Cek Ombak (melulu)
Daftar Bagian
1. Gara-Gara Mama Lo Chat Papa Gue (scene#1-3)
Diawali dengan kekhawatiran Mama terhadap putrinya yang berkenalan dengan cowok dari aplikasi pencar
2. Gara-Gara Mama Lo Chat Papa Gue (scene#4-7)
Rebutan chatting antara Kika dan Mama Ocha, karena Mama khawatir Kika terjerat kriminalitas dunia ma
3. Galau (scene #8-12)
Kika dan Igo sama-sama dilanda kegalauan. Mereka mengkhawatirkan tentang chat orangtuanya tanpa sali
4. Meet Up (scene #13-16)
Setelah Igo dan Kika kembali chatting, Mama Ocha dan Papa Jun merebut kembali laptopnya. Mama kembal
5. Meet Up (scene #17-19)
Mama Ocha menyetujui ajakan Papa Jun ketemuan, sebagai Kika. Mama marah saat tahu Igo tak seperti di
6. Second Mistake (scene #20-27)
Bermaksud mendamaikan mamanya dan Papa Jun, Kika telah lancang mengaku mamanya yang chat dengan Papa
7. Ditikung Pengkhianat Tua Gila (scene #28-30)
Setelah perseteruan kedua antara Mama Ocha dan Papa Jun, Kika berusaha mendamaikan karena rasa bersa
8. 8. Di Kedai Jus-Jusan (scene #31-34)
Igo dan Kika kecewa karena baru saja jadian, kini terancam putus. Mama Ocha dan Papa Juno sepakat un
9. Di Sana Jadian di Sini Putus (scene #35-37)
Papa Jun meminta Igo mengizinkan ia menikahi Mama Ocha. Igo terpaksa mengalah karena suatu hal. Kika
10. Terpaksa Satu Atap (scene #38-41)
Awalnya Kika marah dan tak setuju mamanya menikah lagi dengan Papa Jun. Itu berarti dia harus pisah
11. Ketika Pacar Harus Jadi Saudara (Scene #42-45)
Kika dan Igo resmi jadi kakak adik setelah Igo dan Papanya pindah ke rumahnya. Tingkah Kika yang men
12. Bagai Tom and Jerry (Scene #46-50)
Bagai anjing dan kucing, atau bagai Tom and Jerry. Kika dan Igo berantem tak ada hentinya. Namun di
13. When Ellea Martel Met Harry Puter
Acara persaingan mencari pacar baru dimulai. Kika membuat akun baru di Meet Me, begitu pun dengan Ig
14. Letupan-Letupan Kecil
Mama Ocha kesal terhadap Papa Jun yang terlalu perhitungan kepada Igo. Pertengkaran pun tak bisa dih
15. Bersaing Mendapat Pacar Baru (scene #62-68)
Papa Juno mendatangi butik Mama Ocha untuk mendafatkan maafmya, akhirnya Rosa luluh. Igo dan Kika ja
16. Jealousy Papa
Akibat rasa cemburu Papa Juno, terjadilah pertengkaran antara dirinya, Kika dan mamanya. Sehingga Ki
17. Perang Dunia Cinta
Igo menyalahkan Papa Jun penyebab Kika kabur dari rumah. Akhirnya mereka bertengkar. Kika merasa tak
18. Masih Perang Dunia
Kika dan Igo mengadakan pertemuan dan saling membongkar jati dirinya di akun baru. Belum juga Kika m
19. Charity Show
Komunitas ibu-ibu sosialita berencana mengadakan pertunjukan amal dengan menggelar fashion show. Mer
20. Kika Yang Malang
Kika bertengkar dengan adiknya yang dibela mamanya. Kemudian papanya datang namun sempat memarahi Ki
21. Amarah Mama Ocha
Rosa stress karena kepergian Kika dari rumah papanya. Ia juga memikirkan Igo dan tempat charity show
22. Setelah Semua Pergi
Amarah Rosa memuncak manakala semua pergi meninggalkannya sendiri. Namun Igo selalu membesarkan hati
23. Satu Kata yang Dirindukan
Akhirnya Papa mengucapkan kata yang selama ini dirindkan Igo. Ia menyebut dirinya Papa kepada anakny
24. Keputusan Terakhir Tanpa Tes Ombak
Semua dihebohkan dengan kepergian Igo ke Australia tanpa pemberitahuan. Semua menyusul ke Bandara. I
9. Di Sana Jadian di Sini Putus (scene #35-37)

35. INT. APARTEMEN JUNO – PAGI

Cast: Igo, Papa Juno

Pagi-pagi Igo bangun langsung membuka gorden kamar yang berdinding kaca. Sinar matahari langsung menerobos ke kamar menyilaukan mata Igo. Igo langsung ke kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dengan bersarung handuk dan rambut basah. Di depan lemari pakaian, ia tertegun depan cermin. Ia memamdangi wajah dan tubuhnya. Lalu Igo menatap dua bingkai foto di dinding. CU: Foto Papa Jun dan Mama Marsha, ibunya. Namun Igo terfokus pada wajah flamboyan papanya. Ia membandingkan dengan dirinya

IGO (VO)

Gue memang anak kandung papa. Tapi muka gue lebih mirip Mama. Cuma hidungnya yang diturun papa. Gue lumayan ganteng, tapi gak seganteng Papa yang diincar para wanita. Nasib gue juga gak sebaik Papa.

PAPA JUNO (OS)

Igooo!

IGO

Iya, Pa! Sebentar!

Igo buru-buru berpakaian dan berlari ke dapur. Di sana Papa Jun sudah duduk menanti sambil mengetuk-ngetuk meja makan.

IGO

Mau dibikinin sarapan apa, Boss?

PAPA

Kalau di rumah, lo bebas panggil gue apa aja. Kalau di luaran, gue gak suka lo panggil Papa. Oya, bikinin gue nasi goreng tuna campur sayuran. 

Igo membuka lemari pendingin, mengeluarkan bahan, lalu mengolahnya dengan cekatan. Dementara papanya mengambil air jeruk dari dalam kulkas lalu menuangkannya ke dalam dua gelas. Setelah beres, Igo menghidangkannya dalam dua piring di depan papanya. Igo ikut duduk untuk makan bersama.

PAPA JUNO

Go, ada yang mau gue omongin sama lo.

IGO

Ngomong aja. Biasanya juga gak pernah pake pembukaan dulu.

PAPA JUNO

Gue mohon sekali ini lagi, lo harus izinkan gue nikahin mamanya Kika.

Lo tau, kan selama ditinggal mama lo, gue belum mau nikah lagi. Sedangkan mama lo udah ketiga kalinya. Itu karena gue belum ketemu yang cocok. Gue gak mau gagal lagi. Tapi setelah ketemu mamanya Kika, gue langsung jatuh cinta. Jadi gue pikir sebaiknya lo dan Kika jadi saudara aja!

Igo yang sedang minum air jeruk, menghentikan tegukkannya dan hampir tersedak. Papa Jun menunggu jawaban dengan gelisah.

IGO

Terserahlah! Toh seandainya kutolak juga percuma. Pada akhirnya Papa tetap maksa juga.

Papa Juno berdiri, lalu menepuk-nepuk bahu Igo dengan tersenyum puas.

PAPA JUNO

Good boy! Jadi anak harus gitu! Gue berangkat duluan. Eh, jangan lupa cuci tuh mobil lo, jangan sampe buluk kayak yang punya!

Igo menghela napas berat seakan tertekan dihadapkan pada situasi yang sulit. Igo membereskan meja dan dapur dengan lesu.

CUT TO

36. EXT. PARKIRAN KAMPUS IGO – SIANG

Cast: Igo, Kika

Siangnya di kampus, Igo baru saja keluar dari kelas, langsung menuju parkiran. Langkahnya gontai dengan wajah yang kusut. Baru saja Igo membuka pintu mobil, ia membatalkannya ketika mendengar namanya diseru seseorang. Dilihatnya Kika sedang berlari ke arahnya.

KIKA

Go, Go, Igoo!

IGO

Apaan sih? Teriak-teriak gitu kayak pemandu sorak aja lo!

KIKA

Ebusyet! Dasar Vertigo! Abisnya lo budek, tau! (tersengal-sengal). Tunggu! Gue mau ngomong!

IGO

(ketus)

Ya udah! Ngomong aja.

Igo menjawab sambil membatalkan niatnya membuka pintu mobil. Kemudian ia bersender di pintu Jeep-nya menunggu Kika yang hampir mendekat.

KIKA

Lo kenapa sih, chat sama telepon gue nggak dijawab? Lo masih marah?

Igo terdiam. Matanya tertuju pada ujung sepatu sneakers-nya yang mengorek-ngorek tanah.

KIKA (lanjutan)

Jawab, dong! Jelasin semuanya ke gue, masalah lo apa sekarang? Kok malah diemin gue kayak gini? Jangan lo bilang tes ombak lagi! Gue sebel dengernya!

IGO

(mendengkus, memalingkan muka)

Semua gara-gara mama lo.

KIKA

(sewot)

Kok mama gue yang disalahin? Papa lo tuh yang keganjenan!

IGO

Tapi kalau mama lo nggak mulai, papa gue nggak bakalan ngelayanin.

Kika tak segera menjawab. Ia sibuk mengatur napasnya yang kian memburu. Ia juga berusaha mengendalikan emosinya yang menggebu. Sementara Igo masih tetap bersender dengan tak acuh.

Tak lama kemudian, Kika berjalan menuju pintu mobil sebelah kiri.

KIKA

(menarik-narik handle pintu)

Buka! Buka pintunya!

IGO

Ini mobil gue. Kenapa jadi lo yang nyuruh-nyuruh? Emang gue sopir lo?

KIKA

Gue mau ikut! Mau ketemu bokap lo! Biar gue kasih perhitungan sama om-om hidung belang itu!

IGO

Ya udah, lo masuk! Kita ngomong di dalem. Malu diliatin orang!

Igo memasuki kendaraannya lalu membukakan Kika pintu dari dalam. Kika langsung masuk dan memasang seat belt. Sayangnya, seat belt macet tak bisa ditarik hingga Kika kesulitan, namun untuk minta tolong, ia gengsi. Akhirnya, Igo membantu memasangkannya. Di saat itu, mereka sama-sama menahan napas karena jarak wajah yang sangat berdekatan. Hanya tatapan mereka sekilas saling bertemu. Muka Kika panas dan memerah. Setelah sadar, Kika langsung memalingkan muka ke arah jendela dengan judes. Begitu pun Igo, ia langsung pasang muka dingin, kemudian menghidupkan mobilnya. 

CUT TO

37. EXT. JALAN RAYA – SIANG

Cast: Kika, Igo

Sepanjang jalan mereka terdiam. Sesekali saling curi pandang, namun ketika tatapan bertabrakan, mereka pura-pura tak acuh.

KIKA

Gue mau ngomong sama lo. Tapi sama bokap lo!

IGO

Papa gue sibuk! Lagian gue heran, kenapa lo yang sewot? Itu hak mereka, apapun yang jadi keputusannya! (beat) Semua ini memang gara-gara mama lo chat papa gue!

Kika menarik napas sambil terpejam, meredam emosinya yang memuncak. Terlihat sekali dari rahangnya yang mengeras.

KIKA

Bokap lo tuh yang keganjenan! Gak bisa liat perempuan bening dikit, main sikat aja sukanya.

IGO

Lo jangan hina papa gue dong. Coba mama lo gak gatel!

Bukk! Tangan Igo tak sempat menangkis ketika tiba-tiba Kika memukulkan tas ranselnya. Ia meringis sambil mengusap-usap bahunya.

KIKA

Denger ya, Go! Lo harus tau. Gue nggak bakalan ngalah sama mama gue, juga papa lo. Kita jangan nyerah begitu aja. Ngerti gak, sih lo?

IGO

Kita? Lo aja, kali! (beat) Gue nggak bisa ...

KIKA

Jadi ... lo serius mau kita putus?

Igo terdiam dan hanya menghela napas. Rautnya berubah murung seperti menyimpan sesuatu hal yang disembunyikan.

IGO (VO)

Maafin gue, Ka! Kali ini gue bener-bener harus ngalah. Gue hanya ingin papa bahagia. Dengan begitu, mungkin setidaknya jadi salah satu cara biar papa bisa memanggilku 'Nak'.

CUT TO

Scene #38 ==>

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar