INDOZONE.ID - Belum habis virus Corona varian Delta, kini muncul varian baru lainnya bernama B.1.1.529 yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menamakan varian baru tersebut sebagai Omicron.
Varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO oleh Afrika Selatan pada 24 November 2021. Varian tersebut diketahui telah menyebar ke sejumlah negara seperti Botswana, Belgia, Hong Kong, dan Israel.
WHO dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa mutasi varian Omicron dapat menyebar lebih cepat, bahkan beberapa di antaranya bisa mengkhawatirkan.
Hingga saat ini, para ilmuwan di WHO masih terus meriset mengenai daya tular varian Omicron. Mereka perlu beberapa pekan agar bisa memahami dampak dari varian tersebut.
Ditemukan di Afrika Selatan
Kota Cape Town, Afrika Selatan (Pixabay)
Varian yang awalnya bernama kode B.1.1.529 ini ditemukan pertama kali pada pasien COVID-19 di Afrika Selatan.
Dua hari setelah penemuan varian ini, tim peneliti independen Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution (TAG-VE) menyarankan WHO agar memasukkan varian baru tersebut ke dalam Variant of Concern (VOC).
Kemudian, WHO menetapkan B.1.1.529 ke dalam VOC dengan nama Omicron. Diketahui, nama Omicron diambil dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.
VOC sendiri merupakan kategori tertinggi untuk varian virus COVID-19 yang dinilai dari tingkat penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan pengaruh terhadap kinerja vaksin.
Cara kerja mutasi yang berbeda dari varian lainnya
(Pixabay)
Direktur Pusat Respons dan Inovasi Epidemi Afrika Selatan Profesor Tulio de Oliveira mengatakan varian Omicron memiliki cara mutasi yang beda dan tak biasa dari varian lainnya yang lebih dulu menyebar.
Dia menjelaskan bahwa varian Omicron memiliki 50 mutasi, lebih dari 30 mutasi di antaranya terdapat pada spike protein (taji protein), yaitu alat yang digunakan virus untuk membuka pintu ke sel-sel tubuh.
Lalu, ada 10 mutasi yang terdapat pada reseptor pengikat (bagian dari virus yang melakukan kontak pertama dengan sel tubuh), jumlahnya jauh lebih dari varian Delta.
Dia memperkirakan mutasi sebanyak itu hanya berasal dari satu pasien yang memungkinkan tidak mampu mengalahkan virus.
Belum terbukti lebih menularĀ
(Pixabay)
WHO mengatakan bahwa sejauh ini belum ada bukti penelitian yang mengungkapkan bahwa varian Omicron lebih menular dari varian-varian lainnya.
"Belum diketahui pasti apakah Omicron lebih menular (misalnya, lebih mudah menular di antara manusia) dibanding varian lainnya, seperti Delta," kata WHO dilansir Anadolu.
WHO menerangkan bahwa meningkatkan kasus positif COVID-19 di Afrika Selatan tidak bisa menjadi penilaian terhadap tingkat penularan atau keparahan varian Omicron.
Bahkan, WHO mengatakan sejauh ini belum ada informasi yang menunjukkan gejala yang ditularkan oleh varian Omicron berbeda dari varian sebelumnya.
Belum diketahui apakah mempengaruhi efektivitas vaksin
(Pixabay)
Merebaknya varian Omicron memunculkan kekhawatiran apakah akan mempengaruhi efektivitas vaksin yang saat ini sudah beredar di masyarakat.
Kepala Badan Penyakit Menular (CDC) AS, Anthony Fauci mengatakan vaksin yang ada saat ini kemungkinan besar masih bisa mencegah dampak negatif pada kesehatan yang ditimbulkan oleh varian Omicron.
"Sampai hal ini diuji dengan benar, kami tidak tahu apakah varian itu bisa menghindari antibodi yang melindungi Anda dari virus," kata Fauci, dilansir CNN.
Artikel Menarik Lainnya: