Sanubari (Script)
Daftar Bagian
1. Title Page
Halaman awal pada pembuatan script
2. Sekuens 1 (Perkenalan - aktivitas Hasan dan Hakim)
sekuens ini berfokus pada perkenalan dari karakter utama, dan karakter pendukung hingga aktivitas me
3. Sekuens 1 (Aktivitas Hakim - Aktivitas Nurlidya - Perkenalan Sulastri - Cerita Makan Malam)
sekuens ini berisikan aktivitas karakter utama lebih luas, aktivitas karakter pendukung. Hingga perk
4. Sekuens 2 (Sesal Hakim - Haji Firman Tidak Yakin Dengan Pilihan Hakim)
Sekuens ini berisikan tentang gejolak karakter utama yang merasa diremehkan oleh orang tuanya hingga
5. Sekuens 2 (Hasrat Impian Hakim - Hakim Membantu Bapak Tua)
Isi dari sekuen ini adalah Hasrat Hakim untuk bisa membayar orang orang yang meremehkannya, hingga p
6. Sekuens 3 (Perkenalan Pak Rudi - Intensitas Belajar Hakim Yang Tinggi)
Sekuens ini berisikan perkenalan Hakim dan Pak Rudi, hingga sistem pembelajaran Hakim yang membuatny
7. Sekuens 3 (Pengumuman Ujian Nasional - Hegemoni Hakim)
Sekuens ini berisikan pengumuman Ujian nasional hingga hari bersejarah bagi Hakim karena bisa mendap
8. Sekuens 3 (Sulastri Yang Iri - Hakim Tidak Terima Oleh Perlakuan Orang Tuanya Yang Mengalah)
Sekuens 3 ini berisikan tentang pertemuan Nurlidya dan Hakim dengan ibu-ibu lain, termasuk Ibu Sulas
9. Sekuens 4 (Kegagalan Hakim - Keberhasilan Ikbal)
Sekuens ini menceritakan tentang kegagalan Hakim masuk UGM lewat jalur undangan, hingga keberhasilan
10. Sekuens 4 (Hakim Yang Angkuh - Hakim Ikut Seleksi Lagi - Ribut-Ribut Keluarga Hasan)
Sekuens ini menceritakan tentang keangkuhan Hakim yang mengakibatkan dirinya dimarahi habis-habisan
11. Sekuens 5 (Kegagalan Hakim - Kesempatan Terakhir Hakim)
sekuens ini menceritakan tentang kegagalan Hakim seleksi SBMPTN hingga rasa tidak yakin Nurlidya aka
12. Sekuens 5 (Hakim Memutuskan Untuk Cuti - Hari-Hari Cuti Hakim)
Sekuens ini menceritakan tentang kegagalan Hakim akan kesempatan terakhirnya di seleksi Mandiri lalu
13. Sekuens 5 (Kejadian Di Rumah Sulastri)
Sekuens ini menceritakan tentang kesabaran Hakim yang habis akan ulah dari Sulastri.
14. Sekuens 6 (Hakim Merasa Gagal)
Sekuens ini menceritakan tentang perasaan Hakim yang teriris lantaran kegagalan mencapai mimpinya.
15. Sekuens 6 (Hasan Kecelakaan - Gagasan Hakim)
Sekuens ini menceritakan ketika Hasan mengalami kecelakaan, lalu Haki bingung lantaran tidak bisa me
16. Sekuens 6 (Hakim Bekerja - Perilaku Haji Firman Kepada Hakim)
Sekuens ini menceritakan tentang hari-hari Hakim bekerja sebagai buruh pabrik, hingga Haji Firman ya
17. Sekuens 7 (Bertemu Pak Rudi Lagi - Kesempatan Kedua)
Sekuens ini menceritakan tentang penawaran Pak Rudi selaku pemeran pendukung untuk memberikan Hakim
18. Sekuens 7 (Intensitas Hakim - Perkenalan Dengan Cokro)
Sekuens ini menceritakan tentang intensitas Hakim dalam berolahraga untuk kesiapan seleksinya hingga
19. Sekuens 8 (Kelolosan Hakim)
Sekuens ini menceritakan tentang keberhasilan Hakim lolos seleksi taruna militer.
20. Sekuens 8 (Hakim Berhasil)
Akhir cerita yang menceritakan Hakim berhasil membayar semua cibiran yang pernah ia rasakan, walaupu
18. Sekuens 7 (Intensitas Hakim - Perkenalan Dengan Cokro)

EXT. LAPANGAN - DAY

Hakim berlari penuh semangat. Ia mencoba mengatur nafasnya agar tidak cepat lelah.

Hakim menyusul beberapa orang yang juga tengah berlari.

EXT. LAPANGAN - LATER

Setengah jam berlari, ternyata Hakim sudah kelelahan. Hakim beristirahat sejenak di pinggir lapangan sembari meminum air putih yang ia bawa dari rumah.

Hakim melihat suasana lapangan cukup ramai.

Setelah dirasa siap, dirinya kembali mencoba berlari.

INT. PABRIK - NIGHT

Malam harinya, Hakim bekerja seperti biasa. Akan tetapi dirinya terlihat lelah dan mengantuk lantaran istirahatnya yang kurang.

Teman Hakim yang ada persis disebelahnya menyenggolnya dan hampir membuat Hakim terjatuh.

HAKIM

Sialan.

Teman Hakim itu tertawa.

TEMAN HAKIM

Lagian waktu pulang masih lama, elu udah ngantuk aja.

Hakim kembali berdiri tegak.

HAKIM

Iya nih, beberapa hari ini lagi sibuk olahraga.

TEMAN HAKIM

Olahraga apaan?

HAKIM

Lari...

Teman Hakim terlihat bingung.

TEMAN HAKIM

Buat apa emangnya?

HAKIM

Saya mau ikut tes militer.

TEMAN HAKIM

(heran)

Buat apa?

Sambil membenarkan posisi benang, Hakim terus menjawab rasa penasaran temannya itu.

HAKIM

Ya buat jadi tentara lah.

TEMAN HAKIM

Iya gue tahu. Maksud gue ngapain ikut tes begituan?

(beat)

Emang elu sanggup bayar uang silumannya nanti?

Hakim terdiam melihat temannya. Ia meneruskan pekerjaannya.

TEMAN HAKIM

Ya udah deh, gue kan cuma ngasih tahu aja sih.

(beat)

Eh elu mau gue kasih tahu tempat gym murah nggak?

Hakim kali ini menatap penuh temannya lagi.

HAKIM

Dimana?

Teman Hakim nyengir.

CUT TO:

INT. GYM - DAY

Hakim masuk ke dalam gym rumahan dengan luas yang tidak begitu besar. Hakim memperhatikan beberapa alat yang ada.

COKRO

Ada yang bisa saya bantu mas?

Seorang laki-laki gundul, berotot, seumuran ayahnya menghampiri Hakim.

HAKIM

Iya pak.. Saya temannya...

COKRO

Oh, Hakim ya?

Hakim mengangguk setuju dan mengajak salam.

COKRO

Saya cokro. Mari, mari...

Cokro adalah paman dari teman Hakim yang bekerja di pabrik. Temannya merekomendasikan Cokro bukan tanpa sebab, salah satunya langganan per bulannya yang harganya murah dan juga karena pamannya sendiri.

INT. GYM - LATER

Hakim mengangkat beban di salah satu alat yang ada di gym.

Hakim terlihat keberatan dan kesulitan mengangkat beban tersebut.

COKRO

Ayo.. 2 set lagi loh ini...

Hakim terus berusaha mengangkat beban itu. Beberapa saat, hitungannya sudah selesai dan beristirahat sejenak.

FADE OUT.

INT. WARNET - NIGHT

Hakim menatap layar monitor, ia membuka beberapa jendela browser. Di tatapannya kali ini, ia tengah melihat video tentang pembentukkan badan.

Hakim benar-benar antusias.

Bahkan Hakim mencatat beberapa hal yang dirasa penting di buku yang ia bawa.

Hakim mencatat segalanya yang ada kaitannya dengan persiapannya menjadi militer. Mulai dari makanan yang cocok, cara berolahraga yang baik, hingga menentukan kualitas istirahat.

INT. RUMAH - LATER

Hakim tiba di rumah setelah selesai bekerja dan selesai dari kegiatannya.

Hasan dan Nurlidya yang sedang menonton televisi nampak heran.

NURLIDYA

Dari mana nak? Kok baru pulang?

HAKIM

Iya bu, Hakim lembur..

HASAN

Lagi??

Hakim hanya tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap mandi. Hasan dan Nurlidya saling menatap.

CUT TO:

INT. GYM - NIGHT

Hakim berlatih bench press bersama Cokro. Tidak main-main bebannya bertambah berat.

Hakim sekuat tenaga mengangkat beban.

HAKIM

(mengerang)

12....13....14....15....

Hakim menaruh bench press itu kembali ke tempatnya, dibantu Cokro.

COKRO

Bagus, istirahat dulu.

INT. GYM - LATER

Cokro menutup teralis untuk menutup arena gymnya. Hakim ikut membantu karena latihannya pun sudah beres.

Setelah teralis tertutup, mereka berdua lalu duduk dan saling bercengkrama.

COKRO

Katanya kamu olahraga gini buat masuk militer?

Sambil minum dari botol yang dia bawa, Hakim membalas.

HAKIM

Iya pak.

COKRO

Ingin jadi tentara memangnya?

Hakim tertawa mendengar ucapan Pak Cokro.

HAKIM

Sebenarnya dalam diri saya sama sekali tidak terbesit menjadi tentara.

COKRO

Lalu?

HAKIM

Saya merasa ini adalah kesempatan kedua saya.

Cokro terdiam tidak memahami dengan apa yang dikatakan Hakim.

HAKIM

Dulu saya orang yang keras kepala. Saya sangat memaksakan impian saya untuk masuk ke UGM..

COKRO

UGM?

HAKIM

Iya, Universitas Gajah Mada.

(beat)

Saya punya mimpi untuk menjadi Hakim yang adil, mungkin dari sana saya bisa mewujudkan cita-cita saya dengan baik.

Cokro terdiam meresapi ucapan Hakim.

HAKIM

Tapi realitanya saya tidak bisa mewujudkan mimpi saya itu.

COKRO

Mungkin takdirmu memang bukan disana.

HAKIM

Iya, bapak benar. Tapi dulu saya selalu memaksakan kehendak bodoh saya ini. Hingga akhirnya seperti ini.

(beat)

Saya merasa diri saya hanyalah anak yang tidak berguna bagi orang tua saya. Saya menyalahkan diri saya sendiri setiap hari.

Cokro menepuk pundak Hakim, menenangkannya.

COKRO

Sudah.. Sudah.. yang berlalu biarlah berlalu..

HAKIM

Oleh karena itu, saya berjanji kepada diri saya sendiri. Saya harus berpikiran terbuka. Menjadi seorang yang adil, bukan hanya menjadi Hakim saja. Melainkan menjadi manusia seutuhnya.

COKRO

Bagus. Ayah dan Ibumu pasti senang dengan hal ini. Terlebih beberapa belakangan ini intensitas olahragamu meningkat.

(beat)

Mereka pasti melihat bahwa kamu benar-benar niat untuk menjalani ini.

Hakim berdiri dari kursinya, bersiap untuk pulang.

HAKIM

Sebenarnya saya sama sekali tidak memberi tahu kepada ayah dan ibu saya kalau saya ikut tes militer ini.

Cokro terlihat kaget.

COKRO

Kok bisa?

HAKIM

Entahlah Pak, saya enggak mau melihat mereka kecewa dengan kegagalan saya lagi.

Cokro berdiri sambil kembali menepuk pundak Hakim dan tersenyum.

CUT TO BLACK.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar