Rashid and Rani : Partner in Crime
1. Full Part

I/E. RUMAH YANG BERUTANG. RUANGAN DEPAN TANPA ATAP - MORNING

Pria (L/52) berperut buncit,memakai singlet dan sarung duduk di bangku santai, mengecek HPnya mengenakan kacamata sambil menikmati kopi... BRAK!!! pintu depan di dobrak, lalu muncul BANG TOGAR beserta anak buahnya. Para pelayan lari kocar kacir. Seorang perempuan berteriak histeris melihat rombongan Bang Togar. Bang Togar mengacungkan pistolnya ke mulutnya, lalu menunjuk ke arah perempuan itu, anak buahnya menghampiri perempuan itu, dia menangis tanpa suara.

BANG TOGAR

Ah...ada Kopi,pas kali

Bang Togar duduk didepan Pria Perut Buncit , bergetar ketakutan Pria Perut Buncit

BANG TOGAR

Slruppp.. Ah... (menyeruput kopi) Gayo,Robusta, disaring. Paten juga selera kau.

PRIA PERUT BUNCIT

(ketakutan)

Bang, mobil dari pandegelang belum turun,sebulan lagi ya bang

Rokok Bang Togar dinyalakan anak buahnya.

BANG TOGAR

Kalau duit keluar lembeknya tenggorokan kau

PRIA PERUT BUNCIT

Benar-benar kosong ini bang,tolonglah bang,kasi waktu sebulan lagi ya

BANG TOGAR

Kau kira aku anggota dewan? Bisa kau nego-nego?

Pria Perut Buncit makin takut melihat Bang Togar menaikan suaranya

BANG TOGAR

Cak kau ambil dulu uangnya, biar sama-sama enak kita.

PRIA PERUT BUNCIT

Gak tau aku harus ngomong gimana lagi sama abang, benar-benar gak ada bang. sebulan lagi,kuantar ketempat abang.

Bang Togar menghisap dalam-dalam rokoknya sebari melihat tangannya.

BANG TOGAR

Pagi-pagi,mandi dua kali, ah! Begini saja,kalau kau tak paham-paham, biar si OCID yang kasih paham sajalah.

Bang Togar menekan rokoknya ke dalam asbak, RASHID dengan aura kelamnya muncul dari belakang Bang Togar,langsung di depan Pria perut buncit.

RASHID

Sidempuan apa Sibayak bang?

Bang Togar menimbang apa yang harus diperbuat Rashid dengan cara melihat Pria Perut Buncit, sambil memonyongkan bibirnya

BANG TOGAR

Pagi-pagi, Sibayak dingin kan dingin...

Anak buah Bang Togar tertawa, Pria Perut Buncit kebingungan. secepat kilat Rashid mencengkram pangkal paha Pria Perut Buncit . Mata Pria Perut Buncit terbelalak menahan ngilu.

BANG TOGAR

Karena udah lama aku kenal sama kau,kukasih tempo 3 hari,antar ke tempatku

Melihat Pria Perut Buncit kesakitan, anak buah Bang Togar tertawa makin lebar. Pria Perut Buncit memohon pada Bang Togar dengan tangan yang memohon

PRIA PERUT BUNCIT

(menahan ngilu)

dua minggu, tolong bang.

BANG TOGAR

Tanjak Cid!

Pria Perut Buncit berteriak histeris karena Rashid makin kuat mencengkram pangkal pahanya

PRIA PERUT BUNCIT

(menahan perih) se..ming..guhh.

BANG TOGAR

Kelok sembilan Cid!

Rashid mempelintir kemaluan Pria Perut Buncit, mata Pria Perut Buncit memerah

BANG TOGAR

(tersenyum jahat)

Kekmana? Enak jalan-jalan ke padang?

Pria Perut Buncit meringgis kesakitan, tak bisa berkata-kata.

BANG TOGAR

Ah, bosan kali aku, kau khatamkan terus lah Cid, langsung balik kita, bekurap nanti aku kalo lama kali disini

Sebelum rashid ingin menarik putus kemaluan Pria Perut Buncit, ia meringggis .

PRIA PERUT BUNCIT

(terengah-engah)

Si..ap ba..nng

Rashid melonggarkan cengkramannya, tapi tangannya tak beranjak, tetap di selangkan Pria perut buncit. Bang Togar tersenyum.

PRIA PERUT BUNCIT (CONT'D)

(terengah-engah)

3 hari, kuantar tempat abang

BANG TOGAR

Aaa..gitu kan enak, senang berbisnis dengan kau.

Bang Togar berdiri, menyalaminya dan lansung berlalu dari hadapan Pria Perut Buncit diikuti dengan anak buahnya. Pria Perut Buncit menatap rashid disampingnya, yang masih memegang pangkal pahanya. Tersenyum kecil rashid padanya ,Pria Perut Buncit menggeleng memohon, Rashid mengangguk anggun sambil tersenyum tipis. Rashid mencengkram kuat kemaluannya. Pria perut buncit berteriak kencang.

PRIA PERUT BUNCIT

AAAAA!!!!!

CUT TO BLACK.

EXT. PINTU KELUAR PENJARA - DAY

DREET! Suara pintu penjara dibuka, kemudian RASHID (L/32) keluar dengan memakai ransel. matanya silau diterpa matahari, Para sipir menyalaminya.

CUT TO:

EXT. GANG. DISEBERANG RUMAH RASHID - NIGHT

Sambil menghirup rokok, Rashid termenung memandangi rumahnya,kemudian ia mematikan rokoknya dengan membuangnya ke tanah, lalu berjalan menuju rumahnya.

NARATOR (V.O.)

Hidup... tak seindah yang dibayangkan rashid

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

NARATOR (V.O.)

Terlahir tanpa keluarga, ia tak pernah tahu siapa orang tuanya, Bang Togar membersarkan dan mendidiknya...

Rashid memandangi rumahnya berantakan, perabotan yang lusuh, lalu ia berhenti memandangi ke arah dinding, tersemat sebuah foto disana. Dia, WULAN dan bayi mungil yang digendong rashid dalam foto itu.

DISSOLVE TO:

(FLASHBACK)INT. TEMPAT KAROEKE MURAHAN - NIGHT

Beberapa bapak-bapak tengah berjoget ria dengan biduan, Rashid mendobrak pintu, tanpa ampun membunuh seseorang bapak disitu dengan pistolnya.

NARATOR (V.O.)

...sebagai seorang penjahat

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT - MONTAGE

Bang Togar tertawa riang sambil minum tuak dengan Rashid

CUT TO:

(FLASHBACK)EXT. PASAR TRADISIONAL - DAY - MONTAGE

Rashid berkelahi dengan target selanjutnya, ia men-punch wajah seorang lelaki tepat di wajahnya.

CUT BACK TO:

(FLASHBACK)INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT - MONTAGE

Melanjutkan tawa ria Bang Togar dan Rashid.

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. LOKALISASI MURAHAN. SEBUAH KAMAR - NIGHT - MONTAGE

Seorang bapak tengah tidur pulas dengan seorang perempuan. Rashid menembakkan peluru tepat di perutnya.

CUT BACK TO:

(FLASHBACK)INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT - MONTAGE

Bang Togar dan Rashid masih tertawa ria

CUT TO:

(FLASHBACK)EXT. TAMAN KOTA - DAY

Rashid ingin menjalankan misinya, namun ketika melihat WULAN (P/25) Rashid mengurungkan niatnya, Rashid terpana melihat perempuan itu, Ia jatuh cinta dengan Wulan pada pandangan pertama.

NARATOR (V.O.)

Namun semua berubah ketika Rashid jatuh cinta...

CUT BACK TO:

INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT - MONTAGE

Rashid meletakkan undangan pernikahannya dengan Wulan di atas meja, Bang Togar mengalihkan pandangannya ke jendela, ia kecewa. Saat kembali melihat Rashid, Rashid menghilang, Bang togar gusar dalam duduknya.

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. MESJID - DAY - MONTAGE

Dengan memakai baju pengantin putih sederhana, Rashid memasangkan sebuah cincin di jari manis Wulan. Wulan menyalami Rashid dengan syahdu.

NARATOR (V.O.)

Wulan...perempuan manis itu...

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. RUMAH RASHID - DAY - MONTAGE

Rashid dan teman-temannya makan siang dengan riang, ANTON (L/26) tertawa paling kencang, Wulan menyungguhkan beberapa makanan baru kehadapan mereka

NARATOR (V.O.)

Memberinya kesempatan, menikmati satu hal yang tak pernah dirasakan Rashid...

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. RUMAH RASHID - DAY - MONTAGE

Wulan tertidur pulas di atas ranjang, sedang rashid berdiri disamping ranjang, menimang putrinya yang masih bayi.

NARATOR (V.O.)

keluarga...

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. RUMAH RASHID - NIGHT - MONTAGE

Rashid bermain dengan putrinya yang umur 6 bulan, Rashid memasangkan GELANG MUNGIL di tangan putrinya. Saat putrinya tertidur, jemarinya putrinya menggegam telunjuk Rashid.

NARATOR (V.O.)

Namun kebahagian itu tak berlangsung lama...

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. RUMAH RASHID - DAY - MONTAGE

Sekelompok polisi menyergap dan menangkap rashid yang tengah menimang putrinya, ia di borgol, dibawa keluar

CUT TO:

(FLASHBACK)EXT. DI DEPAN RUMAH RASHID - CONTINUOUS - MONTAGE

Di atas mobil polisi, rashid memegang tangan putrinya yang masih berumur 6 bulan, digendong oleh wulan. Saat mobil polisi itu melaju, gelang putrinya terlepas ke tangannya.

CUT TO:

(FLASHBACK)INT. SEL PENJARA - DAY - MONTAGE

Wulan mengembalikan mas kawin pemberian rashid, rashid di dalam sel marah mempertanyakan di mana putrinya, wulan kebingungan mau berkata apa, rashid makin marah dan terus mendesaknya. Rani berlari menjauh darinya

RASHID

Mentari...MANA MENTARI?

Beberapa sipir mencoba menenangkannya

CUT BACK TO:PRESENT DAY

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rashid menatap foto itu sambil memegang gelang mungil mentari.

END MONTAGE

CUT TO:

I/E. RUMAH RASHID - DAY

Rashid mengambil sebuah boneka di lemari, menghidupkan motornya, lalu melaju ke tempat Wulan.

CUT TO:

EXT. KEDAI KOPI MENTARI - MORNING

Rashid disebrang jalan kedai memandang kedai kopi, di pamplet tertulis, MENTARI : COFFEE and SNACK, Rashid melihat Anton tengah sibuk di meja kasir, Wulan sedang memberi arahan pada pelayan, dari pantulan kaca di dinding ia melihat Rashid diluar, Rashid mengalihkan pandangan, Wulan lalu menghampiri Rashid.

RASHID

Tolong kasih sama Mentari

WULAN

Mentari lagi di sekolah

Rashid menarik kembali boneka itu, lalu berpaling dari Wulan

RASHID

Nanti sore saja aku kasih sendiri

WULAN

Mentari di pesantren...

Muka Rashid merengut. Berbalik ke arah Wulan. Raut mukanya mempertanyakan ucapan mentari. dari arah kedai, Anton melihat Rashid di luar tengah berbicara dengan Wulan, segera ia menuju ke arah mereka.

WULAN

Percuma kau datang sekarang Cid, Ia tak mengenalimu, yang ia tahu ayahnya Anton....

Rashid marah, ingin menyerang Wulan, segera ditahan oleh Anton.

ANTON

Cid, jangan Cid...

Melihat Anton, Rashid murka, langsung memegang kerah baju Anton, Anton terdesak ke dinding, orang-orang sekitar mengerumuni, namun tak ada yang berani melerai karena tau siapa Rashid. Rashid mengepalkan tinjunya pada Anton, namun tak jadi, ia membanting boneka yang digenggamnya ke jalan yang becek. Lalu sebuah mobil lewat menginjak boneka itu.

MATCH CUT TO:

INT. MOBIL RANI - SAME TIME

Rani (P/8) memakai baju sekolah, sedang bermain dengan BRUNO, kucing peliharaannya.

CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Dalam kamarnya, ditemani botol minuman, Rashid termenung, ia menghabiskan waktu sambil memandang FOTO KELUARGANYA, ia menggenggam GELANG KECIL Mentari. Ia tatap foto itu dalam-dalam, lalu ia meninju foto itu, bingkainya pecah, tersungkur ke lantai, foto itu tergeletak di lantai yang berserakan pecahan kaca. Rashid menangis, memeluk foto itu.

NARATOR (V.O.)

Ada yang kesepian karena tak ada keluarga, ada pula yang kesepian di tengah keluarga. Rani, bocah menggemaskan nan riang ini memiliki orang tuanya yang bekerja setiap waktu, sehingga membuat Rani kesepian..

CUT TO:

INT. RUMAH RANI. RUANG KELUARGA - NIGHT

Rani mengajak DIMAS (L/32), ayahnya untuk bermain ludo di hp, ayahnya menolak karena sibuk mengurus kerjaannya

INT. RUMAH RANI. KAMAR TIDUR - NIGHT - MONTAGE

Rani meminta ibunya membacakan dongeng tapi ibunya tak bisa lantaran sibuk, Rani lalu menyalakan dan mendengar video narasi dongeng dari hpnya sampai ia tertidur.

INT. RUMAH RANI. RUANG KELUARGA - DAY - MONTAGE

NARATOR (V.O.)

untung ada Bruno, yang selalu menemaninya...

Bruno, seekor kucing imut berdiri manja, kemudian Rani datang memeluknya, mereka bermain bersama, Rani bermain tiktok bersama Bruno. orangnya tuanya berseliweran di depannya dengan kesibukan masing-masing, Rani masih sangat merasa kesepian.

INT. RUMAH RANI. RUANG KELUARGA - NIGHT - MONTAGE

Layar hp merekam Rani yang sedang membuat video tiktok. Di tempat yang lain, di sofa di depan tv, dibunya sedang bermain Hp tak menghiraukan tv yang menyala. Televisi menyiarkan sebuah dokumenter reka adegan penculikan. Suara televisi menarik perhatian Rani, Rani memperhatikan tv dengan seksama, ia simpan dengan baik ilmu itu.

END OF MONTAGE

CUT TO:

EXT. TOKO FOTO KOPI - DAY

Dari toko foto kopi yang tak jauh dari kedai kopi mentari, Rashid melihat Anton dan Wulan yang sama-sama sedang sibuk dengan kegiatannya. Kemudian ia membeli bingkai baru untuk FOTO KELUARGANYA. Tiba-tiba Bang Togar datang, meminta jatah preman pada pemilik toko, tak sengaja ia melihat Rashid.

BANG TOGAR

Eh Cid, kekmana..kekmana?lama Kita tak jumpa, makin Sehat saja kau kulihat, bagus juga gizimu masuk hotel negara, ya?

Anak buah Bang Togar tertawa, Rashid diam saja.

BANG TOGAR

bah, macam seniman kau sekarang, terdiam-diam tak jelas?

Anak buah Bang Togar tertawa, Rashid beranjak pergi namun ditahan oleh Bang Togar.

BANG TOGAR

jangan begitu lah cid, bagaimanapun aku ini abangmu, sebats dulu lah kita yaaa.

Bg Togar mengambil rokok, menawarkan pada Rashid, Rashid tak peduli, rokok dimulut Bang Togar dinyalakan oleh salah satu anak buahnya.

RASHID

Mau abang apa?

BANG TOGAR

(menyengir)

tak berubah kau ya, masih saja pembawaanmu macam kulkas, dingin, tak suka basa-basi.

Rashid diam saja

BANG TOGAR

Macam ni Cid, buku nikah kau kan sudah dirobek dihadapan majelis Hakim, sudah tak ada lagi hubungan kau dengan siapa itu... aaa..bininya Anton(melihat ke arah anak buahnya) Aa! Si Wulan. Jadi, balik lah kau ke markas,cunguk-cunguk ini..

(menunjuk anak buahnya)

..tak ada yang paten macam kau punya kerja.

Rashid memandang Bang Togar dengan nanar, tersinggung dia dengan ucapan Bang Togar.

BANG TOGAR

Lagi banyak job besar ini Cid, mau pemilu, macam mana? Cocok kan?

RASHID

Makasih bang!

Rashid beranjak pergi, namun di tahan oleh anak buah Bang Togar. Rashid memandang orang yang menahannya, ingin menantang.

BANG TOGAR

Eh..eh..eh.. pagi-pagi janganlah buat ribut Cid, tak bagus bagi kesehatan.

Anak buah Bang Togar yang menghadang Rashid mundur.

BANG TOGAR

Gak ada yang keluar dari markasku kecuali dia mati... Kek gini saja cid, kalau kau tak mau balek, selama masih hidup aku, gak tenang hidup kau.

RASHID

Suka-suka abang!

Rashid tak memalingkan muka, mulai berjalan meninggalkan toko. Bang Togar berdiri.

BANG TOGAR

Kau tahu sendiri kan apa yang bakal kulakukan buat anggota yang keluar?...Kau kira kau dipenjara dapat laporan dari siapa, ha? itu polisi sukak kali tangkap-tangkap kek gitu, cepat naik pangkat dia.

Rashid terdiam sejenak dalam jalannya, kaget, lalu ia pergi meninggalkan toko.

CUT TO:

INT. RUMAH RANI - MORNING

Rani sedang sarapan, ibunya tengah berias dengan cepat ingin berangkat ke kantor, begitupun dengan Dimas. seorang pembantu perempuan paruh baya ngoceh-ngoceh di dapur.

PEMBANTU

Kerjanya cuma buat kotor rumah saja, e-ek suka-suka dia, bulu-bulu kotor, capek aku ngurusin kucing kurapan itu.

RANI

Bruno masih adaptasi bi, kemarin Rani udah ajarin dia pup sendiri.

PEMBANTU

Lagipula, tak baik memelihara kucing di rumah, bulu-bulunya itu bawa penyakit

IBU RANI

Dia kan tak masuk kamarmu, jadi aman saja

PEMBANTU

Pokoknya aku sudah tak kuat lagi sama kucing itu, sekarang begini saja, ibu pilih kucing itu apa aku?

Ultimatum sang pembantu membuat Dimas dan istrinya tatap-tatapan, Rani menggeleng sedih pada Dimas, tak mau kehilangan Bruno.

JUMP CUT TO:

INT. RUMAH RANI - CONTINUOUS

Dimas menghadang Rani yang ingin mengejar Bruno yang dikeluarkan dari rumah, Rani ngamuk sambil menangis sambil di pegang Dimas, tak terima Bruno dibuang dari rumah.

CUT TO:

I/E. KEDAI KOPI MENTARI - DAY

Bang Togar beserta anak buahnya masuk ke kedai kopi. BRUAK!! Seorang anak buahnya membanting sebuah meja di dekatnya. Semua orang langsung melihat ke arah Bang Togar, ia memakai corong pengeras suara. Ia menghidupkan benda itu, menguik nyaring, seorang anak buahnya membuat benda itu tak lagi bising.

BANG TOGAR

Himbauan-himbauan, pada seluruh orang yang dapat mendengar saya, kalau kalian tak mau lecet-lecet atau jantung kalian tak sanggup liat adegan kekerasan, silakan keluar, saya persilahkan.

Bang Togar dengan gerakan pramugara menunjuk ke arah pintu dengan pistol di tangannya. bergegas seluruh pengunjung kopi beserta karyawan berlari keluar, Wulan terpaku, Anton menghampiri Bang Togar.

ANTON

Bang, tolong, kita bicarakan ini secara baik-baik

BANG TOGAR

Kalau uangmu, mau kau apakan, terserah. Masalahnya ini kau ngutang, tak bisa pakai cara baik-baik. Lagipula bukan Bang Togar, kalau tidak HISTERIS...

Anak buahnya mengobrak-abrik isi kedai kopi, meja, kursi, vas bunga dibanting, kaca depan dipecahkan, lampu-lampu dihancurkan, Wulan menangis histeris.

ANTON

(gemetar)

Ok..ok bang, 300 ratus juta kan?

BANG TOGAR

Kau pikir aku kepala koperasi kampung apa? utang sebatang bayar balek sebatang? Tak kau pikir komisiku? lagipula kau lambat bayar, jadi tambah bunganya.

Anton tercengang, tak percaya

ANTON

Be..berapa bang?

Bang togar memanggil salah satu anak buahnya.

ANAK BUAH #1

(menyodorkan rokok)

rokok bang?

Bang Togar menjentikan tangannya, si anak buah mengeluarkan sebuah korek gas.(jeda) Bang Togar lalu menempeleng anak buahnya.

BANG TOGAR

KALKULATOR, PE AK!!

Anak buahnya memberinya kalkulator, terus ia menyingkir dari hadapannya, Bang togar kembali menempeleng anak buahnya, raut wajah anak buahnya takut seraya mempertanyakan apa lagi yang diinginkan Bang Togar.

BANG TOGAR

Rokok!

Anak buahnya menyulut api di rokok Bang Togar, lalu ia melihat anton sambil memencet kalkulatornya.

BANG TOGAR

Tiga ratus..(tek-tek(suara kalkulator))bagi...persen...tambah..(TEK!) aaa, segini...

Bang Togar menunjuk angka di kalkulator pada Anton, terbelalak mata Anton.

ANTON

SEM..BILAN RATUS..

BANG TOGAR

Cepat-cepatlah kau bayar, mau beli rumah aku buat bini di Sidempuan...kukasih Waktu satu minggu, kalau tak tampak moncong kau di markasku, tahu sendirilah...

Anton gelisah. Wulan yang mendengar itu langsung berlari keluar kedai.

CUT TO:

EXT. TROTOAR PASAR - DAY

Rashidduduk di trotoar jalan, menyeruput kopi sambil menghisap Rokok, Wulan datang dengan wajah sedih, Rashid tak suka dengan kedatangan Wulan.

WULAN

Cid, Bang Togar ngobrak-abrik kedai... kami ngutang sama Bang Togar..hiks.. Kami... belum bisa bayar.

Rashid menghisap dalam-dalam rokokn.

RASHID

Pergi aja ke kantor polisi...

Rashid menjentikkan rokoknya, berdiri, lalu berjalan tanpa memperdulikan Wulan, perempuan itu makin keras menangis. Tak sedikitpun Rashid bersimpati. Ia naik ke atas motornya

WULAN

Salah apa aku cid? aku nikah sama si Anton karena gak sanggup ngerawat si mentari sendirian... kamu di penjara Shid, kamu gak tau gimana menderitanya aku...

Rashid menghidupkan motornya, lalu pergi, tak sedikitpun ia peduli. Wulan menyeka air mata dipipinya.

CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rashid termenung memandang langit-langit sambil mengingat tangisan Wulan tadi. Lalu ia duduk menatap FOTO KELUARGANYA di dinding sambil memegang GELANG MENTARI.

RANI (O.C.)

Bruno...meong, Meong...Bruno...

Mendengar suara itu, Rashid beranjak ke jendela, ia melihat Rani dengan pakaian sekolah lengkap dengan ransel dan botol minuman sedang kebingungan sambil memanggil Bruno, sebuah sepeda motor matic lewat, pengendara motor itu memaki Rani, Rani menyingkir dari jalan, Rashid keluar dari kamarnya.

EXT. JALANAN RUMAH RASHID - CONTINUOUS

Rani terus memanggil-manggil bruno, Rashid mengikuti Rani dari belakang. Rashid ikut memanggil Bruno sembari melihat kesana-kemari, Rani sadar diikuti Rashid, mereka bersahut-sahutan memanggil Bruno, Rani agak sedikit takut melihat Rashid, karena ia bertampang menakutkan layaknya seorang penjahat, Rani melangkah pelan-pelan, Rashid pun mengikuti langkah Rani dengan seirama di belakangnya dengan jarak beberapa meter, kemudian rani berlari. Tiba-tiba Rani mendengar suara Bruno dari salah satu rumah, Bruno berlari ke pagar rumah, disisi luar rani membelainya, sangat bahagia bahagia Rani. Rashid melihat semua itu tersenyum.

BOCAH PEMILIK BARU BRUNO

Ruby..meong..Ruby..

Bruno berpaling ke dalam rumah, melompat ke bocah pemilik barunya, tercengang Rani ditinggalkan Bruno. Bocah itu membawa masuk Bruno. Rani mendapati ventilasi rumah bocah itu, ingin melihat ke dalam, ia meloncat, ingin menggapai ventilasi itu tetapi tak sampai, karena tubuhnya pendek. Rashid lalu mengangkat Rani. Rani melihat bruno tengah di belai bocah tadi dikerumuni keluarga si bocah. Rashid menurunkan Rani, Rani terduduk lesu, ia sedih.

RASHID

Namamu siapa?

RANI

Rani...oom?

RASHID

Ocid...

(melihat ke arah belakang)

Perlu kujemput si Bruno??

Rashid menunjuk rumah bocah tadi, Rani menggeleng. Rani dengan muka sedih duduk di trotoar, Rashid melihat lutut Rani berdarah

RASHID

Itu kenapa?

Rani menggeleng

RASHID

Papa sama mama dimana?

RANI

Papa dipukul sama penjahat, mama diikat, gerombolan penjahat cari Rani, mau culik Rani. Tapi rani anak berani om, Rani ngumpet di bawah meja, waktu penjahatnya gak liat, Rani lari sejauh-jauhnya dari rumah...

DISSOLVE TO:

INT. KANTOR POLISI. RUANG KERJA INSPEKTUR POLISI - DAY

Dimas dan istrinya tak tenang, mereka berkeluh kesah di depan meja kerja INSPEKTUR POLISI, Dimas menyerahkan kertas yang menandakan putrinya tengah diculik.

CUT BACK TO:

EXT. JALANAN RUMAH RASHID - SAME

Rashid tertawa geli mendengar cerita Rani, Rashid mengulur lengan bajunya, memperlihatkan bekas luka jelek di lengannya pada Rani. Rani coba menyentuhnya, Rashid mengaduh, berpura-pura sakit, mereka berdua tertawa.

RASHID

Kalau tak dibalut, lutut Rani bakal jelek kayak gini, mau?

Rani menggeleng.

RASHID

Mau om balutin?

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rashid membalut luka Rani, gadis kecil itu mellihat FOTO KELUARGA RASHID di dinding.

RANI

Itu siapa om?

Melihat foto itu, sambil terus membalut lutut Rani yang terluka, Wajah rashid terlihat berat.

RASHID

Mentari... Putrinya oom.

RANI

Imut ya om...dimana dia sekarang?

RASHID

Di pesantren

RANI

(tak percaya)

Ya ampyun om.. Mentari masi kecil om, masak om masukin dia ke pesantren?

Rashid tersenyum kecil.

RASHID

(mencubit pipi Rani)

Itu foto lama loo Rani, Mentari sekarang udah segede kamu... Rani suka nyanyi?

RANI

Rani suka banget nyanyi om Ocid...

RASHID

Mentari juga...

RANI

Hmm...Om gak ada simpen foto mentari yang sekarang?

Rashid menggeleng.

RANI

Kok bisa om?..apa Om sibuk juga ya?

Rashid menggeleng sedih.

RANI

Terus kenapa om masukin Mentari ke pesantren?...mentari Pasti sedih banget jauh dari papa mamanya....mamanya mentari mana om?

Di luar rumah rashid, lewat sebuah gerobak dangdut. Menyanyikan lagu “Harta Berharga” dengan arasment koplo

BIDUAN #1 (O.S.)

Harta yang paling berharga adalah keluarga...istana Yang paling indah adalah keluarga...

Rani beranjak menghampiri jendela, melihat gerobak dangdut sambil berjoget joget, lalu menarik tangan Rashid.

RANI

Ayok om kita keluar, Rani suka banget sama lagunya

Rashid berdiri, mengkuti langkah Rani yang berlari ke luar.

EXT. JALANAN RUMAH RASHID - CONTINUOUS

Rani berlari ke arah biduan, ikut berjoget di sampingnya, dari sakunya ia mengambil uang lalu memberikan pada biduan. Rani ikut menyanyikan lagu tersebut.

RANI

Selamat pagi emak...selamat pagi abah...Mentari pagi ini bersinar indah...

Rashid termenung sekaligus tersenyum kecil melihat Rani yang berjoget ria dengan biduan dan para lelaki yang ikut nimbrung. Lagu itu terngiang-ngiang di kepala Rashid.

CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rashid dan Rani tengah asyik bermain ludo, Rani sangat jago permainnan itu sampai berkali-kali mencubit Rashid setiap kali memukul buah Rashid.

JUMP CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rani tertidur pulas di atas dipan Rashid dengan sebuah tangan yang menjorok ke sisi ranjang, Rashid di samping dipan memperhatikan tangan mungil Rani, ia mengarahkan telunjuk ke sela-sela tangan Rani, lalu Rani menggenggam telunjuknya, Rashid langsung teringat telunjuknya pernah digengam oleh Mentari dengan cara yang sama. Rashid tersenyum indah.

FADE TO BLACK.

INT. RUMAH RASHID - MORNING

Gelap

RANI (O.C.)

Om...om...bangun...

Layar cerah, tampak Rani menarik-narik hidung Rashid sampai terbangun.

RANI

Rani pengen pulang om

RASHID

(mengucek mata)

Bukannya di rumah lagi ada penjahat?

RANI

Maaf om, Rani boong...

Rashid melihat Rani dengan tatapan aneh

CUT TO:

EXT. TROTOAR JALAN - MORNING

Rashid membeli dua es di sebuah gerobak di trotoar jalan, lalu memberikannya pada Rani. mereka berjalan beriringan di trotoar jalan.

RANI

Papa sama mama sibuk banget, gak mau maen sama Rani, waktu ada Bruno gak papa om, Rani bisa main sama Bruno, tapi Bruno diusir dari rumah

RASHID

Kenapa?

RANI

Bik inah gak suka sama Bruno, papa lebih pilih Bik Inah makanya bruno diusir....Rani Marah banget sama papa, makanya Rani buat surat, pura-pura diculik biar papa panik.

RASHID

(penasaran)

Darimana Rani tahu yang begitu-begituan??

RANI

Dari film om...

Rashid tercengang.

CUT TO:

EXT. RUMAH RANI. PAGAR TEMBOK - DAY

Rashid menggedong Rani, membatu rani melewati tembok tinggi rumahnya. Rashid menurukan Rani

RASHID

Jangan kebanyakan nonton film ya Rani, nanti Rani bisa gila

Rashid membuat mimik wajah seperti orang gila, Rani tertawa. Rani melihat Rashid, lalu meminta untuk di gendong lagi, Rashid menggendongnya. Rashid mempertanyakan kenapa Rani minta digedong lagi dengan mimik muka. seketika Rani mencium pipi rashid, rashid kaget, lalu tersenyum kecil.

RASHID

(terharu)

Jangan nakal-nakal ya Rani, kasian entar papanya khawatir

Rani mengangguk sambil men-dada Rashid. Rani pergi ke arah pintu, rani berbalik melihat ke arah pagar dimana Rashid menurunkannya namun Rashid sudah menghilang. Rani sedih lalu masuk ke dalam rumah. Di sisi balik tembok Rashid memandang GELANG MENTARI di tangannya.

CUT TO:

INT. RUMAH RANI - CONTINUOUS

Rani masuk ke dalam rumah, kosong, ia menuju ke kamarnya.

INSPEKTUR POLISI (O.C.)

Bagaimana ia bisa diculik?

Terlihat Inspektur polisi masuk ke dalam rumah di ikuti Dimas, istrinya dan beberapa anak buah. Inspektur Polisi dengan tidak menyadari keberadaan Rani. Rani kaget melihat kerumunan itu, dia berlari ke kamarnya lalu bersembunyi di dalam lemari. Rani memperhatikan gerak-gerik mereka dari dalam lemari. para polisi dan orang tua Rani masuk ke kamar Rani.

Dimas menyerahkan sebuah kertas pada inspektur Polisi

DIMAS

Penculiknya ninggalin kertas ini pak

INSPEKTUR POLISI

Dimana bapak temuin kertas ini?

DIMAS

Dalam mobil pak...waktu Rani mau berangkat ke sekolah ia masuk dalam mobil, terus sopir naik, ia ngelihat jok belakang berantakan, Raninya gak ada Pak.

INSPEKTUR POLISI

Sopir, satpam, pembantu, semua pekerja, suruh kumpul di depan, tanya mereka semua!

PARA POLISI

Siap ndan!

Polisi dan orang tua Rani keluar dari kamar. di dalam lemari teringat akan perbuatan isengnya, ia ketakutan.

(FLASBACK)BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS

- Rani meihat film rekayasa adegan penculikan dari film di ruang keluarga

- di dalam kamar mandi Rani menggunting huruf-huruf dari koran dan majalah, merangkai kata-kata itu, lalu mengelemnya diatas kertas hingga terbentuk sebuah maklumat bahwa ia telah diculik. Ia membuang seluruh sampah hasil ia membuat maklumat itu dalam lubang toilet, Rani men-flush hingga seluruh bukti lenyap.

- di dalam mobil, memakai baju sekolah, Rani mengeluarkan seluruh isi tasnya hingga berhamburan di jok belakang, ia menaruh kertas maklumatnya diantara barangnya yang berantakan. Lalu ia keluar dari mobil, berlari menjauh rumah.

END MONTAGE

CUT TO:

I/E. RUMAH WULAN.

Rashid memarkir motornya, berjalan tergesa-gesa ke arah rumah Wulan, dari dalam kedai, Wulan melihat Rashid. Di dalam rumah, Rashid menggeledah seluruh lemari dan rak. Lama ia menggeledah sampai ia menemukan sebuah sertifikat bertuliskan “MENTARI, JUARA 1 LOMBA TAHFIDZ JUZ 30”.

WULAN

Mentari pinter banget Cid, cepet banget ia paham sama pelajaran sekolah, ingatan kuat. ikut lomba hafal Al-quran itu, juara terus dia dapat beasiswa full untuk masuk pesantren...

Rashid memandang sertifikat itu.

WULAN

kalau kamu pengen ketemu dia, samperin aja kesana...bilang sama dia kamu dipenjara pas dia masih bayi karena bunuh orang...bilang sama dia Cid, kamu papanya, seorang pembunuh...BILANG BEGITU SAMA MENTARI CID!!!

RASHID

Wajahnya sekarang gimana?...ada Fotonya gak?

WULAN

Udah aku bakar semua, di hp udah aku hapus, biar Bang Togar gak nyakitin dia... Kamu pikir kenapa aku ngirim dia ke pesantren, biar dia gak disakitin ama Bang Togar

(jeda)

kamu egois Cid...kamu gak tahu gimana perjuangan aku sama Anton ngebesarin Mentari, cari uang buat nafkahin Mentari...terus tiba-tiba kamu datang begitu aja...

Rashid diam saja, Wulan mulai menagis

WULAN

Anak buah Bang Togar tiap hari dateng ke kedai Shid, minta uang, kalau kami gak ngasih, anton dipukul sama mereka...apa salah Anton Shid? Dia kerja mati-matian buat Mentari...

(tangisnya makin parah)

Kalau kamu gak mau bantu kami, setidaknya selesain masalah ini demi Mentari Cid, Bang Togar terus teror kami gara-gara kamu...kalau kamu sayang sama Mentari bantu dia shid, bantu dia!... aku gak tau lagi gimana caranya....aku gak sanggup lagi...

Melihat Wulan menangis, Rashid hendak menyentuh pundaknya, ingin menenangkan Wulan, tapi Wulan menjauh, Rashid termenung, lalu ia melihat ke dinding, terpampang di situ foto Wulan dan Anton yang tengah menggedong Mentari yang masih bayi. Rashid keluar dari tempat itu, meninggalkan Wulan sendiri yang menangis.

CUT TO:

EXT. PARKIRAN MOTOR - CONTINUOUS

Rashid menaiki motornya, Anton sedari tadi menunggu Rashid di parkiran, menghampirinya.

ANTON

Kacau Cid...kacau banget gua... usaha kedai kopi kami udah diambil alih sama Bang Togar dan itu belum cukup buat ngelunasin utang gua sama dia...kalau gua gak bisa bayar, gua bakal dibunuh sama Bang Togar, udah pasti tu...gua gak tau lagi harus gimana...gua gak tau lagi mau minta tolong sama siapa...

(jeda)

...Kalau lo bantu gua nyelesain masalah ini, gua janji...gua bakal...

(suaranya berat)

bakal pergi dari kehidupan Wulan sama Mentari...selamanya...

Dari kaca spion motornya, Rashid memandang dalam-dalam wajah Anton. Rashid mengengkol motornya, berlalu dari Anton.

ANTON

(sedikit berteriak)

sama bunganya...900 juta Cid!

CUT TO:

EXT. JALANAN RUMAH RASHID - DAY

Rashid memarkir motornya.

RANI (O.C.)

Om Ocid...

Rashid melihat ke arah suara, tampak Rani sedang berdiri di sebuah sudut, ia tampak ketakutan. Rani meminta untuk menghampirinya dengan isyarat tangan.

Tak jauh dari tempat mereka, ada sebuah pangkalan ojek tengah berkumpul, seseorang memperlihatkan layar hpnya pada teman-temannya, layar yang memberitakan Rani di telah diculik, disitu juga terpampang foto Rani beserta nomor telepon polisi.

RANI

Bantu Rani om! Rani lagi dicari sama pak polisi.

Jeda.

CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - MALAM

Rashid memotong kuku Rani...

RASHID

Kok Rani bisa dikejar sama polisi?

RANI

Kan rani tulis surat, pura-pura kalau rani diculik, waktu rumah diperiksa sama pak polisi, pak polisi curiga kalau Rani yang tulis surat itu

RASHID

Siapa yang tulis surat itu?

RANI

Rani sendiri om...

Rashid menatap Rani

RASHID

Terus?

RANI

Terus gimana? Rani pasti di tangkap pak polisi gara-gara Rani iseng buat penculikan palsu, pasti Rani bakal dipenjara...

Rashid berpikir. Rani menunggu reaksi Rashid.

RASHID

Ada caranya biar Rani gak ditangkap sama pak polisi, gak dipenjara...

RANI

(penasaran)

Gimana caranya om?

RASHID

Om telepon pak polisi, terus bilang sama pak polisi, kalau om yang culik Rani, gimana?

Jeda.

RANI

Iya, pasti pak polisi bakal percaya, soalnya om udah keliatan banget kayak penjahat...

Rashid kesal lalu mencubit kaki Rani...

RANI

(manja)

Auuu....

JUMP CUT TO:

INT. RUMAH RASHID - NIGHT

Rashid tengah berkemas mengumpulkan keperluannya. Tiba-tiba. Dor!dor!dor, Suara pintu digedor, dari lubang rahasia Rashid mengitip. tampak wajah Inspektur Polisi

BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS

- Rashid menggendong Rani di pundaknya, ia kabur lewat jendela. Polisi mendobrak pintu rumah rashid, Inspektur polisi tak menemukan siapa-siapa. - Salah seorang polisi melihat Rashid menghidupkan motor hendak membawa Rani, polisi itu berteriak hingga mengejar rashid.

-mereka melewati jalan kecil yang tengah diadakan pasar kaget. Pengunjung pasar kaget tampak panik, berhamburan kesegala arah ketika motor Rashid melintas, pajangan baju berhamburan, manekin-manekin berserakan, sebuah gerobak siomay tersungkur karena terkena motor Rashid, Rani tertawa melihat semua itu, pasukan polisi di belakan kesusahan mengejar mereka.

- di jalanan kota, Rashid mengedarai motor dengan kecepatan tinggi karena gerombolan polisi mengejarnya dengan motor dan mobil, Rani sangat senang, ia tertawa riang ketika Rashid menyalip-nyalip berbagai kendaraan dengan kecepatan tinggi, ia sampai men-dada-dada kerumunan pengamin cilik, para pengamen cilik membalasnya dengan riang.

- Rashid melihat di ujung jalan, lampu lalu lintas menyala kuning. Rashid menambah laju motornya. ia berhasil melewati jalan itu sebelum lampu merah. Rani melihat ke belakang, lampu telah merah, mobil dan motor menutup jalan pengejaran polisi. para polisi memaki-maki di lampu merah, mereka tidak bisa menerobos karena telah terjadi kemacetan yang sangat parah. Rani memeluk rashid kuat-kuat

END MONTAGE.

EXT. ROOFTOP APARTEMEN TELANTAR - NIGHT

Rashid memegang sebuah ponsel, Rani duduk disampingnya. Rani mengambil buku di tasnya, lalu menyebut nomor ayahnya.

RANI

Dimas Martabirawa...

Rashid mengangguk. TUUTT!!! Telpon diangkat.

RASHID

Dimas Martabirawa?

DIMAS (O.S.)

Iyaaa..

RASHID

Putrimu, Maharani Martabirawa. bersamaku, dengar baik...

Rani menarik ponsel dari tangan Rashid

RANI

PAPA TOLONG PAPA! TANGANKU DIIKET, SAKIT...

Jeda. Rashid kembali berbicara dengan dimas melalui ponsel.

RASHID

Kau dengar suaranya bukan? Sekarang dengar baik-baik, kalau kau tak mau...

RANI

(memotong dialog Rashid)

kupatahkan kakinya

RASHID

(mengulang ucapan Rani)

kupatah kakinya...

RANI

(mendikte Rashid)

kupotong tangannya

RASHID

(mengulang ucapan Rani)

kupotong tangannya...

RANI

Kucongkel matanya...

RASHID

Kucong....

Jeda.

DIMAS (O.S.)

Pak tolong jangan sakiti Rani...

RASHID

Kalau ingin Rani kembali dengan utuh, jangan libatkan polisi...

RANI

Minta 1 milyar..

RASHID

Siapkan uang sembilan ratus juta...waktu dan tempat...

RANI

(menginterusi Rashid)

Ngomongnya yang marah, YANG TEGAS!!!

BEAT.

RASHID

Waktu dan tempat nanti ku kabarkan...tut.(rashid mematikan Telpon)

Rashid dan Rani bertatapan.

RANI

Om gak pernah culik orang ya? Keliatan banget kaya amatiran...

(melihat Rashid dari atas sampai bawah)

Tampang aja yang sangar, jiwanya jablay...

Beat.

RASHID

Darimana Rani belajar istilah-istilah kek gitu?

RANI

Rani denger dari omongan temen-temennya mama kalau lagi arisan, ngomongin anaknya, ngomonging gimana olahraga sama suaminya, apa-apa aja yang mereka kasih buat berondong mereka...

(jeda)

oh ya om, brondong apa sih?

Rashid mengosok-gosok kepalanya, lalu kembali menelpon seseorang.

INTERCUT TO:

INT. KEDAI KOPI MENTARI - SAME TIME

Anton yang sedang menghidangkan kopi pada pelanggan, wajahnya tampak lebam habis dipukuli, ia mendengar hpnya berbunyi, segera ia angkat.

ANTON

Halo..

RASHID (O.S.)

Lagi gua siapin uangnya...jangan lupa lo jemput Mentari dari pesantren, dua hari lagi, gue kesana...

Anton termenung.

CUT BACK TO:

EXT. ROOFTOP APARTEMEN - CONTINUOUS

Rashid mematikan Hpnya, Rani melihat sekeliling, dari kejauhan ia melihat bianglala raksasa bercahaya indah, ia tertawa riang.

RANI

(menunjuk ke arah pasar malam)

Om, Rani pengen kesana...

Rashid tersenyum.

CUT TO:

EXT. PASAR MALAM - NIGHT

Rashid dan Rani memasuki pasar malam, Rani langsung berlari karena kegirangan. Rashid membeli dua helai kemeja berwarna pink, couple, beserta duah buah kacamata, kacamata reben hitam dipakai Rashid, dan kacamata pink berbentuk hati dipakai Rani.

Mereka berjalan dipasar malam menggunakan kemeja pink couple beserta kacamata masing-masing. adegan didramatisir, mereka berjalan dengah gagah dan bergaya. Pengunjung pasar malam memperhatikan mereka dengan kagum.

BEGIN MONTAGE

- Hiburan pertama yang mereka liat adalah tong setan, Rani takjub melihat para pengedara sepeda berputar-putar cepat dalam tong, mereka naik untuk mengambil uang dari penonton, Rani mengambil uang dan melakukan hal serupa agar uangnya di ambil pembalap tong setan, tapi karena ia pendek, para pembalap tak ada yang mengambil uangnya, Rashid lalu menggendongnya, dengan cepat pembalap mengambil uang Rani, Rani kegirangan, ia mengambil lagi uang dalam tas nya, ia ingin merasakan sensasi yang sama.

- sebelum naik komedi putar, Rani membeli miniatur kincir yang terbuat dari kertas, mereka naik komedi putar, kincir itu di mainkan Rani dalam ayunan komedi putar.

-kemudian mereka naik Bianglala raksasa, Rashid enggan, namun dipaksa Rani, Rashid terpaksa ikut agar Rani tak mengejeknya, ternyata Rashid memiliki fobia ketinggian, ia berteriak, semakin tinggi bialala melambung, semakin keras ia berteriak, rani kegirangan melihat ketakutan Rashid.

-lalu mereka masuk rumah hantu, Rashid berteriak histeris setiap saat hantu muncul

-Rani mengajak Rashid naik perahu Kora-Kora. Rashid menolak,

RANI

Tampang aja yang sangar Om, jiwanya gemulai (Rani melembek-melembekkan tubuhnya)

Rashid tersinggung, tanpa pikir ppanjang ia langsung naik perahu kora-kora. Ayunan perahu sangat gila, Rashid tak henti-hentinya berteriak sampai habis suaranya. Kemudian ia muntah. Rani tergelak melihat Rashid.

END MONTAGE

CUT TO:

INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT

BANG TOGAR

(berbicara dengan Hp)

Aman itu pak, itu orang kasih jablay saja sudah diam, bapak tak perlu repot-repot, biar aku urus....

Dimas datang, Bang Togar menyuruhnya menunggu sebentar

BANG TOGAR

Besok tak heboh lagi berita itu...Pokoknya bapak terima beres saja ya, malam pak..

(menutup telpon)

eh Dimas, lama tak jumpa, gimana kabar? Anak istri aman kan?

DIMAS

Putriku di culik bang...

BANG TOGAR

Kapan?

DIMAS

Udah dua hari bang, penculiknya minta tebusan 900 juta dan tak boleh beruusan sama polisi...

BANG TOGAR

Bah, mau beli kapal persiar ya dia..

(tertawa)

..aman itu dimas, tak perlulah masalah ini kita libatkan pada polisi, bisa panjang urusannya....bapak kau dulu bantu aku, jadi pasti kubantu kau sekarang, free alias gratis, Bang Togar tahu pengertian dari balas budi...hehehe....jadi, tau kau siapa yang culik putrimu?

Dimas memberi hpnya, menunjukan gambar Rashid, Bang Togar terkejut.

DIMAS

Tolong cepat bang, terakhir kudengar putriku sedang di siksa sama dia....

Pandangan Bang Togar tak lepas memandangi layar hp yang menampilkan foto Rashid

CUT BACK TO:

INT. PASAR MALAM. PHOTOBOOT - NIGHT

Rashid dan Rani diatas miniatur perahu, sedang berfoto ria, gaya foto rani yang sangat alay membuat rashid terheran-heran. hp Rashid berdering, ia menyingkir dari layar, rani tetap sibuk berpose yang makin lama makin binal. dilayar hp tertulis nama BANG TOGAR.

BANG TOGAR (O.S.)

(marah-marah)

Sudah berani api ya kau cid?

RASHID

Eh bang togar, santai aja ngomongnya bang, umur kek abang udah dekat sama tanah, janganlah marah-marah, makin cepat malaikat maut datang...

INTERCUT TO :

INT. MARKAS BANG TOGAR - SAME

BANG TOGAR

DRAK!!! (memukul meja) tak usah kau jualan agama sama aku ya shid, cepat kau bawa balik si Rani, kalau gak...

INTERCUT TO :

INT. PASAR MALAM. PHOTOBOOT - SAME

RASHID

Apa Bang? Mau gertak apa Abang? Mau nakut-nakutin aku? cuma banci Taman Lawang yang takut sama gertakan abang, kalau sama aku, pakeklah cara lain, kreatif sikit lah bang, katanya penjahat kelas kakap...

INTERCUT TO :

INT. MARKAS BANG TOGAR - SAME

BANG TOGAR

(geram)

aku serius Cid, kalau si Rani belum kau bawa balik dalam hitungan satu jam ke depan, hidup kau..TUT!(telpon dimatikan rashid)...halo..halo..Cid..

(ia membanting hpnya)

PUKIMAK KAU RASHID!!!(nafasnya terhela-hela menahan marah)dua puluh tahun aku jadi penjahat, tak ada yang berani matikan aku, awas kau...

Anak buahnya dan Dimas sama-sama ketakutan melihat Bang Togar

DIMAS

Jadi, bagaimana Bang?

BANG TOGAR

(menahan marah, mencoba tenang)

kau pulang saja, tunggu kutelpon, aman itu urusan kau.

CUT TO:

INT. PASAR MALAM. PHOTOBOOT - COUNTINOUS

Rashid terpaku menatap hpnya, ia tau bahwa semuanya tak lagi mudah. Rani menarik kemejanya.

RANI

Yok om, rani udah siap.

Rashid menuju bagian pembayaran.

RASHID

Berapa, mbak?

PELAYAN PASAR MALAM

Seratus lima puluh ribu rupiah mas...

Rashid memberi uang tersebut kepadanya, pelayan itu memberikannya resi pembayaran beserta foto yang banyak. Rashid tercengang melihat pose rani dalam foto itu yang tidak sesuia dengan usianya, pose film titanic, pose-pose selebgram haus follower, pose model majalah dewasa, pose sosilitas plus pose jablay yang sangat ingin di belai. Mata rashid terbelalak, ia memperhatikan Rani yang sedang mengisap lolypop, sikap tak acuh.

RANI

Ayo lah om, Rani udah bosan disini.

EXT. PASAR MALAM - CONTINUOUS

Rashid menggendong Rani di pundaknya, mereka berkeliaran menikmati pasar malam, melihat semua hal, sampai mereka melihat gerobak dangdut.

RANI

Kesana om! Rani pengen lihat.

Rashid mau putar arah, namun Rani yang berpegangan di kepala Rashid menarik rambutnya, untuk menuju ke arah gerobak dangdut. Seorang biduan memegang mic sambil bergoyang aduhai, menyanyikan lagu “Hamil Duluan” ia dikerumuni banyak orang

BIDUAN #2

Awalnya akuuu, cium-ciuman, akhirnya aku peluk-pelukan...

Rani meminta Rashid menurunkannya dari gendongan, Rashid ia pergi dari gerobak dangdut itu, tapi Rani bersikeras ingin turun, sampai kembali ia menarik kuat-kuat rambut Rashid. Rashid mengalah, menurunkan Rani dari gendongannya.

RASHID

Cuma lihat yaa, gak boleh joget

Rani langsung berlari menerobos kerumunan, untuk berada di samping biduan. Sang biduan berjoget dikerumuni para lelaki yang ingin menyawernya..

BIDUAN #2

Kuhamil duluan, sudah tiga bulan, gara-gara pancaran tidurnya berduaan...kuhamil duluan, sudah tiga bulan gara-gara pacaran tidurnya berduaan...ooo...aku hamil duluan...oo... Sudah tiga bulan...

Rani merogoh sakunya, lalu memberikan sejumlah uang pada biduan.

BIDUAN #2

Makasyih adek cantik...siapa namanya?

Biduan menyodorkan mic pada Rani

RANI

Rani kaka...kak? eee...Rani pengen nyanyi.. boleh?

Biduan itu tersenyum, menyerahkan mic pada Rani.

BIDUAN #2

Tarik bang iwan...yaaah(mendesah)...Ram..bu...taaan..

Musik dangdut dimulai, Rani memegang mic, tak sedikipun ia grogi. Ia menyanyikan lagu “Belah Duren”

RANI

Belah duren dimalam hari, paling enaaak sama kekasih, (memperagakan kesexian) dibelah bang, dibelah... enak bang, silahkan dibelaaah...

Penonton riuh melihat aksi Rani. Rashid melihat Rani bergoyang-goyang, dikerumuni para pria, jumlahnya lebih banyak dari pada saat biduan bernyanyi. Seorang bapak-bapak mendekati Rani sambil menyelipkan uang di dada rani, uang lima puluh ribuan...

RANI

Makayih om ganteng.. muah..

Rani melayangkan ciuman pakai tangan pada penonton. seorang ibu paruh baya disamping Rashid, meneror rashid dengan sebuah pandangan yang membuat grogi. Rashid tak tahu harus bagaimana.

IBU PARUH BAYA

Anaknya situ?

Rashid diam saja, malu

IBU PARUH BAYA

Mbok diajarin anaknya yang bagus-bagus toh, masa umur segitu udah jadi jablay, gedenya muau jadi apa? Pelakor???

RASHID

Mboten bude, nanti saya bilang.

IBU PARUH BAYA

Bilang?...BILANG??? mbok diajarin anak kegatelan kayak itu yo harus keras, gak bisa menye-menye, biar gak makin binal dianya...

Ibu itu berlalu meninggalkan Rashid sambil terus ngedumel tidak jelas.

Rashid mengalihkan pandangannya kembali pada Rani, ia melihat Rani bergoyang dengan penuh semangat sambil dikerumuni para lekaki yang ingin menyawernya

RANI

semua orang, pasti suka belah...

Rani menyodorkan micnya serupa rockstar pada penonton.

PENONTON

DUREN.....

RANI

Apalagi malam pengantin, sampai pagi pun yowen ben...yang satu ini sakitnya luar biasa, bisa bikin enggak tahan, sampai-sampai ketagihan...kalau abang suka...

Rani menyodorkan mic nya lagi pada penonton

PENONTON

TINGGAL BELAH SAJA...

RANI

Asyeekk!! Kalau abang mau, tinggal bilang saja...

(musik berhenti)

lagu tadi saya persembahakan buat Ocid... Disana..

Rani menunjuk ke arah Rashid semua penonton melihatnya.

RANI

Hidup itu jangan serius-serius banget ya Ociiid, di goyangin aja

(bergoyang)

biar riang...

Seluruh penonton tertawa meledek Rashid, Kamera menyorot CLOSE UP wajah bapak-bapak yang menyawer Rani, ia tertawa sangat keras

MATCH CUT TO:

EXT. PERKEBUNAN. TERAS RUMAH - MORNING

Kamera menyorot CLOSE UP wajah bapak yang menyawer Rani. Wajahnya lesu, bibirnya monyong habis dipukuli, tampak lebam membiru mata kirinya.

RASHID (O.C.)

Ehem..

Tampak para pemain gerobak dangdut, beserta bapak yang menyawer Rani berbaris rapi. bentuk wajah mereka hampir sama seperti bapak yang menyawer Rani, lembam-lembam di wajah.

RASHID

Gara-gara kalian, saya jadi diledekin satu pasar malam...

Mereka semua merunduk takut. Kemudian tampak sang biduan, dalam barisan yang sama, masih dengan baju yang sama dipakainya semalam, tanpa luka apapun.

RASHID

Untung mbaknya perempuan, kalau enggak, kalau gak ya mukanya sudah seperti mereka-mereka ini...

(membelakangi biduan sambil berjalan pelan)

Karena kalian sudah kurang ajar sama saya, diledekin satu pasar malam, jadi saya harus kasih kalian pelajaran....

para pemain gerobak dangdut beserta bapak lebam tadi melihat biduan dengan kesal karena ia tak kena hajar, sang biduan berjoget kesenangan, lalu mereka kembali terpaku saat rashid berbalik menghadap mereka.

RASHID

Jadi untuk membalas perbuatan kalian karena telah mempermalukan saya, kalian harus....

Rani keluar dari dalam rumah, baru bangun tidur, menguap sambil mensenamkan badannya, mengucek matanya, lalu memperhatikan jejeran orang berbaris, mereka bersama Rashid juga memandang Rani. Rani memegang perutnya.

RANI

Rani laper...

Rashid mengisyaratkan mereka untuk menuruti kemauan Rani, mereka langsung bergegas.

CUT TO:

EXT. PERKEBUNAN - CONTINUOUS

Rani sedang bermain kejar-kejaran dengan beberapa orang serta biduan di halaman, sedang beberapa orang lagi memasak, Rashid bersantai didekat orang yang sedang masak.

LAKI-LAKI #1

Enak ya punya anak kayak si Rani ya bang...udah Cantik, aktif, pembawanya riang. ia ketawa mulu, bahagia banget. Itu gedenya pasti jadi orang besar...

Rashid tersenyum.

LAKI-LAKI #2

Ia Bang, saya pengen nanti kalau punya anak kaya Rani, bahagia banget pasti saya. Capek-capek kerja terus pulang liat dia ketawa, pasti capek saya langsung hilang.

Semua orang setuju. Rashid termenung, Ia teringat mentari, ia mengeluarkan GELANG MENTARI dari sakunya, menggengam gelang itu.

CUT TO:

EXT. PERKEBUNAN. TERAS RUMAH. - CONTINUOUS

Makanan terhidang, para pemain gerobak dangdut, biduan, bapak yang menyawer Rani beserta Rashid dan Rani duduk melingkari hidangan tersebut, Rashid mengambil piring, tangannya ditepuk oleh Rani.

RANI

Hush!! Doa dulu..

Semua langsung mengangkat tangan dan terdiam, lalu mereka memandang Rashid, mengisyaratkan untuknya, agar ia yang memimpin doa. Tampak wajahnya enggan, tapi ia tak mau Rani mengaggapnya tak mampu, segera ia angkat tangan, membaca doa

RASHID

Allahumma lakasumtu, wabika amantu...

Semuanya tertawa

RANI

Itu doa buka puasa Ocid...

Rashid menatap kepada mereka dengan tajam, tawa mereka langsung berhenti, menunduk.

RANI

Biar rani saja yang pimpin doa..Allahumma bariklana fima razakkana wakina ‘azabannar...amin

Semua mengaminkan panduan Rani

RANI

SELAMAT MAKAN...

Semuanya berkerumun mengambil piring, makan, mereka berbicara santai sebari makan.

CUT TO:

EXT. PINTU PAGAR PERKEBUNAN - AFTERNOON

Rashid dan Rani, memakai tas masing-masing, mereka berdiri di samping motor, semua orang menyalami rashid dengan ketakutan, tapi ekpresi mereka bahagia sewaktu bersalaman Rani. Mereka berdua naik motor, Rashid menyalakan motornya, mengisyarakat selamat tinggal dengan tangan, dibalas semua orang itu dengan senyuman, Rashid pun ikut senyum. mereka berlalu. Belum jauh motor berjalan, Rani memandang balik ke arah mereka, melambaikan tangan dengan ekpresi sedih, mereka membalas lambaian tangan Rani, sampai mereka tumpah ke jalan.

CUT TO:

INT. KEDAI KOPI MENTARI - SAME TIME

Anton dikeroyoki oleh anak buah Bang Togar, Wulan menangis melihat Anton meringgis kesakitan

CUT TO:

EXT. JALAN RAYA. DIATAS MOTOR - CONTINUOUS

Motor terus melaju di jalan raya. Rani memeluk Rashid dengan ekpresi sedih. Rashid melihat wajah sedih Rani darikaca spion motor.

RASHID

Muka Rani jelek loo kalau lagi sedih...

RANI

Biarin...

Rani melihat luas ke sampingnya

RANI

Mereka asyik-asyik ya om, seneng banget Rani bisa main sama mereka...

Rani merenung memandangi pemandangan panorama yang dihiasi langit sore, Rashid fokus mengedarai motor

RANI

Apa semua perpisahan berat kaya gini semua, om?

RASHID

(tersenyum)

iya Rani...apalagi sama orang yang kita sayangi...

RANI

Maksudnya om?

RASHID

Rani sedih kan pisah sama mereka padahal baru ketemu sebentar? Bayangin Rani pisah sama orang yang Rani sayang banget sama Orang itu...

RANI

Kaya om pisah sama Mentari ya om?

Rashid terdiam sejenak

RASHID

Iaaa..

RANI

Kok bisa sih om?

RASHID

Waktu dia masih bayi, mungil banget, belum bisa jalan, om masuk penjara, sampe 8 tahun...

RANI

Berarti om memang bener-bener penjahat ya?

Jeda.

RASHID

Dulu, tapi om tobat abis ketemu mamanya Mentari...

RANI

Oooo..terus mamanya mentari kemana? Kok Rani gak pernah liat?

RASHID

Udah ninggalin om sejak om masuk penjara...gapapa sih, om paham mengapa mamanya Mentari ninggalin om, tapi ya om kangen terus sama Mentari...

RANI

Berat banget jadi orang dewasa ya om? banyak banget masalahnya, masuk penjara, ditinggal mamanya Mentari, pisah sama Mentari...

RASHID

(menghela nafas)

Ya gitulah Rani...kita gak bisa pilih gimana hidup kita, yang bisa kita lakuin.. ya menjalani hidup sama orang yang kita sayang...

Rashid merenung kemudian tersenyum. Rani berpikir, mencerna kata-kata Rashid

RASHID

Kok bisa ya om curhat sama kamu? Padahal Rani masih kecil...

RANI

(kesal)

yaelah om, Rani ngerti kok om ngomongin apa, Rani paling pinter lo dikelas...maksudnya om kita harus banyak jalan-jalan sama orang yang kita sayang kan? Biar tetap hidup

Rashid tertawa kecil

RASHID

Memang rani pinter banget...

RANI

Dan cantik..(menunjuk pipinya dengan kedua jarik telunjut) dan imut...

RASHID

(tersenyum)

pegang kuat-kuat rani, kita terbang...

 RANI

(manja)

kyaa...

Rashid menambah kecepatan motornya, Rani makin erat memeluknya sambil memejamkan mata. Sore itu matahari sangat hangat.

EXT. PESANTREN. GERBANG MASUK - NIGHT

Rashid tiba di pesantren mentari, Rani tertidur kelelahan. Rashid memarkir motor lalu menggedong Rani yang terlelap. Suara bacaan-bacaan arab mengalu-ngalu. Tampak ramai santri berkeliaran, mulai dari SD sampai SMA. Rashid melihat suatu posko, tampak seorang laki-laki berpeci memegang mic, berbicara dalam bahasa arab dan inggris, memanggil santri-santri untuk datang ke posko pesantren karena ada yang ingin bertemu. Rashid menuju ke pos tersebut, ia berniat menemui mentari.

RASHID

Dek, bisa tolong panggilin anak saya?

SANTRI BERPECI

Thullab apa Thalibat (bahasa arab), pak?

RASHID

(mengernyitkan dahi)

maksudnya?

SANTRI BERPECI

Ooo maaf pak, maksudnya, santriwan apa santriwati ya pak?

RASHID

Santriwati...

SANTRI BERPECI

Kalau santriwati, sebentar ya pak..

Rashid mengangguk, santri berpeci itu pergi dari hadapannya. Rani di pangkuannya masih tertidur, Rashid membenarkan ramnut rani lalu menepuk-nepuk pelan pundak Rani, agar ia terus terlelap. Lalu, tak jauh dari Rashid, ia melihat seorang bocah perempuan, berjilbab, seumuran dengan Rani berjumpa dengan ayahnya, bocah itu menyalami ayahnya, ayahnya membals dengan memeluk bocah itu. Rashid melihat bocah itu senang sekali berjumpa dengan orang ayahnya. Rashid tersenyum. Rashid memperhatikan tampilan ayah bocah tersebut, putih bersih, berpeci, air mukanya teduh, seluruh tampilan dari ayah bocah tersebut menegaskan kalau ia adalah lelaki baik baik. Rashid langsung mengingat percakapannya dengan Wulan yang mengatakan bahwa ia seorang penjahat. Wajah Rashid tampak tertekan teringat hal itu.

SANTRIWATI BERJILBAB (O.C.)

Cari siapa, pak?

suara santriwati berjilbab menyadarkan Rashid menyadarkannya dari lamunan.

RASHID

Gak jadi...

Rashid langsung pergi sambil menggedong Rani yang masih tertidur. Santriwati berjilbab memandangnya dengan heran. Rashid menghidupkan motornya, langsung pergi.

SANTRIWATI BERJILBAB

Wong ghendeng!

CUT TO:

EXT. JALAN RAYA. DIATAS MOTOR - NIGHT

Rashid mengedarai motor, Rani masih tertidur di pangkuannya, tampak Rashid menagis, tak henti air mata dipipinya, ia mengusap sendiri air mata dipipinya.

FADE TO BLACK.

INT. PUNCAK BOGOR. WARUNG DISAMPING JALAN - DAWN

MUAZZIN (O.C.)

Allahu Akbar...Allahu Akbar (adzan)

Rani terbangun dari tidurnya, melihat Rashid yang sedang merokok sambil ngopi.

RASHID

Eh si cantik udah bangun, laper?

RANI

Udah subuh ya om?

Rashid meminum kopi lalu mengangguk.

RANI

Mesjid jauh gak?

RASHID

Tuh !(menujuk keluar)...kenapa? Sesak pipis ya?

RANI

(kesal)

sholat om, masak ke Mesjid cuma cuma numpang pipis, nanti Allah marah...

Terkejut Rashid mendengar ucapan Rani.

RANI

Ayok om ke mesjid!

RASHID

(gemetar)

Serius nih? Ke mesjid? Sholat?

Rani memandang rashid dengan raut muka aneh.

RANI

Iaa om...jangan bilang om lagi libur sholat, guru rani bilang cuma perempuan yang udah gede yang sholat ada liburnya, sedangkan laki-laki gak ada libur...

(menatap aneh)

Jangan bilang om perempuan ya?

Rashid kalut.

RANI

Ayok lah om, nanti gak dapet jamaah

RASHID

Iaaa

CUT TO:

INT. MASJID AT-TAAWUN PUNCAK BOGOR. TEMPAT WUDHU - DAWN

Rashid kebingungan di depan westafel, air terus meluncur dari keran, ia hanya memandanginya saja.

Seorang lelaki memakai peci dan kemeja koko lengan pendek. berdiri di samping Rashid, Rashid melihat muka dan tangannya bertato mengambil wudhu, lelaki itu kemudian melihat rashid yang kebingungan?

LELAKI BERTATO

Kok bengong kang?

RASHID

(kaget)

eh..

LELAKI BERTATO

Situ muallaf ya?

RASHID

Enggak kok kang, saya mau tobat, cuma udah lama gak sholat, hehehe...

 LELAKI BERTATO

(tersenyum)

...sini saya ajarin, ikutin gerakan saya ya kang.

Rashid mengikuti gerakan mengambil wudhu lelaki bertato tersebut.

INT. MASJID AT-TAAWUN PUNCAK BOGOR. RUANGAN SHOLAT - CONTINUOUS.

Lelaki bertato memakaikan sarung pada rashid, kemudian mereka sholat. Rashid hanya diam saja sambil matanya melihat jamaah lain. Ia ikut saja gerakan sholat tanpa tau apapun sampai sholat usai.

EXT. MASJID AT-TAAWUN PUNCAK BOGOR. TERAS MESJID - CONTINUOUS

Rashid masih menggunakan sarung duduk termenung menatap langit subuh, lelaki bertato tadi mengampirinya.

RASHID

Eh kang, duduk...

Lelaki bertato itu duduk disampingnya.

LELAKI BERTATO

Gak pernah sholat ya sebelumnya?

RASHID

Ia kang, seumur hidup, udah segede gajah gini, belum pernah sholat.

LELAKI BERTATO

Emang gak ada yang ajarin ya kang?

Rashid menggeleng.

LELAKI BERTATO

Ya mending kang, situ gak bego kaya saya, tato-tato semua, udah tobat gini nyesel pengen hapus, tapi gak kuat saya.

Keduanya tertawa, Rani tampak menghampiri mereka.

LELAKI BERTATO

Eh neng geulis siapa namanya?

RANI

Rani om..

RASHID

(menyela)

Ponakan saya...

LELAKI BERTATO

Oh, saya kira anaknya akang..

(melihat Rani)

..diajarin om nya shalat ya neng geulis...

RANI

Aman om...kalau nakal pasti rani jewer.

Rani menjewer telinga Rashid, lelaki bertato tertawa.

RANI

Om ocid, mau sunrise ni, ke kebun teh yuk??

Rashid mengangguk kemudian mereka berpamitan dengan lelaki bertato. Keduanya bersalaman.

RASHID

kami pamit ya kang?

LELAKI BERTATO

Sarungnya kang, jangan dibawa pulang...

RASHID

Eh iya, sampai lupa.. makasih ya kang

CUT TO:

EXT. PUNCAK BOGOR. KEBUN TEH - MORNING

Rashid dan rani duduk di atas kursi kayu, memandang matahari terbit. Wajah mereka di terpa matahari, lalu mereka berdua tersenyum. Rashid memakai kacamata reben hitam, diikuti Rani yang memakai kacamata pink berbentuk hati. Mereka lalu bermain, kejar-kejaran, sembunyi-sembunyian di kebun teh. Rashid melihat hpnya kehabisan baterai.

CUT TO:

INT. TOKO PONSEL - DAY

Rashid dan Rani, dengan tetap memakai kacamata masing-masing masuk ke toko.

PELAYAN TOKO PONSEL

Cari apa mas?

RASHID

Charger...

(menunjukkan hp)

...buat hp ini... sekalian isi pulsa ya mas.

Seorang laki-laki masuk ke toko, ia tampak misterius, menggunakan kacamata hitam berserta masker, ia meminta penjaga toko untuk melihat hp terbaru, pelayan menjelaskan spesifikasi itu padanya.

RANI

Emang om gak bawa charger?

RASHID

Ketinggalan di rumah, mau masukin tas keburu polisi dateng...

RANI

Seru juga ya om di kejar ama polisi...hehehe

RASHID

Iaaaa...asal jangan ketangkap aja...entar Rani nangis pas masuk penjara...

RANI

Enak aja, om tuh, masuk rumah setan aja teriak-teriak, padahal setannya bohoongan...

Pelayan meninggalkan pria misterius dengan hp baru, pria itu langsung berlari, ingin mencuri hp tersebut.

RASHID

Ya gak gitu juga dong, mestinya...

DRUAK! Suara hp yang dicuri pria misterius tadi terjatuh karena hp tersebut dipasangi tali, semua orang di toko memandang pria misterius yang tercengan memandangi hp di lantai, Rashid dan pria misterius itu saling pandang (jeda) pria misterius itu langsung berlari sebelum ditangkap.

PELAYAN TOKO PONSEL

Ini mas hpnya udah terisi baterai, ama pulsanya udah saya isi.

RASHID

Makasih ya mbak.

Rashid dan Rani keluar dari toko, hp yang tak jadi dicuri tadi tergeletak di lantai, seorang pelayan mengambil hp itu.

RASHID

Udah maling...bego lagi...

CUT TO:

INT. MARKAS BANG TOGAR - SAME TIME

LAYAR KOMPUTER

Bip...bip...

Layar komputer berkedip, berhasil melacak keberadaan rashid melalui hpnya. Operator komputer beranjak dari komputernya dan membangunkan Bang Togar yang sedang tidur sambil mendengkur...

OPERATOR

Bang...Bang, bangun...

BANG TOGAR

(marah)

APA???

OPERATOR

Udah ketemu bang, hpnya baru aja aktif...

BANG TOGAR

(beranjak ke komputer)

dimana?

OPERATOR

(menunjuk layar komputer)

di sini...

Bang Togar tersenyum licik memandang layar komputer.

EXT. JALANAN KOTA - DAY

Rashid dan Rani berteduh dari teriknya matahari sambil menatap layar hp masing-masing. Rani mendengar suara abang-abang tukang es memanggil-mangil di seberang jalan, Rani langsung menuju ke arah gerobak es tanpa melihat-melihat. sebuah mobil meng-klekson keras, mau menabrak Rani, Rani berteriak, Rashid langsung menyelamatkan Rani. Saat menyelamatkan Rani dari tabrakan mobil, Hp Rani terlepas dari tangannya, jatuh ke jalan, sebuah mobil yang lain melindas hp itu, hp Rani hancur.

RASHID

(marah)

Rani! Hati-hati dong, untung om liat, kalau gak?

Rani tak peduli pada Rashid, ia memungut hpnya yang hancur, ia menangis

RASHID

(marah)

kalau nyebrang tu liat kanan-kiri, ini jalan raya, bukan taman, banyak mobil, bahaya!!!

Rani menangis menatap hpnya yg hancur.

RANI

Hp rani rusak om, banyak poto bagus, belum rani simpen

Tangis Rani makin deras

RASHID

Salah Rani sendiri, nyebrang gak liat-liat...

RANI

Om Ocid jahat...

Rani melempar hpnya yang hancur ke jalan, berlari meninggalkan Rashid sambil menagis. Rashid memanggilnya sambil berteriak.

RASHID

(berteriak)

Rani...RA!

Rani terus berlari menjauh dari Rashid sambil menangis. Rashid memungut Hp Rani di jalan. lalu ia melihat Rani, tapi Rani mengilang, Rashid panik, melihat ke segala arah, sampai ia melihat seseorang membekap mulut Rani sambil membawanya, terlihat beberapa orang bersamanya, mereka masuk ke sebuah gang sempit. Rashid langsung mengejar mereka. Rani mencoba melawan tapi mereka lebih kuat.

INT. MALL - CONTINUOUS

Gang penculik Rani masuk ke sebuah Mall sepi, bukan Mall mewah, banyak kios-kios yang tutup. Mereka mencari tempat persembunyian. Rashid memasuki Mall itu.

RASHID

Rani...Rani...Rani...

Ia mencari ke semua tempat, namun tak tetap tak melihat Rani maupun para penculiknya. Para penculik itu bersembunyi di jajaran kios yang paling sepi. Rashid sampai ke tempat itu. Ia memanggil-manggil Rani. Rani menangis di bekap seorang lelaki, laki-laki itu lalu memerintahkannya untuk melumpuhkan Rashid. Rashid yang panik mencari Rani tiba-tiba dipukul penculik dengan sebuah balok. Rashid tersungkur ke lantai, ia kesakitan. Ia melihat lima orang di depannya, berbadan sangar dan besar-besar, siap mengeroyok Rashid. Terjadi perkelahian antara Rashid dan lima orang tersebut. Mulanya rashid kalah, namun ia berhasil menumbangkan mereka semua. ia menedang ke pangkal paha lelaki terakhir yang berhasil dikalahkannya.

PENCULIK (O.C.)

Jangan bergerak

Rashid berbalik, ia melihat si penculik memegang pisau, mengunusnya di leher Rani yang ketakutan. Rashid mengangkat kedua tangannya.

PENCULIK

(panik)

diam disitu! jangan bergerak!...kalau gak anak ini mati

Rashid melihat Rani, mengisyarakatkan dengan matanya untuk menggigit tangan si penculik, Rani yang ketakutan langsung menggigit tangan si penculik itu hingga pisau yang ia pegang terlepas, Rashid langsung menghajarnya, si penculik minta ampun tak berdaya, ia terkapar. Rashid mengepalkan tinjunya ingin meninju kepalanya, si penculik melindungi kepalanya, tak jadi meninju, ia melihat ke arah selangkangan si penculik, langsung ia menendang selakangannya. Ia berteriak kesakitan. Rashid langsung mendekati Rani.

RASHID

Rani gak papa?

Rani menggeleng, rashid memegang seluruh tubuhnya, mengecek apa ada yang terluka. Kring! Suara hp berdering dari salah satu penculik yang terkapar, Rashid langsung mengangkat telpon itu.

BANG TOGAR (O.S.)

Ha gimana, tok? Lancar?

RASHID

Aman bang

CUT TO :

INT. MARKAS BANG TOGAR - SAME TIME

Bang Togar yang memegang hp menyadari bahwa suara itu adalah suara Rashid.

BANG TOGAR

Cid! kau bawa anak itu balik...

INTERCUT TO :

INT. MALL. TEMPAT RASHID - CONTINUOUS

RASHID

Ah, gak mau aku bg, malas....

INTERCUT TO :

INT. MARKAS BANG TOGAR - CONTINUOUS

BANG TOGAR

(marah)

Kau jangan cari gara-gara sama aku ya Cid!legat Kau bawa balek anak itu, jangan Sampe aku sendiri yang kesana...

CUT BACK TO :

INT. MALL. TEMPAT RASHID - CONTINUOUS

RASHID

Paten tu bang, sekalian reoni kita, kutunggu ya bang.

Rashid mematikan hpnya. Ia melihat Rani terduduk, gadis kecil itu termenung. Rashid menghampirinya.

RASHID

Maafin om ya Rani...

Rani diam saja

RASHID

Maaf om marah-marah tadi, bentak-bentak Rani...

RANI

(merengut)

Rani gak suka dibentak-bentak...

RASHID

Om tadi khawatir, takut Rani ketabrak, makanya om marah, maaf ya sampe ngebentak-bentak Rani...

Rani diam saja

RASHID

Om kasih hadiah deh...

RANI

(sumringah)

Apa om?

RASHID

(tersenyum)

Yuk ikut...

INT. REPARASI HP - NIGHT

TUKANG REPARASI HP

Ini bang, mesinnya masih bagus kok, cuman layarnya aja yang retak, datanya aman kok.

RANI

(bahagia)

foto Rani masih bisa diliatkan bang?

TUKANG REPARASI HP

Bisa adek manis

RANI

(senang)

Yee...

TUKANG REPARASI HP

Cuma hpnya nginep dulu ya, mau abang benerin dulu, besok adek ambil

RANI

(kecewa)

Yaahhh...

RASHID

Gak papa, yang pentingkan hpnya masih bisa dipake

Rani mengangguk. Rashid mengambil dompetnya, menghadap Tukan reparasi hp

RASHID

Berapa bang?

TUKANG REPARASI HP

Besok aja pas ngambil hpnya bang

RASHID

Sip

Rashid mengacungkan jempol, di balas tukang reparasi hp. Rashid dan Rani meninggalkan tempat itu.

CUT TO:

EXT. TROTOAR JALAN - NIGHT

Rashid dan rani berjalan berdampingan. Rani memakai ranselnya. Ia melihat ke lampu merah. Melihat beberapa bocah menyambangi satu per satu kendaraan sambil mengamen. Rashid memperhatikan Rani yang diam saja

RASHID

Rani masih ngambek ya sama om?

Rani menggeleng.

RASHID

Terus, Rani kok diem aja?

Pandangan Rani masih mengarah kepada pengamen-pengamen cilik di lampu merah.

RANI

Rani kasian om liat mereka

Rashid ikut melihat bocah-bocah pengamen itu

RANI

Mereka seumuran sama Rani, badannya kecil-kecil, kerja sampe malam buat keluarganya, gak sekolah, gak belajar, gak ada waktu buat main, sedih Rani liatnya...Rani gak bisa bayangin kalau Rani jadi mereka.

Rashid termenung memandangi Rani, yang juga termenung melihat bocah-bocah pengamen.

RASHID

Kalau om boleh tau, kalau besar nanti, Rani pengen jadi apa?

RANI

Cita cita Rani, om?

Rashid mengangguk.

RANI

(nyeleneh)

Pengen jadi pejahat, kaya om

(jeda)

Hehehe...

RASHID

(kesal)

Serius Rani...

RANI

Hehehe...

(sedikit serius)

Rani pengen jadi dokter om.

(memandang Rashid)

Tanya dong om kenapa?

RASHID

(tersenyum)

Kenapa?

RANI

Pengen nolong orang om, pengen nyembuhin orang-orang biar bisa main-main lagi sama keluarganya.

Rashid menarik nafas dalam-dalam.

RASHID

Rani masih kesel gak, papa sama mama selalu sibuk? Gak pernah ada waktu buat main sama Rani?

Rani mengangguk.

RASHID

Coba liatin anak-anak yang ngamen di lampu merah, buat makan aja mereka susah, apalagi buat belajar, mereka gak punya duit buat sekolah... Papa sama mamanya Rani gak pernah ada waktu buat Rani karena mereka sibuk, nyari duit buat sekolahin Rani, sampe Rani bisa jadi dokter... mereka sibuk karena mereka sayang kok sama Rani, gak ada orang tua yang gak sayang sama anaknya...

(mengusap kepala Rani)

Nanti, pas balik ke rumah, jangan ngambek-ngambek sama papa mama ya?

Rani mengangguk

RASHID

Janji?

Rashid mengacungkan kelingkingnya pada Rani, Rani menggengam keliingking Rashid.

RANI

Janji...

Gerombolan bocah pengamen lewat di depan mereka, Rani memanggil mereka.

RANI

Temen-temen, Rani pengen dinyanyiin dong sama kalian.

BOCAH PENGAMEN

Pengen lagu apa?

RANI

Lagu kasih ibu, bisa?

BOCAH PENGAMEN

Bisa, yok temen-temen.

Gerombolan bocah pengamen berbaris tak beraturan, memainkan alat musik yang gemercing, seekor bocah memainkan ukulele.

GEROMBOLAN BOCAH PENGAMEN

Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa... Dia memberi tak harap kembali...bagai sang Surya menyinari dunia

Rani ikut menyanyikan lagu itu, ketika lagu usai, ia bertepuk tangan, membuka tasnya, mengambil uang lalu memberi mereka secara merata, gerombolan Bocah pengamen berterima kasih lalu pergi. Rashid tersenyum melihat apa yang dilakukan Rani.

RASHID

Baik banget ya Rani...

RANI

Kata guru Rani, kalau pengen masuk surga, harus banyak sedekah kepada mereka yang kurang mampu.

Rashid tersenyum.

RANI

Oh ya om, katanya ada hadiah buat Rani, mana om?

RASHID

Kalau udah hadiah ingat aja, gak bisa lupa

RANI

(manja)

Siapa suruh buat Rani ngambek?

RASHID

Iaaa deh iaaa, tapi hadiahnya gak disini

RANI

Dimana om?

RASHID

Yuk, ikut om.

Rani tertawa lebar, ia senang akan mendapat hadiah dari Rashid.

CUT TO:

INT. MALL - TEMPAT BERMAIN - NIGHT

Mereka masuk Mall, Rashid menutup mata Rani, sambil menuntunnya.

RANI

(kesal)

Ngapaind sih om pake acara tutup mata segala, kaya orang pacaran aja?

RASHID

Itu mulut cerewet banget kaya ibu-ibu komplek.

RANI

(kesal)

Ih, gak ya, ibu-ibu komplek gendut-gendut, Rani langsing.

RASHID

Kata siapa Rani langsing?

Rashid memegang perut Rani, Rani tambah kesal.

RANI

ih om, jangan cubit-cubit perut Rani...nanti Rani hamil

Jeda.

RASHID

Ni udah sampe, buka mata Rani!

Rani membuka matanya, ia melihat tempat bermain, Rani kesenangan.

Rani langsung berlari ke tempat bermain itu, Rashid membeli banyak koin, lalu memberikannya pada Rani. Mereka bermain semua permainan, bola basket, bilyard, basket, mengambil boneka, masuk photoboat, berfoto-foto konyol, terakhir mereka nyanyi di box karoeke.

CUT TO:

EXT. TAMAN - NIGHT

Rani berbaring diatas tanah, melihat bintang-bintang. Rashid mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sesuatu.

RASHID

Dimas Cakrabirawa?

DIMAS (O.S.)

Pak, saya sudah siapkan uangnya, dimana putri saya? Boleh saya dengar suaranya.

Rashid memadang ke arah langit, gadis kecil itu sedang menunjuk-nunjuk bintang.

RASHID

Bapak minta tolong sama Bang Togar kan?...Jadi mohon maaf kalau gak bisa denger suara putri bapak yang lagi nangis kesakitan...

DIMAS (O.S.)

Kenapa Rani pak?

RASHID

Besok pagi, jangan lupa bawakan uangnya, tempatnya, saya sms.

DIMAS (O.S.)

Tapi pak...

Tut! Rashid mematikan telpon, ia berjalan ke arah Rani, ikut berbaring disisinya. Rani tampak sedih

RASHID

Rani kenapa?... Rindu sama papa mama ya?

RANI

(menggumam)

Eeuu.. Papa sama mama pasti lagi nangis keinget sama rani

Rani tetap melihat ke arah langit, memandang bintang-bintang

RANI

Om gak sedih jauh sama mentari?

RASHID

Sedih lah pasti...

orang tua mana yang gak sedih jauh dari anaknya?

(jeda)

Tenang aja kok...besok, habis kita dapat uangnya, Rani pulang ke rumah, ngumpul lagi sama papa mama. Dan om, ngumpul lagi sama Mentari

RANI

Terus, duitnya mau kita apain om?

RASHID

Buat bayar utangnya...eis

Rashid menyadari kalau Rani takkan mengerti jika ia menjelaskan dengan gamblang. Ia berpikir bagaimana menjelaskan agar Rani mengerti.

RASHID

Gini... Rani sayang banget kan sama Bruno?

RANI

(mengguman)

Eeuu

RASHID

Tapi Bruno kan udah sama bocah kemaren

RANI

Terus?

RASHID

Rani kan punya banyak uang nih, mau gak Rani kasih uang itu buat dia, terus bawa Bruno pulang ke rumah?

Rani berpikir sebentar

RANI

Gak om.

RASHID

(heran)

Kenapa?

RANI

Rani ngeliat sendiri kalau Bruno udah bahagia sama bocah itu...Kalau Bruno bahagia, Rani ikut bahagia...

Jeda. Mendengar kata-kata Rani, Rashid tertegun.

FADE TO BLACK.

INT. MARKAS BANG TOGAR - NIGHT

Tampak Hp Bang Togar berdering, ada panggilan masuk. ia mengangkat telpon itu.

BANG TOGAR

Aman Dimas, jangan panik kau, sellow, besok putrimu kuantar langsung ke depan pintu rumahmu...

DIMAS (O.S.)

Tak perlu lagi Bang, aku ikuti apa maunya si penculik saja, sudah lama aku tak mendengar kabar putriku. Aku tak mau pakai jasa orang lagi, maaf ya bang...

Dimas menutup telpon. Bang Togar murka, ia membanting botol minuman yang tengah di pegangnya.

BANG TOGAR

Kimak...kimak...awas kau ocid ya...

(memanggil anak buahnya)

Man! Kau suruh anak-anak kumpul di basement besok pagi-pagi. Kita pecahkan kepala otak si Rashid itu...

CUT TO:

EXT. JALANAN KOTA - DAY

BEGIN MONTAGE.

- Dimas berdiri di dalam bis kota dengan memopong tas berisi uang. Tangannya tak lepas memegang hp, mendengar intruksi dari Rashid.

- rashid memakai kacamata hitam, sedang menelpon Dimas di antara kerumunan yang berlalu-lalang, ia mengawasi halte bus, di dekat tersebut halte ada sebuah tong sampah.

- mengikuti arahan Rashid, Dimas turun dari bis di halte yang ditentukan Rashid. Dimas menunggu di situ, menunggu arahan Rashid. Tampak bis lain berhenti di halte. Rashid menyuruh Dimas memasukan tas uang itu ke dalam tong sampah, lalu ikut menaiki bis itu. Dimas mengikuti arahan Rashid. Memasukan tas uang ke dalam tong sampah lalu berdesakan naik bis.

- saat bis telah sedikit jauh dari halte, Dimas menuju bagian belakang bis. Dari kaca belakang bis, Dimas melihat Rashid, menggunakan masker dan kacamata menuju ke arah tong sampah sambil menggendong Rani. Rashid mengambil tas berisi uang itu dari dalam tong sampah, menyeberangi jalan, Dimas memanggil-manggil Rani dalam bis kota, sampai keduanya menghilang.

END MONTAGE.

CUT TO:

EXT. MARKAS BANG TOGAR - DAY

Anak buah Bang Togar, masing-masing memegang senjata tajam berbaris di hadapan Bang Togar yang memegang pistol. Mereka mendengar arahan Bang Togar, lalu barisan itu bubar.

DISSOLVE TO:

EXT. GANG SEPI - DAY

Rashid membopong tas berisi uang sambil menarik sebuah skateboard yang ditumpangi Rani. Rashid menarik skateboard itu dengan seutas tali. Rani membimbing Rashid menyanyikan lagu “kalau kau suka hati”

RANI

Kalau kau suka hati bilang hore...

RASHID

Hore...

RANI

Kalau kau suka hati, mari kita lakukan kalau, kalau kau suka hati bilang hore...

RASHID

Hore

RANI

Kalau kau suka hati jangan nangis...

RASHID

(wajah merengek)

Hmmm...

RANI

Kalau kau suka nangis hati jangan...

DOR!!! suara pistol menggelegar, skateboard yang dinaiki Rani berhenti, Rani tertegun melihat Rashid yang terdiam. Tali yang menarik skateboard merenggang, lalu terjatuh bersamaan dengan tubuh rashid yang roboh. Bang Togar bersama anak buahnya datang, salah seorang anak buah Bang Togar menarik tubuh Rani yang terpaku menatap Rashid yang tak berdaya.

Rashid yang terbaring lemah di atas tanah, dalam keadaan setengah sadar melihat Rani yang tengah melawan di bekap seseorang. Lalu muncul sosok Bang Togar di depannya, sebuah tendangan di arahkan ke arah Rashid, gelap.

FADE TO BLACK.

INT. MARKAS BANG TOGAR - DAY

RANI (O.C.)

(samar-samar)

...Cid...om Ocid....tolong...bangun...om Ocid...tolong....

Rashid tersadar, mendapati dirinya diikat di sebuah kursi. Ia melihat keadaan sekelilingnya. Ia tahu ia berada di dalam tampak baju kirinya berlumuran darah. kemudian ia melihat Rani juga di duduk di sebuah sudut sambil terikat.

RANI

Om Ocid...tolong Rani....

Tampak Bang Togar di depan Rashid sambil memegang pistol, ia marah memandangi Rashid, ia menampar Rashid. lalu menjatuhkan tas berisi uang tepat di depan Rashid.

BANG TOGAR

Udah kubilang kan dari dulu, jangan cari gara-gara sama aku...gak tahu terima kasih kau Cid, kebesarkan kau sampai jadi lakik, kek gini ko balas kebaikan aku...

Tanpa sepengetahuan Bang Togar, Rashid melihat serpihan pecahan botol kaca yang tergeletak tak jauh dari posisi Rashid terikat.

BANG TOGAR

Dua puluh tahun aku jadi mafia, gak pernah ada yang berani matiin telpon seorang Togar, selama aku hidup, gak ada yang pernah kecewa sama aku punya kerja....

Bang Togar berbalik membelakangi Rashid. Rashid langsung menjangkau serpihan botol kaca itu, tak sampai, ia berusaha sekuatnya mengambil serpihan botol kaca itu dengan kakinya sebelum Bang Togar sadar. Ia berhasil menggapai serpihan botol kaca itu, sesaat sebelum Bang Togar berbalik ke arahnya. Ia menyembunyikan serpihan kaca itu di kakinya.

BANG TOGAR

gara-gara kau Cid, hancur reputasiku Shid, sakit hati aku lihat ayahnya anak ini gak percaya sama kerja aku...

Dengan gerakan terlatih, dengan kakinya, Rashid melempar serpihan botol kaca itu ke tangannya, mulai memotong tali yang mengikat tangannya pelan-pelan.

RASHID

Terserah abang mau apain aku... Tapi, lepasin dulu anak itu, dia gak ada hubungannya sama semua ini.

BANG TOGAR

(marah)

Heh, kok ko ngatur-ngatur aku?

Bang Togar membaca raut wajah Rashid, Bang Togar tahu kalau Rashid mempedulikan nasib Rani. Rashid terus memotong tali yang mengikatnya.

BANG TOGAR

(menyeringai licik)

Rashid, Rashid... ko kira aku paok apa?

Bang Togar melihat sebuah serpiah botol kaca yang tergeltak di dekatnya, ia mengambil benda itu, lalu menuju ke arah Rani. Ingin menyakiti bocah itu.

RASHID

Bang jangan bang, anak kecil dia bang...

Bang Togar menarik dan menyeret Rani kehadapannya, serpihan botol kaca tadi di arahkan ke arah Rani.

RASHID

Bang, jangan bang, sama aku aja bang..

(melihat tas uang)

Ambil aja uangnya buat abang, terserah abang, asal lepasin anak itu bang?

BANG TOGAR

Jangan kau nego-nego sama aku, bukan kokoh-kokoh cina aku ni...

(menyeringai licik)

Apa kugorok aja leher anak ini, senang kali kulihat kau merengek-rengek gitu...

Bang togar mengarahkan serpihan botol kaca ke leher Rani, Rani menangis ketakutan.

RASHID

Bang, jangan bang! Aku mohon

Tampak air mata membasahi pipi Rashid, ia terus memotobg tali yang mengikatnya.

BANG TOGAR

Hehehe...senang kali aku liat kau kek gitu...jangan langsung goroklah, kita main tempat lain dulu, biar banyak darahnya, kayak di film-film, hehehe....

Bang Togar mengarahkan serpihan botol kaca ke lutut Rani. Menggoreskan benda tajam itu dengan perlahan di lutut Rani. Rani berteriak kesakitan.

BANG TOGAR

Hehehe...kaya di film-film meksiko ya...hehehe

Rashid memuncak marahnya, tali yang mengikat rashid akhirnya terpotong, ia langsung menendang Bang Togar hingga tersungkur. Beberapa anak buah Bang Togar mencoba melumpuhkan Rasih, tapi mereka tak mampu mengalahkan Rashid yang tengah murka.

BANG TOGAR

Shid...

Setelah berhasil melumpuhkan seluruh anak buah Bang Togar, Rashid melihat Bang Togar menyadera Rani dengan menghunuskan pecahan botol tadi.

BANG TOGAR

Hehehe... dapat jackpotnya aku...

RASHID

Tenang bang, tenang...

Rashid mengangkat kedua tangannya, berusaha setenang mungkin agar Bang Togar juga Tenang. ia maju perlahan sambil memandang wajah Rani. Raut muka Rashid mengisyaratkan agar Rani menggigit tangan Bang Togar. Rani mengangguk.

BANG TOGAR

Diam disitu kau Cid, kalo gak ku gorok...

(tangannya digigit Rani)

AAAA!!!

Rani menggigit tangan Bang Togar, Bang Togar mengerang kesakitan sampai Rani lepas dari dekapannya. Segara Rashid melumpuhkan Bang Togar dengan satu tendangan. Bang Togar tersungkur.

RASHID

(khawatir sambil memegang wajah dan tubuh Rani)

Rani gak papa?

RANI

Gak papa om

(melihat lututnya)

Cuma lutut Rani lecet gara-gara om jahat itu.

Melihat Lutut Rani, Rashid marah, langsung menuju ke arah Bang Togar yang tergeletak tak berdaya, Rashid mengambil sebuah pistol yang tak jauh dari Bang Togar, mengokang pistol itu, lalu menodong pistol itu ke arah Bang Togar.

RASHID

Pesan terakhirnya Bang?

BANG TOGAR

(panik)

Cid, santai dulu Cid! Kita harus ini semua dengan kepala yang dingin dan hati yang lapang

RASHID

Buat anak atau istri-istri abang barangkali?

BANG TOGAR

Cid, jangan Cid, belum siap aku ketemu malaikat maut, masih banyak aku...

Rani memegang kaki Rashid, raut muka Rashid mempertanyakan ada apa, Rani meraih pistol digenggaman Rashid lalu menurunkannya.

RANI

Rani gak mau Bang Ocid jadi jahat lagi...

RASHID

Tapi si gendut ini udah lecetin kaki Rani...

RANI

Kata guru Rani, kalau kita bisa memaafkan jahatnya orang sama kita, kita bakal masuk surga...om ocid gak mau ketemu Rani nanti di surga?

Jeda.

Rashid meronggoh saku Bang togar, mengambil kunci mobilnya. Ia melihat serpihan botol kaca yang digunakan Bang Togar untuk menyakiti Rani, mengambil benda itu.

RASHID

Biar abang tobatnya nasuha...

Rashid menancapkan serpihan potongan kaca ke paha Bang Togar. Bang Togar meringgis, berguling-guling menahan sakit dikakinya.

Dengan gerakan yang elegan, Rashid memakai kacamata reben hitamnya, diikuti Rani yang juga memakai kacamata berbentuk hati berwarna pink khasnya. Rani memakai ranselnya, Rashid mengambil tas berisi uang. Mereka berjalan beriringan dengan gaya keren di latar belakangi anak buah Bang Togar yang mengerang kesakitan.

CUT TO:

INT. JALANAN KOTA. DALAM MOBIL - AFTERNOON

Sambil mengendarai mobil, Rashid memperhatikan tas berisi uang disampingnya dengan tersenyum, ia senang karena akan bersama dengan mentari.

RANI

Kok senyum-senyum om?

RASHID

Om seneng akhirnya bisa ketemu lagi sama mentari...

Rashid teringat akan ponsel Rani, ia meronggoh sakunya dan dan memberikan ponsel Rani padanya.

RASHID

Hampir aja om lupa...

RANI

Waahh, asyik..makasih yang om...

Rani membuka tasnya, ingin mengambil sesuatu. Rani melihat foto-fotonya yang konyol bersama Rashid hasil dari photoboot. Ia mebgambil salah satu foto yang lucu.

RANI

Ini om, disimpen ya... Jangan lupa sama Rani walau om udah sama mentari...

Jeda.

Rashid menyimpan foto itu disakunya

RASHID

Gak mungkinlah om bisa lupa sama Rani yang imut ini...

RANI

(sok imut)

Dan cantik...

RASHID

Iaaa,iaaa...eh ini udah sampe rumah Rani.

DISSOLVE TO:

EXT. RUMAH RANI. PINTU PAGAR - CONTINUOUS

Rashid memarkir mobil tepat di depan pintu pagar, mereka berdua diam.

RANI

Nanti jangan lupa main-main kesini ya om, jangan lupa ajak mentari juga...

RASHID

Sip bos qu... udah turun sana, papa sama mama pasti udah kuatir banget...

RANI

Iaaa

Rani hendak membuka pintu pintu mobil, namun ia terdiam, ia berbalik ke arah Rashid dengan wajah sedih

RASHID

(bingung)

Kenapa Rani...

Rani langsung memeluknya, ia menangis. Rashid mengusap-usap kepala Rani.

RASHID

Udah, udah. Jumpain dulu mama sama papa, kalau om udah gak sibuk, nanti om main kesini, bawa mentari

RANI

(mengacungkan kelingking)

Janji?

RASHID

(membalas kelingking Rani)

Janji!

Rani keluar dari mobil, berjalan beberapa langkah ke arah rumah, lalu berbalik ke arah Rashid, dengan raut wajah rashid bertanya kenapa, Rani mendada-dada Rashid, rashid membalasnya dengan tersenyum. Lalu mengisyaratkan pada Rani agar masuk ke dalam Rumah. Rani berpaling ke arah Rumah, tak lama kemudian orang tuanya Rani keluar, berlari ke arah Rani, memeluknya, mempertanyakan keadaan putrinya itu. Rani melihat lagi ke arah pintu pagar, namun Rashid telah menghilang, Rani termenung memandang ke arah pagar, Orangtuanya bahagia melihat Rani.

INT. DALAM MOBIL - CONTINUOUS

Sambil mengedarai mobil, rashid memandang GELANG MUNGIL MENTARI di stiurnya. Ia tersenyum bahagia. Tampak diluar hujan, membahasahi kaca depan mobil.

EXT. DEPAN KEDAI KOPI MENTARI - AFTERNOON

Rashid memarkir mobilnya. Ia keluar sambil membawa tas berisi uang, menuju ke arah kedai. Hujan deras tak diperdulikannya, karena ia akan bertemu mentari, tak henti-henti Rashid tersenyum. Anton tengah berada diluar kedai melihat Rashid kebasahan sambil membawa tas berisi uang menuju ke arahnya. Rashid mendekati Anton, tiba-tiba terdegar suara pintu kedai terbuka, tampak seorang anak kecil yang kita tahu itu Mentari (P/8) menuju ke arah Anton.

MENTARI

Pa, makanannya udah siap...

Rashid sangat bahagia melihat Mentari, Tapi Mentari ketakutan melihat Rashid, Mentari langsung memeluk Anton ketakutan. Rashid mendekati Mentari yang tengah ketakutan. Rashid mendekatkan wajahnya pada Mentari ingin berbicara, tapi Mentari malah membuang mukanya, memindahkan kepalanya ke sisi lain dari pundak Anton. Rashid menuju pundak Anton yang lain tempat kepala Mentari bersandar, namun Mentari yang ketakutan memalingkan lagi kepalanya ke pundak Anton yang semula, begitu terus sampai Rashid sadar bahwa Mentari takut padanya.

MENTARI

Papa, itu siapa? Mentari Takut....

(memohon pada Rashid, tapi tak melihatnya, tetap menyembunyikan wajahnya di dalam pundak Anton)

Om, tolong, jangan pukul lagi papanya mentari...kasian papa kesakitan...tolong om...Mentari sayang banget sama papa...

Mata Rashid basah melihat reaksi Mentari. dari arah pintu kedai, Wulan keluar. Rashid meronggoh sakunya, mengeluarkan GELANG MUNGIL MENTARI, meraih tangan mungil mentari lalu memasangkan gelang itu ke tangannya. Mentari menarik gelang itu dan membuangnya ke jalan. Gelang mungil mentari dibasahi air hujan.

MENTARI

Papa, Mentari Takut...

Jeda.

Rashid tertegun, air matanya deras dalam kebisuan. Ia kehilangan kekuatan, sampai tas berisi uang terjatuh dari genggamannya. kesedihan itu tampak dramatis karena Rashid dibasahi oleh air hujan.

Dalam kesedihan itu, beberapa mobil polisi berhenti di dekat Rashid. langsung menangkap Rashid yang terpaku, polisi melumpuhkan Rashid, hingga ia tersungkur ke tanah, polisi lalu memborgolnya.

INSPEKTUR POLISI

bapak kami tangkap karena telah menculik putri dari bapak Dimas Martabirawa

Rashid tak bereaksi sedikitpun, ia masih shock atas apa yang terjadi dengan Mentari tadi. Rashid dinaikan ke atas mobil polisi. seorang polisi menggeledah tubuh Rashid, Rashid masih terpaku tak bereaksi. Mobil pun berjalan di tengah hujan.

EXT. JALANAN KECIL - CONTINUOUS

Rani di dalam mobil melihat Rashid di bawa oleh mobil polisi dalam keadaan terborgol. Rani menyuruh sopir menghentikan mobilnya, orang tua Rani menahannya, tapi Rani berhasil keluar dari mobil. Ia berniat mengejar Rashid. Rani kebasahan karena hujan.

RANI

(berlari, slow motion)

Om ocid...om Ocid.

Rashid yang masih terpaku tak mendengar panggilan Rani, karena suara rintik hujan menenggelamkan suara Rani. Mobil polisi bergoyang karena melewati polisi tidur, Rashid sedikit tersadar, lalu melihat di lantai mobil tergeletak foto yang diberikan Rani padanya sebelum berpisah. kebisingan air hujan tiba-tiba senyam, pelan-pelan Rashid mendengar suara Rani.

RANI (O.C.)

(mendengung)

Om ocid....

Rashid melihat ke belakang. ia melihat Rani berlari mengejar mobil, ia kebasahan dan menggigil kedinginan. Namun Rani tak menyerah, ia terus berlari mengejar mobil polisi.

Rashid ingin turun dari mobil tapi dicegah oleh polisi yang menjaganya. Rashid terus melawan dengan borgol di tangannya. para polisi berusaha melumpuhkan Rashid tapi gagal. Rashid tersungkur ke jalan, berdiri lalu berlari ke arah Rani. Mereka berdua berlari mendekat, tampak dramatis di tambah hujan. Rani berlari sambil menghamparkan tangannya, lalu mememluk Rashid. Tangan Rashid yang terbogol tak menghalangi mereka berpelukan. Mereka berpelukan di tengah jalan, di tengah hujan.

Jeda.

Gambar terdiam.

FADE OUT.

INT. KEDAI KOPI MENTARI - DAY

Kedai sudah tampak rapi, dan pengunjung penuh.Tampak Wulan yang tengah sibuk, dibelakangnya, secara diam-diam Anton dan Mentari memberi suprise ulang tahun pada Wulan. Wulan meniup lilin itu. Memeluk Mentari dan Anton.

DISSOLVE TO:

INT. PENJARA - RUANG MAKAN - DAY

Para tahanan mengatri makanan, Tampak Bang Togar berpeci, memakai tongkat, ia sudah pincang ikut dalam antrian tersebut. Seseorang dibelakangnya menyuruhnya untuk berjalan cepat.

DISSOLVE TO:

I/E. RUMAH RANI

Mama Rani mengikat sepatu Rani yang ingin berangkat sekolah, Dimas datang ke hadapan Rani lalu mencium keningnya. Tampak bruno meloncat ke pangkuan Rani, gadi itu membelai-belai Bruno,. Dengan pakaian sekolah lengkap dengan ransel dan botol minumannya. Rani keluar dari Rumah. Papa mamanya mendada Rani. Rani masuk ke dalam mobil. Disampingnya ada Rashid yang duduk di bangku sopir. Keduanya tersenyum. Mereka lalu memakai kacamata khas mereka masing-masing. Kacamata hitam Reben oleh Rashid dan kacamata ping berbentuk hati oleh Rani. Mereka saling pandang, tertawa, lalu mengghadap kedepan. Rashid memegang stiur mobil, Rani memasang sabuk pengaman. mesin mobil dihidupkan.

RASHID

Siap?

Rani mengangguk. mesin mobil bersuara berat, BRUM!!!

FADE TO BLACK.

THE END.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar