Nganter Istri
1. Rutinitas

#0.EXT.EST SHOOT.DAY

Kita melihat suasana pagi di sebuah komplek menengah. Tampak tukang sayur menghentikan gerobaknya di tempat biasa. Tertulis Sayur Segar Fidel Kasro di gerobak sayurnya.

BANG KASRO
(Berlagak berorasi)
Kebenaran, tak perlu diiklankan. Sayur segar Fidel Kasro dijamin menyehatkan!
Setelah orasi Bang Kasro, Ibu-ibu dari berbagai penjuru datang menghampiri gerobak Bang Kasro.Kasak-kusuk mulai terdengar dari ibu-ibu. Semuanya telah berkumpul di gerobak Bang Kasro, keramaian yang rutin di depan rumah Gala.

CUT TO

#1.INT.RUMAH GALA.DAY

Kita melihat Gala masih tidur, sementara itu di dapur, suara air mendidih terdengar. Rena mengangkat teko stainless tersebut dan menuang air panas ke dalam gelas berisi kopi. Setelah mengaduknya, Rena kembali ke kabinet dapurnya, menyiap sandwich untuk sarapan Gala. Setelah semua siap, Rena menaruh kopi dan sandwichnya di meja kerja Gala. Ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 06.35, lantas ia kembali ke kamar untuk bersiap mandi.

INTERCUT TO

#2.INT.KAMAR.DAY

Kita melihat shower menyala menampakkan Rena yang tengah mandi. Sementara Gala masih tidur dengan posisi yang sama.

INTERCUT TO

#3.EXT.JALAN DEPAN RUMAH GALA.DAY

Kita melihat aktivitas ibu-ibu yang sedang memilih sayur. Ada 6 ibu-ibu, Bu Santoso, Bu Somad, dan Bu RT ada di antaranya selain Bang Kasro si tukang sayur.

BU SANTOSO
(Memilih petai)
Bang Kasro, ini petenya kok bijinya cuma 12?
BANG KASRO
Ya atuh mana saya tahu Bu Santoso! Emang biasanya berapa?
BU SANTOSO
Ya biasanya 13!
BU SOMAD
Bu Santoso suka ngitungin gitu?
BU SANTOSO
Ya iya dong Bu Somad! Rugi 1 biji kita!
BANG KASRO
Cuma ilang 1 biji doang!
BU SANTOSO
Ya nggak bisa gitu, Bang Kasro! Coba kalau biji Bang Kasro ilang 1! Gimana?
BANG KASRO
Kok, bawa-bawa biji saya?
BU RT
Heh, udah! Pagi-pagi ngomongin biji!

INTERCUT TO

#4.INT.KAMAR GALA.DAY

Kita melihat Rena baru selesai mandi. Ia tampak mengikat kimono mandinya. Ia kemudian berjalan menuju meja riasnya dan memilih make up nya.

RENA
(sambil mulai make up)
Sayang, bangun dong.
Melihat Gala yang belum bergeming, Rena bangkit dari meja riasnya dan menggoyang-goyangkan tubuh Gala.
RENA
Sayang, bangun, dong. Anterin aku ke kantor
GALA
(Mulai sadar)
Hmm, iya..
(Rena kembali lagi ke meja riasnya)
RENA
Mobil panasin dulu, tuh!
GALA
(Masih terpejam)
Kamu maki-maki aja mobilnya biar panas.
RENA
Sejak kapan mobil itu ada artificial intelegent-nya? Buruan, deh, kamu panasin mobilnya. Aku ada meeting pagi ini!

Tidak ada jawaban dari Gala, hanya terdengar suara dengkuran dari Gala. Rena menoleh dan mendadak murka melihat suaminya.Rena menarik napas panjang.

RENA
(Melengking)
Galanara Sofjan!

(Gala langsung bangkit dan melotot karena terkejut)

INTERCUT TO

#5.EXT.JALANAN DEPAN RUMAH GALA.DAY

Kita melihat seluruh ibu-ibu dan Bang Kasro menoleh ke arah rumah Gala secara bersamaan setelah mendengar lengkingan Rena.

BU SANTOSO
Tiap pagi berantem terus!
BU RT
Ya, namanya juga baru pada sadar sifat asli masing-masing. Mereka pengantin baru toh?
BANG KASRO
Emangnya apa, sih, Bu masalahnya? Tiap pagi Mbak Rena pasti jerit-jerit gitu?
BU SANTOSO
Ya kalau menurutku, sih, masalah ekonomi. Soalnya yang kerja, kan, Rena. Si Gala itu nganggur. Di rumah terus!Iya, kan Bu RT?
BU RT
Iya, kemarin diam-diam saya data Mas Gala jadi penerima bantuan. Kasihan, pengangguran!
BU SOMAD
Eh, Bu, nggak boleh gitu. Kata suami saya, Mas Gala itu kerjaannya penulis apa itu namanya, buat yang dibaca artis?
BU SANTOSO
Penulis nomor togel?
BANG KASRO
(Antusias)
Hah? Manjur nggak, Bu Somad?
BU RT
Sampai ada praktek togel di RT saya, saya suruh Bapak gerebek!
BU SANTOSO
Gerebek aja, Bu RT! Cabut bantuan sosial buat Gala!
BU SOMAD
Aduh, bukan togel! Itu lho, penulis naskah buat iklan!
BU SANTOSO
Hah? Yakin Bu Somad? Dari potongannya Gala itu nggak ada model-model punya temen artis!
BU SOMAD
Ya katanya, sih, gitu. Kerjanya sesuai panggilan!
BU SANTOSO
Hah? Cowok panggilan, dong?
BU RT
Oh, sampai ada praktek prostitusi kayak gitu di RT saya, saya suruh Bapak grebek!
BU SOMAD
Kok jadi ngawur gini, sih? Udah lah, Bu, biarin aja. Doakan saja masalah keluarga mereka cepat selesai!

(Obrolan mereka berubah menjadi kasak-kusuk ketika melihat Gala keluar dari rumah dengan wajah yang masih mengantuk. Ia memanaskan mobil)

BANG KASRO
Kasihan, ya, menderita kayaknya Mas Gala?
BU SANTOSO
Ya wajar , lah, istri galak kalau suami pengangguran!
BANG KASRO
Padahal kalau mau, dia bisa saya kenalin sama mandor bangunan. Lagi nyari tukang, tuh, buat bangun perumahan rakyat!
BU SANTOSO
Ajakin aja, Bang!
BU SOMAD
Ealaah, Mas Gala itu punya kerjaan, ini kenapa pada gunjing nggak jelas gini, sih?
BU RT
Ya kalau memang benar Mas Gala punya kerjaan, semoga kerjaan dia cukup buat kebutuhan sehari-harinya. Lagian seminggu lagi bantuan sosial cair, kok, semoga bisa berguna buat Mas Gala!
BU SANTOSO
Iya, Bu, lumayan buat beli beras sama sayur.Semenjak mereka pindah ke rumah itu, nggak pernah, tuh, saya liat mereka belanja sayur. Pasti makannya pakai garam aja di rumah. Banyak gaya aja, sih, kemana-mana pakai mobil tapi sayur nggak kebeli!
BU SOMAD
Heh, udah-udah, kasian diomongin terus. Kita, kan, nggak tahu yang sebenarnya!
BU SANTOSO
Lagian Bu Somad, orang kayak gitu, kok, kerja sama artis. Ya nggak mungkin. Saya ini, ya, 20 tahun berumah tangga. Tahu mana laki-laki yang rajin, mana yang males kayak Mas Gala itu!

INTERCUT TO

#6.INT.MOBIL.DAY

Kita melihat Gala yang mengantuk, tapi tiba-tiba ponselnya berdering dan menyadarkan Gala, terlebih ketika Gala melihat nama yang tertera di ponselnya. Dian Pramesti.

GALA
Halo, Di?
DIAN V.O
Gal? Baru bangun lo ya?
GALA
Nggak, sih, mau nganter istri kerja, nih! Lo pasti mau nanya draft sekenario ya?

PARALEL CUT TO

#7.INT.TELEPON.DAY

Kita melihat Dian dan Gala sedang bertelepon. Dian memakai ear phone karena sedang menyetir.

DIAN
Yoi, udah bisa gue review?
GALA
Bisa, kok, nanti gue e-mail, ya, habis nganter istri!
DIAN
(Tersenyum)
Oke, deh. Selamat jadi suami siaga ya?
GALA
Sialan lo, Di! Oke, deh, bye!

OUT OF PARALEL CUT

#8.INT.MOBIL.DAY

Kita melihat Gala baru menutup teleponnya, tapi ia terkejut ketika sudah mendapati Rena di dalam mobil.

GALA
Kapan kamu masuk?
RENA
Tadi, pas kamu teleponan.
GALA
Oh, ini, si Dian nanyain draft skenario.
RENA
Iya, udah tahu.
GALA
Kita jalan, nih?
RENA
Ya iya, lah! Kamu pikir kantorku mobil ini?
GALA
(Mulai menjalankan mobilnya)
Ya kirain WFC!
RENA
Apaan WFC
GALA
Work from car, hehe
RENA
Kamu aja, sana, mumpung belum ada shooting, jadi taksi online aja!
GALA
Are you sure? That’s good idea for better life!
RENA
No!

(Menoleh keluar jendela, menyapa ibu-ibu yang tengah berkumpul di dekat gerobak sayur)

RENA
Oh, ya, semalam aku stock sayuran, ayam, sama ikan di kulkas. Semalem aku belanja. Kamu masak sendiri, ya!

(Mengeluarkan ponsel dari tas dan mengecek sesuatu)

GALA
Kamu belanja di supermarket?
RENA
Iya, kemarin sekalian pulang kerja
GALA
Sekali-kali, belanja di tukang sayur, dong. Tiap pagi dia mangkal depan rumah kita, lho. Itung-itung dukung usaha kecil.
RANA
Mana sempat. Pagi-pagi aku bangun langsung buat sarapan untuk kamu. Terus itu tukang sayur kayak pegawai negeri lagi, tiap weekend nggak pernah ada!
GALA
Ya udah, besok-besok aku aja yang belanja sayur. Lagipula yang sering makan di rumah, kan, aku
RANA
Ya terserah, sih.

Mobil pun mulai memasuki jalan utama, Gala dan Rena bebrbaur dengan padatnya jalan Jakarta pagi itu.

CUT TO

#9.INT.KANTOR DIAN.DAY

Kita melihat pintu lift terbuka, menampilkan Dian Pramesti yang mulai melangkah menuju kantornya yang baru buka. Tampak staf berlalu lalang dan memberi salam kepadanya. Dian berjalan menuju Randi yang sedang memantau pemasangan font huruf nama perusahaan mereka.

DIAN
Aman semua Ren?
RANDI
Eh, Bu, aman, kok. Bentar lagi jadi, nih?
DIAN
(Memandang pada font Pramesti Film yang dipasang)
Ren, kok, warnanya bukan Red Salmon?
RANDI
(Tercekat-Mengecek tabletnya)
Kayaknya saya bener deh, Bu, ordernya. Lihat,deh.
DIAN
(Mengecek tablet Rendi)
Kamu salah, Ren. Yang kamu order ini Red Coral. Color palet di desain kamu harusnya #FA8072
(Membenarkan desain Rendi)
RANDI
(Menerima kembali tabletnya-heran)
Kayaknya sama aja, deh, Bu?
DIAN
Beda, dong! Red Coral dan Red Salmon itu dua warna merah yang beda. Yang 1 terinspirasi dari coral yang 1 terinspirasi dari daging salmon.Kalian laki-laki, sih, tahunya warna merah,biru,hijau, kuning aja.
RANDI
(Mendumel)
Kok bawa-bawa gender..
DIAN
Ya udah, pokoknya saya mau Red Salmon, ya Ren!
(Beranjak menuju ruangannya)
RANDI
(Bergumam)
Salmon lah, Coral lah, itu warna apa temannya Sponge Bob, sih!
TUKANG 1
Pak, jadi gimana?
RANDI
Gimana apanya?
Tukang 1
Jadi nggak dipasangnya?
RANDI
Kagak, turunin aja! Salah warna!
TUKANG 2
Emang harusnya warna apa, Pak?
RANDI
Kuning jigong!
(Randi beranjak menuju meja kerjanyanya)
TUKANG 1
Kuning jigong kayak apaan?
TUKANG 2
Tau, deh, coba lo nyengir gue pingin liat warna jigong lo?
TUKANG 1
(Menyengir)
TUKANG 2
(Mendekatkan wajahnya, hendak mengamati warna jigong temannya, tapi gesturenya seperti mau berciuman!)
STAF KANTOR (PR)
(Shock)
AAAAAAA!!

CUT TO

#10.INT.RUMAH GALA.DAY

Kita melihat mobil Gala baru masuk carport setelah mengantar Rena. Ia turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, menuju meje kerjanya dimana segelas kopi hitam dan sandwich yang tadi buatan Rena terhidang. Ia langsung menyeruput kopinya sembari membuka laptopnya.

Gala membuka email dan mengirim skenarionya kepada Dian Pramesti.

INTERCUT TO

#11.EXT.TERAS RUMAH.DAY

Kita melihat Bang Kasro mengetuk rumah Gala, di dalam Gala langsung menuju depan untuk membuka pintu. Ia mendapati Bang Kasro.

GALA
Bang Kasro?
BANG KASRO
Mas Gala, hehe
GALA
Ada apa bang?
BANG KASRO
Hmm, ada perlu, nih, bisa ngobrol?
GALA
Oh, bisa , Bang, mari masuk!

INTERCUT TO

#12.INT,RUANG TAMU.DAY

Kita melihat Bang Kasro tampak melihat foto-foto pernikahan Gala dan Rena yang terpajang di ruang tamu. Bang Kasro dan Gala duduk di kursi masing-masing.

GALA
Mau kopi, Bang?
BANG KASRO
Oh, nggak usah, Mas, saya nggak lama, kok!
GALA
Oh, gitu, ya udah, apa yang bisa saya bantu, Bang?
BANG KASRO
Oh, gini Mas Gala. Saya mau nawarin sesuatu ke Mas Gala!
GALA
Sayuran?
BANG KASRO
Oh, bukan. Sayuran saya tinggal dikit. Tapi kalau Mas Gala mau, ambil aja. Gratis. Lumayan buat masak nanti.
GALA
(Bingung)
Hah?
BANG KASRO
Eh, Mas Gala masih punya beras, kan?
GALA
Punya, kok, Bang. Makasih, lho, tadi tawarannya, tapi istri saya udah stok sayuran di kulkas.
BANG KASRO
Oh, ya sudah kalau begitu
GALA
Jadi ada apa, Bang?
BANG KASRO
Oh, gini Mas Gala. Biasanya habis dagang ini, saya langsung ke lokasi proyek perumahan rakyat. Kebetulan mandornya itu saudara saya dari kampung. Kampung saya itu di Klaten Mas, rumah saya dekat masjid!
GALA
(semakin bingung)
Oke, terus, Bang?
BANG KASRO
Nah, saya itu mau ajak Mas Gala!
GALA
Ke Klaten?
BANG KASRO
Bukan, Mas. Sebenarnya rumah orang tua saya yang di Klaten itu udah dijual semenjak orang tua saya meninggal. Ada sengketa sama kakak saya. Akhirnya saya dan kakak saya mutusin hubungan saudara. Kami sampai motong kambing dan ngundang orang sekampung, lho, Mas buat ngasih tahu kalau kami udah putus hubungan!
GALA
Tragis, ya?
BANG KASRO
Ya mau gimana, Mas. Namanya harta, saudara bisa jadi lawan!
GALA
Terus sekarang gimana? Bang Kasro sama kakaknya sama sekali nggak berhubungan lagi?
BANG KASRO
Nggak Mas, bahkan saya udah unfollow dia di twitter!
GALA
Karena udah putus hubungan itu?
BANG KASRO
Bukan Mas Gala, karena Kakak saya jadi buzzer politik!
GALA
Oke, jadi tadi Bang Kasro mau ngajak saya kemana?
BANG KASRO
Oh ya, di proyek pembangunan perumahan rakyat itu, saya kerja Mas jadi tukang bangunan untuk nambah-nambah penghasilan. Apalagi anak saya mau dua, kan, bentar lagi!
GALA
Oh, istri Bang Kasro hamil lagi? Selamat, ya!
BANG KASRO
Oh, iya, Mas, makasih. Saya pingin anak perempuan. Anak saya yang pertama umur 8 tahun, laki-laki. Bandelnya minta ampun, Mas. Dia sering geletakan di comberan terus suka berantem sama temannya gara-gara debat bubur ayam itu enakan diaduk apa nggak!
GALA
Ya jelas enakan nggak diaduk lah, Bang Kasro!
BANG KASRO
Enakan diaduk, lah, Mas Gala. Jadi rasanya nyampur!
GALA
Kalau diaduk bentuknya jadi kayak muntah. Ih, kalau saya ogah makan makanan kayak muntah!
BANG KASRO
Wah, Mas Gala nggak tahu masalah cita rasa! Namanya bubur ayam itu, ya enakan diaduk, Makanan itu untuk dimakan, bukan dilihat!
GALA
Tapi bentuk makanan itu menentukan mood kita, lho, Bang Kasro! Kalau bentuknya acak-acakan kayak bubur yang diaduk, ya, saya nggak mood makan!
BANG KASRO
(Mulai emosi)
Tapi gini, Mas Gala. Kalau bubur ayam nggak diaduk mana mungkin kerasa kaldunya?
GALA
Kan, bisa kita makan bertahap. Ambil buburnya, terus kaldunya, kacangnya, ayamnya, sayurnya. Biarin semua rasa itu menyatu di lidah!
BANG KASRO
Repot, Mas! Kalau diaduk, semuanya langsung nyatu tanpa lidah harus milih-milih dulu rasanya!
GALA
Ah, udah-udah! Ini tadi Bang Kasro mau ngapain? Kok tiba-tiba jadi bubur!
BANG KASRO
Oh, ya, Gini Mas Gala. Saya mau ngajak Mas Gala ikut saya kerja di perumahan rakyat! Lumayan, Mas, ngaduk semen aja dapat 80.000 sehari. Mas Gala mau? Daripada di rumah aja, kan?
GALA
(Melongo)

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar