Change
3. Chapter tanpa judul #3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Berjalan seraya menatap langit yang perlahan menumpahkan bulir-bulir salju. Marvin menikmati hal itu, suasana yang berbeda baru ia rasakan disini. Meskipun ia harus menggunakan kelebihannya untuk menahan dingin. Kelebihan yang dimiliki Marvin adalah panas, ia mampu menghasilkan panas yang lebih dan bisa menjadi api jika ia sedang marah. Ia tak ingin melakukannya namun apa daya karna sapu tangan itu hanya ada satu dan mereka belum mendapatkan apa yang disebut dengan wigi. Beberapa orang terlahir dengan kemampuan khusus, seperti yang dimiliki oleh ketiga remaja itu. Kekuatan yang didapatkan bervariasi dan memiliki tingkat nya sendiri-sendiri. 

Tak butuh waktu lama, Marvin akhirnya sampai ke tempat tujuannya. Pet shop dengan nama PYPY SHOPY dengan arsitektur yang lucu. Ia bergegas masuk dan melihat-lihat makanan untuk anjing. Marvin juga melihat variasi makanan anjing yang sangat beragam. Bahkan versi eksklusif yang hanya bisa dibeli orang-orang kaya ada disana. Semangatnya membara melihat semua itu, selain membeli makanan untuk anjing ia juga membeli sebuah baju kucing bergambar beruang untuk kucing Rion. 

Segera ia membayar seluruh belanjaannya lalu keluar dari toko dengan perasaan puas. Salju turun dengan deras namun ia tak melihat tumpukan salju yang menutupi jalan. Salju yang turun itu seperti hilang sebelum menyentuh tanah. Ia melihat kanan dan kiri dan akhirnya melihat sebuah lubang yang menyeburkan panas. Disitu ia tahu bahwa dibawah jalan tersebut ada sebuah alat yang mengeluarkan energi panas sehingga salju yang hampir menyentuh tanah bisa mencair. 

Setelah merasa takjub ia beranjak pergi, namun sebelum pergi Marvin melihat seseorang. Seorang gadis yang berdiri dipinggir jalan, rambutnya terurai panjang hingga hampir menyentuh paha, berwarna putih seputih salju, dan kulitnya putih pucat. Sang gadis melihat ke bawah menampakkan bulu mata yang juga berwarna putih.

Marvin : "E-Elsa?"

Marvin melangkah hendak menghamipiri sang gadis, namun angin kencang menerpa membuatnya menutup mata dan melindungi diri. Setelah angin menghilang gadis itu tak ada lagi ditempatnya. Sang gadis menghilang, Marvin terkejut melihat sisi kanan kiri mencari sosok gadis itu namun nihil ia tak menjumpainya. Ia pun berlari pulang dengan secepat yang ia bisa. 

Suara pintu yang terbuka keras membuat Devan dan Rion terkejut, begitu pula dengan the marbels dan para kucing. Nafas marvin terengah-engah tak terkendali, namun tanpa menunggu lama ia segera berlari menghampiri kedua sahabatnya. 

Devan : "Kau kenapa?"

Dengan nafas yang masih tidak beraturan Marvin menunjuk kearah luar. Namun kedua sahabatnya tak mengerti apa maksudnya. 

Marvin : "Di-disana depan toko aku ber-bertemu Elsa!"

Devan memasang wajah datarnya, sedangkan Rion memutar bola matanya malas. Mereka tau bahwa teman merea satu ini terobsesi dengan karakter Elsa di salah satu kartun Disney berjudul Frozen. Tapi bagaimana bisa obsesi itu membawanya berhalusinasi seperti ini. 

Marvin : "Aku serius! Dia berambut putih namun bedanya bulu matanya juga putih!"

Karena jengah dengan ocehan Marvin, Devan memasang wajah seriusnya yang membuat Marvin terdiam. Sedangkan Rion memilih sibuk memberi makan the Marbels. 

Devan : "Hentikan obsesimu pada karakter itu Vin."

Marvin : "Tapi gadis itu benar benar ada!"

Devan : "Gadis itu mungkin hanya seorang gadis yang mengubah warna rambut dan bulu matanya terkena salju sehingga berubah menjadi putih."

Marvin ingin membantah namun tak ada kesalahan di ucapan Devan. Apalagi sebelum datangnya angin tadi samar-samar ia melihat seekor anjing berjenis puppy digenggaman sang gadis. Meski samar ia mengingat anjing itu, anjing yang sangat manis dengan mata hitam. Ukurannya hanya sebesar genggaman manusia dewasa. Dan gadis itu menatap dengan hangat. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar