Family Family Love
1. Perkenalan #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Family Family Love

Skenario By Ika Nura

Aliansa Aringganda ( VO Prolog):

Kalian percaya dengan sihir, kalian percaya dengan keajaiban. Aku pernah mengalami semuanya.

*Visual Tangan yang melambai kearah langit yang cerah.

Aku Aliansa Aringganda orang – orang memanggilku Ansa, umurku 25 tahun dan aku harus menolong keutuhan sebuah keluarga, yang mana anak perempuannya menabrakku sampai sekarat dan anak laki – lakinya menolak dijodohkan denganku. Ini kisah keajaiban yang aku dapat, keajaiban yang mana aku diharuskan memperbaiki hidup salah satu keluarga.

 SCENE 1 INT, KANTOR di RUANGAN MEETING

Cast, Aliansa Aringganda, Karyawan ,Ziko 

(Aliansa sedang memperhatikan salah satu karyawan yang sedang presentasi tentang desain pembangunan )

Karyawan (VO) : Sekian presentasi saya tentang desain pembangunan gedung baru, jika bu Ansa setuju maka pembangunan akan di laksanakan dua minggu lagi.

Aliansa : Desain yang kamu buat bagus hanya saja apa itu sesuai dengan klien minta, karena kemarin saya sudah membaca surat perjanjian dan surat perencanaan dari klien ada beberapa hal yang kamu kurangi.

(VO Prolog) : 

(Aku bekerja di PT Aringganda, perusahaan yang mengerjakan desain – desain pembanguan dan properti yang sesuai dengan permintaan klien, bisa dibilang aku adalah seorang arsitek, bukan hanya kerja tetapi aku juga pemilik perusahaan PT Aringganda.)

( Handphone Ansa berbunyi, panggilan dari ibu Ansa, dan Ansa menghentikan rapat dan mengangkat Handphonenya )

Ibu Ansa : Halo Sayang

Aliansa : iya ma, ada apa Ansa lagi meeting?

Ibu Ansa : Kamu nanti jadikan, kamu sudah janji loh sama mama kalau kamu mau di jodohkan sama anak temannya papa.

Aliansa : iya iya nanti aku datang ma, Ansa pasrah sama mama dah….

Ibu Ansa : oke mama tunggu jangan sampai telat sayang

Aliansa : Iya ma…

(VO Prolog) :

Hari ini aku akan dijodohkan dengan seorang laki – laki dari keluarga Mawangsa, keluarga itu salah satu keluarga terkaya di Indonesia ini..

( Kemudian Ansa Melanjutkan meeting )

SCENE 2 INT / EXT, DI RESTORAN MEWAH

Cast: Aliansa Aringganda, (Ayah) Aringganda, (Mama) Amalia Aringganda, Langit Mawangsa , Pak Mawangsa, Maria Mawangsa 

(Ansa baru datang dan bergegas masuk ke restoran tersebut)

(Ansa melihat mamanya berbicang dengan seorang ibu – ibu dan Ansa menghampirinyan)

Ansa : Ma… 

Amalia Aringganda : oh.. sayang kemari cepat…

Maria Mawangsa : ow… ini Ansa Arsitek Handal dari keluarga Aringganda, atau aku bisa bilang anakmu yang cantik atau juga calon menantu Mawangsa.

Amalia Aringganda : hahaha …. Jeng ini bisa saja, anak saya ini meskipun sudah dewasa tapi kelakuannya seperti bocah, sembrono pokoknya belum dewasa Jeng.

 (VO Prolog) :

Mamaku selalu menganggapku seperti itu, ucapan yang selalu sama jika ditanya oleh teman arisan atau temannya yang lain pasti mama akan menjawab aku belum dewasa, sembrono atau ceroboh, tetapi kali ini aku diam saja, siapa tahu dengan ucapan mama perjodohan ini gagal.

(Aku menghampiri teman Mama dan memberi salam)

Ansa : Malam Tante saya Ansa, Anaknya Mama Amalia Aringganda dengan Ayah Aringganda , oh ya tante apa yang di bilang Mama tadi benar loh tante.

Maria Mawangsa : (tertawa kecil) kamu ternyata orangnya lucu ya….

Ansa : (hanya membalas dengan semyum)

(Aku mengambil tempat duduk tepat di sebelah Mamaku, tetapi pandanganku teralihkan dengan kedatangan seorang laki – laki, tinggi proporsi tubuh yang ideal tentunya dia tampan dan menawan)

Maria Mawangsa : Ini dia Langit, Ansa ini langit anak tante dan langit ini Ansa cantik bukan (dengan menoleh kearah langit yang berdiri disamping Maria Mawangsa)

Langit : Salam kenal saya Langit Mawangsa (Sambil Tersenyum kearah Ansa)

Ansa : Aku Aliansa Aringganda panggil saja Ansa 

Langit : Salam kenal

(VO Prolog) :

Singkat cerita orang tuaku berniat menjodohkanku dengan Langit Mawangsa, tetapi saat kami berbincang hanya berdua Langit berterus terang jika dia terpaksa menerima perjodohan ini.

Langit : Maaf sebelumnya, Aku ingin berterus terang kepadamu Ansa, aku tidak mau di jodohkan denganmu.

Ansa : Apa, apa karena kamu sudah punya pacar ?

Langit : Iya, (jawab singkatnya dan menghela nafas ) Meskipun aku tidak memiliki pacar aku akan tetap menolak perjodohan ini.

(Ansa merasa marah karena jawaban dari langit yang seolah meremehkan Ansa sekaligus bingung dengan apa yang dia rasakan)

Ansa : ( dengan ekspresi bingung ) Lalu kenapa kamu datang dan kenapa tidak jujur kepada orang tuamu saja ?

Langit : Kenapa bukan kamu yang menolak langsung, atau kamu bilang sendiri kepada orang tuamu?

Ansa : (Tersenyum Sinis) aku tidak bisa menolak karena orang tuaku mendesakku, dan harapanku orang yang dijodohkan denganku yang akan menolak.

Langit : Sayangnya aku tidak bisa menuruti permintaanmu, dan juga aku berharap sama denganmu, aku berharap jika orang yang dijodohkan dengankulah yang menolak perjodohan ini.

Ansa : Maaf juga tapi aku tidak bisa menuruti permintaanmu itu. (jawab Ansa dengan ketus dan setelah itu meninggalkan Langit sendirian.) 

( Ansa hanya terdiam saat menghampiri keluarga dan Ansa sengaja menyembunyikan dari keluarganya tentang penolakan dari Langit )

SCENE 3 INT, DI KAMAR TIDUR ANSA

Cast: Aliansa Aringganda 

(Ansa teringat tentang ucapan langit, yang menolak perjodohan yang sudah diatur orang tua mereka)

Aliansa Aringganda : Kenapa aku jadi sedih, harusnya aku senang dia menolak perjodohan ini, tetapi kenapa? (Ansa bergumam sendiri)

Aliansa Aringganda : Ternyata benar ya … kata – kata mutiara itu perempuan akan lebih tertarik kepada laki – laki yang tidak tertarik dengan dia atau lebih tepatnya mereka menyukai lelaki yang membuat hatinya sakit.

SCENE 4 INT, DI MEJA MAKAN

Cast: Aliansa Aringganda , Mama Ansa (Amalia Aringganda)

(VO Prolog) :

Sudah dua hari berlalu, aku berusaha menghindar dari pertanyaan tentang langit atau sudah sedekat apa aku dengan langit. 

Mama Ansa : Sayang bagaimana, kamu sudah sedekat apa dengan Langit ?

Ansa : hem… (berusaha merespons singkat ucapan mamanya)

Mama Ansa : Sayang kamu itu tidak perlu risau tentang Langit, dia Tampan, Pinter dan Gentel banget kan ?

Ansa : Hem…. (dalam hati : iya langit memang tampan, pinter tapi juga dingin plus tidak punya hati, bisa – bisanya dia menolakku seperti itu)

( Tiba – tiba handphone Ansa berbunyi pesan dari salah satu temannya)

(Ansa melihat isi pesan handphonenya )

Mama Ansa: Ada apa sayang ?

Ansa : Ma … nanti malam Ansa ada party dengan teman ya…

Mama Ansa : Kamu ajak langit saja

Ansa : Enggak buat apa?

Mama Ansa : ya… siapa tahu kamu bisa lebih dekat dengan Langit kan?

Ansa : Ma… ini party Cuma perempuan yang ikut ya.. kali aku mengajak langit

Mama Ansa : dih … mama rasa itu tidak akan ada masalah

Ansa : Plis ma… enggak perlu, pokoknya Ansa berangkat sendirian jadi Ansa nanti pulang sedikit telat ya ma…

Mama Ansa : Sayang…. Kamu… (belum selesai bicarara Ansa menyela mamanya)

Ansa : pokoknya Ansa berangkat sendiri ma … ok … Ansa berakta dulu ya … (pergi dari meja makan)

(VO Prolog) :

Hari berjalan begitu cepat, sampai malam tiba, Aku bergegas menuju tempat pesta temanku. 

(Ansa berjalan menuju parkiran mobil dan mengendari mobil menuju pesta temannya)

SCENE 5 INT, DI DALAM MOBIL 

Cast: Aliansa Aringganda

Ansa : Wah … baru kali ini jalanan sepi biasanya macetnya panjang

(VO Prolog) :

Aku yang menikmati jalan raya yang lancar bahkan terkesan sepi, dan ditengah keheningan datang mobil dari arah berlawanan dengan sangat cepat sampai aku tidak mampu menghindarinya. Tepat mobil itu dan mobilku saling berhadapan, aku yang terkejut meihat sekilas ada seorang anak perempuan di mobil tersebut, waktu terasa berhenti sejenak saat kami berdua bertatapan, dan terjadilan tabrakan yang membuat mobil kami berdua berbenturan sangat keras. Aku melihat sekelilingku terasa lambat terlihat puing – puingan kaca dan percikan sedikit darah mengambang di hadapanku, tanganku mencoba menyentuh percikan darah itu namun tiba – tiba waktu berjalan normal lalu mobil kami terhempas tidak beraturan akibat tabrakan itu dan semuanya terasa gelap.

SCENE 6 INT, DI RUMAH SAKIT

 Cast: Aliansa Aringganda, Langit Mawangsa, Clarisa Mawangsa (Adik Langit)

(semua orang berlarian diruamah sakit, orang tuaku yang mendapat kabar tentang kecelakaan Ansa panik bergegas dirumah sakit)

(Aku mulai sadar dari pingsanku, tetapi aku tidak melihat siapapun di sekelilingku, aku terbangun dan melepaskan selang – selang rumah sakit yang tertancap di badanku tanpa sengaja aku melihat pantulan kaca dari sebuah gelas)

Ansa : Tunggu dia bukannya (mengingat kecelakaan yang dia alami saat saling memandang dengan seorang anak perempuan di dalam mobil yang menabraknya)

*Mengambil gelas dan memperhatikan pantulan pada gelas itu 

Ansa : kenapa, wajahnya … (Ansa kaget menyentuh wajahnya karena Ansa sadar pantulan wajah tersebut bukan wajahnya, dia panik dan tanpa sadar melempar gelas itu hingga pecah)

*Mencoba turun tempat tidur namun terjatuh

(Masuk seseorang karena orang itu mendengar suara benda jatuh)

(Ansa kesakitan karena dia terjatuh )

Langit : Clay kamu tidak apa – apa? (bergegas menuju Ansa yang terjatuh dan berusaha menolongnya)

Ansa : Langit ? 

(Langit mencoba membantu Ansa berdiri dan membopongnya di tempat tidurnya)

Ansa : Langit, kamu lihat pantulan di gelas, disitu ada pantulan perempuan yang menabrakku dan… (menunjuk pecahan gelas)

Langit : Clay ? (reflek membentak Ansa untuk menenangkan Ansa )

Ansa: Clay , siapa yang kamu maksud ? 

Langit : Apa maksudmu Clay ? 

(kepala Ansa tiba – tiba sakit, karena terlalu sakitnya Ansa sampai menangis )

Langit : Clay kamu tidak apa – apa, Clay …Clay

(Ansa yang tidak bisa menahan sakit kepalanya langsung pingsan dan langit panik dia bergegas memanggil dokter)

SCENE 7 INT / EXT, DI RUANG DOKTER

Cast: Langit Mawangsa, Dokter

(Perbincangan dokter dan langit tentang keadaan Ansa atau tubuh yang sekarang di tempati Ansa yaitu tubuh Clarisa Mawangsa Adik dari Langit dan sering dipanggil Clay)

Langit : Bagaimana keadaan adik saya dokter, kenapa tadi dia tidak tahu dengan namanya sendiri ?

Dokter : Setelah saya periksa kemungkinan nona clay mengalami anmesia, mungkin diakibatkan dari benturan saat kecelakaan

Langit : Anmesia , apa dia bisa ingat kembali kah dokter?

Dokter : itu masih belum bisa dipastikan tuan, saya akan periksa lebih lanjut saat nona Clay sadar kembali, untuk mengecek seberapa parahnya dia mengalami anmesia.

Langit : lakukan yang terbaik dokter untuk adikku itu.

Dokter : Iya Tuan Langit, sebenarnya ini sungguh keajaiban tuan karena menurut pemeriksaan adik anda tidak selamat dan kalau pun selamat di perkirakan akan lumpuh total, tetapi Nona Clay bisa berbicara bahkan memiliki tenaga untuk turun dari tempat tidur.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar