Jatuhnya Pesawat Cocor Merah (Screenplay)
Daftar Bagian
1. Scene 1-2: Kedatangan Divisi Siliwangi di Ibukota Negara Yogyakarta
Bukan mulut Sri yang berkata demikian, namun KEDUA BOLA MATANYA.
2. Scene 3-14: Persiapan Pagi
Lonceng dibunyikan.
3. Scene 15-16: Apel Sambutan dan Pengangkatan
Itulah hijrah Siliwangi, mengalah untuk menang.
4. Scene 17-19: Berjualan Jamu
Sebagian pasukan Siliwangi yang berlari dengan baris rapi melewati Sri.
5. Scene 20: Sarapan Tiwul
Jangan mendahului yang lebih tua!
6. Scene 21-22: Belajar Menulis Surat
Untuk siapa kami tulis surat, Ndoro?
7. Scene 23: Pasar
Tanganmu kuning
8. Scene 24: Membuat Tiwul
Kowe ki kaya 'Bathok bolu isi madu' (Kamu itu orang bawah yang kaya pengetahuan)
9. Scene 25: Catatan Malam
Yoni sedang menulis catatan di meja dengan penerangan berupa satu buah lilin.
10. Scene 26-27: Latihan
Negara sudah merdeka dari penjajah, tetapi masih dengan bangganya menggunakan bahasa penjajah.
11. Scene 28-29: Diborong
Sepertinya Ibu bukan orang sini ya?
12. Scene 30-31: Pencarian Kutu
Dia menyatakan bahwa dirinya mau mengajak kamu nikah, Sri.
13. Scene 32: Jatah Makan
Sayur terakhir.
14. Scene 33: Lapar
Kalau hanya tinggal tetapi tidak makan, bagaimana itu, Bu?
15. Scene 34: Rumah Danu Widjojoningrat
Jangan samakan aku dengan dirimu! Kamu sudah pernah makan keju belum?
16. Scene 35-36: Berkendara Bersama Sultan
Republik Indonesia berhutang budi pada Yogyakarta.
17. Scene 37: Malioboro
All is de leugen nog zo snel, de waarheid achterhaalt haar wel (Secepat-cepatnya kebohongan berlari
18. Scene 38: Memberi Beras
Ibu-ibu, ini ada sedikit rezeki
19. Scene 39-41: Latihan di Hutan
Itu juga sebagai balas budi.
20. Scene 42: Andjing
SLW itu singkatan dari Stoot Leger Wilhelmina.
21. Scene 43: Mencuci dan Mandi di Sungai
Yang terpenting, mau menikah dengan orang mana saja, dirimu jangan sampai hilang (adat dan budaya) J
22. Scene 44-46: Tembakan
Engkau merasakan apa yang sedang berdetak dan meledak-ledak di sini? Itulah tembakan-tembakan yang b
23. Scene 47-48: Menjual Jamu Bersama
Besok kalau mau menemuiku tidak perlu menunggu seminggu seperti ini
24. Scene 49-50: Rumah Dinas Jenderal Soedirman
Gerilya. Itu jalan kita.
25. Scene 51: SLW
Jangan coba-coba membangunken macan yang tertidur!
26. Scene 52-56: Mencari Yoni
Apa arti kemenangan jika ketika kita berkumpul bersama sesama 'keluarga' kita, namun kita dianggap
27. Scene 57-62: Bersama Yoni
Yoni bersorak.
28. Scene 63-64: Pengangkatan Jend. Soedirman Kembali
Selamat mengemban tugas ini kembali, Panglima.
29. Scene 65: Rencana Melamar
Tetapi kemerdekaan itu memiliki syarat.
30. Scene 66-74: Pertengkaran Malam
Apa upayamu? Kamu hanya menunggu dilamar?
31. Scene 75-76: Pengalihan Tugas Sultan
Sultan, wilayah Republik Indonesia sudah dipastikan aman?
32. Scene 77-80: Keresahan Menuju Hari Raya
Di ibu kota negara bukan berarti tidak ada yang miskin
33. Scene 81-83: Lebaran
Kena iwake aja nganti buthek banyune.
34. Scene 84-86: Kabar Kerusuhan dan Penculikan di Surakarta
Karena kita tidak tahu kapan datangnya ancaman dari luar bahkan dari dalam.
35. Scene 87-89 : Pemberontakan PKI di Madiun
Panglima, izinken saya memimpin pasukan ke sana.
36. Scene 90-93: Permintaan Melamar
Tidak elok rasanya jika kasih sayang yang tumbuh berkembang menjadi cinta tidak memiliki arah dan tu
37. Scene 94-99: Menanti Jawaban dan Pemberangkatan
Kita tunjukkan bahwa kita adalah nasionalis, penjuang untuk keutuhan kemerdekaan Republik Indonesia.
38. Scene 100: Surat
Cukup bisikkan jawaban itu melalui udara.
39. Scene 101-116: Jawaban
Sungguh campur aduk hatiku, seperti jamu beras kencur yang manis nan sepat bercampur temulawak yang
40. Scene 117-131: Perang Pidato Bung Karno - Muso di Radio
Pada saat yang begini genting, di mana engkau dan kita sekalian mengalami perjuangan yang sebesar-be
41. Scene 132-139: Pertempuran Kata dan Darah
Janganlah sampai kedua kalinya menjadi sebab bangkrutnya cita-cita Indonesia Merdeka.
42. Scene 140-150: Pertempuran Merah
Jika kita berhasil, mulut mereka yang lebih ganas dari bedil itu akan kehilangan pelurunya.
43. Scene 151-159: Akhir dari Arit-Arit Berdarah
Karena kami percaya bahwa kalian juga menginginkan bangsa Indonesia merdeka seutuhnya.
44. Scene 160-162: Kembali ke Yogyakarta
Pepohonan di samping-samping jalan yang dilewatinya sedang menggugurkan bunga-bunga kecil berwarna k
45. Scene 163-165: Pemindahan Tugas
Kalau saja tidak diberi batas waktu yang jelas, itu sama saja menggantungkan nasib orang lain demi k
46. Scene 166-167: Perpisahan Menuju Magelang
Aku percaya padamu. Tapi aku percaya juga pada Tuhan yang menentukan takdir. Sementara semua manusia
47. Scene 168. Amerika Serikat
The Republic won?
48. Scene 169. Kirim Surat
K
44. Scene 160-162: Kembali ke Yogyakarta
Terkunci
Kamu harus membeli skrip ini untuk bisa melihat isi konten