Di Bawah Langit yang Sama
Daftar Bagian
1. Scene 1
Di salah satu gang di kota Jakarta. Vino bersama teman-temannya sedang asyik bernyanyi diiringi gita
2. Scene 2
Di ruangan itu ada Bu Emi sedang menonton TV sembari menyetrika pakaian tetangga. Vino baru datang l
3. Scene 3
Vino baru pulang usai pergi semalaman. Bersamaan dengan kedatangan Bu Idah yang mau nagih iuran kont
4. Scene 4
Vino mencari pekerjaan
5. Scene 5
Vino masuk ke dalam rumah dan mendapati kedua orang tuanya sedang menonton acara reality show artis
6. Scene 6
Vino memalak mobil yang sedang melintas
7. Scene 7
Vino bangun dengan bagian tubuh yang masih merasakan sakit pasca kejadian semalam
8. Scene 8
Sekolah Bian
9. Scene 9
Vino masih mencari pekerjaan part 2
10. Scene10
Seperti biasa, Pak Hasan dan Bu Emi asyik menonton acara reality show dari artis kesukaan mereka, se
11. Scene 11
Di jalan mereka tidak banyak bicara,sesekali saja juga dengan saling mengumbar senyum malu-malu
12. Scene12
Melihat Bapaknya sudah menunggu dengan raut menyimpan amarah, Shalsa hanya berlalu dan langsung masu
13. Scene 13
BACKSOUND LAGU MANUSIA KUAT MILIK TULUS MENGIRINGI ADEGAN INI.
14. Scene 14
BACKSOUND LAGU MANUSIA KUAT MILIK TULUS MENGIRINGI ADEGAN INI.
15. Scene 15
BACKSOUND LAGU MANUSIA KUAT MILIK TULUS MENGIRINGI ADEGAN INI.
16. Scene 16
Suasana rumah Pak Hasan masih ramai di waktu selarut itu. Mereka mengerubungi meja makan seperti usa
17. Scene 17
Seperti biasa, Vino bekerja dengan begitu semangat
18. Scene18
Seperti biasa, menjelang jam makan siang, aktifitas pekerjaan di sebuah lokasi pembangunan gedung be
19. Scene 19
Saat sedang asyik mencuci piring,tiba-tiba piring yang di pegang oleh Bu Emi terjatuh dan pecah
20. Scene 20
Saat perjalanan pulang ke rumah Vino melihat Shalsa sedang pulang berbelanja dari warung
21. Scene 21
Sesampainya di rumah Vino melihat Pak Hasan sudah terbaring dengan kaki penuh perban.
22. Scene 22
Kau sudah lihat sendiri keluargaku, kan? Aku perlu uang tambahan untuk membantu mereka, By!
23. Scene 23
Tidak seperti biasanya teman-teman Vino tidak menyambut kedatangannya dengan ramah.
24. Scene 24
Vino membela kerumunan yang mengerubuti pintu rumahnya. Tampak dua orang tuanya sedang terbaring.
25. Scene 25
Vino terus memanggil-manggil Shalsa dari depan pagarnya
26. Scene 26
Vino baru siuman. Dia berusaha menatap satu persatu orang yang sudah mengelilingnya.
27. Scene 27
Kaluarga Pak Hasan terlihat berkemas untuk ke rumah barunya. Tak lama Bu Idah muncul.
28. Scene 28
Beby mulai membuka pintu rumah besar itu, bersama Pak Hasan dan Bu Emi mulai memasukinnya sembari me
29. Scene 29
Bahkan Vino dan Bian sudah memiliki rumah sendiri berkat hasil kerja kerasnya.
30. Scene 30
Hai . . . Riko! Apa kabar Bapak dan Ibu?
31. Scene 31
Vino sedang menyamar jadi pengemis untuk konten
32. Scene 32
Makan malam bersama keluarga Pak Hasan
33. Scene 33
Pak Hasan Sakit
34. Scene 34
Pak Hasan di Rawat di Rumah Sakit
35. Scene 35
Aksi Sosial Terakhir Vino
36. Scene 36
Di Langit yang Sama
34. Scene 34

34. INT. RUMAH SAKIT.RUANG PERAWATAN – SORE

DI Sebuah rumah sakit. Pak Hasan tengah terbaring di salah satu kamar VIP. Hidungnya tengah terpasang selang infus yang terhubung dengan selang di nadinya. 

PAK HASAN

Bu, kalau umur Bapak tidak lama lagi. Tolong sampaikan salam sayang Bapak kepada anak-anak. Maaf juga selama ini belum bisa memberikan mereka kebahagiaan

BU EMI

Bapak jangan ngomong gitu. Bapak akan segera sehat, kok. Bapak kuat, yah.

Bu Emi beberapa kali terlihat ingin menangis. Dalam kondisi seperti ini mereka berdua memang membutuhkan perhatian dari anak-anaknya.

Tak lama sopir kepercayaan Pak Hasan tiba di rumah sakit untuk membawa berita. 

SOPIR PAK HASAN

Pak Maaf, pesan bapak sudah saya sampaikan ke asisten anak-anak bapak. Saya juga sudah berapa kali ke rumah mereka. Tapi mereka sedang tidak berada di rumah.

Sopir Pak Hasan terlihat tidak enak dan beberapa kali hanya menunduk.

PAK HASAN

(batuk)

Hukhuk … Tugas kamu sudah benar, Pak. Jangan merasa bersalah begitu.

 

Tak lama seorang perawat dan dokter masuk ke ruangan VIP mereka dirawat. Setelah tegur sapa, Sang Dokter langsung melakukan tugasnya yaitu memeriksa keadaan Pak Hasan.

DOKTER

Pak Hasan. Sepertinya kesehatan bapak kian hari kian memburuk. Kalau tidak dilakukan operasi kami takut semakin memburuk.(beat). Tapi operasi juga bukan salah satu solusi. Semoga ada jalan kebaikan bagi Pak Hasan.

Pak Hasan dan Bu Emi saling pandang. Cukup lama mereka saling pandang bersamaan air mata Bu Emi yang juga keluar.

BU EMI

Baik, Dok. Tapi sebelum operasi apa kami boleh menunggu anak-anak kami dulu?

DOKTER

Emang anak-anak Ibu Bapak ada di mana? Di luar Jakarta?

Pak Hasan dan Bu Emi semakin saling pandang pilu. Sang Sopir yang daritadi ada di ruangan tersebut juga tak urung meneteskan air mata.

BU EMI

Gak, Kok, Pak. Mereka ada di Jakarta dan akan segera datang.

Sang Sopir merasa terharu dan tidak tahan lagi, dia keluar ruangan dan menumpahkan air mata mendengar ucapan dari Bu Emi.

DOKTER

Baiklah kalau gitu, sebelum kita operasi dan menunggu anak-anak ibu bapak datang. Kami periksa dan persiapkan dulu yah ruang operasinya.

 

CUT TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar