PANTI (SCRIPT)
3. BAB 3 (SCENE 17 - SCENE 24)

PARALELCUT TO:

 

17.       INT. RS, KAMAR PASIEN – PAGI

CAST: AJENG, INDRA, ATTAR

 

ATTAR terbaring tidak sadarkan diri, INDRA (28) dan istrinya, AJENG (27) tampak menunggui ATTAR. INDRA terlihat merasa bersalah, sementara AJENG lebih terlihat cuek.

 

AJENG

Kita mau nungguin apa lagi? Kita udah tanggungjawab, udah biayain perawatannya juga. Udah selesai.

 

INDRA

Aku… pengennya bawa anak ini ke rumah, kita adopsi.

 

AJENG

Adopsi? Enggak, enggak! Aku nggak mau! Aku nggak setuju!

 

INDRA

Terus dia mau dikemanain? Masa mau ditelantarin gitu aja di sini?

 

AJENG

Dia udah melewati masa kritis, dokter juga bilang dia akan kehilangan ingatan. Kita titip aja di panti asuhan, selesai!

 

INDRA menghampiri ATTAR dan mengelus kepalanya, dia merasa sangat bersalah. Tapi kemudian dia menghela nafas dan akhirnya mengangguk.

 

INDRA

Oke, setelah dia sadar, kita titipkan dia ke panti.

 

AJENG mengangguk puas, mereka lalu keluar.

 

CUT TO:

 

18.       INT. KANTOR POLISI - PAGI

CAST: YASMIN , KOMANG , POLISI

 

YASMIN duduk menunggu KOMANG. Lalu KOMANG datang dikawal seorang polisi. Begitu melihat KOMANG, YASMIN marah dan memukuli perut KOMANG .

 

YASMIN

Om jahat! Om jahat! Mana kak ATTAR? Om apain Kak ATTAR?!

 

KOMANG

Om nggak tahu, maafin Om.

 

YASMIN

Bohong! Om pasti bohong! Pasti Om celakain Kak ATTAR ! Mana Kak ATTAR ! Manaaa!!!

 

KOMANG lama-lama kesal, dia mendorong YASMIN sampai hampir jatuh, dia mengangkat tangan mau memukul YASMIN tapi polisi melihat KOMANG, KOMANG nggak jadi mukul YASMIN.

 

KOMANG

Denger ya! Gue udah bilang, gue nggak tahu! Mungkin dia pergi karena nggak mau direpotin sama anak manja kayak lo!

 

JRENGG!! YASMIN shock dan menangis, dia memukuli KOMANG lagi.

 

YASMIN

Om bohong! Bohong!!

 

KOMANG ketawa meledek, polisi lalu membawa KOMANG kembali masuk ke penjara. YASMIN menangis, seorang petugas polisi datang dan menenangkan dan membawa YASMIN pergi.

 

BACK TO PRESENT:

 

19.       INT. PANTI PIJAT - PAGI

CAST: ATTAR, INTAN, BARTENDER

 

ATTAR diberikan kunci kartu ala hotel oleh bartender dan ditunjukkan sebuah ruangan kamar nomor 1. Nampak ada beberapa kamar di situ. Seperti kamar kost semi hotel. ATTAR memberikan tips ke si bartender kemudian si bartender kembali ke lift. ATTAR terlihat celingukan bingung apa yang harus dia lakukan dan melihat ke sekeliling. ATTAR pun kemudian menuju kamar dengan nomor 1 di depannya, lalu dia menempelkan kartu kunci itu hingga terdengar suara kunci elektrik terbuka, ia memutar gagang pintu dan ATTAR terkejut, melihat seorang perempuan cantik dengan pakaian mini dengan rok di atas lutut dan perut kelihatan. Ditambah make up dan lipstick tebal sudah tersenyum di atas ranjang dengan pose menggoda. ATTAR menarik napas dan masuk.

 

ATTAR (V.O)

Semoga ini bukan kamu….

 

DISSOLVE TO:

 

20.       EXT. PANTI ASUHAN - PAGI

CAST: ATTAR KECIL, INDRA, AJENG, BU LIDYA, EXTRAS

 

BU LIDYA (43) tampak sedang menemui AJENG, INDRA, dan ATTAR KECIL. BU LIDYA memperhatikan ATTAR KECIL yang kepalanya masih diperban dan sesekali meringis kesakitan.

 

ATTAR (V.O)

Tak ada yang namanya bangkit dari kematian atau diberi kesempatan hidup kedua.

         (beat)

Kesempatan hidup hanya sekali. Ketika kamu diserempet maut, itu artinya malaikat maut hanya sedang mencolekmu saja, tak benar-benar serius mau mengambilmu.

         (beat)

Terbangun dengan hilangnya banyak memori yang menyedihkan harusnya patut disyukuri, andai waktu itu aku ingat bahwa hidupku cukup pahit.

         (beat)

Namun sakit kepala hebat dengan memori masa lalu yang samar, membuatku merasa seperti bayi yang baru dilahirkan tapi badanku langsung sebesar anak SD.

         (beat)

Aku bingung dengan semua hal yang terjadi di hari aku masuk panti.

 

ATTAR KECIL terlihat linglung dan sesekali memegangi kepalanya yang terasa sakit. BU LIDYA lalu melihat INDRA dan AJENG, BU LIDYA lalu melihat ATTAR KECIL.

 

BU LIDYA

Mulai sekarang, kamu bagian dari keluarga kami ya. Nama kamu siapa?

 

ATTAR KECIL terlihat bingung, dia kemudian menangis. INDRA dan BU LIDYA kaget.

 

INDRA

Lho, kamu kenapa?

 

ATTAR

Aku nggak tau namaku siapa? Aku siapa? Kenapa aku dititipin ke sini?

 

AJENG kemudian mendekat.

 

AJENG

Kamu bukan anak kami, kamu ditemuin di jalan terus dibawa ke RS.

 

ATTAR terus menangis. BU LIDYA dan INDRA merasa kasihan, AJENG lalu berdiri.

 

AJENG (CONT’D)

Bu, saya titip anak ini ya.

(ke INDRA)

Mas, ayo kita pergi. Kita udah nggak punya utang apa-apa lagi.

 

INDRA dengan berat hati ikut berdiri dan keluar bersama AJENG. BU LIDYA mencegah AJENG dan INDRA.

 

BU LIDYA

Sebentar, jadi nama anak ini siapa?

 

AJENG terdiam sejenak kemudian jawab asal.

 

AJENG

RANDIKA.

 

AJENG menarik INDRA keluar, BU LIDYA menghampiri ATTAR dan memeluk ATTAR yang masih menangis.

 

ATTAR (V.O)

Setidaknya, jika aku bercerita pada anak-cucuku kelak tentang kehidupan masa kecilku, aku tidak khawatir mereka akan meledekku.

         (beat)

Karena kisah hidup anak bayi yang dibuang sambil dititipi surat dari orangtua yang tak mampu mengurus bayinya, sudah ribuan kali diulang di FTV, sinetron dan novel-novel. Juga realita.

 

CUT TO:

 

21.       INT. RUMAH ATTAR - MALAM

CAST: YASMIN

 

YASMIN duduk sambil memeluk lututnya dan menangis.

 

YASMIN

Kak Attar… aku takut… sekarang aku hidup sendiri, sepi… Apa bener Kak ATTAR nggak mau direpotin sama aku lagi?

 

YASMIN menangis, dia lalu mengusap air matanya dan melanjutkan berdoa.

 

YASMIN

Kak ATTAR kamu dimana?

 

YASMIN mengusap air matanya yang tak berhenti mengalir.

 

BACK TO PRESENT:

 

22.       INT. ROOM PANTI PIJAT - MALAM

CAST: ATTAR, INTAN

Sempat terjadi kekikukan antara ATTAR dan therapis bernama INTAN itu. INTAN (30) hanya memegang sebuah dompet dan tas kecil. ATTAR kemudian mengambil memalingkan wajahnya dari INTAN.

 

ATTAR

Saya enggak mau ngapa-ngapain. Saya cuman mau mengobrol.

 

INTAN

Saya dibayar untuk ngapa-ngapain.

 

ATTAR

Saya akan bayar dan kasih kamu tips buat ganti ongkos karena enggak ngapa-ngapain kamu.

 

INTAN

Deal.

 

INTAN kemudian mengambil sebungkus rokok dari dalam tas kecilnya, ATTAR sempat melirik, ada sebuah kondom di dalam tas kecilnya itu. INTAN pun kemudian meminta izin sambil menunjukkan rokoknya.

 

INTAN

Boleh?

 

ATTAR

Silakan…

 

INTAN menyalakan rokok dan menghisapnya lalu dia melipat duduknya di tepi ranjang. Ketika menghem buskan asap rokok, dia palingkan wajahnya agar tak menghadap wajah ATTAR.

 

ATTAR

Saya mau bercerita tentang hidup saya…

 

DISSOLVE TO:

 

23.       EXT. PANTI ASUHAN - PAGI

CAST: ATTAR REMAJA, BU LIDYA, EXTRAS

 

ATTAR REMAJA (21) tampak sedang duduk dan merenung menatapi jalanan di depan panti asuhan. Lalu tiba-tiba dia seperti mendengar suara YASMIN .

 

YASMIN (V.O)

Kakaaak! Kak Dikaaa…

 

DEG! ATTAR REMAJA kaget, dia berdiri dan berbalik lalu celingukan mencari-cari seseorang. Lalu tampak beberapa anak panti menghampiri ATTAR REMAJA.

 

ANAK PANTI

Kak! Kak RANDIKA ! Ayo, kita main!

 

ATTAR REMAJA melihat anak-anak itu dan mengusap kepalanya.

 

ATTAR REMAJA

Aduh… nanti ya, lain kali mainnya. Kakak lagi nggak enak badan nih.

 

Anak-anak panti tampak kecewa, mereka lalu pergi. ATTAR duduk lagi sambil meremas kepalanya. BU LIDYA (53) datang menghampiri ATTAR REMAJA.

 

BU LIDYA

Kamu kenapa? Masih mimpi buruk?

 

ATTAR REMAJA

Iya, sampe sekarang aku masih denger suara anak perempuan itu manggil-manggil.

 

BU LIDYA terlihat kasihan melihat ATTAR , dia mengusap kepala ATTAR REMAJA. ATTAR REMAJA melihat ke BU LIDYA.

 

ATTAR REMAJA (CONT’D)

Aku bingung, Bu. Aku ini siapa sebenernya? Belasan tahun lalu aku hanya ingat wajah Bu Ajeng dan Pak INDRA.

         (beat)

Aku gak pernah berharap diadopsi orangtua manapun selain mereka.

 

BU LIDYA

Ibu Paham. Dan sudah saatnya kamu juga pergi dari sini. Itu kan yang kamu mau selama ini?

 

DEG! ATTAR REMAJA terdiam sejenak.

 

ATTAR REMAJA

Aku enggak bisa.

 

BU LIDYA

Ibu pernah mengurus panti ini sendirian, dibantu anak-anak, dibantu para dermawan. Anak-anak datang dan pergi, termasuk kamu. Dan ibu ikhlas.

 

ATTAR REMAJA terlihat menangis.

 

ATTAR REMAJA

Apa aku boleh keluar dari sini dan mencari jati diriku yang sebenarnya?

 

BU LIDYA

Itu keharusan. Ibu nggak bisa menghalangi kamu.

 

ATTAR

Tapi… aku harus mulai dari mana?

 

BU LIDYA tampak berpikir.

 

BU LIDYA

Datangi PAK INDRA dan BU AJENG. Kamu gak perlu bohong gak tau alamatnya. Kamu diam-diam sering ke sana kan?

 

ATTAR REMAJA

Pernah, beberapa kali. Gak sering.

 

BU LIDYA

Jangan hanya menatap rumah itu dari luar. Masuk ke pagar rumahnya, pencet belnya, tanya langsung.

 

ATTAR

Iya, Bu, makasih. Aku udah belasan tahun mencoba menerima dan ikhlas dengan kehidupan di sini. Tapi mimpi buruk itu selalu datang.

(beat)

Suara anak perempuan yang memanggilku terdengar begitu jelas, walaupun wajahnya samar.

 

BU LIDYA

Ibu harap kamu siap dengan apapun yang terjadi nanti.

 

ATTAR

Insya Allah aku siap, Bu. Walaupun jika ternyata Om Indra dan BU Ajeng adalah orangtuaku dan aku memang dibuang karena tak diharapkan, aku siap.

 

BU LIDYA memeluk ATTAR.

 

BU LIDYA

Ibu nggak bisa bantuin apa-apa, Ibu hanya bisa mendoakan. Tapi yang pasti, kamu harus sabar, kalo kamu sabar, Tuhan pasti akan bantu kamu.

 

ATTAR mengangguk, dia memeluk BU LIDYA penuh haru.

 

CUT TO:

 

24.       EXT. JALANAN - SIANG

CAST: ATTAR REMAJA, COPET

 

ATTAR REMAJA berjalan menggendong tasnya, diam-diam ATTAR diikuti oleh seorang copet, tapi ATTAR tidak menyadarinya.

ATTAR berhenti dan menyeka keringatnya. Tiba-tiba copet itu menghampiri dan mengambil dompet ATTAR. ATTAR menangkap tangan copet itu.

 

ATTAR REMAJA

Heh! Berhenti!!

 

COPET itu menendang tulang kering ATTAR REMAJA. ATTAR REMAJA kesakitan memegangi kakinya. ATTAR mengaduh kesakitan, dia lalu berdiri dan mengejar copet itu.

 

ATTAR

Copeeet! Copeet!!!

 

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar