Love From The Sea
Daftar Bagian
1. Asoka/ Scene 1-7
Rizal terdiam dengan wajah cemas dan gelisah. Dia berharap Asoka tidak mengajaknya kembali ke rumah
2. Senyum Pertama Ali/ Scene 8-17
Aku baru datang dan belum duduk. Tapi kau mengusirku. Beat. Apa kau lebih suka ditemani ikan laut, K
3. Pelarian (Scene18 - 25)
Jika aku dapat pergi dari kampung ini dan mendapat kebebasanku, maka aku akan bahagia.(beat). Kalau
4. PETUALANGAN 1 (Chapter 26-31)
Anak muda zaman sekarang nekad pergi merantau. Tapi usia kalian masih belasan. (Beat) Mau jadi apa?
5. Petualangan 2 (Scene 33-41)
Asoka dan Ali saling pandang dan segera membereskan barang jualan. Petugas Satpol PP mengamankan ger
6. Berpisah (Chapter 42 - 50)
Kak, apakah kau percaya Tuhan itu Maha Adil? Ali terdiam mendengar pertanyaan Asoka.
7. MENCARIMU (Chapter 51 - 58)
Asoka duduk di halte. Mengeluarkan rokok, membakarnya lalu menghirupnya perlahan.
8. JALUR YANG BERBEDA/ Chapter 59 - 67
Kita harus percaya, Asoka itu masih hidup. Memiliki harapan itu penting daripada jadi orang pesimis.
9. Mencoba Bertahan (Scene 68-74)
"Jangan buat masalah. Kita pergi sekarang. Aku tidak yakin dia mampu bertahan tanpa narkoba&quo
10. Menemukanmu (Scene 75-82)
Terima kasih Tuhan. . . Tapi apakah Asoka masih mengenaliku?
11. JEJAK ASOKA (Scene 83-87)
Pasien tak hanya mengalami ketergantungan obat tapi juga trauma kekerasan pada tubuhnya. Juga psikis
12. Kedatangan Rizal (Scene 88-92)
Rizal terdiam menatap pintu kamar Paviliun. Dia segera berjalan menuju pintu itu dengan wajah tegang
13. Kau Mencintainya?(Scene 93-96)
Apa maksudmu? Kau ingin memenjarakan Asoka? Dia itu korban, pecandu. Bukan pengedar!
14. Mewujudkan Impian-Tamat (Scene 96 - 101)
izal dan Asoka duduk bersisian. Kepala Asoka bersandar di bahu Rizal yang mengenakan baju casual. Ai
2. Senyum Pertama Ali/ Scene 8-17

 

8.      EXT.JALAN MENUJU PANTAI -DAY

 

Asoka mengumpat kesal. Dia menoleh ke kanan dan kekiri agar tak ada yang melihatnya menuju pantai. Dia berjalan hingga tiba di daratan bukit kecil yang menjorok ke laut menyerupai tanjung.

Dia berdiri sejenak. Memandang rumah itu dari tempatnya di atas bukit kecil. Langit mulai senja dan matahari tepat berada di samping rumah yang akan dia tuju. Rambutnya melambai dipermainkan angin.

 

ASOKA

(bergumam) Senja mulai datang

Asoka menghirup udara laut dalam-dalam sambil memejamkan mata sejenak. Lalu menuruni tanjung hingga sampai pada perahu kecil yang cukup menampung dua orang dewasa. Ada dua dayung yang kayunya mulai retak-retak dengan cat terkelupas.

ASOKA

Dasar kau, Zal...

Asoka mendorong perahu perlahan hingga masuk ke air dengan susah payah. Dia menoleh ke belakang menatap puncak bukit kecil di belakangnya. Lalu menatap rumah atas laut berwarna hitam, yang terlihat dari tempatnya berdiri dengan wajah datar. Membayangkan sesuatu.

DISSOLVE TO

9. EXT. TERAS RUMAH ATAS LAUT-SORE (FLASHBACK)

Asoka berdiri di depan rumah yang lebih mirip gubuk, berukuran tak lebih dari 2x2 meter. Mengintip dari lubang dinding papan bekas.

CUT TO

10 INT. RUMAH ATAS LAUT ALI- SORE

Ali (14 tahun) duduk terpekur menekuk lutut dengan baju kusam dan lusuh. Ada sisa nasi masih teronggok di piring plastik hijau di dekatnya. Gelas tergeletak di sampingnya. Di depannya, tikar anyaman tergeletak lusuh dengan bantal yang warnanya memudar.

CUT BACK TO

11 EXT. RUMAH ATAS LAUT- SORE

Asoka menutup hidung. Masih menatap Ali, iba.

ASOKA (VO)

Kenapa ada orangtua tega membiarkan anaknya sendiri di laut yang sepi? Makanannya yang seminggu sekali diantarkan, hanya cukup untuk tiga hari. Aku ga peduli kata orang. Dia juga anak manusia yang berhak hidup dengan baik. Apa salahnya? Aku akan menjengukmu setiap hari. Membawakanmu mangga dan makanan. Aku ingin kelak kau akan jadi anak normal dan punya banyak teman, Kak.

START OF MONTAGE

Asoka dan Rizal datang mendekat dengan perahu. Menambatkan di tiang rumah. Asoka naik, memanggil Ali. Rizal tetap di perahu. Tak ada jawaban dari dalam rumah.

Asoka menenteng mangga dan membawanya kepada Ali. Ali hanya menyodorkan tangan untuk mengambilnya. Asoka tersenyum dam melambai pada Rizal. Rizal naik ke perahu dan memanggil Ali. Tak ada jawaban dari Ali.

Asoka dan Rizal berdiri di depan pintu. Asoka membuka pintu dan masuk menemui Ali. Ali mendorong Asoka nyaris terjatuh ke laut. Ditahan oleh Rizal yang berada di sisi Asoka. Ali masuk kembali ke dalam rumah. Rizal meraih tangan Asoka dan mengajaknya turun kembali ke perahu. Keduanya terdiam, menatap arah pintu yang tertutup.

Asoka dan Rizal berdiri di teras rumah. Asoka menyodorkan mangga lewat lubang kotak seukuran kepala. Diam dan menunggu sejenak hingga tangan Ali meraih pemberiannya. Asoka tersenyum. Dia mendendangkan sebuah lagu sambil tersenyum dan tangannya bergerak berirama.

Ali melahap mangga sembari mendengarkan lagu yang dinyanyikan Asoka dari atas perahu.

END OF MONTAGE

DISSOLVE TO

12 EXT. PANTAI PASIR PUTIH - SORE

Rizal mendorong perahu ke daratan. Asoka membantu di sisinya. Mereka berdiri berhadapan.

RIZAL

Dia kakakku, dan suka berbicara sendiri. Makanya dia diasingkan di sana. (beat) Sebaiknya kau tidak usah ke sana lagi!

ASOKA

Dia akan makin gila (menunjuk ke arah rumah Ali di laut) jika kau juga ikut mengasingkannya. Apa kau juga mau seperti itu? Sendiri? Dibuang orangtua dan adiknya? Apa kau tega? (suara keras menyaingi deru ombak).

Beat

Rizal menghela napas dan menoleh ke arah laut. Memandang rumah hitam yang ditinggali Ali. Lalu menatap dalam gadis kecil di hadapannya dalam diam.

DISSOLVE TO

13 EXT. PANTAI PASIR PUTIH - SORE

Kaki Asoka menyentuh air hingga lututnya. Dia meringis karena luka setelah jatuhnya perih. Dia mengusapnya dengan tangan perlahan. Dia terus mendorong perahu. Saat Rizal datang dari arah belakang, dan berteriak memanggilnya.

RIZAL

Soka! Asoka!!

Asoka menoleh. Melihat Rizal yang berlari-lari dari atas bukit lalu semakin dekat ke arahnya. Di tangannya memegang botol air berwarna biru pucat. Asoka tersenyum.

Rizal makin dekat terdengar napasnya tersengal karena berlarian. Dia mendorong perahu di sisi lain perahu. Mereka saling bertatapan lalu naik ke perahu. Mengambil dayung dan mulai mengayuh perahu menuju rumah hitam atas laut. Hingga perahu tiba dan ditambatkan di tiang rumah. Asoka berdiri di tangga kayu. Lalu menatap Rizal yang masih duduk di perahu.

ASOKA

Kau tidak mau naik?

Rizal diam.

ASOKA (OS)

Kau memang pengecut. Selamanya akan jadi penakut

RIZAL (VO)

Aku bukan penakut, Soka!

Rizal meletakkan dayung dengan sembarangan. Lalu menaiki tangga. Dia memerhatikan Asoka yang sibuk mengeluarkan mangga dari kantung hitamnya.

ASOKA

Assalamualaikum, Kak Ali! Kau dengar aku?

Asoka mengetuk pintu.Tak ada jawaban. Dia lalu mengetuk jendela kecil kotak beberapa kali. Di jendela itu cukup untuk memasukkan piring dan termos air.

ASOKA

Kak, bukalah jendela ini. Aku bawa mangga kesukaanmu!

Beat. Tak ada jawaban. Rizal dan Asoka saling pandang. Keduanya mengintip ke dalam.

CUT TO

14 INT. RUMAH HITAM ATAS LAUT-SORE

Ali dalam posisi baring menghadap dinding rumah yang kusam. Tak ada gerakan sama sekali.

ASOKA (OS)

Kau tidur, Kak?

Kepala Ali bergerak. Dia bangun dan duduk. Rambutnya panjang sampai pundak. Menatap nanar ke arah suara yang selama enam bulan ini akrab dengaannya. Membuatnya lebih semangat di tengah kesunyian. Ada segaris senyum di wajahnya yang kusam.

15 EXT. TERAS RUMAH HITAM ATAS LAUT- SORE

ASOKA

(menatap Rizal)

Kau bawa baju ganti untuknya?

Rizal mengangguk. Menyerahkan baju dalam tas yang dibawanya.

Asoka tersenyum

ASOKA

Ada mangga manis untukmu Kak... ehm. Beat. Rizal juga bawa baju ganti

Asoka terlihat khawatir saat menyebut nama Rizal karena Ali tidak menyukai Rizal.

FADE OUT

16 INT RUANG TENGAH RUMAH ALI & RIZAL- MALAM (FLASH BACK)

Orangtua Ali dan Rizal berdiri menghadap Ali yang meracau dan menunjuk nunjuk ke arah Rizal. Ali lalu meraih batang bambu di dekatnya dan memukul kepala Rizal. Bapak Rizal marah. Ibu mereka terisak di kursi. Rizal kesakitan dan berlindung di belakang bapaknya yang tampak emosi.

BAPAK

Kalau begini terus, kau akan aku asingkan di tengah laut!

Ali terkejut. Memegang kepalanya. Meringis

ALI

Saya tidak sengaja, Pak. Saya kira dia makhluk yang akan mencelakaiku. Maaf, Pak. Selama ini... aku..

BAPAK

Cukup!

Berbalik ke kamar. Meninggalkan Ali yang terduduk lemas.

FADE IN

17 EXT. TERAS RUMAH HITAM ATAS LAUT - SORE

ALI (OS)

(serak)

Suruh dia pergi!!

Asoka memberi tanda dengan kepala agar Rizal turun ke perahu. Rizal lalu turun ke perahu lalu menatap was-was pada Asoka. Asoka tersenyum

ALI (OS)

Apakah dia sudah turun?

ASOKA

Sudah

Asoka tampak kesulitan membawa barang bawaan di tangannya. Ada termos, tas dan mangga. Beberapa kali dia memperbaiki posisi barang itu agar tetap di genggamannya. Dia menunggu dan menatap jendela tepat di depan wajahnya.

Dia dapat melihat wajah Ali yang dihiasi tahi lalat di pipi kirinya.

ASOKA

Makanlah mangga ini, Kak. Barusan aku petik dari pohon.

Asoka menyerahkan mangga. Namun Ali yang menampakkan wajah di jendela itu hanya diam. Matanya menatap Asoka.

ASOKA

Kak, aku sampai terjatuh untuk mendapatkan mangga manis ini. Lihatlah (melihat ke arah lututnya) lututku terluka. Tapi tadi sudah diberi obat merah oleh Rizal.

Ali menyambur uluran mangga dari Asoka. Lalu mengambil termos berisi teh dan pakaian dari tangan Asoka. Asoka melihat semua pergerakan Ali dengan wajah berseri.

ALI

Pulanglah

Senyum Asoka makin lebar mendengar satu kata dari Ali.

ASOKA

Aku baru datang dan belum duduk. Tapi kau mengusirku. Beat. Apa kau lebih suka ditemani ikan laut, Kak?

Tak ada jawaban. Ali tiba-tiba tersenyum tepat di hadapannya. Yang baru kali dilihatnya sejak dia mengunjungi remaja itu enam bulan lalu.

ASOKA

Kak, boleh aku menyanyi?

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar