Love Apps
11. Bagian 11. Akhir yang Indah
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

101. INT. SEBUAH RUANGAN. KANTOR KUA. SIANG

 

TEXT : SATU BULAN KEMUDIAN

 

Prabu menatap Nana yang mengenakan kebaya putih dengan pandangan takjub. Nana tampak lebih cantik dengan mekap natural di wajahnya. Mata Prabu berkaca-kaca.

NANA

(Menghampiri Prabu)

Kenapa, Mas?

 

PRABU

(Menyembunyikan rasa harunya)

Enggak kenapa-napa.

 

NANA

Ini surat perjanjian pranikah yang aku dan Erland sepakati.

(Menyodorkan selembar kertas beraterai)

Di situ tertulis, jika Erland melakukan kekerasan sekecil apa pun baik fisik ataupun verbal, maka pernikahan ini akan berakhir.

 

PRABU

(Menerima kertas tersebut dan membacanya)

Mas harap, kamu nggak perlu menunjukkan kertas ini lagi di lain hari.

Nana mengangguk. Dia mengerti maksud Prabu. Kemudian mereka saling berpelukan. Ratih muncul dari arah lain dan menghampiri mereka.

RATIH

Lho, kok malah di sini. Kalian udah ditungguin.

(Sedikit panik melihat mata Nana yang sembab. Buru-buru menyodorkan tisu)

Kamu apain lagi sih, Mas? Belum apa-apa pengantinnya udah dibikin nangis.

Prabu dan Nana tertawa. Kemudian mereka menuju tempat di mana Erland, Astuti, dua orang laki-laki sebagai saksi, penghulu, dan dua orang perwakilan dari Love Apps. Prabu bertindak sebagai wali Nana. Dia menjabat tangan Erland. Muka keduanya tampak tegang.

PENGHULU

Gimana saksi?

 

SAKSI 1, 2, dan HADIRIN

SAAAAAAH

Seluruh orang yang hadir di ruangan itu mengangkat tangan untuk mengamini doa. Nana dan Erland bertukar cincin. Tidak lama Nana, Erland, dan para saksi menandatangani dokumen. Kemudian mereka berfoto.

 

CUT TO

 

102. INT. SEBUAH RUANGAN LAIN. KANTOR KUA. SIANG

 

Perwakilan Love Apps menyalami Nana dan Erland. Mereka menyerahkan hadiah secara simbolis pada pengantin baru itu.

KRU 1

Untuk hadiahnya, akan ditransfer ke rekening Mbak Denada dalam tiga hari kerja.

 

KRU 2

(Menyerahkan bingkisan)

Yang ini dari tim kreatif untuk kalian berdua. Semoga bermanfaat.

 

NANA

Terima kasih banyak ya, Mas. Kalau bukan karena Love Apps, mungkin kami nggak aka nada di sini.

 

KRU 1

Semua tim kreatif seneng banget kalian benar-benar berakhir di pelaminan. Kalau sempat, mampir ke kantor ya. Kasih testimony.

Mereka berempat tertawa, kemudian berfoto bersama.

 

CUT TO

 

103. INT. RESTORAN. SIANG

Nana, Erland, Astuti, Prabu, Ratih, para saksi, dan juga kru Love Apps, berkumpul di sebuah ruangan privat. Di meja sudah tersaji aneka hidangan. Masing-masing mereka tampak mengobrol, sesekali tertawa, dan kelihatan bahagia. Ponsel Nana bergetar dan dia memeriksanya. Ada panggilan tak terjawab dari nomor tidak bernama dan juga beberapa pesan. Nana menyentuh-nyentuh layar ponselnya.

 

INSERT TEXT : Selamat ya atas pernikahanmu sama Erland. Walaupun aku masih ngerasa kalau kita ini pasangan serasi, tapi aku bisa lepasin kamu. Semoga kamu bahagia sama Erland. Aku juga nggak akan muncul lagi di kehidupan kalian. Sekali lagi selamat. –Danu-

 

INSERT TEXT to DANU : Terima kasih. Aku harap kamu segera bertemu seseorang yang bisa ngertiin kamu.

 

Nana menyimpan lagi ponselnya dan kembali berbincang dengan hadirin.

 

CUT TO

 

104. INT. KAMAR NANA. RUMAH PRABU. MALAM

Nana dan Erland tampak canggung satu sama lain. Mereka duduk berjauhan.

ERLAND

Kamu tenang aja. Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu kok. Aku masih inget perjanjian rahasia kita.

Aku nggak akan nyentuh kamu sampai aku yakin aku nggak akan nyakitin kamu.

 

NANA

Terima kasih.

DISSOLVE TO

 

105. INT. RUANG TAMU. RUMAH ERLAND. SIANG

 

TEXT : SATU MINGGU KEMUDIAN

 

Prabu mengantarkan Nana ke rumah Erland. Prabu, Ratih, dan Astuti tampak berbincang di ruang tamu, sementara Erland membawa koper Nana ke kamarnya, kemudian kembali ke ruang tamu.

PRABU

Saya titip Nana ya, Bu, Land. Tolong dimaklumi kalau anak itu doyan makan, tapi nggak bisa masak.

Seluruh yang hadir tertawa kecuali Nana yang cemberut.

ASTUTI

Ya nggak apa-apa Nana nggak bisa masak. Alan kan pinter masak, jadi Nana yang makan. Mereka jadi saling melengkapi.

 

RATIH

Kapan kalian ada rencana bulan madu?

Nana dan Erland saling tatap dengan canggung.

ERLAND

Nanti kami pikirin. Sekarang Nana lagi banyak deadline.

 

RATIH

So sweet. Pengertian banget sih, Erland.

CUT TO

 

106. INT. KAMAR ERLAND. RUMAH ERLAND. SIANG

 

Ratih sedang mengoleskan wajahnya dengan skincare di depan meja rias, sementara Prabu sudah merebahkan diri di ranjang.

RATIH

(melihat Prabu dari pantulan cermin)

Mas, Nana kan udah nikah dan sekarang udah tinggal di rumah suaminya. Kapan kita bisa mulai program itu?

 

PRABU

(Mengubah posisi, jadi duduk bersila)

Program ya?

 

RATIH

(Berbalik dan melihat langsung ke Prabu)

Kamu nggak inget? Atau mau nunda lagi?

 

PRABU

(Bangkit dan berjalan mendekati Ratih)

Kapan kita temuin dokter Indah?

Ratih tampak bahagia. Matanya berkaca-kaca dan dia langsung memeluk Prabu.

 

CUT TO

 

107. MONTAGE

 

1. Momen kedekatan Nana dan Erland di rumah Erland. Mereka masak bersama, mencuci piring bersama, dan membersihkan rumah bersama.

2. Erland mengajak Nana ke kafe miliknya dan mengenalkan Nana pada karyawannya.

3. Nana dan Erland masih tidur berjauhan meski seranjang.

4. Erland jadi sering tersenyum saat bersama Nana.

 

DISSOLVE TO

 

108. INT. KAMAR ERLAND. RUMAH ERLAND. MALAM

 

Nana masih mengetik sambil berlonjor di ranjang. Erland sedang membaca buku di sebelahnya. Ponsel Nana berbunyi. Sebuah pesan gambar masuk ke ponselnya.

 

INSERT PICTURE : FOTO HASIL USG YANG DIPEGANG PRABU DAN RATIH

INSERT TEXT : Hallo Om dan Tante. Salam dari keponakan masa depan. Sampai ketemu empat bulan lagi.

 

Wajah Nana tampak semringah. Dia menunjukkan foto itu pada Erland.

NANA

(Gemas)

Ya ampun, aku bakalan punya keponakan. Pasti lucu banget deh.

Erland tersenyum melihat Nana yang kegirangan.

 NANA (CONT’D)

Mbak Ratih pasti bahagia banget. Dia udah nantiin moment ini sejak lama. Akhirnya Mas Prabu luluh juga.

Erland tersenyum melihat Nana yang kegirangan, kemudian menaruh bukunya, dan duduk di dekat istrinya. Nana merasa canggung dengan sikap Erland. Tiba-tiba saja Erland mengambil laptop Nana, menutup layarnya, lalu menjauhkannya.

NANA (CONT’D)

(Canggung)

Kamu kenapa sih?

 

ERLAND

Aku mau ngomong serius sama kamu.

 

NANA

Ya ngomong aja kayak biasa.

 

ERLAND

(Memegang tangan Nana, lalu menciumnya dengan lembut)

Makasih ya untuk semua yang udah kamu lakuin buat aku.

 

NANA

(Malu-malu)

Kamu kenapa sih? Aneh deh.

 

ERLAND

Aku malu sama kamu. Di saat aku masih egois, kamu malah sabar banget sama aku. Terima kasih untuk nggak nyerah sama aku.

 

NANA

Aku seneng kamu udah mau berusaha, Land. Ternyata kamu nggak selemah yang aku kira.

Nana yang canggung, bangkit dan ingin menjauh dari Erland, tapi pria itu malah menarik tangan Nana dengan kuat. Erland menangkap tubuh Nana, mereka pun terjatuh dengan posisi tubuh Nana berada di atas tubuh Erland. Nana jadi malu dan berusaha melepaskan diri dari tubuh Erland.

ERLAND

Aku lemah?

 

NANA

Iya.

Erland berguling dan kini tubuhnya berada di atas tubuh Nana.

ERLAND

(Menatap mata Nana)

Aku lemah?

 

NANA

Iya, eh nggak.

 

ERLAND

(Bangkit dan membantu Nana duduk, kemudian tersenyum)

Kalau aku lemah, aku nggak mungkin tahan untuk berduaan sama kamu tanpa ngapa-ngapain.

(Membuka laci dan mengambil map, lalu menyerahkannya pada Nana)

Aku udah alihin kepemilikan kafe atas nama kamu.

 

NANA

Buat apa?

 

ERLAND

Aku juga udah memperbarui perjanjian pranikah kita. Kalau suatu saat nanti aku berlaku kasar, semua aset aku akan jatuh ke tangan kamu.

 

NANA

Kamu nggak perlu lakuin itu, Land.

 

ERLAND

(Memegang tangan Nana)

Perlu. Karena aku mau serius sama pernikahan kita. Aku mau membangun keluarga sama kamu.

Nana dan Erland saling berpelukan.

 

FADE TO BLACK

 

END


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar