulai memutuskan untuk tidak
11. SODH (scene 101-110)
Didapuk menjadi lulusan terbaik, Allisya mengambil kesempatan untuk mengutarakan isi hatinya di depa
12. SODH (scene 111-120)
Pernikahan yang akan dilakukan Allisya dan Reihan harus atas sepengetahuan orangtua Reihan, dan Alli
13. SODH (scene 121-130)
Keraguan Ayah Reihan terjawab saat ada masalah di Rumah Sakit, dan diselesaikan oleh Allisya sehingg
14. SODH (scene 131-145)
Pernikahan Allisya dan Reihan mampu membuka banyak mata dan hati untuk bicara. Memuat semua luka sem
12. SODH (scene 111-120)

111. INT. RUMAH REIHAN-RUANG TENGAH. MALAM HARI.

Allisya dan keluarga Reihan duduk di sofa.

AYAH

"jadi ini calon kamu?"

Reihan menatap Allisya.

REIHAN

"iya Yah, dia."

IBU

"katanya kamu udah lulus kuliah ya nak?"

Allisya mengangguk.

ALLISYA

"baru tadi siang tante wisudanya."

AYAH

"di fakultas apa?"

REIHAN

"fakultas hukum yah."

Ayah dan Ibu mengangguk tersenyum.

REIHAN

"apa ayah sama ibu setuju dan merestui hubungan kami?"

AYAH

"yaaa. apa saja yang baik untuk kamu, ayah akan selalu mendukung."

Reihan tersenyum lebar.

ALLISYA

"tapi om, tante. mohon maaf sebelumnya, sebelum kami benar-benar menikah, saya mau menceritakan tentang keluarga saya, saya tidak mau menutupi apapun."

Ayah menegakkan badannya.

ALLISYA

"saya lahir dan tumbuh dari keluarga yang tidak sempurna batinnya. papa dan mama saya melakukan hubungan terlarang dan saya adalah akibatnya. orang diluar sana sedang membicarakan mengenai status saya sebagai anak diluar nikah, perceraian orangtua saya, pernikahan papa saya dengan istri barunya, dan mama saya yang depresi dan di rawat di rumah sakit."

Ayah terkejut dan meminum teh.

IBU

"saya sudah tahu cerita kamu nak."

Allisya terkejut.

AYAH

"kalau begitu cerita masa lalu kamu, pertanyaan saya, apakah kamu bisa berdamai dengan masa lalu kamu, dan saya cuma mau mengatakan terserah untuk hubungan kalian."

Ayah berdiri dan meninggalkan ruangan.

REIHAN

"yah! mau kemana? ayah?"

Ibu berdiri dan mengikuti Ayah.

REIHAN

"kamu kenapa ngomong kaya gitu sya?"

Allisya meneteskan air mata dan menggeleng.

ALLISYA

"anterin aku pulang."

REIHAN

"jawab aku dulu, kenapa kamu bilang semua itu di depan orang tua aku?"

Allisya berdiri dan keluar rumah.

REIHAN

"ahh!! apaa lagi sih inii!!"

Reihan keluar dan mengejar Allisya.

112. INT. RUMAH NENEK-DEPAN RUMAH-MOBIL REIHAN. MALAM HARI.

Reihan menghentikan mobilnya, Allisya melepas sabuk pengaman.

ALLISYA

"Rei, untuk permintaan kamu agar kita menikah, sepertinya, aku belum bisa."

Reihan membuang muka.

ALLISYA

"Ayah kamu benar, aku harus berdamai dengan masa lalu aku, baru aku bisa melanjutkan dan menggapai masa depan."

Allisya keluar mobil dan berlari ke dalam rumah.

REIHAN

"aku kecewa Sya sama kamu! aku pikir kamu akan berjuang hebat untuk cinta ini!"

Reihan bermuka marah dan meninggalkan rumah Allisya.

113. INT. RUMAH NENEK-KAMAR ALLISYA. MALAM HARI.

Allisya menjatuhkan badannya dan menangis di bantal.

ALLISYA

"bodoh banget kamu All!!! kamu itu bener-bener nggak berguna, berapa orang yang sudah kamu sakiti? cukup Al cukup!!"

CUT TO:

114. INT. JALAN RAYA-MOBIL REIHAN. MALAM HARI.

REIHAN

"Ya Tuhan, sekarang saya menyerah. saya sudah berusaha semampu saya untuk membantu Allisya bangkit dan menemani dia."

REIHAN

"tapi kalau memang dia tidak bisa bersama dengan saya, beri saya keikhlasan Tuhan."

CUT BACK TO:

115. INT. RUMAH NENEK-KAMAR ALLISYA. MALAM HARI.

Allisya duduk di bangku belajarnya.

ALLISYA

"sekarang Al harus fokus untuk kesembuhan Mama, Allisya harus bangkit bersama mama, mama harus bahagia."

116. INT. RUMAH SAKIT-RUANG RAWAT MAMA. PAGI HARI.

Allisya berdiri di depan pintu. Dua suster berbincang di dekat Mama. Mama tidur.

SUSTER #1

"kasian ya Ibu ini, dia harus menahan depresi karena dia ditinggalkan suaminya menikah lagi."

SUSTER #2

"tapi dia juga katanya dulu hamil diluar nikah, jadinya banyak mendem masalah gitu dia."

Mama membuka mata dan histeris. Allisya mendekati Mamanya.Suster menyuntikkan obat penenang. Allisya menampar suster.

ALLISYA

"apa yang kalian lakukan disini?"

Suster terkejut. Allisya marah.

ALLISYA

"saya tanya, apa yang kalian lakukan disinii?!!!"

SUSTER #1

"anu.. anuu, maaf mbak, tadi kami hanya memberikan vitamin untuk pasien."

ALLISYA

"saya tidak tuli ataupun buta susterr!!!"

ALLISYA

"kalian suster disini kan? tahu kan kalau pasien di depan kalian ini sakit depresi?"

Suster mengangguk.

ALLISYA

"lalu kenapa kalian malah membicarakan masalah dia disamping dia? ada hati nurani kalian ha???"

Salah satu suster keluar ruangan.

SUSTER #1 

"saya minta maaf mbak, saya pikir pasien tadi sedang istirahat dan dia tidak mendengar."

Allisya menunjuk pintu keluar.

ALLISYA

"sekarang keluar dari sini!"

Suster mengangguk dan meninggalkan ruangan.

ALLISYA

"mama, mama ini Al maa."

Allisya memeluk Mama yang tidak sadar diri. 

117. INT. RUMAH SAKIT-RUANG KEPALA RS. PAGI HARI.

Suster memasuki ruangan.

SUSTER#2

"pagi pak, maaf mengganggu."

AYAH REIHAN

"ada apa?"

SUSTER #2

"maaf pak, tadi suster Rani ditampar di kamar pasien di ruang Dahlia 04."

AYAH REIHAN

"apa? kenapa bisa?"

SUSTER #2

"maaf pak saya kurang tahu, kalau gitu saya permisi pak."

Kepala RS (Ayah Reihan) mengangguk.

118. TALKING HEAD AYAH REIHAN.

AYAH

"dahlia 04, bukannya itu ruangan Mama Allisya?"

119. INT. RUMAH REIHAN-RUANG TENGAH. MALAM HARI.

Reihan duduk di sofa dengan Ibu.

REIHAN

"buu, Allisya benar-benar menolak ajakan Reihan untuk menikah."

Ibu memeluk Reihan.

IBU

"kalau memang dia itu jodoh kamu, mau kamu lepas dan pergi sejauh apapun, dia akan kembali."

Reihan menangis. Ayah masuk rumah.

AYAH

"assalamualaikum."

Reihan dan Ibu melihat ke arah Ayah.

IBU

"waalaikumsalam."

REIHAN

"waalaikumsalam."

Ayah duduk di samping ibu.

AYAH

"kenapa dia?"

melihat ke arah ibu, menunjuk Reihan.

IBU

"Allisya, yang kemarin itu, dia menolak ajakan Reihan untuk menikah."

Ayah tersenyum.

REIHAN

"ayah kenapa? kok malah senyum-senyum?"

Ibu melihat ke arah Ayah.

AYAH

"biarkan dia berdamai dengan masa lalunya dulu, bagaimana mungkin dia bisa membuat kisah di masa depannya jika dia masih terpuruk dengan masa lalunya."

120. INT. RUMAH SAKIT-RUANG RAWAT MAMA. SORE HARI.

Ayah Reihan memasuki ruang rawat Mama, Allisya duduk di dekat Mama.

AYAH

"selamat pagi."

Allisya menengok.

ALLISYA

"ada apa om kesini?"

Ayah mendekati Mama.

AYAH

"saya mendapat laporan mengenai kemarahan kamu kepada salah satu suster disini."

Allisya terkejut.

ALLISYA

"maksudnya?"

AYAH

"saya kepala rumah sakit disini, dan kemarin salah satu suster mengatakan bahwa kamu sudah menampar suster disini."

Allisya berdiri di depan Ayah.

ALLISYA

"kita bicarakan diluar."

Allisya keluar ruangan, diikuti Ayah.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar