7. 7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

42. INT. MEJA MAKAN RUMAH NUNO. PAGI

Cast: Ayah, Fifi

Panas matahari mulai menyengat. Kokok ayam terdengar. Jalanan sudah sangat ramai. Ayah terlihat sudah membaik. Mereka berdua sedang sarapan.

AYAH

Harusnya besok Nuno sudah mulai sekolah lagi. Tapi ia belum pulang juga sampai sekarang. Ayah sudah capek meneleponnya, tapi sering kali nomornya tak aktif. Umpama aktif, ia tak pernah mengangkatnya atau membalas SMS 

Ayah..

FIFI

(cuek, melanjutkan makan)

Udah, Yah. Besok-besok juga Nuno pulang. Lagian dia udah gede, udah bisa jaga diri..

AYAH

Di mana rumah Bang Joni?

FIFI

Ayah mau ngapain?

AYAH

Ayah akan datang ke sana..

(meminum air putih)

FIFI

Ayah kan belum benar-benar sembuh..

AYAH

Ayah enggak papa..

43. INT. RUMAH BANG JONI. SIANG.

Cast: Bang Joni, Nuno, Ayah

Bang Joni sedang mengaduk kopi yang baru saja diseduhnya sembari bernyanyi lagu Rhoma Irama, ketika Ayah datang mengetok pintu. Nuno sedang boker di kamar mandi.

AYAH

Assalamualaikum..

BANG JONI

(mendengarkan dengan cermat suara itu, mencoba menebak siapa orang yang datang)

AYAH

Assalamualaikum

BANG JONI

Waalaikumsalam..

(membuka pintu)

AYAH

Selamat pagi, Bang. Maaf mengganggu..

BANG JONI

Eeh. Bapak.. Pagi juga Pak. Tumben bapak datang kemari. Silahkan masuk, Pak..

AYAH

Terima kasih, Bang..

BANG JONI

(mengantar Ayah menuju kursi)

AYAH

(memandangi meja yang penuh dengan majalah dewasa dan buku porno)

BANG JONI

(kaget dan langsung membereskan buku-buku porno dan majalah dewasa yang masih bergeletakan di meja, dan ditaruh di sudut ruangan)

Maaf berantakan Pak..

AYAH

Ah, tidak apa-apa..

BANG JONI

Saya habis bikin kopi. Bapak mau kopi juga?

AYAH

Enggak usah Bang. Saya ke sini cuma ingin menanyakan Nuno. Apakah Bang Joni tahu di mana Nuno berada?

Dari kamar mandi, Nuno cukup jelas mendengar suara Ayah. Ia mengalihkan perhatian dari buku porno yang sedang dibacanya kepada suara Ayah. Nuno mulai menyimak percakapan Ayah dan Bang Joni dengan cermat.

BANG JONI

( melirik kamar mandi dan menjawab dengan terbata-bata)

Eng.. enggak tau Pak..

AYAH

(menundukkan kepala)

BANG JONI

Ada apa dengan Nuno, Pak? Apa dia bikin masalah?

AYAH

Mungkin ini salahku sendiri, tak bisa mendidiknya dengan baik, sehingga ia mudah terpengaruh oleh video-video yang belum saatnya ia tonton. Maksud saya, dia belum bisa bijak dengan apa yang ia nikmati. Ya, saya tak bisa mengontrol pergaulannya..

BANG JONI

(mulai terpancing dengan cerita Ayah, lalu mengambilkan minum untuk Ayah)

Silahkan diminum dulu Pak..

AYAH

Terima kasih Bang..

(meminum sedikit)

BANG JONI

Tapi tak sepenuhnya itu salah Bapak..

AYAH

Dulu, ketika ia masih SMP, ia pernah ketahuan membawa majalah dewasa ke sekolah. Teman-temannya membaca buku pelajaran, ia malah membaca majalah itu. Ia dihukum skors selama dua minggu. Belum lama ini, ia dan seorang temannya diskors karena menonton video porno di WC. Ternyata hukuman skors itu tak membuat mereka jera. Mereka malah mengajak anak-anak SMP untuk menonton video porno. Untungnya ada seorang warga yang memergokinya. Di satu titik, saya merasa menjadi Ayah yang gagal..

BANG JONI

Jangan menyalahkan diri sendiri Pak..

(diam sejenak)

Fifi juga pernah datang ke kios, dan ia juga menanyakan Nuno. Saya benar-benar tak tahu. Biasanya Nuno datang ke kios saya untuk membeli kaset atau komik. Tapi sudah cukup lama dia tak datang ke kios. 

Nuno masih menyimak dengan cermat obrolan itu, dan ia berniat lebih mendekat ke arah pintu. Namun, saat berusaha mendekat, tangannya tak sengaja menjatuhkan gayung. Ayah dan Bang Joni menengok ke arah pintu kamar mandi.

BANG JONI

Ah, anjing saya memang suka bermain di kamar mandi Pak..

(menengok ke pintu kamar mandi)

Hey, Njing! Jangan kau berlama-lama di kamar mandi. Nanti kau masuk angin dan muntah-muntah lagi..

AYAH

Anjingnya bandel ya Bang?

BANG JONI

Ya, Pak. Sudah saya kasih tau jangan sering ke kamar mandi, tapi dia emang susah dibilangin..

AYAH

Namanya juga anjing, Bang

BANG JONI

(tertawa)

Iya, memang anjing..

Kalau boleh tahu, apa pekerjaan bapak?

AYAH

Saya bekerja di bank..

BANG JONI

Maafkan saya pak, saya menyuguhi seorang kepala bank hanya dengan air putih

AYAH

Ah, bukan. Saya tukang bersih-bersih di sana.

BANG JONI

Itu pekerjaan mulia pak. Kebersihan sebagian dari iman kan pak..

AYAH

Bang Joni juga sangat mulia, dengan menjual buku-buku yang bikin orang-orang pandai, dan menjual kaset agar orang-orang terhibur. Ngomong-ngomong Bang Joni enggak buka toko?

BANG JONI

Tapi yang saya jual adalah kaset bajakan pak. Minggu, Pak, saya libur. Biar seperti orang kantoran hehehe..

AYAH

Bang Joni adalah juragan bagi diri sendiri..

(tersenyum)

Ya sudah, saya pamit dulu, Bang.. maaf merepotkan Bang Joni..

BANG JONI

Ah, enggak Pak. Saya mohon maaf tidak bisa membantu bapak..

AYAH

Tak apa, Nuno pasti pulang suatu saat..

Saya pulang dulu, mari..

BANG JONI

Mari pak..

(memandangi Ayah)

44. INT. KAMAR MANDA. SIANG

Cast: Manda

Manda sedang duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia membuka-buka hape-nya, dan melihat pesan-pesan yang dikirimnya pada Nuno. Buku-buku yang diberikan Nuno tergeletak di meja belajarnya.

MANDA (VO)

Nuno, Nuno.. kenapa lu pake bertindak bodoh segala sih.. 

(pikirannya terbang pada momen-momen ketika Nuno memberikan buku-buku padanya, atau hal-hal romantis lain yang dilakukan Nuno kepadanya)

45. EXT. DEPAN RUMAH MANDA. MALAM. HUJAN. (MANDA FLASHBACK)

Cast: Nuno, Manda

Hujan cukup deras. Nuno hanya menggunakan payung kecil. Ia membawa buku yang dibungkus dengan sebuah amplop. Amplop itu sudah cukup basah. DIIRINGI MUSIK JATUH CINTA YANG MENGALUN LEMBUT.

MANDA

(berjalan ke arah Nuno, dengan sebuah payung besar)

Dasar bandel. Kenapa enggak besok aja pas di sekolah?

NUNO

(tersenyum malu)

Enggak papa kok ujan-ujan gini. Biar ntar malam kamu punya bahan bacaan baru..

(memberikan buku)

Nih..

MANDA

Makasih ya..

(tersenyum)

Mereka berdua saling memandang dan saling tersenyum. Nuno menggeser payungnya ke samping dan ia mendekat ke Manda, ingin menciumnya. Suara sebuah geledek mengagetkan mereka berdua.

NUNO

(kaget dan salah tingkah)

Aku pulang dulu ya

MANDA

(tersenyum malu)

Nih pake payungku aja yang besar, biar kamu enggak basah kuyup

NUNO

Enggak usah..

MANDA

Beneran?

NUNO

(mengangguk)

Sampai jumpa besok..

MANDA

(melambaikan tangan)

Hati-hati..

46. INT. KAMAR MANDA. SIANG.

Ibu Manda mengetuk-ngetuk pintu dan menyuruh Manda untuk makan.

MANDA

Ya, Bu..

47. INT. RUMAH BANG JONI. SIANG

Cast: Nuno, Bang Joni.

Nuno memastikan bahwa Ayah sudah pulang dengan mendengarkan lebih cermat ke arah ruang tamu. Lalu Nuno keluar dan duduk di sofa. Bang Joni pun ikut duduk di sofa setelah mengantarkan Ayah hingga ke depan rumah.

BANG JONI

Lu enggak mau pulang?

NUNO

(menghela nafas)

Gue takut Ayah bakal nangis lagi gegara gue

BANG JONI

Kalo lu ada masalah, mending diselesein dulu. Ngomong-ngomong gue baru tahu soal masalah lu yang ngelibatin anak-anak SMP..

NUNO

Sorry Bang..

BANG JONI

(menghela nafas)

Gue mau pergi ke tempat temen gue, mumpung ini hari gue libur

NUNO

Ya, Bang..

BANG JONI

(keluar)

NUNO

(tiduran di sofa dan membuka ponselnya. Ada pesan masuk dari Manda)

MANDA (VO)

Beberapa hari yang lalu gue datang ke rumah lu..

NUNO (VO)

Lu lagi di mana?

MANDA (VO)

Di rumah 

NUNO (VO)

Gue ke situ ya

MANDA (VO)

(bingung membalas apa)

Ok..

Nuno bersiap pergi dengan membawa tasnya. Ia mengunci pintu rumah Bang Joni, lalu kunci itu diletakkan di bawah keset. Tanpa Nuno sadari, ada dua orang maling yang sedang mengintai rumah Bang Joni.

48. EXT. TERAS RUMAH MANDA. SIANG

Cast: Manda, Nuno

Manda duduk di kursi teras rumahnya sembari menunggu Nuno. 

MANDA

(melihat ke arah jalan, Nuno sedang berjalan menuju rumahnya)

NUNO

(masuk ke teras dan tersenyum malu-malu)

MANDA

Sini duduk..

NUNO

(duduk)

MANDA

Mau minum apa?

NUNO

Enggak usah, Nda..

MANDA

Kenapa kabur dari rumah?

NUNO

Enggak papa..

MANDA

Bohong..

NUNO

Lu ngapain nyari gue?

MANDA

Enggak papa

NUNO

Bohong..

MANDA

Kita tu udah kelas 3. Sebentar lagi ujian. Lu perbaiki deh sikap lu itu

NUNO

(tertunduk)

Maafin aku, Nda..

MANDA

Mending lu minta maaf ke keluarga lu..

NUNO

(terdiam)

Gue cinta sama lu, Nda..

MANDA

Lu bilang cinta sama gue tapi lu sendiri enggak tau kalo orang yang paling mencintai lu sampai sakit gara-gara mikirin lu

(memandangi Nuno, air matanya menggenang, lalu berlari masuk ke dalam rumah)

NUNO

Nda, Manda!

(memandang nanar pintu rumah Manda, lalu beranjak pergi, ketika sudah agak jauh dari rumah Manda, ada pesan pendek dari Manda, isinya “pulanglah, ada yang mencarimu, aku bukan tempat pulang yang tepat bagimu.”

 

49. INT. RUMAH BANG JONI. SIANG

Cast: Nuno, Bang Joni

Nuno berjalan dengan lesu ke rumah Bang Joni. Pada suatu jarak, Nuno melihat pintu rumah Bang Joni terbuka sedikit. Ia terus berjalan, dan kaget melihat seisi rumah Bang Joni sudah berantakan. Buku-buku dan kaset-kaset milik sudah berada di bawah lantai karena diacak-acak oleh si maling. Nuno lalu pergi ke kamar dan ia menemui kamar Bang Joni pun berantakan. Baju-baju Bang Joni sudah berada di lantai. Nuno menatapi itu semua dengan perasaan takut dan khawatir karena dialah orang terakhir yang ada di rumah itu. Ia lalu terduduk di sofa dan menangis cukup lama.

BANG JONI

(masuk rumah dengan bersiul-siul)

No, kenapa berantakan seperti ini?!!

(pandangannya mengelilingi ruang tamu)

Lu ngapain nangis? Lari ke mana malingnya?!! Kejar!!

NUNO

Maafin gue Bang..

BANG JONI

(memerika kamarnya dan membuka uang tabungan yang ia taruh dalam sebuah kotak kayu, namun isinya sudah kosong, lalu membanting kotak itu keras-keras)

NUNO

(kaget dengan suara kotak terbanting)

BANG JONI

(kembali ke ruang tamu)

Arrghh!!!

(lalu duduk di kursi)

NUNO

Maafin gue Bang..

BANG JONI

(menangis)

Duit tabungan gue ilang, No..

(terdiam)

Selesei udah usaha gue. Itu duit buat bayar sewa kios, buat nyicil biaya pernikahan. Lu tau, gue niat ngelamar kakak lu, walaupun udah jelas kakak lu bakaln nolak gue!

(menangis terisak)

50. EXT. TOKO BANG JONI. SIANG. (BANG JONI FLASHBACK)

Cast: Bang Joni, Fifi

Pikiran Bang Joni kemudian melayang pada momen-momen di mana ia berdekatan dengan Fifi. Dimulai dari masa ketika Fifi masih SMA dan sering mencari buku dan kaset di kiosnya, lalu beranjak ketika Fifi sudah berkuliah dan ia pun masih sering ke kiosnya untuk mencari buku dan kaset. 

FIFI 

Ada novel baru kagak Bang?

BANG JONI

Ada, Fi. Mari abang antar ke rak sebelah sana

(mereka berdua menuju rak yang dimaksud)

Ini, Fi.. novel yang paling baru, kamu pasti suka

FIFI

(menerima novel itu dan tersenyum)

BANG JONI

(memandangi senyum Fifi)

Tangis Bang Joni tak kunjung mereda.

51. EXT. DI SEBUAH TAMAN. SIANG. (BANG JONI FLASHBACK)

Cast: Bang Joni, Fifi

Mereka berdua duduk di sebuah kursi, di sekitar mereka banyak terdapat bunga-bunga dan beberapa orang terlihat berlalu-lalang. Fifi membawa buku dan berdandan layaknya mahasiswi.

BANG JONI

Fi..

FIFI

Ya, Bang?

BANG JONI

Aku mau nyampein sesuatu 

FIFI

Apaan Bang?

BANG JONI

(dengan gugup)

Aku cinta kamu..

(terdiam)

Kamu mau jadi pacar aku?

FIFI

(terdiam cukup lama)

Gimana ya Bang..

BANG JONI

(menunduk)

FIFI

Aku enggak bisa. Suatu saat kalau kita emang berjodoh, pasti kita ketemu di waktu yang paling tepat, tapi bukan sekarang.

BANG JONI

(mencoba menunjukkan senyum terbaiknya walau rasa kecewanya jelas tak bisa disembunyikan)

52. INT. RUMAH BANG JONI. SIANG.

Cast: Nuno, Bang Joni

Bang Joni dan Nuno menangis menangis.

BANG JONI

Arrghh!!

(menendang kursi)

NUNO

(terisak)

BANG JONI

Pergi lu dari rumah gue!

NUNO

(berdiri lalu berjalan pelan sambil masih menangis)

Maafin gue Bang..

Setelah keluar dari rumah Bang Joni, Nuno berjalan tanpa arah tujuan, mulai dari terminal, lapangan bola, masjid, di pinggir jalan raya, di sebuah pasar, hingga akhirnya ia terdampar di sebuah tempat prostitusi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar