Bakti Ayah Belia (Screenplay)
Daftar Bagian
1. Awal Mula Sebuah Kisah (Scene 1-6)
Perkenalan karakter Bakti dan keluarganya, serta hubungannya dengan sang pacar, Puspa.
2. Keteledoran Muda-Mudi (Scene 7-9)
Keteledoran Bakti dan Puspa yang berakhir dengan kehamilan Puspa.
3. Pertemuan dan Resolusi Keluarga (Scene 10-16)
Keluarga Bakti dan Puspa mencari penyelesaian masalah kehamilan Puspa.
4. Kegamangan Bakti (Scene 17-22)
Bakti yang mendadak menjadi gamang saat melihat bayinya dan ingin membesarkannya sendiri.
5. Keputusan Besar Bakti (Scene 23-28)
Bakti memutuskan untuk kabur dari rumah dan membawa anaknya ke rumah Marni.
6. Marni Penyelamat Hidup Bakti (Scene 29)
Marni terkejut mendengar cerita mengapa Bakti bisa datang membawa bayi.
7. Pertemuan Bakti dengan Ardi (Scene 30-31)
Bakti tidak sengaja bertemu dengan Ardi, teman satu indekosnya di Bandung dulu.
8. Kantor Srikandi Creativa (Scene 32-33)
Bakti yang tiba di calon kantor baru dan staf-staf di kantor tersebut.
9. Wawancara di Srikandi Creativa (Scene 34)
Wawancara Bakti di Kantor Srikandi Creativa oleh Astrid dan Ardi.
10. Bakti Sebagai Staf Baru (Scene 35-38)
Hidup Bakti sebagai staf baru di Srikandi Creativa
11. Kegiatan Bakti di Akhir Pekan (Scene 39-42)
Bakti menghabiskan akhir pekan bersama Nala dan Marni.
12. Kabar Calon Staf Baru (Scene 43)
Cerita mengenai calon staf baru Srikandi Creativa.
13. Selamat Datang Staf Baru (Scene 44-45)
Kehadiran Kinan di Srikandi Creativa.
14. Perbedaan Frekuensi Bekerja (Scene 46-48)
Kinan menjadi musuh bersama para staf di kantor karena dianggap cari muka.
15. Akhirnya Kinan Pindah Tim (Scene 49-52)
Kinan tidak diperbolehkan resign dan dipindahkan ke tim Traffic.
16. Menuju Awal Mula Kisah Baru (Scene 53-54)
Benih-benih mulainya kedekatan antara Bakti dan Kinan.
17. Pertemuan Kinan dengan Nala dan Marni (Scene 55-58)
Akhirnya, Kinan bertemu dengan Marni dan Nala di kantor.
18. Benih pun Mulai Bersemai (Scene 59-66)
Benih-benih cinta antara Bakti dan Kinan pun bersemai dan keduanya menjadi dekat.
19. Pertemuan Tak Terduga (Scene 67-71)
Bakti dan Puspa akhirnya bertemu kembali setelah 5 tahun berlalu.
20. Permintaan Seorang Puspa (Scene 72-74)
Puspa ingin meminta Nala dari Bakti dan hal tersebut membuat Bakti marah besar.
21. Agresi Agresif (Scene 75-78)
Puspa terus-menerus mencari dan meneror Bakti hingga Bakti menjadi stress.
22. Diskusi dan Solusi Para Wanita (Scene 79-80)
Diskusi antara Kinan dan Puspa mengenai masalah pengasuhan Nala serta resolusinya.
23. Pencerahan dan Penyelesaian (Scene 81-85)
Orang-orang di kantor Bakti sadar kalau gosip-gosip mengenai Bakti selama ini salah dan penyelesaian
24. Obrolan Kinan dan Marni (Scene 86)
Obrolan Kinan dan Marni sambil makan malam mengenai masa lalu Bakti dan Kinan.
25. Perubahan dan Pernyataan (Scene 87-91)
Perubahan sikap orang-orang terhadap Bakti dan pernyataan perasaan Bakti juga Kinan.
26. Kembali ke Rumah (Scene 92-95)
Akhirnya Bakti pulang ke rumah, bersama Kinan juga Nala, untuk menemui Santi juga Raka.
27. Kumpul Bersama Lagi (Scene 96-99)
Bakti dan Santi akhirnya saling memaafkan dan keluarga Bakti pun bisa berkumpul bersama lagi.
28. Awal Baru Bahagia (Scene 99-116)
Kehidupan Bakti yang membaik dan berita bahagia mengenai dirinya dan Kinan.
8. Kantor Srikandi Creativa (Scene 32-33)

Sekuens 02

32. INT. GEDUNG KANTOR - LOBBY - day

Bakti melangkah menuju meja resepsionis. Petugas resepsionis (mengenakan pakaian rapi dan tanda pengenal dengan tulisan: "GINA S.") tersenyum ramah kepada Bakti.

RESEPSIONIS

Selamat pagi, Mas. Ada yang bisa dibantu?

BAKTI

Selamat pagi. Saya mau interview dengan di Srikandi Creat-

ARDI (O.S.)

Ti! Oi!

Bakti menoleh ke belakang. Ardi melangkah mendekat ke arahnya sambil melambaikan tangan bersama Astrid (36 tahun, fashionable, berkacamata, rambut bob seleher, lipstik merah tua). High-heels yang dikenakan Astrid mengeluarkan bunyi tok tok tok yang mengintimidasi.

ARDI

Nah, gini nih yang gue demen. Janjian interview jam berapa, jam segini udah dateng! Hahay!

(menunjuk Astrid)

Ti, kenalin. Ini Bu Astrid, dia-

Astrid seketika menyodorkan tangannya ke arah Bakti dan memotong ucapan Ardi.

ASTRID

(tersenyum ramah)

Kakaknya Ardi.

Bakti menjabat tangan Astrid, berusaha untuk tidak terlihat terintimidasi. Ardi berdecak keras.

ARDI

Sebenernya gue mau ngenalin lo sebagai bosnya Srikandi Creativa sih, Kak. Tapi elo malah maju duluan ngenalin diri sebagai kakak gue.

(tersenyum ke arah Bakti)

Yaudah deh, kenalin ya, Ti.

BAKTI

(terbata-bata)

H-hah? Ini k-kakak-ya ampun, maaf, Bu. Perkenalkan, saya Bakti...

Dia memberi kode ke arah Ardi lewat tatapan matanya. Tapi Ardi cuma nyengir dan mengangkat bahu. Bakti dan Astrid sama-sama saling melepaskan jabatan tangan mereka.

ASTRID

Lah, ini Bakti yang kemarin kamu ceritain itu, Di? Kirain temen kamu, kerja di gedung kantor ini juga!

ARDI

Ya... Bakti kan emang temen gue juga, Kak. Dan bentar lagi bakalan kerja di gedung kantor ini.

(nyengir ke arah Bakti)

Yoi, enggak, Ti?

Bakti tersenyum canggung, kemudian agak takut-takut melirik ke arah ke arah Astrid. Astrid geleng-geleng kepala.

ASTRID

Yaudah, kita ke ruang meeting sekarang ajalah, ya. Biar cepet.

(beat)

Bakti, kamu minta tanda pengenal dulu ke resepsionis, ya. Terus kita ke atas bareng-bareng.

Bakti menganggukkan kepala. Bakti membalikkan badan dan resepsionis menyerahkan tanda pengenal kepada Bakti.

BAKTI

Makasih banyak, Mbak.

RESEPSIONIS

Iya, Mas. Sama-sama.

Bakti mengejar Astrid dan Ardi yang sudah melangkah duluan ke arah elevator.

33. INT. KANTOR - COMMON ROOM - DAY

Kita melihat beberapa staf sedang duduk di sofa sambil seru mengobrol: Aji (28 tahun, berkacamata, tim Finance), Apri (31 tahun, agak tambun, tim Planning), Wiki (29 tahun, gaya santai, tim Media), dan Angga (28 tahun, metroseksual, tim Creative). Di atas meja, ada piring berisi jajanan pasar dan cangkir berisi teh dan kopi.

AJI

(membetulkan kacamata)

Eh, gue denger-denger, bakalan ada anak baru, nih.

Apri mengambil satu risol dari piring dan menggigitnya.

APRI

(mengunyah risol)

Yang bener lo, Ji? Denger darimana?

ANGGA

Pri, please, bisa enggak sih elo tuh kalau ngunyah ya ngunyah, ngomong ya ngomong? Ewh!

APRI

Sori, sori. Abis laper banget gue. Tadi di rumah enggak sempet sarapan gara-gara kabur dari bini gue yang riweuh ngurus anak. Daripada telat.

Wiki tidak menghiraukan Apri dan Angga. Kemudian di menendang pelan kaki Aji dari bawah meja.

WIKI

Ji, buruan lanjutin.

Apri dan Angga berhenti berseteru. Apri mengambil buras, dan memakannya, bergantian dengan risol di tangannya yang satu lagi.

AJI

Gue kemarin pas lewat ruangan HRD, gue enggak sengaja denger si Ardi ngomong sama si Mayang.

(beat)

Dia bilang, besok dia sama Bu Astrid mau interview anak baru. Kayaknya sih bakalan masuk tim Traffic.

ANGGA

Yang bener lo? Kan vacancy-nya belom dibuka padahal.

(mendengus)

Yah, padahal gue baru aja mau nawarin ke temen gue kalau udah dibuka vacancy-nya!

WIKI

Kalau gitu, berarti ini anak baru masuk lewat jalur ordal dong, ya? Lewat si Ardi?

(menyeringai kecil)

Jangan bilang masih sepupu atau saudara mana lagi gitu. Atau enggak PK juga kayak si Ardi.

Apri sudah menghabiskan risol dan burasnya. Kemudian dia mengambil satu lemper lagi dari piring dan melahapnya.

APRI

Ya namanya juga ini kantor punyanya Bu Astrid, kan? Kan dulu si Ardi pas baru masuk sini juga lewat Bu Astrid.

(beat)

Makanya, si Ardi bawa orang lagi ke sini. Gitu.

ANGGA

Heh, elo pikir ini kantor tuh MLM? Mesti bawa-bawa downline segala?

WIKI

Penasaran sih gue sama orang yang dibawa sama si Ardi kayak gimana. Soalnya kan kita tau, si Ardi tuh-

SUARA WANITA (O.S.)

Hayo! Pagi-pagi udah ngegosip aja ini bujang-bujang!

Mereka berempat seketika terlonjak kaget dan menoleh ke arah datangnya suara. Cleaning service kantor, Rahma (40 tahun), memelototi mereka satu persatu dan tangannya memegangi sapu dan serokan sampah.

ANGGA

Bu Rahma! Ngagetin aja, ih! Hampir aja jantung saya mau coplok, nih!

APRI

(tersedak lemper)

Yang bujang tuh si Aji sama si Angga, Bu. Si Wiki mah manten baru. Saya malah udah punya anak satu!

RAHMA

Lah, bodo amat dah gue kagak mikirin urusan itu. Lagian lo pada pagi-pagi udah gatel aja mulutnya ngegosipin orang.

(beat)

Mendingan pada balik aja ke meja masing-masing, Bu Astrid udah sampe. Mas Ardi juga pasti.

WIKI

(melirik arlojinya)

Dih, baru juga jam segini, Bu. Mana mungkinlah.

AJI

Paling masih pada otw deh, Bu.

RAHMA

Kagak percaya lo semua sama gue?

(bertolak pinggang)

Gue itung nih, ya. Satu. Dua. Tiga.

Terdengar suara pintu terbuka, diikuti dengan suara derap langkah dengan bunyi tok tok tok yang mencekam. Secepat kilat, Aji, Apri, Angga, dan Wiki pun bubar dari ruangan dan kembali ke ruangan mereka masing-masing.

Rahma geleng-geleng kepala dan mendengus.

ASTRID (O.S.)

Kenapa Bu Rahma?

Rahma putar badan dan tersenyum manis kepada Astrid, Ardi, juga Bakti yang berdiri di belakang mereka berdua.

RAHMA

Enggak kenapa-kenapa, Bu.

(beat)

Selamat pagi, Bu. Mas Ardi. Dan... Mas ganteng yang di belakang.

Bakti dan Ardi membalas sapaan Rahma dengan senyum.

ASTRID

Iya, selamat pagi, Bu.

(beat)

Oh iya, ruang meeting sudah dirapihin kan, Bu? Mau saya dan Ardi pakai untuk interview soalnya.

RAHMA

Ooh, sudah Bu, sudah. Silakan kalau mau pakai ruang meeting.

ASTRID

Oke, Bu. Terima kasih, ya.

(menoleh ke arah Ardi dan Bakti)

Ayo, kita ke ruang meeting.

Astrid, Ardi, dan Bakti pun pergi ke ruang meeting. Seiring dengan menjauhnya mereka bertiga, suara tok tok tok dari high-heels Astrid pun terdengar semakin samar-samar.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar