Refind Cinderella
Daftar Bagian
1. Scene 1 (Life is a Struggle)
Tidak semua orang beruntung lahir dari keluarga kaya, ada semut-semut kecil yang bekerja tanpa henti
2. Scene 2 (Life is Survive)
"Aku kira, hidup akan baik-baik saja selama aku berusaha. Tapi ternyata, aku hanya pintar meng
3. Scene 3 (Life is Strange)
"Ada-ada saja dunia ini. Satu sisi sibuk nyari uang untuk hidup, satu sisi ngerjain hal nggak p
4. Scene 4 (Make Over)
It's time to make over!
5. Scene 5 (Another Make Over)
Its time to make over!
6. Scene 6 (Fighting)
"Kamu tidak jahat, kamu hanya berjuang. Tidak akan ada yang tersakiti karenamu"
7. Scene 7 (Too Afraid)
Alish memilih untuk tidak melangkah, dan justru terduduk di sisi tembok ketika ayahnya meracau sambi
8. Scene 8 (First Attempt)
"Masih bersikeras? Oke! Selamat berjuang!"
9. Scene 9 (Second Attempt)
Ia melirik langkah kaki Refyn yang bahkan tidak berhenti sama sekali
10. Scene 10 (Third Attempt)
Refyn melemparkan HP itu ke arahnya tanpa melirik Alora
11. Scene 11 (A Mission)
Kupertegas dulu, misimu adalah menyingkirkan Kezia oke?
12. Scene 12 (True Meeting)
"Karena kamu tidak bisa tetap diam berdiri, ketika di sisi lain banyak yang mencoba membuatmu t
13. Scene 13 (Who is She?)
"Hidup harus penuh perjuangan biar terasa berharga!"
14. Scene 14 (Let me in)
"Aku ingin berkenalan!"
15. Scene 15 (Let it flow)
Secara tidak sadar Refyn mengangguk mempersilakan Alora
16. Scene 16 (Get Out!)
Refyn melirik Alora dan memencet klaksonnya kesal.
17. Scene 17 (Get In!)
"Bagaimana kalau aku yang minta lebih?"
18. Scene 18 (Closer)
Gadis itu berjalan menuju Refyn dan menarik baju Refyn agar turun.
19. Scene 19 (Get Lost)
"Memangnya kalau di sini terus kau juga akan tahu kita akan ke mana?"
20. Scene 20 (Nervous)
"Tapi kenapa kau ingin mengenalku?"
21. Scene 21 (Find it!)
Mereka berhasil menemukan jalan yang dikenalinya. Alora bengong dan menoleh ke arah Refyn.
22. Scene 22 (Try it!)
"Aku sumpahin! Nggak lama lagi kamu bakal jatuh cinta sama aku!"
23. Scene 23 (Refyn's Home)
Alora terbengong, lalu cepat-cepat dia sadar dan berusaha sebiasa mungkin.
24. Scene 24 (Bingo!)
"Tapi apa? Menyerahlah untuk dia. Dia nggak semudah yang kamu kira."
25. Scene 25 (Nadine's Party)
Suara dentuman musik di mana-mana. Lampu menyorot ke mana-mana.
26. Scene 26 (Nadine?)
"Dia punya segalanya untuk hidup, tapi dia belum pernah punya pasangan."
27. Scene 27 (Willy or...?)
"Maksudmu, dia suka Kezia?!"
28. Scene 28 (Cinderella)
"Tidak mudah menjalani hidup sepertiku, tapi lebih tidak mudah lagi untuk menjalani hidupmu.&qu
29. Scene 29 (It's Ok)
"Aku lebih tidak bisa, jika harus menyakiti Refyn lebih dari ini"
30. Scene 30 (Go Away!)
"Cemburu. Kemarin dia lihat kamu sama Kezia"
31. Scene 31 (4 O'clock)
"Jangan-jangan dia tahu kalau aku perempuan yang menubruk dia semalam?"
32. Scene 32 (Follow me!)
"Memangnya kamu mau? Mau kita pacaran?"
33. Scene 33 (Cooking)
Refyn ingin melihat apakah Alora bisa memasak sesuatu untuknya.
34. Scene 34 (At Kitchen)
Refyn melirik Alora dan melepas tali apron di pinggang belakang Alora dengan sengaja.
35. Scene 35 (Eating)
Alora terlihat memandangi Refyn lalu segera ia mengambilkan nasi ke piring Refyn
36. Scene 36 (I am Curious)
"Dan sekarang... aku penasaran sama dia."
37. Scene 37 (A Small Alley)
Alora masuk rumahnya, di belakang rumah besar di mana ia turun dari mobil Refyn.
38. Scene 38 (What's Wrong With Refyn?)
"Apa yang terjadi sama dia sekarang?"
39. Scene 39 (What's Wrong With Alora?)
"Apa kau bisa mengatakan sesuatu tentang Refyn? Aku rasa ada yang berbeda dengan dia."
40. Scene 40 (Fall in You)
"Kau akan jatuh cinta pada Alora, atau Alora yang akan jatuh cinta padamu!"
41. Scene 41 (Alora's Hair Pin)
Alora menaruh vas kaktus dengan figur mini Cinderella itu di meja utama, dekat alat tulis.
42. Scene 42 (Refyn, Refyn, and Refyn!)
"Oh jadi tema kita malam ini Refyn?"
43. Scene 43 (It's Happy Time)
Alora menyetujui Willy untuk datang ke restoran setelah nama Refyn disebut berada di sana juga.
2. Scene 2 (Life is Survive)

2.INT. RUMAH ALORA. KAMAR - MALAM

Alora membuka pintu kamar dan langsung merentangkan tubuhnya di kasur. Matanya terlihat berpikir, lalu menutup seiring napas panjangnya berembus.

Tiba-tiba suara pintu ditendang terdengar dari luar. Diikuti suara pecahan gelas dan teriakan ayah Alora.

AYAH ALORA

Mana duit?!

Masa segini doang?!

Ada lagi?!

Aaah?!

Alora begitu ketakutan, ia duduk meringkuk di sudut kasur dengan bantal mendekap di kedua telinga. Ibunya dengan sedikit panik memasuki kamar Alora lalu menguncinya dari dalam. Ia kemudian merangkul bahu Alora. 

IBU ALORA

Ibu minta maaf, ayahmu bertingkah lagi.

Suara motor meninggalkan rumah, dan ibu Alish mengangkat bantal dari kepala Alora. Alora masih mematung dengan mata nanar.

BEAT

IBU ALORA

Teman-temanmu sudah semester berapa sekarang kuliahnya?

Sudah hampir lulus ya?

Alora tetap mematung. Ibunya merangkul lagi.

IBU ALORA

Ibu minta maaf, Sayang.

ALORA

(Alora masih mematung, tatapannya kosong)

Alora dan ibunya saling berpelukan. Lalu dengan tatapan saling khawatir, ibunya meninggalkan Alora dalam kamar. Setelah ibunya keluar, Alora mematung dengan air mata mengalir di pipinya.  

ALORA (VO)

Aku kira, semakin dewasa aku akan berani menghadapinya.

Aku kira, ayah akan berubah seiring usianya menua.

Aku kira, hidup akan baik-baik saja selama aku berusaha.

Tapi ternyata, aku hanya pintar mengira.

Mata Alora melirik ponsel di dekatnya dan menelepon Nadine dengan suara begitu pelan dan lemas.

ALORA

Nad?

ALORA

Aku butuh job lagi, secepatnya kabarin ya.

ALORA

Aku butuh banget. Sampai gila rasanya saking butuhnya.

ALORA

Beneran ada? Kerja apa aja deh! Yang penting dapet duit.

(Sambil menelepon Nadine) terlihat kamar Alora kecil dan sederhana. Tapi begitu estetis karena Alora menatanya dengan baik. Dipannya terbuat dari kayu yang dicat putih, kasurnya ber-sprei biru muda. Di tembok atas kasurnya ada gambar Cinderella berbingkai yang terlihat begitu besar. Di tembok samping kiri dan kanan dipannya, ada rak untuk deretan mungil figur-figur Cinderella. Ada satu cermin persegi panjang berdiri di samping kiri tempat tidurnya, dan item terakhir adalah meja dan kursi kayu berwarna putih di sebelah kanan tempat tidurnya, di sudut ruang, dekat jendela. Di atas meja, berjajar rapi buku-buku tentang desain interior, dan beberapa buku tulis. 

ALORA

(Telepon dengan suara kencang dan antusias)

Apa?! Ratusan juta?!

Bentar-bentar. Ini kerja apaan?

ALORA

Sedikit aneh? Aneh gimana maksudmu?

ALORA

What! (BEAT)

Kok gitu?

ALORA

Ketemu besok? Di mana?

ALORA

Oke, sampai besok Ra.

Alish menutup teleponnya.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)