Mauliate Gendis (ScreenPlay)
Daftar Bagian
1. Page 1 (Scene 1&2) ACT I
Mungkin menurut mu biasa, tetapi bisa jadi hal yang biasa buat mu adalah mimpi dan hal yang paling d
2. Page 2 (Scene 3)
Menjadi plin plan itu ternyata menyebalkan. Membuat banyak orang mesti berasumsi dan membuat kita ya
3. Page 3 (Scene 3 Lanjutan)
Kadang kita tidak menyadari kalau ada beberapa keputusan daalam hidup ini yang membuat orang lain ju
4. Page 4 (Scene 4)
Membuat keputusan yang besar dalam hidup terkadang membuat kita mengabaikan kebahagian pribadi, teta
5. Page 5 (Scene 5)
Perpisahan sebenarnya mengajarkan jika jarak, waktu dan kesempatan adalah sesuatu yang mahal yang ta
6. Page 6 (Scene 6 dan 7)
Bapak, sejatinya memang harus tangguh, kuat dan tahan banting karena menjadi bapak ibarat menjadi sa
7. Page 7 (Scene 8)
Menuju daerah yang masih dirasa antah berantah, meski ragu apalah daya ini pilihan dan kaki harus te
8. Page 8 (Scene 9 dan 10)
Perjalanan sejauh apapun jika ditemani bapak meski tidak terasa dekat tetapi berasa nyaman juga aman
9. Page 9 (Scene 11 & 12)
Hari pertamanya menginjakan kaki di negeri antah berantah, masih linglung tetapi waktu terus melaju
10. Page 10 (Scene 13)
Pertemuan pertamanya dengan Raja, tidak semulus yang ia bayangkan tapi juga tidak sejelek yang ia pi
11. Page 11 (Scene 14)
Pertemuan pertama yang tidak berjalan baik itu mungkin menjadi awal sebuah hubungan baik ke depannya
12. Page 12 (Scene 15)
Raja yang bersikap dingin semakin membuat Gendis kesal sekaligus penasaran.. Mungkin rasa penasaran
13. Page 13 (Scene 16 & 17)
Terkadang, semesta ini sudah mengatur semuanya sedemikian rupa, bukan terkadang saja tapi selalu seg
14. Page 14 (Scene 18,19,& 20)
Kesan pertama Gendis pada Raja, bukanlah kesan pertama yang manis.. Meski demikian Gendis tetap beru
15. Page 15 (Scene Lanjutan)
Bu Sormin sangat memudahkan urusan Gendis hari ini, mulai dari menjemput Gendis dan bapak nya sampai
16. Page 16 (Scene Lanjutan)
Semoga obrolan panjang ini tidak mengarah pada perjodohan, Gendis membatin.. tak terbayangkan oleh n
17. Page 17 (Scene 22 & 23)
Teman sekamar gendis Romaito, yang menjadi sahabatnya setelah pertemuan pertama mereka, meski perbed
18. Page 18 (Scene 24)
Bapak menitipkan Gendis dan harapan nya... Semoga Gendis bertanggung jawab dengan tugas yang di emba
19. Page 19 (Scene 25 )
Hari pertama Gendis di sekolah... da bertepatan dengan hari pertama ia jauh dari bapak yang menganta
20. Page 20 (Scene 26)
Hari pertama Gendis bermarga Purba alias pura - pura batak, perkenalan diri yang singkat itu sukurny
21. Page 21 (Scene 27)
Kesan kedua yang juga tidak diawali dengan manis antara Raja dan Gendis... tapi semoga saja nanti ju
22. Page 22 (Scene Lanjutan)
Kadang sebuah hubungan itu terkoneksi bukan karena persamaan, tidak jarang memperdebatkan perbedaan
23. Page 23 (Scene 28)
awal nya mungkin Gendis kesal melihat sikap Raja yang terlalu terbuka soal perasaan nya... Tetapi bu
24. Page 24 (Scene 29)
Raja, entah mengapa selalu berusaha membuat Gendis kesal entah itu dengan sikap nya atau dengan kata
25. Page 25 (Scene 30 & 31)
Gendis yang plin - plan tak mampu menentukan sikap kembali di hadiahi senjata makan tuan... Ia harus
26. Page 26 (Scene 32)
Jangan tertalu kesal Ndis apalagi sampai benci tak berujung... Bisa jadi nanti benci nya jadi cinta
27. Page 27 (Scene 33)
Mengulang kembali kesan pertama pertemuan mereka mungkin dapat mencairkan suasana yang tadi nya kaku
28. Page 28 (Scene 34 & 35)
Kali pertama Gendis diantar Raja ke sekolah nya, meski sudah berusaha untuk tidak terlihat oleh siap
29. Page 29 (Scene 36 & 37)
Gendis kau harus ingat pesan nya Mai waktu itu, kau jangan sampai jatuh karena Raja belum tentu bers
30. Page 30 (Scene 38)
Kalimat nasehat dari Mai mengenai Raja begitu membekas di pikiran Gendis... tapi apa ada orang yang
31. Page 31 (Scene 39) ACT II
Perkara hanya mengucapkan cita - cita mungkin untuk sebagian orang bukan lah perkara sulit, tetapi t
32. Page 32 (Scene Lanjutan)
Ternyata ada yang berusaha mematahkan semangat mimpi anak - anak ini.. cita - cita itu milik siapa s
33. Page 33 (Scene Lanjutan)
Mengubah sudut pandang orang lain dalam melihat sesuatu bukanlah perkara mudah...apalagi usia belasa
34. Page 34 (Scene Lanjutan)
Jika orientasi mu dari awal hanya uang dan jabatan juga kebendaan duniawi yang tak kau bawa mati, ma
35. Page 35 (Scene 40,41, & 42)
Hari ini gossip berhembus bahwa Gendis dan Raja ada dalam hubungan yang spesial... Tapi sepertinya s
36. Page 36 (Scene 43)
Pengalaman Gendis yang membuat Rahman, muridnya yang ketahuan merokok di kamar mandi menangis sesegu
37. Page 37 (Scene Lanjutan)
Kadang nasehat itu datang dalam berbagai bentuk... ada dalam bentuk kalimat yang di susun dengan san
38. Page 38 (Scene Lanjutan)
Rahman itu artinya penyayang... tapi nama mu gak Sesuai dengan tingkah laku mu nak... jangan kan S
39. Page 39 (Scene 44)
Kalau Raja sampai membuka hati nya lagi untuk Perempuan, ibu mohon jangan kecewakan dia lagi...
40. Page 40 (Scene 45&46)
Masalah hati itu misteri.. Hari ini ia berlabuh untuk satu dermaga, mungkin besok ia kecewa dan ber
41. Page 41 (Scene 47)
Takdir tak ada yang mampu menebak apa yang akan terjadi di detik, menit, jam kehidupan kita selanjut
42. Page 42 (Scene 48)
Meski kau kecewa mungkin itu lebih baik kau rasakan di awal, daripada bertahun kau menanggung rasa b
43. Page 43 (Scene 49)
Terkadang mengetahui kisah masa lalu seseorang bukan menjadi sesuatu yang melegakan justru tidak jar
44. Page 44 (Scene 50)
Gossip yang baru saja tersebar ke seluruh warga sekolah justru bukan sesuatu yang di doakan oleh ban
45. Page 45 (Scene Lanjutan)
Tidak mungkin perasaan itu datang begitu saja... Pasti ada pemicu nya, entah itu soal rasa atau tent
46. Page 46 (Scene Lanjutan)
Raja... Raja... aku ini bukan anak SMA yang akan berbunga - bunga mendengar jawaban mu barusan...
47. Page 47 (Scene 51 & 52)
Takdir tidak bisa di tebak, di hindari atau bahkan di pungkiri... Ia menjadi satu suratan kecil atau
48. Page 48 (Scene 53)
Pasti kau punya sesuatu yang bisa bikin aku juga Jatuh cinta, mungkin tidak dengan senyum tapi deng
49. Page 49 (Scene 54)
Ja, mungkin sekarang kau hanya bingung bisa jadi ada kemiripan antara aku dan mantan mu dulu, makany
50. Page 50 (Scene 55)
Kan aku dah pernah bilang, jangan dekat - dekat dia jadi gini lah... terus kau bilang apa waktu dia
51. Page 51 (Scene 56)
Sekeras apapun tekad yang di miliki seseorang pasti adakala nya ia pernah merasakan mustahil kalau u
52. Page 52 (Scene 57)
Kalau itu sampai mengganggu sekolahmu... itu bukan lagi masalah keluarga biasa Fit... itu juga jadi
53. Page 53 (Scene 58)
Kedatangan adik kelas Fitri secara mendadak ke rumah dan melihat ia dan adik nya yang lagi di pukuli
54. Page 54 (Scene 59)
(Kembali mengelus perut nya dan nyengir kesakitan) Malam ini kalian gak boleh makan... dengar...! (P
55. Page 55 (Scene Lanjutan)
(Menggeleng) tapi bisa jadi ayah juga tahu buk... Mungkin memang merasa ini biasa - biasa saja... A
56. Page 56 (Scene Lanjutan)
Ibu salut sama cara berpikir mu Fit... disaat kau Justru jadi korban dari keadaan yang gak mudah ini
57. Page 57 (Scene 60)
kalau dari suara mu kayak nya sudah mulai betah yo... lah, wong ada suami ne yo hamil gak masalah t
58. Page 58 (Scene Lanjutan)
Ya, semua di tangan mu Ndis.. Ini hidup mu... Kamu sudah dewasa dan sudah bisa menentukan mana yang
59. Page 59 (Scene 61)
Kayak mantan mu...? Ja... diluar sana masih banyak orang baik meski gak sedikit juga orang jahat ny
60. Page 60 (Scene 62)
aku serius kau percaya gak kalau di dunia ini ada orang - orang yang memang jatuh cinta nya kayak
61. Page 61 (Scene 63)
(Tersenyum kesal) saya juga paham buk... kalau cara mendidik ibu masih dalam kategori wajar, ya gak
62. Page 62 (Scene Lanjutan)
(Terlihat kesal) Ohhh, jadi dengan memukuli Fitri sampai lebam - lebam itu wajar ya buk...? tidak m
63. Page 63 (Scene Lanjutan)
(Saling menatap dengan bu Sormin) seharusnya ibu itu sadar nya kemaren - kemaren buk, sudah tahu ha
64. Page 64 (Scene Lanjutan)
bayangkan pak, buk anak seumur itu masih memikirkan martabat ayah dan orang yang sudah menyakiti d
65. Page 65 (Scene 64)
Hemp... satu sekolahan juga ngomongin project design mu itu Ndis, sudah banyak sekarang murid yang m
66. Page 66 (Scene 65&66)
Sakit... !! kau pikir jatuh cinta itu kayak ngunyah permen, kalau kau suka lanjut kalau gak tinggal
67. Page 67 (Scene 67&68)
Kasihan kalau di bangunin, pergi sendiri aja kali ya, kan masih jam 8 malam ini (melihat jam dindin
68. Page 68 (Scene Lanjutan)
(Terpegun,dan langkah nya terhenti) kau...?Menikah...? dengan siapa...? hempp... (canggung) maksud n
69. Page 69 (Scene 69)
Ahhh, udah tau nya udak... (Menunjuk Gendis) ini calon mu kan...? minta pengantar nikah..? Mak... (
70. Page 70 (Scene 70)
(Tersenyum) makasih dak, doakan lah yang tadi itu jadi calon nya... balek lah aku dulu dak... pamit
71. Page 71 (Scene Lanjutan) ACT III
Ya... siapa tahu aku seberuntung jurusan mu itu kan, jadi bagian hidup mu kayak sekarang... (Berhar
72. Page 72 (Scene 71)
Kalau kau mau jadi istri prajurit kau harus siap di tinggal tugas kapan aja, bisa jadi aku balik utu
73. Page 73 (Scene 72)
Tapi kau sama Raja, itu kayak cep...(berdecap) Kau asli jawa, kental jawa... dia itu orang batak Nd
74. Page 74 (Scene 73,74,75)
Mak, insyaAllah ini calon menantu mamak... kalau dulu Raja tugas Cuma ada mamak yang nungguin... s
75. Page 75 (Scene 76&77)
(Menghela nafas panjang) Entahlah Mai, tapi setiap pekerjaan kan memang punya resiko nya sendiri...
76. Page 76 (Scene 78&79)
Sok tahu kau Mai... mentang - mentang ada sutrisno nya jadi kau pikir orang jawa.. lah, terus kalau
77. Page 77 (Scene 80 - 85)
Gimana...? masih menggebu kah rindu nya??Atau malah berkurang... (beat) kalau masih menggebu, aku m
78. Page 78 (Scene 86)
Guru kan juga manusia buk... gak dosa loh kalau punya hoby juga... (Senyum)
79. Page 79 (Scene 87)
Ok, tarok lah dia udah berubah... di tinggal - tinggal tugas, belum lagi stress nunggu kabar dari
80. Page 80 (Scene 88,89,90)
Aisyah yang memang biasa - biasa saja dalam hal akademik, tapi ia berbakat dalam hal lain, Puisi nya
81. Page 81
Kapan aja saya ada waktu buat ibu.. (Tersenyum)
82. Page 82 (Scene 92 & 93)
Ibu menolong mu hanya bisa sebatas ini nak, sisa nya doa ibu semoga keluarga baru mu nanti bisa say
83. Page 83 (Scene 94 & 95)
Ndis... sebelum ijab kabul di lafazkan... berarti kesempatan dan peluang masih terbuka kan..? (seten
84. Page 84 (Scene 96)
Kau harus realistis Ndis, apa sayang mu sanggup haa, menahan segala resiko nya jadi istri tentara...
85. Page 85 (Scene 97)
(Mendekati Gendis, dan tersenyum dengan nafas yang masih terengah - engah) Ndis... (Suara lembut) a
86. Page 86 (Scene 98 - 101)
Ndis, ini entah ke berapa kali nya ibu bertanya pertanyaan yang sama ke kamu nduk, kamu yakin piliha
87. Page 87 (Scene 102)
Saya berhenti saat harapan sudah tidak ada lagi bu.. Saat ijab kabul ibu saya saksikan sendiri...
88. Page 88 (Scene 104 & 105)
kadang hati ini bisa berubah - ubah haluan... tapi jika bertemu seseorang yang bisa membuatnya berta
89. Page 89 (Scene 106 - 110)
Ya... ajaib lah... lebih ajaib lagi kalau lihat bayi kecil yang lahir dari ibu asli jawa sama campur
90. Page 90 (Scene 111 - selesai)
mimpi mereka bisa melampaui batas - batas yang awal nya mereka kira mustahil untuk di taklukan menja
89. Page 89 (Scene 106 - 110)

 

89.

 

106. INT. MOBIL RAJA – DAY                      106.

    Gendis dan Raja ada di dalam mobil...

                       GENDIS

    Hem... Ja.. ada yang mau aku omongin...

                       RAJA

    (Melihat ke arah gendis sambil menyetir) tentang

    Persiapan pernikahan kita...?

`                      GENDIS

    (Menggeleng) bukan... pak Andi yang tadi itu, dia

    Pernah bilang suka ke aku, terus aku udah bilang

    Juga ke dia kalau aku tu udah di pinang orang...

    Ehh bukan nya malah mundur, tapi dia makin menjadi

    Jadi Ja... tapi, aku mohon jangan ribut – ribut ya

                       RAJA

    (Tersenyum ke arah Gendis) kenapa mesti ribut...?

    Masalah hati siapa yang tahu... sekarang Gendis

    Kirana rinjani calon istri nya palty Raja kan...?

                       GENDIS

    Udah gitu aja jawaban nya...? gak ada cemburu –

    Cemburu nya gitu...? (muka kesel)

                       RAJA

    (Tersenyum ke arah Gendis) kenapa mesti cemburu..?

    Di tinggal di depan penghulu aja aku pernah Ndis,

    (muka tegar) dari sana aku belajar... jodoh itu

    Bukan perkara mudah, kalau mudah, di detik laki –

    Laki itu teriak terus aku tetap ijab kabul, ada tiga

    Hati yang tersiksa seumur hidup nya.. tapi ternyata,

    Rencana Allah berbeda kan...? meski hati ini

    (memegangi dada nya) pernah sakit... sekarang dia

    Sudah benar – benar sembuh karena perempuan yang

    Duduk di sebelah ini...

                       GENDIS

    Rajaaaaa.... (tersipu malu)

 

                                          CUT TO :

107. INT. RUMAH GENDIS – NIGHT                   107.

    Keluarga berkumpul

                       BU SORMIN

    Jadi, hari ini kita akan membicarakan acara nikah

    Anak – anak kita ini pak, bu... dalam ada istiadat

    Kami, kalau anak perempuan menikah maka setelah

    Dia resmi bergelar istri akan langsung dibawa ke

    Rumah suami nya.. jadi, (mata nya berkaca- kaca)

    Karena Raja ini anak saya satu – satu nya.. saya

    Ada syarat untuk pernikahan ini... saya mau Gendis

    Menetap di sipirok ini setelah menikah...

    Bagaimana pak, bu...?

                      BAPAK GENDIS

    Yo... kalau saya pribadi buk... yang namanya istri

    Ya harus ikut suami sesuai kodrat nya... bagaimana

    Buk..?

                       IBU GENDIS

    Kalau ibu, ya setuju saja pak... karena kodrat nya

    Istri ya memang demikian... bagaimana nduk...?

                       GENDIS

    (Melihat sekeliling nya, dan berhenti di Raja, agak

    Lama ia memandangi Raja) kalau Ndis... Ya, untuk

    Saat ini Ndis gak keberatan untuk menetap disini

    Pak, buk... karena memang Ndis masih terikat dinas

    Di sekolah... tapi Ndis juga berharap bisa kapan

    Kapan tinggal sementara di kampung sama ibu dan

    Bapak, apa itu ndak apa – apa buk...?

                       BU SORMIN

    Ya boleh Ndis, setelah menikah orangtua ya tetap

    Orangtua nak... boleh.. boleh sekali... nah,untuk

    Adat selama resepsi nanti kita akan pakai adat

    Batak bagaimana pak, bu...?

                       BAPAK GENDIS

    Ya... saya ndak masalah buk... setiap kita pasti

    Punya adat istiadat nya masing – masing.. disini

    Ya harus pake adat batak ya ndak masalah..

    Ya to buk...? (melihat ibu gendis)

                       IBU GENDIS

    Ya ndak masalah pak... itu bukan hal besar untuk

    Saya dan bapak nya buk.. ya kalau saya mau pake

    Adat jawa mungkin nanti pada saat ngunduh mantu

    Kan bisa... yang terpenting bagi kami orangtua

    Pernikahan anak – anak kita ini berjalan lancar

    Dan di berkahi Allah... gimana Nduk kamu setuju??

                       GENDIS

    Hem.. gendis setuju saja bu... ndak masalah soal

    Adat apa yang mau di pakai.. asal dua keluarga ini

    Seneng dan bahagia buk dengan pernikahan ini...

                       RAJA

    (melihat pada Gendis dan tersenyum)

 

    Keluarga bercengkrama di ruang tamu (SOUND LEMBUT)

    Ada percakapan tanpa suara dan gelak tawa..

 

                                     CUT TO :

 

108. EXT. TERAS RUMAH RAJA – NIGHT                    108.

    Gendis duduk di teras depan rumah dan Raja

    Menyusul nya keluar...

                       RAJA

    (Menatap punggung Gendis) ehem... kenapa...?

                       GENDIS

    (tersenyum ke arah Raja) gak papa...? emang kenapa??

                       RAJA

    Ngapain sendiri di sini...?

                       GENDIS

    Hem.. (menghela nafas panjang) gak nyangka ya..?

    Ternyata misteri kehidupan ini tu gak bisa kita,

    Tebak sama sekali... aku yang lahir besar di Djokja

    Ehhh ketemu jodoh nya di sumatera...

                       RAJA

    Jadi nyesel ne ceritanya...?

                      GENDIS

    Ihhhh, apaan sih..? bukan gitu maksud nya...? ajaib

    Aja kan...? ada yang mau menikah tinggal ijab kabul

    Ehh batal... ada yang rencana nya Cuma coba – coba ehh kejadian

    gak lama lagi bergelar jadi istri... ajaib gak sih...?

                       RAJA

    Ya... ajaib lah... lebih ajaib lagi kalau lihat bayi

    Kecil yang lahir dari ibu asli jawa sama campuran

    Batak...? lembut kayak ibu nya tegas kayak ayah nya,

    (Tersenyum ke arah Gendis)

                       GENDIS

    Ihhhh Rajaa... gatal... (Mencubit Raja)

                       RAJA

    Garuk lah... (ketawa)

                       GENDIS

    Ahhh... udah lah udah... (meninggalkan Raja diluar)

 

                                          CUT TO :

 

109. INT. RUANGAN ANDI – DAY                     109. 

Gendis datang ke ruagan Andi dengan membawa undangan

    Pernikahan.. ruangan nya terbuka...

                       GENDIS

    Maaf.. saya ganggu kah pak...?

                       ANDI

    Ahhh gak buk... silahkan duduk...

                       GENDIS

    (duduk, dan menyerahkan undangan yang dibawa nya)

    Hem... kalau bapak berkenan hadir, saya pasti (beat)

                       ANDI

    Pasti... pasti saya hadir buk... (mukanya sendu)

                       GENDIS

    Hem... (memperbaiki jilbab nya) hufttt...

    Saya harap bapak bisa mulai dari besok menganggap

    Saya hanya rekan kerja saja, semoga bapak ketemu

    Jodoh nya juga disini (tersenyum)

                       ANDI

    (tersenyum getir) mulai hari ini kita rekan kerja saja,

    Saya minta maaf kalau selama ini lancang... saya

    Dengar banyak perjuangan ibu dan calon suami dari

    Bu Mai... semoga pernikahan nya lancar dan mendapat

    Keberkahan...

                       GENDIS

    Terimakasih pak atas doa nya.. saya juga minta maaf

    Kalau selama ini ada kata – kata saya yang mungkin

    Menyakiti hati bapak... saya minta maaf...

                       ANDI

    (Tersenyum) sama – sama buk...

 

    Gendis meninggalkan ruangan Andi...

 

                                          CUT TO :

110. INT. GEDUNG RESEPSI – DAY                   110.

    Gendis dan Raja sudah bersanding dengan adat batak

    Di pelaminan... terlihat beberapa tamu yang lalu

    Lalang...

                       RAJA

    (Menggengam tangan Gendis erat) Ndis, ini nyata..?

                       GENDIS

    (Tersenyum, dan mencubit tangan Raja) nyata gak..?

                       RAJA

    (Menatap Gendis) Ndis, mau punya anak berapa...?

                       GENDIS

    (memukul bahu Raja) ahhh Ja... belum apa – apa udah

    Nanya begitu...? (tersipu malu)

                       RAJA

    Yaudah 5 aja... (tersenyum)

                       GENDIS

    (Memukul bahu Raja manja) iya aku yang hamil 3 kamu

    Yang 2...? (tersenyum)

                       RAJA

    Okey... ndak masalah... yang penting 3 udah deal ya.

                       GENDIS

    Rajaaaaa.....

 

    Gendis dan Raja terlihat menyalami tetamu yang hadir

    Terlihat Andi yang menatap ke arah Raja dan Gendis

    (Sound patah hati)

 

                                          CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar