Ada yang Hilang
1. Ada yang Hilang

Naldi (Mencipratkan air ke Arga sambil bercanda): Guyu Wae!

Awan (Melambaikan tangan): Haaai!

Awan (Mengusap air di wajah dan badan): Tidak ada yang lebih menyegarkan selain air sungai Desa Alas Rejo di sore hari. Sore adalah peralihan dari siang yang penuh kesibukan dan malam yang menjadi waktu istirahat. Sore itu pula, aku terpikirkan untuk menyusuri suatu pelosok desaku.

Awan (Bicara pada Arga dan Naldi): Yuk, kita coba ke sana. Ojo bilang Bapak, yo?

Arga: Aku mulih, yo, Mas. Wedi.

Awan (Monolog): Namun, di suatu hari, sore ternyata tidak terlalu bersahabat buatku.

Awan (Memanggil-manggil): Arga?! Naldi?! 

(Menggerutu sendiri): Nangendi iki bocah?

Awan (Memanggil-manggil lebih keras sambil menyorongkan telapak tangan): Naldiiii?!

Awan (Berteriak ketika video zoom out suasana desa): Argaaaaaa?

Awan (monolog): Pada suatu sore itu, desa yang kucintai dengan para tetangga yang sudah kuanggap sedulur hilang bagai ditelan bumi. 

Awan: Nuwun sewu, Pak. Maaf, saya ganggu Bapak sore-sore, ini orang-orang pada ke mana, ya, Pak? Tadi saya jalan lewatin jembatan dan begitu berbalik, dua teman saya sudah tidak ada.

Bapak asing: Sandakala …

Awan (melihat langit): Sandakala?

Awan: Ya sudah, Pak. Matur nuwun, Pak.

Awan (Monolog): Namun, semakin aku menyusuri desa ini, ada secuil pertanyaan di benak, mereka yang hilang, atau sebenarnya…

aku?

Awan (Memanggil): Arga! Naldi!

Awan (Berteriak): AAAAAA!


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar