Daftar Bagian
1. #1 REUNI (BAGIAN 1-10)
0101. EXT. SEKOLAH - LAPANGAN RUMPUT - PAGITerli
2. #2 REUNI (BAGIAN 11-21)
02.11. INT. BUTIK LISSA - PAGIBU ISMI (65), seseor
3. #3 REUNI (BAGIAN 22-32)
03.22. INT. KAMAR LISSA - MALAMLissa mencari tahu
4. #4 REUNI (BAGIAN 33-41)
04.33. INT. RUMAH LISSA - PAGILISSA VO (CONT'D)Ada
5. #5 REUNI (BAGIAN 42-46)
05.42. INT. KAMAR LOTENG - MALAMLISSA VO (CONT'D)S
6. #6 REUNI (BAGIAN 47-51)
06.47. INT. / EXT. RUMAH LISSA - BALKON - KAMAR -
7. #7 REUNI (BAGIAN 52-60)
07.52. INT. Madaf Book STORE - MALAMLissa berjalan
8. #8 REUNI (BAGIAN 61-65)
08.61. INT. / EXT. JALAN RAYA - MOBIL - PAGIDalam
9. #9 REUNI (BAGIAN 66-70)
09.66. INT. / EXT. JALAN RAYA - MOBIL - BEGIN MONT
10. #10 REUNI (BAGIAN 71-75)
10.71. INT. KAMAR ARSAN - MALAMMITAKak Mita emang
11. #11 REUNI (BAGIAN 76-85)
11.76. INT. DAPUR - MALAMLissa dan kakek duduk di
12. #12 REUNI (BAGIAN 92-95)
12.86. EXT. JALAN DEPAN GEDUNG RUMAH LISSA - MALAM
13. #13 REUNI (BAGIAN 96-101)
13.96. INT. BASEMENT RUMAHLAMA QUNA- SORE - MONT
14. #14 REUNI (BAGIAN 102-111)
14.106. INT. RUMAH LAMA LISSA - PAGILissa remaja m
15. #15 REUNI (BAGIAN 112-116)
15.116. INT. KAMAR LISSA - PAGILissa menulis catat
16. #16 REUNI (BAGIAN 121-125)
16.121. INT./ EXT. MOBIL TAKSI - JALAN RAYA - DEPA
17. #17 REUNI (BAGIAN 126-130)
17.126. INT. KELAS MENULIS - SOREAda Hara, Quna,
18. #18 REUNI (BAGIAN 131-143)
18.131. INT. RUMAH LISSA - SOREEmpat orang (Kun, A
19. #19 REUNI (BAGIAN 144-158)
19.144. INT. / EXT. BUTIK ALANI - SIANGRuki yang d
11. #11 REUNI (BAGIAN 76-85)

11.


76. INT. DAPUR - MALAM


Lissa dan kakek duduk di meja makan.


LISSA (CONT'D)
Kalau memang mayat itu harus ada yang jaga, tadi Lissa sengaja taruh di sana, soalnya ada yang pernah bilang kalau kakek Sef suka tantangan.


KAKEK SEF
Lissa pakai kalung itu?


LISSA 
(memandang kalung)
Iya, kek.


KAKEK SEF (CONT'D)
Foto yang ada di kalung itu adalah ibunya Arsan. sejak terjadi peristiwa perampokan yang newasin seluruh anggota keluarganya, Kakek yang besarin Alani. Dan sekarang, kakek merawat Arsan sejak Alani meninggalkannya, kakek gak nyangka bahwa Alani akan berkembang jadi sesuatu yang susah dibayangin. Dulu dia gadis yang polos dan baik.


Lissa mendengarkan penjelasan kakek dengan bercucuran air mata.


KAKEK SEF
Lissa masih suka nulis?


LISSA (CONT'D)
Kebetulan ada sedikit kendala di tempat kelas menulis yang kemarin, Kek. Tapi secara pribadi, Lissa masih suka banget nulis, dan suatu hari pengin belajar lagi.


KAKEK SEF (CONT'D)
Kakek suka baca novel. Mungkin Lissa pernah denger, bahwa ada penulis yang selalu berusaha merevisi tulisannya, bahkan dengan perubahan yang cukup berpengaruh pada keseluruhan isi cerita. Itu bertujuan untuk menghasilkan kisah yang lebih baik. Antara ibumu dan kamu, bisa seperti buku-buku tersebut.
Yakinlah, bahwa bukan hanya edisinya saja yang sedang berubah, berganti masa, namun isinya juga sangat memungkinkan untuk menjadi lebih baik. Lissa punya pilihan menempuh cara yang murni dalam hidupmu. Cara yang beda, dari sesuatu yang dipilih ibumu. Jangan ikut-ikutan Arsan. Kakek Sef gak mau punya dua cucu nakal. Kakek bisa repot.


CUT TO


77. EXT. JALAN RAYA (DEKAT RUMAH ARSAN) - MALAM


LISSA VO
Biar Lissa pulang sendiri, Kek.


Lissa mau pulang ke rumah tapi menolak diantar, jadi dia jalan sendiri.


Saat Lissa menunggu taksi, tiba-tiba muncul Rima dan Zuni di samping kanan dan kirinya, Lissa berusaha mengabaikannya, tapi tetap saja cara berjalannya menjadi aneh.

Lissa berjalan menyeberang sendiri dengan aneh. (gambar diambil mewakili dari sudut pandang orang lain/penonton yang tidak bisa melihat Rima dan Zuni)

Di jalan dia berpapasan dengan mobil perpus keliling, dikendarai oleh Aline yang memanggil-manggil Lissa. Mobil perpus Aline dikejar oleh mobil berisi dua orang yang biasa mengawasi Lissa, sampai akhirnya mobil yang dikendarai Aline tersebut terjungkir)

(Visualnya Lissa melihat kejadian di deskripsi sambil menyahut panggilan Aline, juga menangis histeris sambil memegang kepalanya saat mobil Aline terjungkir)

Belum sempat Lissa bernapas, menyusul kejadian lain yaitu melintasnya sebuah motor yang Lissa kenali sebagai motor yang mengejarnya waktu itu, tapi kali ini wajah pengemudinya terlihat, dan itu adalah Jaffan.


JAFFAN
(berteriak ke arah Lissa)
Kamu harus lenyap, Lissa!


Saat Lissa merasa pusing dengan apa yang dilihatnya, muncul Mita dan Kun. Mita langsung menenangkan Lissa sambil mendekap dan mengusap bahu Lissa.


MITA (CONT'D)
Tadi kak Mita sama Kun sempet makan di tempat baru yang konsepnya angkringan tapi modern gitu. Trus, inget ada yang lupa. Ternyata bakat ketinggalan barang aku berfaedah juga, tas. Sebentar, ya.


MITA (CONT'D)
(kepada Lissa)
Kenalin, ini adik aku, dia ngotot mau jemput. Padahal, aku bilang mau cegat taksi atau pesan mobil online saja. 
(kepada Kun)
Titip Lissa dulu ya, Kun. 


Mita terlihat menyeberang dan pergi mengambil tasnya.


KUN (CONT'D)
Gak nyangka, ya, bisa ketemu laginya gak sengaja kayak gini. Lissa, sorry, dress yang kemarin, pas aku pulang ke rumah, dikira hadiah ulang tahunnya Mita. Aku dah berusaha cari kamu, tapi, yah baru hari ni kita bisa ketemu. Gimana caranya biar aku bisa ganti gaunnya? Kamu bisa kasih tahu dimana alamat butik atau mau diganti cash?


LISSA
Gaun itu buatan aku sendiri, Mita juga tahu, soalnya Mita juga kerja di sana.


KUN (CONT'D)
Pantes ja Mita selalu ngira aku ikutin dia selama ini. Jadi kamu beneran temen Arsan? 


Lissa mengangguk lemah dan menunduk.


KUN (CONT'D)
Padahal, kemaren pas bonceng aku kamunya ceria dikit. Sekarang jadi sedih. Kemaren bahas kakek kali, ya, makanya cerah. Yuk, bahas kakek lagi.

LISSA
Bahas kakek?


KUN
Katanya waktu masih mudanya, si kakek pernah makan kuping.


LISSA
(jeda)
Aku ngerti, palingan jugaaa kuping gajah. Makanan dari bahan tepung yang bentuknya muter-muter kayak obat nyamuk. Dapat dari toko oleh-oleh.

KUN
Model terbaru varian green tea.


LISSA
Kuping gajah dengan tambahan ekstrak kelopak bunga mawar. 


Lissa akhirnya sedikit tersenyum.


KUN
Nah, gitu dong senyum dikit. Trus, ganti dressnya gimana, Lissa?


LISSA (CONT'D)
Mumpung kamu baru makan di angkringan, aku gak mau gaun, maunya hadiah. Sebentar aku pikirin. Ini ajah, dressnya bisa diganti sama becak mini yang dikasih tambahan ornamen lampu kelap-kelip. Biar kayak bocil lagi.


KUN (CONT'D)
Gak bisa ditawar, nih. Ganti yang lain ja. Aku harus nyari ratusan kilometer kemana itu benda?


Lissa menggeleng sambil sedikit senyum.


LISSA
Pasti ada, lah, di sekitaran kita juga. 


Mita datang sudah membawa tasnya. Kun dan Lissa pandang-pandangan sesaat.


KUN 
Ayo kukawal.


CUT TO


78. INT./ EXT. JALAN RAYA - MOBIL MITA - MALAM


Di dalam mobil, Mita sengaja memindahkan tas Lissa ke belakang saat Lissa lengah, seperti sudah ketiduran. Tapi ternyata, Lissa menyadarinya.


LISSA
Apa alesannya kak Mita pingin tahu isi tasku?


MITA (CONT'D)
(berkaca-kaca)
Di deket rumah itu, kak Mita temuin sesuatu, hadiahku buat Ruki, sahabat kakak yang ilang bertahun-tahun lalu.


LISSA (CONT'D)
Tolong besok balikin persis kayak gitu, ya Kak.


MITA
Iya, makasih banyak, Lissa. Ni penting buat kakak.


CUT TO


79. EXT. RUMAH LISSA - MALAM


Lissa terduduk dan menangis tanpa suara di bagian lantai paling bawah gedung rumahnya,

seperti orang yang benar-benar merasa kehilangan.

Terdengar langkah kaki dari atas, situasi agak sedikit menekan dan sunyi tapi Lissa tidak beranjak dan masih terdiam, ternyata itu adalah Arsan.


ARSAN
Ngapain Lissa?


Lissa melihat ke arah Arsan yang ada di atas tangga.


ARSAN
(lanjutan)
Tunggu bentar, ya.


Jeda beberapa saat, kemudian Arsan datang mendekat dan memberikan sebuah ujung tali kepada Lissa, perlahan Arsan memperpanjang jarak dengan mengulur tali itu.


ARSAN (CONT'D)
(lanjutan)
Aku mau ngederek kamu sampai tujuan. Kita mulai dari awal lagi, ya.


LISSA VO (CONT'D)
Aku pernah baca kisah inspirasi tentang ibu membesarkan seorang anak dengan kasih sayang sedemikian rupa, sampai anak yang melahirkan prestasi itu tak tahu bahwa dia seorang anak tiri. Sayang, kisahku agak sedikit beda.
Ibu yang ini mungkin sudah memiliki banyak hal sejak awal menikah dengan ayah: kekayaan, bakat, dan orang-orang yang mengagumi tanpa tahu rahasia apa di balik sikap ramahnya itu. Dia tak pernah melepaskanku begitu saja.
Sejak aku kecil, aku selalu percaya ibu tiriku menyimpan hal mengerikan. Setelah kepergian ayah, beberapa kali kulihat ceceran darah di lantai rumah, tapi dia bilang itu hanya darah kucing, dia tak suka ada yang berkeliaran.
Aku sedih memikirkan setiap kucing yang tersesat ke rumah. Tapi aku merasa, dia sembunyikan sesuatu yang lebih besar. Seperti misalnya, bagaimana bila yang tersesat itu sebenarnya bukan kucing, tapi manusia?


(Visualnya Arsan dan Lissa menaiki tangga. Masih ada titik-titik air mata di wajah Lissa. Dia hanya diam)


CUT TO


80. INT. RUMAH LAMA LISSA/ BUTIK ALANI - PAGI - FLASHBACK 


BEGIN MONTAGE VARIOUS LOCATIONS


A. Sofi menengok Lissa remaja yang sakit di rumahnya.


LISSA REMAJA
Aku gak butuh ditengok.


SOFI
Temen itu gak boleh saling cuek.


LISSA REMAJA
Pokoknya jangan sembarangan ke sini.


B. Sofi mau memberikan surprise untuk ulang tahun Lissa remaja, dia datang membawa kue ke rumahnya, sayangnya Lissa remaja tidak ada, dan disambut oleh ibu Alani.

C. Lissa berjalan di basement, memasuki lorong yang seram dan mencari-cari (kejadiannya saat mengambil hdiah yang dijanjikan Arsan), akhirnya dia menyadari keberadaan sebuah cermin besar yang menempel pada lemari yang sudah digambar teralis (ditempeli semacam lakban hitam sehingga berbentuk teralis.)

D. Lissa membuka lemari dan menemukan buket bunga kapas yang berdarah-darah, dihiasi sesuatu mirip kepompong-kepompong putih besar, Lissa menusuknya dengan pisau kecil yang dia bawa, sampai kepompong jadi-jadian itu mengeluarkan darah dan di dalamnya juga ada kertas.

E. Lissa kembali menutup mulutnya sebagai reaksi ingin muntah, tapi dia terus menguatkan diri dan melanjutkan untuk membuka kertas. Ternyata itu adalah foto seseorang dalam keadaan yang memprihatinkan, yaitu foto Ruki. Kepompong berikutnya berisi foto Sofi yang sudah diikat di kursi dengan tali, di depannya ada sebuah kue sederhana tanpa lilin yang bertuliskan: Selamat Ultah Alissa


END MONTAGE


CUT TO


81. INT. / EXT. RUMAH LISSA - PAGI - MONTAGE


- Lissa berdiri membisu di balkon, setiap kali Arsan berdiri di sebelahnya dan mau bicara, dia melengos ke arah lain. 

- Akhirnya Arsan mengambil inisiatif untuk menggendong Lissa ala-ala bridal. 

- Lissa dinaikkan di motor Arsan.


END MONTAGE


CUT TO


82. EXT. JALAN - PAGI


Arsan mengendarai motor dengan membonceng Lissa.

Ada seorang anak laki-laki membawa layangan kertas yang merengek karena kakak perempuannya yang tidak mau berbagi es krim di tangannya. Arsan yang sedang membonceng Lissa menghentikan motornya di seberang jalan kakak beradik tersebut.


ARSAN (CONT'D)
Ada si Tante kecil sewot sama anak alay, kita kasih pelajaran mereka.


Arsan melepas sandal kanan Lissa dan melemparnya ke si kakak perempuan sampai es krim di tangannya terjatuh, si anak laki-laki tersenyum, si kakak marah.

Lissa masih terlihat membisu dan acuh tak acuh.


ARSAN
Nanggung.


Arsan melepas sandal Lissa yang satunya lagi untuk melempar si anak laki-laki.


LISSA 
Kamu lempar sendal ke anak kecil?


Belum sempat Arsan menjawab pertanyaan Lissa, cewek itu menyuruh adiknya memungut sandal dan melemparnya ke Arsan dan Lissa.

Itu membuat Arsan siap tancap gas.


ARSAN (CONT'D)
Bocah yang kamu peduliin, sekarang bersekongkol sama kakaknya. Makanya kamu pedulinya sama aku ja.


Arsan buru-buru memacu sepeda motornya, mereka kembali ke gedung rumah Lissa.


LISSA
Maksudnya apa? Maksa naik motor, terus balik lagi, gak jelas.


Arsan angkat bahu.


LISSA
(lanjutan)
Aku tanya lagi. Kemaren malem dapet tali dari mana?


ARSAN
Motorku.


LISSA
Orang sama motor sama-sama aneh.


ARSAN
Tahu gitu, aku nariknya pakai gelombang kawat duri.


LISSA
Biar mudah kubikin simple. Kumaafin, kalau kamu dah mau tinggalin motormu dan berhenti sok keren. Aku lagi ngebayangin, kamu gelayutan di mobil omprengan sambil teriak, "Maafin aku Lissa... Maafin aku Lissa..."


ARSAN
Maaf maaf.


Lissa digendong punggung sama Arsan balik ke kamarnya.


ARSAN (CONT'D)
Tempat ni luas juga, kalau dulu bu Ismi dibantu supirnya mau bantu beres-beres di sini, sekarang dia dah tewas. Kalau dipikir, bibi-bibi model mana lagi yang mau bersih-bersih di rumah siluman. Makanya Lissa, jangan cengeng.


LISSA (CONT'D)
Berhalu saja Ay, nanti bakal ada cewek baru yang punya look sekelas model dateng ke sini.


Lissa menghela napas sesaat.


LISSA
(berkata lirih)
Bu Ismi.


CUT TO


83. EXT. PEMAKAMAN - SORE


Bu Ismi dimakamkan pada sore hari. Beberapa orang tua yang bantu mengantar sudah pergi. Tinggal Lissa, Arsan dan kakek Sef.


LISSA
Siapa sangka bu Ismi ternyata selama ni hidup sebatang kara, sama kayak aku.


CUT TO


84. INT. RUMAH KUN - SORE


KUN (O.S.) (CONT'D)
Sorry, San. Kita gak bisa dateng dulu ke pemakaman, Mita kondisinya drop.


Mita duduk di sofa ruang keluarga, memeluk buku sketsa. Kun datang dari belakang dan memegang bahu Mita untuk menghiburnya.


MITA VO
(jeritan yang histeris dan bergema) Ruki...Ruki...


MITA (CONT'D)
Kakak dah bilang ke Lissa akan balikin semua sama persis. Jadi kita harus cari bukti tambahan sendiri.


Mita membuka buku sketsa itu lagi, pas di bagian gambar yang mirip baju Ruki.


KUN
Resikonya besar.


MITA (CONT'D)
Jangan bilang mama papa dulu, ya. Jarang-jarang mereka bisa pergi liburan berdua, mereka dah capek ngurusin kita yang kadang berantem kayak anak-anak. 


CUT TO


85. INT. GEDUNG RUMAH LISSA - MALAM


Saat Kun pergi mengecek ke rumah Lissa, apakah sudah tidur atau belum, untuk mengembalikan tas, Kun tidak sengaja malah melihat Quna di sana. Dia berkirim pesan teks dengan Quna.


INSERT tulisan pesan Kun dan Quna bergantian.


QUNA
Kamu gak khawatir ada di tempat sepi kayak gitu? Nanti ketemu sesuatu yang nyamar jadi hantu.


KUN
Orang sering bilang, lebih mending ketemu hantu di tempat sepi daripada ketemu manusia jahat. Soalnya manusia jahat gak mempan dibacain ayat-ayat. Ya dah, aku rencana ke rumah Lissanya besok ja, gak jadi tengah malem ni. Nanti kabarin lagi.


QUNA
Iya.


Quna berjalan di lorong lalu masuk ke kamar Lissa, dia seperti menangkap bahwa memang ada yang sempat mengawasinya.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar