Nggak Hanya Bikin Baper, InI Dia Pelajaran yang Bisa Kita Ambil Dari Drakor

Virus k-pop kayanya tengah menjalar di Indonesia, terutama para wanita muda, mereka selalu saja terpana dengan penampilan-penampilan kece para boyband, penyanyi, aktor juga artis di dunia entertainment. Tak heran sih, dibantu dengan kecanggilan teknologi dan hadirnya internet, kepopuleran mereka dapat dengan mudah merebak ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Beberapa orang yang tak mengikutinya bahkan memandang sebelah mata kehadiran mereka. Tak bisa disalahkan juga, karena setiap orang punya cara pandangnya masing-masing. Tapi, tahu nggak sih kalian dibalik serial-serial romantisme yang mereka tampilkan, mereka setidaknya menyisipkan beberapa pelajaran norma yang bisa kita tiru dan aplikasikan. Penasaran? Yuk simak
Seperti dalam budaya Jawa, Korea juga ternyata punya bahasa menurut tingkatannya. Gampangnya kita bisa katakan itu sebagai bahasa formal dan non formal. Kalau dalam bahasa Jawa sih bahasa ngoko (formal) dan krama (informal). Mereka yang seumuran akan menggunakan bahasa informal (banmal), sementar ketika berbicara dengan mereka yang lebih senior mereka akan menggunakan bahasa formal (jondaelmal).
Hebat bukan? Di negara yang sudsh maju seperti itu, budaya dan norma masih dipertahankan. Pelajaran norma kesopanan yang dikemas secara apik.
Jika kalian perhatikan dalam dramanya, mereka yang bekerja tidak pernah pulang ketika matahari masih terlihat sinarnya. Terkenal dengan kerja kerasnya, korea patut kita contoh untuk hal yang satu ini, PEKERJA KERAS.
Contoh lain nilai positif yang ditampilkan yaitu norma kesopanan yang masih dijunjung. Salah satunya cara mereka memanggil atau menyapa orang lain. Misalnya dalam dunia kerja maka jabatannya adalah cara panggilannya ‘presiden direktur', ‘reporter', ‘sekretaris', ‘editor', dan sebagainya. Ini bukti bahwa mereka berusaha menghargai kedudukan mereka masing-masing.
Sering banget dalam serialnya mereka menampilkan makan malam bareng keluarga. Ini menggambarkan budaya dalam kehidupan keluarga mereka. Selain itu mereka juga tetap menggambarkan kecintaan mereka terhadap makanan tradisonal mereka. Jadi masih menjunjung adat dan tradisi.
Di Korea, terutama dalam serial dramanya soju atau minuman keras yang punya efek memabukkan ini hanya boleh diminum mereka yang sudah dewasa, yang usianya diatas 17tahun. Jadi mereka anak dibawah umur belum mendapat ijin untuk meminumnya, meskipun nampaknya soju sudah menjadi minuman yang biasa disana.